Congenital Hydrocephalus in Clinical Practice Ind
Congenital Hydrocephalus in Clinical Practice Ind
Abstrak
Hidrosefalus kongenital merupakan kondisi yang sering dan biasa bersifat melumpuhkan.
Etiologi kondisi ini sangat heterogen dan hanya sedikit yang diketahui mengenai penyebab
genetik hidrosefalus kongenital. Sebuah survei retrospektif terhadap pasien hidrosefalus
kongenital primer yang dirujuk ke the Department of Clinical Genetics antara tahun 1985
hingga 2010 oleh perinatologis, ahli saraf anak atau dokter anak. Pasien dengan hidrosefalus
sekunder akibat patologi lain dikeluarkan dari penelitian ini. Kami mengklasifikasikan pasien
dengan hidrosefalus kongenital primer menjadi dua kelompok yaitu: non-syndromic
hydrocephalus (NSH) dan syndromic hydrocephalus (SH). 75 individu memenuhi kriteria
inklusi, terdiri dari 36% (27/75) NSH dan 64% (48/75) SH. Pada 11% (8/75) hidrosefalus
bersifat familial. Penyebab hidrosefalus tidak diketahui pada 81% (61/75), termasuk semua
pasien dengan NSH. Rasio laki-laki dan perempuan dalam subkelompok ini adalah 2,6:1,
menunjukkan X-linked factor selain gen L1CAM. Pada kelompok pasien SH, sebanyak 29%
(14/48) memiliki penyebab hidrosefalus termasuk kelainan kromosom, L1 syndrome,
MardeneWalker syndrome, WalkereWarburg syndrome dan hemifacial microsomia. Kami
melakukan penelitian ini untuk mengevaluasi pengetahuan terkini mengenai etiologi genetik
hidrosefalus kongenital primer dan untuk mengidentifikasi kandidat gen baru atau regulatory
pathways pada hidrosefalus kongenital. Rekomendasi dibuat mengenai evaluasi dan
pemeriksaan genetik pasien dengan hidrosefalus kongenital primer. Kami menyimpulkan
bahwa analisa molekuler dan fungsional lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi
temuan genetik baru dari hidrosefalus kongenital.
Pendahuluan
Hidrosefalus didefinisikan sebagai peningkatan ukuran ventrikel serebral dan/atau
ruang subarachnoid yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi, sirkulasi dan
reabsorbsi cerebrospinal fluid (CSF). Kondisi ini tidak termasuk ventrikulomegali yang
disebabkan oleh atrofi serebral primer. Sebagian besar bentuk hidrosefalus disebabkan oleh
obstruksi aliran CSF. Pada hidrosefalus non-komunikan, lokasi obstruksi terletak di dalam
ventrikel (seperti, aqueduct stenosis) atau di persimpangan antara ruang ventrikel dan
subarachnoid. Hidrosefalus komunikans terjadi akibat obstruksi di dalam ruang subarachnoid
(seperti, venous sinus occlusion). Hidrosefalus non-obstruktif disebabkan oleh produksi CSF
yang berlebihan (seperti, choroid plexus papillomata).
Fetal cerebral ventriculomegaly ditemukan pada sebagian besar pasien dengan
hidrosefalus kongenital. Gambaran klinis pada bayi dan anak-anak hingga dua tahun berupa
makrosefali, frontal bossing, fontanela anterior yang menonjol, prominent scalp veins, sunset
phenomenon dan peningkatan tonus otot. Orang tua biasanya melaporkan anak dengan makan
yang buruk, irritabilitas dan muntah. Pada anak berusia lebih besar, ukuran kepala mungkin
normal jika ubun-ubun telah menutup. Gejalanya meliputi muntah, nyeri kepala, kehilangan
penglihatan akibat papiledema dan atrofi saraf optik, gangguan kesadaran, fungsi hipotalamus
yang abnormal dan kesulitan berjalan akibat spastik pada tungkai bawah.
