Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA PARU

Nama Mahasiswa :
NPM :

Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No. Kompetensi Elemen Kompetensi Perceptor Perceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi

Asuhan keperawatan pada pasien dengan . KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Ca Paru. a.Pengkajian

A. Pengertian Anamnesis
Kanker paru-paru berasal dari jaringan tipis Anamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik
paru-paru, pada umumnya berupa lapisan sel merupakan kunci untuk diagnosis tepat. Keluhan dan
yang terletak pada saluran udara. Dua tipe gejala klinis permulaan merupakan tanda awal
utama kanker ini adalah kanker paru-paru sel penyakit kanker paru. Batuk disertai dahak yang
kecil (SCLC) dan kanker paru-paru non-sel banyak dan kadang-kadang bercampur darah, sesak
kecil (NSCLC). Tipe-tipe ini didiagnosa nafas dengan suara pernafasan nyaring (wheezing),
berdasarkan bentuk sel yang terlihat di bawah nyeri dada, lemah, berat badan menurun, dan anoreksia
mikroskop. Lebih dari 80% kanker paru-paru merupakan keadaan yang mendukung. Beberapa faktor
merupakan tipe kanker paru-paru non-sel kecil. yang perlu diperhatikan pada pasien tersangka kanker
Tiga sub-tipe utama dari kanker paru-paru non- paru adalah faktor usia, jenis kelamin, keniasaan
sel kecil adalah adenokarsinoma, karsinoma sel merokok, dan terpapar zat karsinogen yang dapat
skuamosa dan karsinoma sel besar. menyebabkan nodul soliter paru.

Page 1 of 13 Logbook Praktik Profesi KMB | FIK UMJ


Pemeriksaan Fisik :

 k pasien dengan kanker paru akan didapatkan

1. Inspeksi
 

Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara


melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui
pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar
perawat dapat membedakan warna, bentuk dan
kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada setiap
bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk,
posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal
Kanker paru dalam arti luas adalah semua
dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh
penyakit keganasan di paru, mencakup
lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat
keganasan yang berasal dari paru sendiri
struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain.
(primer) dan metastasis tumor di paru.
Metastasis tumor di paru adalah tumor yang  
tumbuh sebagai akibat penyebaran (metastasis)
dari tumor  primer organ lain. Definisi khusus 2. Palpasi
untuk kanker paru primer yakni tumor ganas  
yang  berasal dari epitel bronkus. Meskipun
jarang dapat ditemukan kanker paru primer Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera
yang  bukan berasal dari epitel bronkus peraba. Tangan dan jari- jari adalah instrumen yang
misalnya bronchial gland tumor. Tumor paru sensitif digunakan untuk mengumpulkan data,
jinak yang sering adalah hamartoma. misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk,
B. Stadium Kanker Paru kelembaban, vibrasi, ukuran.

Stadium kanker paru-paru mengacu pada  


tingkatan seberapa jauh tumor menyebar
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama
dalam tubuh. Penentuan stadium kanker
palpasi :
paru-paru melibatkan evaluasi ukuran tumor
Page 2 of 13 Logbook Praktik Profesi KMB | FIK UMJ
serta ada tidaknya metastasis pada limfe  
(kelenjar getah bening) atau organ lain.
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
Penentuan stadium sangat penting untuk
menentukan bagaimana tumor tertentu harus - Tangan perawat harus dalam keadaan hangat
ditangani. Penentuan stadium juga sangat dan kering
penting untuk memperkirakan prognosis, - Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
dimana stadium yang lebih tinggi memiliki - Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling
prognosis yang lebih buruk dibandingkan
akhir.
dengan stadium yang lebih rendah.
(Anonim, 2013) - Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi
Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC), (patah tulang), dan lain-lain.
stadium ditentukan berdasarkan  
keparahannya:
3. Perkusi
1. Stadium I, kanker terbatas pada paru-paru  
2. Stadium II dan III, kanker mungkin telah
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk
menyebar ke limfe (kelenjar getah bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri
bening)              
kanan) dengan tujuan menghasilkan suara.
3. Stadium IV, kanker telah menyebar keluar
 
dari paru-paru ke bagian tubuh lainnya.
Small Cell Lung Cancer (SCLC), stadium Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi,
ukuran, bentuk dan konsistensi  jaringan. Perawat
menggunakan sistem berjenjang :
menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk
1. Limited Stage (LS), kanker terbatas pada menghasilkan suara.

