Anda di halaman 1dari 9

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

1
Fadhlan Nurgazali
1
Program Pacsarjana, Universitas Negeri Medan
Email: fadhlannurgazali@gmail.com

ABSTRAK
Kegiatan belajar-mengajar hendaknya tidak hanya berfokus pada guru, tetapi juga harus
melibatkan siswa. Artinya pembelajaran harus melibatkan kemampuan siswa secara
maksimal untuk menggali dan mengidentifikasi sehingga mereka dapat menemukan
pengetahuan dengan sendiri. Pembelajaran ini disebut pembelajaran penemuan
(Discovery Learning). Discovery learning merupakan suatu model pemecahan masalah
yang akan bermanfaat bagi anak didik dalam menghadapi kehidupannya di
kemudian hari. Penerapan model discovery learning ini bertujuan agar siswa
mampu memahami materi perubahan wujud benda dengan sebaik mungkin dan
pembelajaran lebih terasa bermakna, sehingga hasil belajar siswa pun akan meningkat.
Karena model discovery learning ini dalam prosesnya menggunakan kegiatan dan
pengalaman langsung sehingga akan lebih menarik perhatian anak didik dan
memungkinkan pembentukan konsep-konsep abstrak yang mempunyai makna, serta
kegiatannya pun lebih realistis.
Kata Kunci: Discovery Learning Model

ABSTRACT
Teaching and learning activities should not only focus on the teacher, but also must
involve students. This means that learning must involve the ability of students to
optimally explore and identify so that they can find knowledge by themselves. This
learning is called discovery learning. Discovery learning is a problem solving model that
will be useful for students in facing their future lives. The application of the discovery
learning model aims to enable students to understand material changes in the form of
objects in the best way possible and learning to feel more meaningful, so that student
learning outcomes will increase. Because the discovery learning model in the process
uses activities and direct experience so that it will attract the attention of students and
allow the formation of abstract concepts that have meaning, as well as more realistic
activities.
Keywords: Discovery Learning Model

1
PENDAHULUAN belajarnya, Sedangkan keberhasilan atau
prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh
Pendidikan merupakan suatu proses belajar dari siswa itu sendiri. Jika
kebutuhan yang harus dipenuhi dalam dalam proses belajar bagus maka
kehidupan, maju atau mundurnya suatu hasilnya akan maksimal tetapi
bangsa dipengaruhi oleh mutu sebaliknya jika dalam proses belajar
pendidikan dari bangsa itu sendiri siswa cenderung kurang bagus maka
karena pendidikan yang tinggi dapat hasilnya tidak akan maksimal.
mencetak Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkualitas. Kemendikbud Pada saat proses belajar–mengajar
(2013:1) memandang bahwa kurikulum berlangsung di kelas, akan terjadi
2013 ini dapat mencetak SDM hubungan timbal balik antara guru dan
berkualitas dengan salah satu alasannya siswa yang beraneka ragam sehingga
adalah bahwa saat ini jumlah penduduk dapat mengakibatkan terbatasnya waktu
Indonesia usia produktif (1564 tahun) guru untuk mengontrol bagaimana
lebih banyak dari usia tidak produktif, pengaruh tingkah lakunya terhadap
yaitu (anak-anak berusia 0-14 tahun dan sikap percaya diri dikelas. Menurut
orang tua berusia 65 tahun ke atas). Kelitman and Stankov (2005) dalam
Jumlah penduduk usia produktif tersebut jurnalnya “bahwa pelajar yang memiliki
akan mencapai puncaknya pada tahun rasa percaya diri yang tinggi akan lebih
2020-2035 pada saat angkanya cepat untuk menyelesaikan studinya
mencapai 70%. Oleh sebab, itu dibandingkan dengan pelajar yang
tantangan besar yang akan dihadapi memiliki rasa percaya diri lebih rendah”.
adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif Proses pembelajaran matematika
yang melimpah ini dapat disini bukan hanya sekedar transfer ilmu
ditransformasikan menjadi sumberdaya dari guru kepada siswa, melainkan suatu
manusia yang memiliki kompetensi dan proses yang dikondisikan atau
keterampilan melalui pendidikan agar diupayakan oleh guru sehingga siswa
tidak menjadi beban. aktif dengan berbagai cara untuk
mengkonstruksi atau membangun
Sanjaya (Ihdi Shabrona dkk, 2017 sendiri pengetahuannya. Aktif disini
: 92) “Pendidikan adalah usaha sadar adalah suatu proses belajar yang
dan terencana untuk mewujudkan didalamnya terjadi interaksi dan
suasana belajar dan proses negosiasi antara guru dengan siswa serta
pembelajaran agar peserta didik antara siswa dengan siswa.
secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan Hal tersebut memperkuat
spiritual keagamaan, pengendalian anggapan bahwasanya guru dituntut
diri, kepribadian, kecerdasan dan untuk lebih kreatif lagi dalam proses
akhlak mulia, serta keterampilan yang belajar – mengajar, agar tercipta suasana
diperlukan dirinya untuk memiliki belajar yang menyenangkan pada diri
kekuatan spritual keagamaan, siswa yang pada akhirnya meningkatkan
pengendalian diri, kepribadian, motivasi belajar siswa. Salah satu
kecerdasan dan akhlak mulia, serta alternatif untuk memperbaiki kondisi
keterampilan yang diperlukan dirinya, pembelajaran yang dipaparkan tersebut
masyarakat, bangsa, dan negara”. di atas adalah model pembelajaran yang
tepat bagi siswa serta dapat
Pendidikan yang dimaksud bukan memecahkan masalah  yang dihadapi.
bersifat nonformal akan tetapi bersifat Model pembelajaran adalah tolak ukur
formal, meliputi proses belajar mengajar untuk menentukan terjadinya proses
yang melibatkan guru dan siswa. belajar mengajar yang selanjutnya
Peningkatan kualitas pendidikan siswa menentukan hasil belajar. Berhasil atau
dapat dilihat dari instrumen prestasi tidaknya proses belajar mengajar