2. Metode penelitian
The local Medical Ethical Committee of the Maastricht University Medical Centerþ
telah menyetujui survei retrospektif ini. Pasien dalam penelitian adalah pasien yang dirujuk
untuk konseling genetik dan diagnostik hidrosefalus kongenital di the Department of Clinical
Genetics of the South-East part of the Netherlands antara tahun 1985 dan 2010. Pasien
dilakukan dievaluasi klinis ulang untuk menentukan hidrosefalus primer, sekunder dan
disgenetik berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi (Tabel 2). Pada 6 pasien dengan
hidrosefalus kongenital tidak dilakukan pemeriksaan radiologi dan/atau otopsi otak sehingga
tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian ini. Mayoritas pasien dieksklusikan karena
hidrosefalus dengan penyebab sekunder, terutama neural tube defects. Pasien dengan
hidrosefalus disgenetik akibat gangguan pada perkembangan embrio awal (misalnya
holoprosencephaly, hydrancephaly dan lissencephaly) juga diekslusikan. Selain itu, pasien
dengan kelainan sitogenetik klasik (trisomi 13, 18, 21 dan triploidi) juga diekslusikan.
Pada akhirnya terdapat 75 pasien dalam penelitian ini. Pada pasien kariotipe
konvensional pra atau pascakelahiran dan sejak tahun 2009 ketika genome-wide single
nucleotide polymorphism (SNP) and copy number variation (CNV) analysis diperkenalkan di
departemen kami untuk menyaring ketidakseimbangan kromosom kecil. Pada laki-laki juga
dilakukan analisis mutasi gen L1CAM. Kami secara klinis membagi pasien dengan
hidrosefalus kongenital menjadi dua kategori utama: non-syndromic hydrocephalus and
syndromic hydrocephalus. Non-syndromic hydrocephalus (NSH) didefinisikan sebagai
hidrosefalus kongenital tanpa kelainan kongenital mayor lainnya dan dengan maksimal dua
anomali kongenital minor. Syndromic hydrocephalus (SH) didefinisikan sebagai hidrosefalus
yang disertai setidaknya satu kelainan kongenital mayor (selain major brain malformations)
atau tiga kelainan kongenital minor. Klasifikasi temuan fenotipik sebagai "minor" atau
"mayor" diadaptasi dari Merks et al.
3. Hasil
Berdasarlan definisi untuk Non-syndromic hydrocephalus (NSH) dan syndromic
hydrocephalus (SH) pada 75 pasien ini, sebanyak 36% (27/75) pasien dengan NSH dan 64%
(48/75) pasien dengan SH. Hidrosefalus bersifat familial pada 11% (8/75) pasien sedangkan
81% (61/75) pasien tidak diketahui penyebab hidrosefalus. Rasio laki-laki dan perempuan
dalam subkelompok ini adalah 2,6:1. Pada 75% (56/75) pasien dilakukan kariotipe
konvensional atau molekuler. Analisis mutasi gen L1CAM dilakukan pada 18 pasien laki-
laki. Outcome kehamilan didapatkan sebanyak 27% (20/75) kasus kematian janin yang terdiri
dari 2 kasus keguguran, 10 kasus induced abortions dan 8 kasus stillbirth.
4. Pembahasan
4.1. Definisi dan klasifikasi hidrosefalus
Mendefinisikan serta mengklasifikasikan hidrosefalus secara akurat merupakan suatu
tantangan yang telah menjadi perdebatan selama bertahun-tahun. Diskusi terutama berfokus
pada masuk atau tidaknya atrofi serebral dan perbedaan antara bentuk primer dan disgenetik
hidrosefalus kongenital dengan adanya malformasi sistem saraf pusat utama lainnya.
Pemisahan atrofi serebral dari definisi hidrosefalus masih kontroversial karena hidrosefalus
dan atrofi serebral terkadang ditemukan berdampingan secara independen dalam entitas klinis
yang sama. Masalah yang sama pada malformasi sistem saraf pusat disertai hidrosefalus
kongenital. Perbedaan yang jelas antara bentuk en disgenetik primer hidrosefalus kongenital
tidak selalu ada dalam kasus ini. Misalnya, gangguan silia yang mempengaruhi
perkembangan serebelar dapat menyebabkan hidrosefalus pada saat yang bersamaan. Contoh
lain adalah diskusi nosologis tentang MardeneWalker syndrome yang mungkin akan berlanjut
sampai defek gen yang mendasarinya diketahui. Dandy-Walker malformation dengan
hidrosefalus pada sindrom ini dapat menyebabkan atrofi serebral dan serebelum. Sehingga,
malformasi otak dapat bersifat primer, sekunder atau terkait satu sama lain. Diskusi lebih
lanjut diperlukan untuk mencapai konsensus pada titik-titik kritis ini. Kurangnya definisi
akhir dan klasifikasi hidrosefalus merupakan batasan penting bagi penelitian ini. Hal tersebut
membuat kriteria inklusi dan ekslusi kami dapat diperdebatkan dan membawa potensi risiko
bias seleksi.
