Oleh:
DEPARTEMEN MANAJEMEN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
A. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul tbk
Di tengah persaingan sektor Industri jamu yang semakin ketat, PT Industri Jamu dan
Farmasi Sido Muncul Tbk telah berhasil memiliki market share terluas dan reputasi yang
baik sebagai industri jamu terbesar di Indonesia. Keberhasilan yang telah dicapai saat ini
tentunya tidak terlepas dari peran dan pelaku pendiri industri ini.
Perusahaan yang kini sudah berhasil Go Public masuk Bursa Efek Indonesia itu
dilalui melalui perjalanan yang cukup panjang. Berawal dari keinginan pasangan suami
istri Siem Thiam Hie yang lahir pada tanggal 28 Januari 1897 dan wafat 12 April 1976
bersama istrinya Ibu Rakhmat Sulistio yang terlahir pada tanggal 13 Agustus 1897
dengan nama Go Djing Nio dan wafat 14 Februari 1983, memulai usaha pertamanya
dengan membuka usaha Melkrey, yaitu usaha pemerahan susu yang besar di Ambarawa.
Pada tahun 1928, terjadi perang Malese yang melanda dunia. Akibat perang ini, usaha
Melkrey yang mereka rintis terpaksa gulung tikar dan mengharuskan mereka pindah ke
Solo, pada 1930. Tanpa menyerah, pasangan ini kemudian memulai usaha toko roti
dengan nama Roti Muncul. Lima tahun kemudian, berbekal kemahiran Ibu Rakhmat
Sulistio (Go Djing Nio) dalam mengolah jamu dan rempah-rempah, pasangan ini
memutuskan untuk membuka usaha jamu di Yogyakarta.
Tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin yang saat itu
menggunakan nama Jamu Tujuh Angin. Ketika perang kolonial Belanda yang kedua di
tahun 1949, mereka mengungsi ke Semarang dan mendirikan usaha jamu dengan nama
Sido Muncul, yang artinya “ impian yang terwujud”. Di Jalan Mlaten Trenggulun No. 104
itulah, usaha jamu rumahan dimulai dengan di bantu oleh tiga orang karyawan.
Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau
memproduksi jamu Tolak Angin dalam bentuk serbuk. Produk ini mendapat tempat di
hati masyarakat sekitar dan permintaannya pun terus meningkat.
Pada tahun 1970, dibentuk persekutuan komanditer dengan nama CV Industri Jamu &
Farmasi Sido Muncul. Kemudian pada 1975, bentuk usaha industri jamu pun berubah
menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul,
dimana seluruh usaha dan aset dari CV Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
digabungkan, dan dilanjutkan oleh perseroan terbatas ini.
2
Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl.Mlaten Trenggulun ternyata tidak
mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang semakin besar. Oleh sebab permintaan
pasar yang semakin tinggi , membuat generasi kedua dari pendiri PT Sido Muncul Desy
Sulistio, memutuskan untuk memindahkan pabrik ke Lingkungan Industri Kecil di Jalan
Kaligawe Semarang pada tahun 1984.Kemudian dimulailah pembangunan pabrik yang
dilengkapi dengan fasilitas modern, hingga dapat berkembang pesat seperti saat ini, dan
menjadi pelopor perusahaan jamu dengan standar farmasi.Demi mengantisipasi kemajuan
masa mendatang, Sido Muncul merasa perlu untuk membangun pabrik yang lebih besar
dan modern, maka pada tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan
pabrik baru di Klepu, Ungaran, oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dan disaksikan
Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu.
Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, kecamatan Bergas, Ungaran dengan luas sekitar
30 hektar tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik
Indonesia, pada 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, Sido Muncul menerima dua
sertifikat sekaligus, yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi. Sertifikat inilah yang
menjadikan Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi
pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas sekitar 8 hektar dan sisanya menjadi
kawasan pendukung lingkungan pabrikSebagai perusahaan yang telah berdiri sejak 1951,
Sido Muncul yang kini merupakan perusahaan herbal bertaraf modern senantiasa
berupaya untuk memberikan produk-produk yang baik dan menyehatkan bagi seluruh
konsumennya, dan dengan demikian memberikan nilai positif bagi masyarakat.
Seiring waktu berjalan Sido Muncul mulai mengembangkan bisnisnya yang awalnya
hanya berkonsentrasi di bidang jamu (herbal), maka pada tahun 2004 Sido Muncul
membuat divisi baru yaitu “Divisi Food”. Produk pertama yang dibuat adalah minuman
energi “Kuku Bima Energi” dengan rasa original. Kemudian produk berikutnya adalah
permen yaitu Permen Tolak Angin, Permen Jahe Wangi dan Permen Kunyit Asam.
Disusul dengan minuman kesehatan seperti Sido Muncul VitaminC-1000, Kuku Bima
Kopi Ginseng, Kopi Jahe Sido Muncul. Susu Jahe, Alang Sari Plus, Colla Mill. Untuk
minuman energi “Kuku Bima Energi” Sido Muncul mengeluarkan beberapa varian rasa
yaitu rasa Anggur, Jambu, Jeruk, Nanas, Kopi, Mangga, Susu Soda serta Kuku Bima
Energi Plus Vitamin C. Produk-produk yang telah di produksi sampai saat ini oleh Sido
Muncul ada lebih dari 250 jenis produk dengan produk unggulan Tolak Angin, Kuku
3
Bima Energi, Alang Sari Plus, Kopi Jahe Sido Muncul, Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu
Jahe, Jamu Komplit dan Kunyit Asam.