2
tergantung pada pendekatan, metode, discovery learning dan bagaimana
serta teknik mengajar yang dilakukan karakteristik serta tahapannya dalam
oleh guru. Oleh sebab itu, guru proses pembelajaran.
diharapkan selektif dalam menentukan
dan menggunakan model pembelajaran. Menurut Rizky Puspita dewi dkk,
Dalam proses pembelajaran, guru harus 2016 : 115 bahwa model pembelajaran
menguasai prinsip–prinsip belajar Discovery Learning menekankan
mengajar serta mampu menerapkan pentingnya pemahaman suatu konsep
dalam proses belajar mengajar. Prinsip – melalui keterlibatan siswa secara aktif
prinsip belajar mengajar  yang dimaksud dalam proses pembelajaran. Model
disini adalah model pembelajaran yang pembelajaran ini menekankan pada
tepat untuk suatu materi pelajaran pembentukan pengetahuan siswa dari
tertentu. pengalaman selama pembelajaran.

Kegiatan belajar-mengajar 1. Definisi Model Pembelajaran


hendaknya tidak hanya berfokus pada Discovery Learning
guru, tetapi juga harus melibatkan siswa. Discovery Learning adalah suatu
Artinya pembelajaran harus melibatkan proses belajar yang di dalamnya tidak
kemampuan siswa secara maksimal disajikan suatu konsep dalam bentuk
untuk menggali dan mengidentifikasi jadi (final), akan tetapi siswa dituntut
sehingga mereka dapat menemukan untuk mengorganisasi sendiri cara
pengetahuan dengan sendiri. belajarnya dalam menemukan konsep.
Pembelajaran ini disebut pembelajaran Sebagaimana pendapat Bruner
penemuan (Discovery Learning). (kemendikbud, 2013:242) bahwa:
“Discovery Learning can be defined as
Melatihkan kecakapan berpikir the learning that takes place when the
akan membantu siswa dalam student is not presented with subject
menyelesaikan masalah, terutama matter in the final form, but rather is
masalah-masalah yang ada disekitar required to organize it him self”. Dasar
siswa. Sehingga siswa mampu secara ide teori Bruner adalah pendapat dari
kreatif menemukan ide-ide dalam Piaget yang menyatakan bahwasanya
penyelesaian masalah tersebut. Selain anak harus berperan aktif dalam belajar
itu, dengan melatikan siswa untuk di kelas.
menyelesaikan maslah-masalah yang
ada di sekitar siswa, maka siswa tidak Ellyza, 2015 : 34 menyatakan
akan merasa jenuh dengan bahwa “Discovery Learning merupakan
pembelajaran yang hanya monoton pembelajaran berdasarkan penemuan
(Irsad, 2016:56). (inquiry-based), konstruktivis dan teori
bagaimana belajar. Model pembelajaran
Model pembelajaran discovery yang diberikan kepada siswa memiliki
merupakan suatu metode pengajaran skenario pembelajaran untuk
yang menitikberatkan pada aktivitas memecahkan masalah yang nyata dan
siswa dalam belajar. Dalam proses mendorong mereka untuk memecahkan
pembelajaran dengan metode discovery masala mereka sendiri. Dalam
learning, guru hanya bertindak sebagai memecahkan masalah yang dihadapi,
pembimbing dan fasilitator yang karena bersifat konstruktivis, para siswa
mengarahkan siswa untuk menemukan menggunakan pengalaman mereka
konsep, dalil, prosedur, algoritma dan terdahulu dalam memecahkan masalah.
semacamnya. Model pembelajaran Kegiatan yang dilakukan ialah
discovery mengutamakan cara belajar berinteraksi untuk menggali,
siswa aktif (CBSA), berorientasi pada mempertanyakan selama bereksperimen
proses, mengarahkan sendiri, mencari dengan teknik trial and error”
sendiri dan reflektif. Dalam makalah ini
akan membahas mengenai pengertian