4.2. Pendekatan diagnostik umum untuk hidrosefalus kongenital
Evaluasi genetik hidrosefalus kongenital dimulai dengan riwayat medis rinci,
pemeriksaan fisik dan imaging otak dengan keterlibatan ahli saraf anak, dokter anak dan ahli
genetika klinis (Gambar 2). Langkah pertama adalah membuat perbedaan klinis antara bentuk
hidrosefalus kongenital primer, sekunder dan disgenetik (Tabel 2) dan diagnosis banding
yang tepat. Penelitian ini berfokus secara eksklusif pada bentuk utama dari SH/NSH.
Tergantung pada adanya temuan klinis tambahan, dapat dikatagorikan menjadi NSH (tidak
ada anomali mayor dan 2 anomali minor) atau SH (1 anomali mayor dan >2 minor).
Pendekatan diagnostik genetik berbeda secara substansial antara kedua kelompok.
4.3. Evaluasi genetik Non-syndromic hydrocephalus
Sejauh ini, sindrom L1 adalah penyebab genetik tersering hidrosefalus kongenital
yang menyumbang sekitar 5-10% laki-laki dengan hidrosefalus kongenital. Sindrom L1
disebabkan oleh mutasi pada gen molekul adhesi sel saraf L1 (L1CAM) pada Xq28.
Spektrum fenotipik bervariasi dan terdiri dari NSH dan SH: X-linked hydrocephalus dengan
stenosis aqueduct of Sylvius (HSAS), MASA syndrome (Mental retardation, Aphasia,
Spastic paraplegia dan Adducted thumbs), X-linked complicated hereditary spastic
paraplegia type 1 dan X-linked complicated corpus callosum agenesis. Analisa mutasi gen
L1CAM harus dilakukan pada semua laki-laki dengan NSH. Karena hidrosefalus ditemukan
pada sekitar 5% wanita karier, analisis mutasi gen L1CAM juga harus dipertimbangkan pada
wanita (ringan) yang terkena, terutama jika terdapat riwayat keluarga dengan aqueduct
stenosis of Sylvius, corpus
callosum agenesis atau adducted thumbs
Pada pasien dengan NSH array-based comparative genomic hybridization (CGH) atau
single nucleotide polymorphism (SNP) array CNV analysis dapat dipertimbangkan untuk
menilai small chromosomal imbalances. Namun, prevalensi varian nomor salinan patogen
pada pasien NSH sejauh ini tidak diketahui dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
4.6. Prognosis
Prognosis anak dengan hidrosefalus kongenital sangat bervariasi tergantung pada
penyebab hidrosefalus, malformasi terkait dan waktu serta keberhasilan tatalaksana bedah.
Tingkat kematian bervariasi dari 5% sampai 15%. Sekitar 40% anak dengan hidrosefalus
kongenital mengalami gangguan kognitif, mulai dari retardasi ringan hingga berat. Derajat
gangguan kognitif tidak selalu berhubungan dengan lingkar kepala atau keparahan
hidrosefalus. Masalah motorik ditemukan pada 30% anak dengan hidrosefalus kongenital,
yang setengahnya menggunakan kursi roda. Keterlambatan pengobatan merupakan faktor
risiko penting outcome yang buruk.
5. Kesimpulan
Kita dapat menyimpulkan bahwa penyebab genetik hidrosefalus kongenital sebagian
besar masih belum diketahui. Penelitian retrospektif ini memberikan bukti bentuk
hidrosefalus kongenital baru secara genetik. Kami merekomendasikan analisis mutasi gen
L1CAM dan genome-wide SNP/CNV analysis pada setiap pasien dengan hidrosefalus
kongenital. Selain itu, pemeriksaan metabolik, kariotipe konvensional dan pemeriksaan
kerusakan kromosom harus dipertimbangkan pada pasien dengan bentuk SH yang tidak
diketahui. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi defek gen yang
mendasari bentuk (non-) syndromic congenital hydrocephalus.