daerah asalnya dalam paru-paru dan  


menyebar ke limfe (kelenjar getah bening) Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah
2. Extensive Stage (ES), kanker telah
Page 3 of 13 Logbook Praktik Profesi KMB | FIK UMJ
menyebar ke bagian tubuh yang jauh dari :
paru-paru - Sonor: suara perkusi jaringan yang normal.
- Redup: suara perkusi jaringan yang lebih padat,
C. Etiologi misalnya di daerah paru-paru pada  pneumonia.
Faktor resiko terjadinya Kanker Paru adalah - Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti
sebagai berikut : pada perkusi daerah jantung,  perkusi daerah hepar.
1. Laki-laki,
2. Usia lebih dari 40 tahun - Hipersonor/timpani: suara perkusi pada daerah
3. Perokok yang lebih berongga kosong, misalnya daerah
4. Tinggal/bekerja di lingkungan yang
mengandung zat karsinogen atau polusi caverna paru, pada klien asthma kronik.
5. Paparan industri / lingkungan kerja tertentu  
6. Perempuan perokok pasif
7. Memiliki anggota keluarga dekat yang 4. Auskultasi
menderita kanker paru (genetic)
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh
D. Manifestasi Klinis tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut
Tanda dan Gejala dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah
: bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
Keluhan utama: Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada
nafas adalah :
1. Batuk-batuk dengan/tanpa dahak (dahak
- Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket
putih, dapat juga purulen) lebih dari 3
minggu saat saluran-saluran halus  pernafasan mengembang
2. Batuk darah
pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar).
3. Sesak napas
4. Suara serak Misalnya  pada klien pneumonia, TBC.
5. Nyeri dada yang persisten
- Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar
6. Sulit/sakit menelan
7. Benjolan di pangkal leher baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas
ronchi adalah akan hilang bila klien batuk.

Page 4 of 13 Logbook Praktik Profesi KMB | FIK UMJ


Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai Misalnya pada edema paru.
sembab lengan dengan rasa nyeri yang hebat. Tidak - Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiiik”. bisa
jarang yang pertama terlihat adalah gejala atau
dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi.
keluhan akibat metastasis di luar paru, seperti
kelainan yang timbul karena kompresi hebat di Misalnya pada bronchitis akut, asma.
otak, pembesaran hepar atau patah tulang. Ada pula - Pleura Friction Rub; bunyi yang terdengar “kering”
gejala dan keluhan tidak khas seperti :
seperti suara gosokan amplas pada kayu. Misalnya
1. Berat badan berkurang pada klien dengan peradangan pleura
2. Nafsu makan hilang
3. Demam hilang timbul
4. Sindrom paraneoplastik, seperti G. Pemeriksaan Penunjang
hypertrophic pulmonary osteoartheopathy,
1. Radiologi
trombosis vena perifer dan neuropatia.
- Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral
E. Komplikasi serta Tomografi dada
Paru- paru komplikasi kanker adalah kondisi Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang
gejala sekunder atau gangguan lain yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.
disebabkan oleh penyakit. Dalam banyak kasus Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi.
perbedaan antara gejala dan komplikasi dari Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus,
penyakit ini tidak jelas. Komlikasi mungkin effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau
vertebra.
karena penyakit itu sendiri atau efek samping
- Bronkhografi
dari salah satu perawatan. Menurut Novit
Widya Rahayu (2012) kanker paru-paaru dapat Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
menyebabkan beberapa komplikasi, misalnya:
2.    Laboratorium.
1. Sesak napas
Orang dengan kanker paru-paru dapat - Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
mengalami sesak napas jika kanker Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap
berkembang untuk menutup saluran udara karsinoma.
yang utama.
Page 5 of 13 Logbook Praktik Profesi KMB | FIK UMJ
2. Batuk darah - Pemeriksaan fungsi paru dan GDA : Dapat
Penyakit ini dapat menyebabkan dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk
perdarahan di saluran napas, yang dapat memenuhi kebutuhan ventilasi
membuat Anda batuk darah (hemoptisis). - Tes kulit, jumlah absolute limfosit : Dapat
3. Nyeri
dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun
Kanker paru-paru yg hebat meluas ke (umum pada kanker paru).
lapisan paru-paru atau bagian lain dari
3.    Histopatologi.
tubuh dapat menyebabkan rasa sakit.
4. Cairan di dada (efusi pleura) - Bronkoskopi : Memungkinkan visualisasi,
Hal ini dapat menyebabkan cairan pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi
menumpuk di ruang yang mengelilingi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat
paru-paru di rongga dada (ruang pleura). diketahui).
5. Kanker yang menyebar ke bagian lain dari
- Biopsi Trans Torakal (TTB) : Biopsi dengan TTB
tubuh (metastasis)
terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan
Ini sering menyebar (bermetastasis) ke area ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95
lain dari tubuh, biasanya berlawanan
%.
dengan paru paru, seperti tulang, otak, hati
dan kelenjar adrenal. Kanker yang meluas - Torakoskopi : Biopsi tumor didaerah pleura
dapat menyebabkan rasa sakit, sakit memberikan hasil yang lebih baik dengan cara
kepala, mual, `tau tanda-tanda dan gejala torakoskopi.
lain bergantung pada organ yang terkena. - Mediastinosopi : Untuk mendapatkan tumor
6. Kematian
metastasis atau kelenjar getah bening yang
Tingkat ketahanan hidup untuk orang terlibat.
didiagnosis dengan penyakit ini sangat
- Torakotomi : Totakotomi untuk diagnostic kanker
rendah. Dalam kasus mayoritas, penyakit
ini mematikan. paru dikerjakan bila bermacam – macam prosedur
7. Komplikasi komplikasi kanker paru-paru non invasif dan invasif sebelumnya gagal
Page 6 of 13 Logbook Praktik Profesi KMB | FIK UMJ
bergantung pada posisi, ukuran, jenis, mendapatkan sel tumor.
dalam paru-paru, dan penyebaran kanker. 4.    Pencitraan
Suatu tumor dapat menyebabkan - CT-Scanning : Untuk mengevaluasi jaringan
penyumbatan salah satu tabung pernapasan parenkim paru dan pleura.
utama, menyebabkan runtuhnya daerah - MRI : Untuk menunjukkan keadaan mediastinum