3
Model pembelajaran discovery menemukan sendiri prinsip-prinsip
learning merupakan model yang untuk diri mereka sendiri. Dengan
mengatur segala pengajaran sehingga demikian dapat dikatakan bahwa model
siswa mendapatkan pengetahuan baru penemuan itu adalah suatu metode di
melalui model penemuan yang mana dalam proses belajar mengajar
ditemukan sendiri. Seorang guru guru memperkenankan siswa-siswanya
memberikan ruang kepada siswanya menemukan sendiri informasi yang
untuk dapat berdiri sendiri mendorong secara tradisional biasa diberitahukan
siswa untuk mandiri guna memperoleh atau diceramahkan saja.
pengetahuan baru. Belajar penemuan adalah suatu
Discovery learning merupakan proses belajar yang terjadi sebagai hasil
suatu model pemecahan masalah yang dari siswa memanipulasi, membuat
akan bermanfaat bagi anak didik struktur dan mentransformasikan
dalam menghadapi kehidupannya di informasi sedemikian sehingga ia
kemudian hari. Penerapan model menemukan informasi baru. Dalam
discovery learning ini bertujuan agar belajar penemuan (discovery), siswa
siswa mampu memahami materi dapat membuat perkiraan, merumuskan
perubahan wujud benda dengan sebaik suatu hipotesis dan menemukan
mungkin dan pembelajaran lebih terasa kebenaran dengan menggunakan proses
bermakna, sehingga hasil belajar siswa induktif atau proses dedukatif,
pun akan meningkat. Karena model melakukan observasi dan membuat
discovery learning ini dalam ekstrapolasi. Pembelajaran penemuan
prosesnya menggunakan kegiatan dan ialah merupakan salah satu model
pengalaman langsung sehingga akan pembelajaran yang digunakan dalam
lebih menarik perhatian anak didik pendekatan konstruktivis modern. Pada
dan memungkinkan pembentukan pembelajaran penemuan, siswa didorong
konsep-konsep abstrak yang untuk belajar sendiri melalui
mempunyai makna, serta kegiatannya keterlibatan aktif dengan konsep-konsep
pun lebih realistis. dan prinsip-prinsip. Guru mendorong
Penemuan (discovery) merupakan para siswa agar mempunyai pengalaman
model pembelajaran yang dan melakukan eksperimen dengan
dikembangkan berdasarkan pandangan memungkinkan mereka menemukan
konstruktivisme. Model penemuan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi
(discovery) ini, menekankan pentingnya diri mereka sendiri. Belajar penemuan
pemahaman struktur atau ide-ide penting mengakibatkan keingintahuan siswa,
terhadap suatu disiplin ilmu, melalui memberi motivasi untuk bekerja terus
keterlibatan siswa secara aktif dalam sampai menemukan jawaban. Lagi pula
proses pembelajaran. Penemuan model ini dapat mengajarkan
merupakan suatu strategi yang unik keterampilan-keterampilan memecahkan
dapat diberi bentuk oleh guru dalam masalah tanpa pertolongan orang lain,
berbagai cara, termasuk mengajarkan dan meminta para siswa untuk
berbagai keterampilan menyelidiki dan menganalisis dan memanipulasi, tidak
memecahkan masalah sebagai alat bagi hanya menerima saja.
siswa untuk mencapai tujuan
pendidikannya. Dalam pembelajaran Menurut Salmon (2012:4) dalam
dengan penemuan (discovery), siswa pengaplikasiannya model Discovery
didorong untuk belajar sebagian besar Learning mengembangkan cara belajar
melalui keterlibatan aktif mereka sendiri siswa aktif dengan menemukan sendiri,
dengan konsep-konsep dan prinsip- menyelidiki sendiri, maka hasil yang
prinsip, dan guru mendorong siswa diperoleh akan tahan lama dalam
untuk memiliki pengalaman dan ingatan, Serta posisi guru di kelas
melakukan percobaan yang sebagai pembimbing dan mengarahkan
memungkinkan siswa untuk dapat kegiatan pembelajaran sesuai dengan

4
tujuan. Kondisi seperti ini tujuannya dengan cara-cara belajar yang
adalah ingin merubah kegiatan belajar lama.
mengajar yang teacher oriented menjadi 4. Pengajaran penemuan (discovery)
student oriented. lebih cocok untuk
mengembangkan pemahaman,
Kelebihan metode discovery sedangkan mengembangkan aspek
learning (Kemendikbud, 2013) adalah konsep, keterampilan dan emosi
sebagai berikut: secara keseluruhan kurang
1. Membantu siswa untuk mendapat perhatian.
memperbaiki dan meningkatkan 5. Tidak menyediakan kesempatan-
keterampilan‐keterampilan serta kesempatan untuk berpikir yang
proses‐proses kognitif. Usaha akan ditemukan oleh siswa karena
penemuan merupakan kunci telah dipilih terlebih dahulu oleh
dalam proses ini. guru.
2. Metode ini memungkinkan siswa
berkembang dengan cepat dan Berdasarkan pengertian di atas
sesuai dengan kecepatannya dapat disimpulkan bahwa model
sendiri. pembelajaran discovery learning adalah
3. Meningkatkan tingkat model pembelajaran yang mengatur
penghargaan pada siswa, karena sedemikian rupa sehingga anak
unsur berdiskusi. memperoleh pengetahuan yang belum
4. Menimbulkan rasa senang pada diketahuinya itu tidak melalui
siswa, karena tumbuhnya rasa pemberitahuan, sebagian atau
menyelidiki dan berhasil. seluruhnya ditemukan oleh diri sendiri.
5. Membantu siswa menghilangkan Dalam pembelajaran penemuan
skeptisme (keragu‐raguan) karena (discovery), mulai dari strategi sampai
mengarah pada kebenaran yang dengan jalan dan hasil penemuan
final dan tertentu atau pasti ditentukan oleh siswa sendiri.
Sementara itu kekurangannya Pembelajaran discovery learning
menurut Kemendikbud (2013) adalah merupakan suatu model untuk
sebagai berikut: mengembangkan cara belajar siswa aktif
1. Metode ini menimbulkan asumsi dengan menemukan sendiri, menyelidiki
bahwasanya ada kesiapan pikiran sendiri, maka hasil yang diperoleh akan
untuk belajar. Bagi siswa yang setia dan tahan lama dalam ingatan,
kurang pandai, mereka akan tidak akan mudah dilupakan siswa.
mengalami kesulitan berfikir atau Dengan belajar penemuan (discovery),
mengungkapkan hubungan antara anak juga bisa belajar berfikir analisis
konsep‐konsep, yang tertulis atau dan mencoba memecahkan sendiri
lisan, sehingga pada gilirannya problem yang sedang dihadapi.
akan menimbulkan frustasi. Kebiasaan ini akan di transfer dalam
2. Metode penemuan (discovery) kehidupan bermasyarakat.
tersebut kurang efisien untuk
pembelajaran dalam jumlah siswa 2. Sejarah Model Pembelajaran
yang banyak, karena Discovery Learning
membutuhkan waktu yang lama Jerome Bruner (1967) sebagai
untuk membantu mereka orang yang pertama kali menjelaskan
menemukan teori atau pemecahan prinsip-prinsip belajar penemuan
masalah lainnya. (discovery learning). Ia menjelaskan
3. Harapan-harapan yang terkandung bagaimana seorang pembelajar
dalam metode discovery dapat membangun pengetahuan berdasarkan
buyar berhadapan dengan siswa pengetahuan atau pengalaman awal.
dan guru yang telah terbiasa Hampir serupa, para ahli teori belajar
kognitif yang lain seperti John Dewey,