paru-paru, atau peningkatan cairan di


rongga paru-paru mungkin akan
berkembang.

F. Penatalaksanaan

Menururt Fandik Prasetiyawan (2011)


penatalaksaaan medis untuk klien kanker paru
adalah sebagai berikut:

1. Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama
seperti penyakit paru lain, untuk mengankat
semua jaringan yang sakit sementara
mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru
– paru yang tidak terkena kanker.
2. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola
pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien
dengan tumor paru sel kecil atau dengan
metastasi luas serta untuk melengkapi bedah

Page 7 of 13 Logbook Praktik Profesi KMB | FIK UMJ


atau terapi radiasi.
3. Radioterapi radikal
Radioterapi radikal digunakan pada kasus
kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa
dioperasi. Tetapi radikal sesuai untuk penyakit
yang bersifat lokal dan hanya menyembuhklan
sedikit.
4. Radioterapi paliatif,
Radioterapi paliatif untuk hemoptisis, batuk,
sesak napas atau nyeri local.
5. Terapi endobronkia
Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi
laser atau penggunaan stent dapat memulihkan
gejala dengan cepat pada pasien dengan
penyakit endobronkial yang signifikan

6. Perawatan faliatif
Perawatan faliatif, opiat terutama membantu
mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid
membantu mengurangi gejala non spesifik dan
memperbaiki selera makan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri kronis berhubungan dengan karsinoma paru

Page 8 of 13 Logbook Praktik Profesi KMB | FIK UMJ


2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan jumlah / viskositas sekret/sputum.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoventilasi
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan interpretasi informasi,
kurang mengingat

INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Intervensi
No.
Keperawatan Tujaun/Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. - Nyeri kronis Setelah dilakukan a. Berikan pasien lingkungan yang terang a. Mengurangi kebisingan dan meningkatkan
berhubungan dengan tindakan keperawatan dan batasi pengunjung saat fase akut. istirahat.
karsinoma paru selama 3x24 jam nyeri b. Bantu pasien untuk memilih posisi yang b. Pasien mungkin merasa nyaman dengan
kronis teratasi dengan nyaman untuk istirahat. miring kea rah posisi yang sakit
kriteria : c. Tanyakan pasien tentang nyeri. Tentukan c. Membantu dalam evaluasi gejala nyeri
karakteristik nyeri. Buat rentang karena kanker. Penggunaan skala rentang
- Menyatakan nyeri intensitas pada skala 0 – 10 membantu pasien dalam mengkaji tingkat
berkurang, ekpresi d. Kaji pernyataan verbal dan non-verbal nyeri dan memberikan alat untuk evaluasi
wajah rileks, nyeri pasien keefktifan analgesic, meningkatkan kontrol
pengembangan e. Catat kemungkinan penyebab nyeri nyeri.
paru efektif, patofisologi dan psikologi. d. Ketidaksesuaian antar petunjuk verbal/ non
- Skala nyeri f. Dorong menyatakan perasaan tentang verbal dapat memberikan petunjuk derajat
berkurang nyeri. nyeri, kebutuhan/ keefketifan intervensi
g. Berikan tindakan kenyamanan. Dorong e. Insisi posterolateral lebih tidak nyaman
dan ajarkan penggunaan teknik relaksasi untuk pasien dari pada insisi anterolateral.