5
Jean Piget, dan Lev Vygotsky juga kognitif yang digambarkan oleh Bruner
sangat menyarankan penggunaan merupakan proses discovery learning
discovery learning karena dapat belajar penemuan, yaitu penemuan
memacu pembelajaran menjadi aktif konsep.
pada kegiatan ataupun proses
pembelajaran dengan mengeksplorasi 3. Teori belajar Konstruktivisme
konsep-konsep dan menjawab Menurut pandangan teori
pertanyaan-pertanyaan melalui rekonstruktivistik, belajar berarti
pengalaman belajar yang mereka lalui. mengkons-truksi makna atas informasi
dan masukan-masukan yang masuk ke
Ide pembelajaran penemuan dalam otak. Peserta didik harus
(Discovery) muncul dari keinginan menemukan dan mentransformasikan
untuk memberi rasa senang kepada anak informasi kompleks ke dalam dirinya
dalam menemukan sesuatu oleh mereka sendiri dan memberikan implikasi
sendiri dengan mengikuti jejak para bahwa peserta didik harus terlibat aktif
ilmuwan. Pembelajaran dengan dalam kegiatan pembelajaran.
penemuan (discovery), siswa didorong Pengetahuan itu dibangun
untuk belajar sebagian besar melalui dikonstruksikan, bukan persepsi secara
keterlibatan aktif mereka sendiri dengan langsung oleh indera. Semua
konsep-konsep dan prinsip-prinsip. pengetahuan terbentuk di dalam otak
Selain itu, dalam proses pembelajaran manusia, dan subjek yang berpikir tidak
penemuan (discovery) siswa juga belajar memiliki alternatif selain
pemecahan masalah secara mandiri dan mengkonstruksikan apa yang
keterampilan-keterampilan berfikir, diketahuinya berdasarkan
karena mereka harus menganalisis dan pengalamannya sendiri, sehingga
memanipulasi informasi. bersifat subjektif.
3. Teori Belajar yang Mendasari 4. Ciri Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Discovery Discovery Learning
Learning Menurut Galuh Arika dkk, 2015 :
67 Ciri Model Pembelajaran Discovery
1. Teori Belajar Piaget Learning. Terdapat 3 ciri model
pembelajaran Discovery Learning yaitu :
Menurut Piaget tahap
perkembangan kognitif anak mencakup 1. Mengeksplorasi dan memecahkan
tahap sensori motorik, tahap masalah untuk menciptakan,
praoperasional, tahap operasional menggabungkan dan
kongkrit, dan tahap operasional formal. menggeneralisasika pengetahuan
2. Berpusat pada siswa
3. Kegiatan untuk menggabungkan
pengetahuan baru dan
2. Teori belajar Bruner pengetahuan yan sudah ada.
Bruner menekankan bahwasanya
ada pengaruh kebudayaan terhadap 5. Langkah-langkah Model
tingkah laku seseorang. Dengan teori Pembelajaran Discovery
yang dikemukakan oleh bruner atau Learning
yang disebut juga free discovery Menurut Y.I Wulandari dkk
learning, ia mengatakan bahwa proses (Anitah, 2009 : 8) Pembelajaran
belajar akan berjalan dengan baik dan discovery learning mempunyai
kreatif jika guru memberikan langkah-langkah sebagai berikut :
kesempatan kepada siswa untuk 1. Identifikasi masalah
menemukan suatu konsep, teori, aturan, 2. Mengembangkan kemungkinan
atau pemahaman melalui contoh-contoh solusi (hipotesis)
yang ia jumpai dalam kehidupannya, 3. Pengumpulan data

6
4. Analisis dan interpretasi data 6. Melaksanakan pengamatan dan
5. Uji kesimpulan pengumpulan data
Kelima langkah-langkah model 7. Analisis data
pembelajaran discovery learning 8. Menarik kesimpulan atas
menurut Sri Anitah tersebut, dapat percobaan yang dilakukan
dijelaskan sebagai berikut: (penemuan)
1. Identifikasi masalah, pada tahap
ini guru memberikan 6. Contoh langkah-langkah
kesempatan kepada siswa untuk pembelajaran Materi lingkaran
mencari dan mengumpulkan dengan Metode Discovery
sebanyak mungkin masalah yang Learning
berhubungan dengan tema yang Pembelajaran matematika pada
akan dipelajari materi lingkaran dengan menggunakan
2. Mengembangkan solusi, pada metode Discovery Learning dapat
tahap ini siswa diajak untuk dilakukan dengan langkah-langkah
membuat suatu hipotesis atas sebagai berikut :
masalah yang telah ditentukan 1. Guru menyampaikan materi yang
sebelumnya akan disajikan.
3. Pengumpulan data, pada tahap 2. Guru menyuruh siswa untuk
ini guru memberikan waktu membentuk beberapa kelompok
kepada siswa untuk untuk melakukan penemuan pada
mengumpulkan data yang terkait materi lingkaran.
dengan masalah. Data tersebut 3. Setiap kelompok difasilitasi alat
bisa dari observasi langsung, peraga oleh guru untuk
internet, buku, eksperimen, menemukan nilai pendekatan 𝜋,
ataupun sumbersumber yang lain rumus
4. Analisis dan intepretasi data, 4. keliling lingkaran dan luas
pada tahap ini siswa menganalisis lingkaran.
data hasil temuannya, lalu 5. Guru memberikan sedikit arahan
mengembangkan pernyataan kepada siswa dalam proses
pendukung data. Setelah itu data penemuan dengan menggunakan
diuji hipotesis dan disimpulkan alat peraga kawat untuk
5. Uji kesimpulan, setelah ada menemukan nilai pendekatan 𝜋.
kesimpulan dari siswa, muncullah 6. Kemudian setiap kelompok
data baru dan ditahap ini melakukan penemuan dengan
dilakukan pengujian terhadap bimbingan dari guru.
hasil kesimpulan. Jika terjadi 7. Setelah setiap kelompok
kekurangan dapat dilakukan mendapatkan pememuannya
revisi kesimpulan tersebut. dengan menggunakan alat peraga,
masing-masing kelompok diminta
Menurut Gina, 2016 : 379 bahwa untuk mempresentasikan hasil
tahapan model pembelajaran Discovery penemuaannya.
Learning yaitu : 8. Guru memberikan kesimpulan.
9. Evaluasi.
1. Oservasi untuk menemukan 10. Penutup
masalah
2. Merumuskan masalah
3. Mengajukan hipotesis KESIMPULAN DAN SARAN
4. Merencanakan pemecahan Simpulan
masalah melalui percobaan atau
cara lain Discovery learning merupakan
5. Melaksanakan percobaan suatu model pemecahan masalah yang