Page 9 of 13 Logbook Praktik Profesi KMB | FIK UMJ


h. Observasi tanda-tanda vital. Selain itu takut, distress, ansietas dan
i. Kolaborasi pemberian obat sesuai kehilangan sesuai diagnosa kanker dapat
indikasi mengganggu kemampuan mengatasinya.
f. Takut/ masalah dapat meningkatkan
tegangan otot dan menurunkan ambang
persepsi nyeri.
g. Meningkatkan relaksasi dan pengalihan
perhatian.
h. Mengetahui kondisi terkini pasien.
i. Membantu mengatasi pasien sesuai tanda
dan gejala yang muncul.
2. Bersihan jalan nafas setelah dilakukan a. Auskultasi dada untuk karakteristik a. Pernapasan bising, ronki dan mengi
tidak efektif intervensi keperawatan bunyi napas dan adanya secret menunjukkan tertahannya sekret atau
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam, klien b. Observasi karakteristik batuk, obstruksi jalan napas
peningkatan jumlah / menunjukkan kepatenan (misalnya, menetap, efektif, tak efektif), b. Karakteristik batuk dapat berubah tergantung
viskositas jalan napas. Dengan juga jumlah dan karakter sputum pada penyebab/ etiologi gagal perbafasan.
sekret/sputum. kriteria hasil : c. Berikan pasien O2 Sputum bila ada mungkin banyak, kental,
d. Berikan pasien posisi semifowler (jika berdarah, dan/ atau purulen yang
- Klien akan tidak hemaptoe) atau supinasi (jika memerlukan pengobatan lebih lanjut
menunjukkan bunyi hemaptoe) c. Mencegah terjadinya hipoksia
napas bersih, bebas e. Lakukan penghisapan bila batuk lemah d. Memaksimalkan ventilasi
kering / bunyi tambahan atau ronki tidak hilang dengan upaya e. Penghisapan meningkatkan resiko hipoksia
batuk. Hindari penghisapan ETT dan dan kerusakan mukosa. Penghisapan trakeal
- Klien mengeluarkan
OTT yang dalam pada klien secara umum kontraindikasi pada klien
secret tanpa kesulitab
pneunomektomi bila mungkin pneunomektomi untuk menurunkan resiko
- Klien menunjukkan f. Bantu klien dan intruksikan untuk napas rupture jahitan bronchial
hilangnya dipsnea dalam dan batuk efektif dengan posisi f. mendorong klien untuk bergerak, batuk lebih
duduk tinggi dan menekan daerah insisi. efektif, dan napas dalam untuk mencegah
- Tanda-tanda vital g. Kolaborasi penggunakan oksigen kegagalan pernafasan
dalam rentang normal humidifikasi / nebulixer ultrasonic. Posisi duduk memkungkinkan eksansi paru
Berikan cairan tambahan secara IV maksimal dan penekanan upaya batuk