7
akan bermanfaat bagi anak didik konsep, keterampilan dan emosi
dalam menghadapi kehidupannya di secara keseluruhan kurang
kemudian hari. Penerapan model mendapat perhatian.
discovery learning ini bertujuan agar
siswa mampu memahami materi
perubahan wujud benda dengan sebaik DAFTAR PUSTAKA
mungkin dan pembelajaran lebih terasa
bermakna, sehingga hasil belajar siswa Istiana,Galuh Arika , Agung Nugroho dan
pun akan meningkat. Karena model J.S Sukardjo. (2015). Penerapan
discovery learning ini dalam Model Pembelajaran Discovery
prosesnya menggunakan kegiatan dan Learning Untuk Meningkatkan
pengalaman langsung sehingga akan Aktivitas Dan Prestasi
lebih menarik perhatian anak didik BelajarPokok Bahasan Larutan
dan memungkinkan pembentukan Penyangga Pada Siswa Kelas Xi
konsep-konsep abstrak yang Ipa Semester II Sma Negeri 1
mempunyai makna, serta kegiatannya Ngemplak Tahun Pelajaran
pun lebih realistis. 2013/2014. Jurnal Pendidikan
Kimia, Universitas Sebelas Maret.
Menurut Y.I Wulandari dkk Volume 4, Nomor 2, hal.67
(Anitah, 2009 : 8) Pembelajaran
discovery learning mempunyai Kemendikbud. (2013). Kerangka Dasar
langkah-langkah sebagai berikut : Dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Pertama / Madrasah
1. Identifikasi masalah Tsanawiyah. Jakarta: Kementrian
2. Mengembangkan kemungkinan Pendidikan Dan Kebudayaan.
solusi (hipotesis)
3. Pengumpulan data Kemendikbud. (2013). Materi Pelatihan
4. Analisis dan interpretasi data Guru Implementasi Kurikulum
5. Uji kesimpulan 2013 SMP/MTs matematika.
Jakarta: Kementrian Pendidikan
Dan Kebudayaan.
Saran
Kemendikbud. (2013). Modul Kurikulum
1. Metode ini menimbulkan asumsi 2013. Jakarta: Kementrian
bahwasanya ada kesiapan pikiran Pendidikan Dan Kebudayaan.
untuk belajar. Bagi siswa yang
kurang pandai, mereka akan Kleitman, S. Stankov, L. (2005). “Self-
mengalami kesulitan berfikir atau Confidence and Metacognitive
mengungkapkan hubungan antara Processes”. Зборник Института
konsep‐konsep, yang tertulis atau за педагошка истраживања. (1),
lisan, sehingga pada gilirannya 0579-6431
akan menimbulkan frustasi.
Puspita dewi,Rizky , Agung Nugroho
2. Metode penemuan (discovery)
Catur Saputro dan Ashadi. (2016).
tersebut kurang efisien untuk
Penerapan Model Pembelajaran
pembelajaran dalam jumlah siswa
Discovery Learning untuk
yang banyak, karena
Meningkatkan Minat dan Prestasi
membutuhkan waktu yang lama
Belajar Siswa Pada Materi
untuk membantu mereka
Kelarutan dan Hasil Kali
menemukan teori atau pemecahan
Kelarutan Kelas XI Mia 3
masalah lainnya.
Semester Genap SMA N 1 Teras
3. Pengajaran penemuan (discovery)
Tahun Pelajaran 2015/2016.
lebih cocok untuk
Jurnal Pendidikan Kimia,
mengembangkan pemahaman,
Universitas Sebelas Maret.
sedangkan mengembangkan aspek
Volume 5, No 4, hal.115

8
Putri,Ibdi Shabrona, Rita Juliani dan Ilan
Nia Lestari. (2017). Pengaruh
Model Pembelajaran Discovery
Learning Terhadap Hasil Belajar
Siswa Dan Aktivitas Siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika, Universitas
Negeri Medan. Volume 6, Nomor
2, hal.92
Rosalina,Gina, Ali Sudin dan Atep
Sujana. (2016). Penerapan Model
Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Perubahan
Wujud Benda. Jurnal Pena Ilmiah.
Volume 1, Nomor 1, hal.379
Rosidi,Irsad. (2016). Pengembangan
Lembar Kegiatan Siswa
Berorientasi Pembelajaran
Penemuan Terbimbing (Guided
Discovery Learning) Untuk
Melatihkan Keterampilan Proses
Sains. Jurnal Pena Sains,
Universitas Tranjoyo Madura
Bangkalan. Volume 3 Nomor 1
April 2016, hal.56
Salmon, A. et al. (2012). Belajar dan
Pembelajaran Matematika Model
Pembelajaran Discovery
Learning. Makalah Universitas
Patimura Ambon: tidak
diterbitkan.
Widyastuti, Ellyza Sri. (2015). Penerapan
Model Pembelajaran Discovery
Learning Pada Materi Konsep
Ilmu Ekonomi. Prosiding Seminar
Nasional 9 Mei 2015, Universitas
Negeri Surabaya, hal.34
Wulandari,Yun Ismi, Sunarto dan Salman
Alfarisy Totalia. (2015).
Implementasi Model Discovery
Learning Dengan Pendekatan
Saintifik Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berfikir Kritisdan
Hasil Belajar Siswa Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas XI IIs I
Sma Negeri 6 SurakartaTahun
Pelajaran 2014/2015. FKIP
Universitas Sebelas Maret
Surakarta, hal.8

Anda mungkin juga menyukai