Page 10 of 13 Logbook Praktik Profesi KMB | FIK UMJ


sesuai indikasi
h. Kolaborasi pemberian bronkodilator, membantu untuk memobilisasi / membuang
ekspektoran, atau analgesic sesuai sekret
indikasi g. memberikan hidrasi maksimal membantu
pengenceran secret
h. menghilangkan spasme bronkus untuk
memperbaiki aliran udara, meningkatkan
upaya pengeluarn secret melalui pengenceran
dan penurunan viskositas serta penghilangan
ketidaknyamanan.
3. Gangguan pertukaran setelah dilakukan a. Catat frekuensi, kedalaman pernapasan, a. pernapasan meningkat sebagai akibat nyeri
gas berhubungan dengan intervensi keperawatan kesukaran bernapas. Observasi atau sebagai mekanisme kompensi awal
hipoventilasi selama 3×24 jam, klien penggunaan otot bantu pernapasan, terhadap kerusakan jaringan paru.
menunjukkan perbaikan napas bibir, perubahan kulit / membrane b. Bunyi nafas dapat menurun, tidak sama atau
pertukaran gas. Dengan mukosa, misalnya pucat, sianosis. tak ada pada area yang sakit.Krekels adalah
kriteria hasil : b. Catat ada atau tidak adanya bunyi bukti peningkatan cairan dalam area jaringan
tambahan dan adanya bunyi tambahan, sebagai akibat peningkatan permeabilitas
1)  Menunjukkan misalnya krekels, mengi membrane alveolar-kapiler. Mengi adalah
perbaikan ventilasi dan c. Selidiki perubahan status mental / bukti adanya tahanan atau penyempitan jalan
oksigenisi adekuat tingkat kesadaran nafas sehubungan dengan mukus/ edema
dengan GDA dalam d. Pertahankan kepatenan jalan napas serta tumor.
rentang normal dan dengan posisi, penghisapan, dan c. Menunjukkan peningkatan hipoksia atau
bebas gejala distress pemberian oksigen sesuai indikasi komplikasi seperti pergeseran mediastinal
pernafasan. e. Pantau AGD, oksimetri nadi. Catat bila disertai dengan takipnea, takikardia,
kadar Hb deviasi trakea
2)  Tidak ada sianosis, d. obstruksi jalan napas mempengaruhi
dan dispneu, mampu ventilasi dan mengganggu pertukaran gas,
bernafas dengan mudah. memaksimalkan sediaan oksigen untuk
pertukaran
e. penurunan PO2 tau peningkatan PCO2 dapat
menunjukkan kebutuhan untuk dukungan

Page 11 of 13 Logbook Praktik Profesi KMB | FIK UMJ


ventilasi. Kehilangan darah bermakna dapat
mengakibatkan Penurunan kapasitas
pembawa oksigen
4. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan
b. Kaji tingkat pengetahuan klien a. Mengetahui tingkat pengetahuan klien dan
mengenai kondisi, intervensi keperawatan dankeluarga terkait penyakit yang dialami keluarga
tindakan, prognosis selama 1×24 jam,
c. Berikan informasi dalam cara yang jelas/ b. Sembuh dari gangguan gagal paru dapat
berhubungan dengan diharapkan  Klien dan ringkas terkait penyakit sangat menghambat lingkup perhatian
kurang informasi, keluarga mengetahui
d. Berikan informasi verbal dan tertulis pasien, konsentrasi dan untuk penerimaan
kesalahan interpretasi tentang kanker paru. tentang obat informasi terkait penyakit yang dialami
informasi, kurang Kriteria hasil : e. Kaji pengetahuan keluarga tentang klien.
mengingat konseling nutrisi tentang rencana makan; c. Pemberian instruksi penggunaan obat yang
1) Klien dapat kebutuhan makanan kalori tinggi. aman dapat membuat pasien mengikuti
menjelaskan hubungan f. Berikan pedoman  untuk aktivitas. program pengobatan dengan tepat
antara penyakit dan d. Pasien dengan masalah pernafasan berat
terapi. biasanya mengalami penurunan berat badan
dan anoreksia sehingga memerlukan
2) Klien dapat peningkatan nutrisi untuk menyembuhan.
menggambarkan/ e. Pasien harus menghindari untuk terlalu lelah
menyatakan diet, obat, dan mengimbangi periode istirahatdan
dan program aktivitas. aktivitas untuk meningkatkan regangan/
stamina dan mencegah konsumsi/ kebutuhan
3) Klien/keluarga dapat oksigen berlebihan
mengidentifikasi dengan
benar tanda dan gejala
yang memerlukan
perhatian medik.

SUMBER :

Amin, Z., 2006. Kanker Paru. Dalam: Sudoyo, A.W., Setryohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M.K., Setiati, S. Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke 4.Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:

Page 12 of 13 Logbook Praktik Profesi KMB | FIK UMJ


NANDA International. 2010. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Penerbit Buku Kedokteran EGC:JakartaNIC-NOC. 2012. Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA. Penerbit Media hardy: Yogyakarta
Nurarif, A. H. & Hardhi K. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa media dan NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction
Anonim . Jenis Kanker Paru-paru dan Tingkat Stadiumnya. 7 November 2013. http://www.infokesehatan1001.blogspot.com/2013/04/jenis-kanker-paru-paru-
stadium.html

Page 13 of 13 Logbook Praktik Profesi KMB | FIK UMJ

Anda mungkin juga menyukai