Kini, produk-produk Sido Muncul telah berhasil di ekspor ke beberapa negara Asia
Tenggara (Malaysia, Singapore, Brunei dll), Australia, Korea, Nigeria, Algeria, Hong
Kong, USA, Saudi Arabia, Mongolia dan Rusia. Saat ini perseroan juga tengah
melakukan penjajagan dengan distributor dan perusahaan asal Thailand, Vietnam dan
Jepang.
Tepat tanggal 18 November 2013, Sido Muncul yang memiliki 109 distributor di seluruh
Indonesia kembali melakukan perubahan. Perusahaan keluarga ini memilih naik kelas
menjadi perusahaan terbuka dengan tujuan agar perusahaan ini langgeng dan dipercaya
oleh masyarakat. Saat ini PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. telah menjadi
Pabrik Jamu terbesar di Indonesia dan masih akan terus berkembang dan kini tercatat
dengan Kode saham dari Perseroan SIDO di Bursa Efek Indonesia. Dalam rangka
memperluas pangsa pasar , Supplement Herbal dan Farmasi Sido Muncul Corporation (
PT . Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk . ) Telah berhasil menembus pasar
ekspor dengan memasarkan produk ke negara-negara seperti Malaysia , Singapura,
Brunei , Australia , Korea Selatan , Nigeria , Aljazair , Hong Kong , Amerika Serikat ,
Arab Saudi , Mongolia dan Rusia.
Langkah ekspor dan rencana telah dilaksanakan sesuai dengan pengalaman perusahaan
yang telah mendapatkan banyak permintaan konsumen dari berbagai negara di sepanjang
kali ini . Meskipun telah masuk ke pasar ekspor , pangsa pasar lokal akan tetap sebagai
perhatian utama dari perusahaan .
4
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi tahunan 2016 hanya
mencapai 3,02%, lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan 2015 yang mencapai
3,35%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercatat sebesar 5,0% di tahun 2016
yang menunjukkan masih stabilnya daya beli masyarakat. Survei konsumen BI pada
November 2016 menunjukkan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian
Indonesia tetap berada di level optimistis. Konsumsi swasta dan investasi perlahan
mulai membaik sebagai respon atas penurunan tingkat suku bunga kredit dan
membaiknya harga komoditas. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun
2016 mencapai 5,02%, lebih baik dari tahun 2015 sebesar 4,79%.
2. Sosial budaya dan demografi
Pemerintah terus berupaya membuka peluang perluasan pasar ekspor dan kerja sama
ekonomi bagi industri jamu nasional melalui pelaksanaan skema perjanjian
perdagangan bebas yang komprehensif. Berdasarkan, Rencana Induk Pembangunan
Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035, industri jamu bersama industri kosmetik
merupakan sektor prioritas karena berperan besar sebagai salah satu penggerak utama
perekonomian nasional. Pemerintah ikut mendorong tumbuhnya industri jamu dan
obat tradisional salah satunya melalui kebijakan peningkatan penggunaan produk
dalam negeri (P3DN). Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kemandirian
industri jamu dan obat tradisional nasional dengan cara mengurangi ketergantungan
terhadap bahan baku impor.
4. Teknologi
5
Teknologi yang berkaitan dengan industri farmasi dan obat herbal semakin
berkembang di berbagai dunia. Hal ini didukukung dengan jurnal jurnal penelitian
yang terkait. Selain itu, peran Teknologi Informasi dimanfaatkan PT Sido Muncul
Tbk. seperti:
a. e-commerce sebagai media perdagangan yang memberikan pengetahuan serta
sumber informasi tentang PT Sido Muncul Tbk.
b. e-dagang juga perlu teknologi basis data/database untuk menyimpan dokumen PT
Sido Muncul Tbk.
c. e-surat/email sebagai sarana komunikasi antar karyawan, pemasok, dan pelanggan
PT Sido Muncul Tbk.
d. Sistem informasi manajemen, memungkinkan perusahaan untuk melacak data
penjualan, biaya, dan tingkat produktivitas.
e. Customer Relationship Management / call center, sebuah sistem yang dapat
menangkap setiap interaksi perusahaan terhadap
f. para pelanggan
g. Aktivitas bisnis selama 24 jam, membantu para pelaku bisnis untuk melakukan
aktivitas jual beli selama 24 jam
h. dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman
barang dan alat – alat pembayaran.
5. Persaingan
Saat ini terdapat 1.247 industri jamu dan obat tradisional yang terdiri dari 129 Industri
Obat Tradisional (IOT) dan 1.118 Usaha Menengah Obat Tradisional (UMOT) dan
Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) yang tersebar di wilayah Indonesia terutama di
Pulau Jawa. Industri jamu dan obat tradisional telah menyerap 15 juta tenaga kerja
baik di segmen obat herbal maupun segmen makanan, minuman, kosmetik, spa, dan
aromaterapi. Hingga akhir tahun 2016 angka penjualan jamu dan obat tradisional
hanya tumbuh sekitar 10% atau berkisar Rp18,5 triliun dibandingkan tahun 2015.
Beberapa perusahaan yang bergelut dibidang obat tradisional dan menjadi pesaing PT.
Sidomuncul adalah :
a. PT Air Mancur
b. PT Industri jamu Borobudur
c. PT jamu Iboe Jaya
d. PT Industri jamu Jago
6
e. PT jamu Indonesia Simona
f. Perusahaan farmasi, seperti Kalbe farma, Kimia farma, Merck dll.
6. EFE Matrix
7
generasi awal Sido Muncul adalah implementasi dari praktik GCG yang sejak lama
telah menjadi kunci keberhasilan Perseroan dalam membangun keunggulan kompetitif,
meningkatkan citra Sido Muncul di tengah-tengah masyarakat dan mencapai
pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. Perseroan senantiasa melakukan berbagai upaya
untuk meningkatkan kualitas penerapan GCG. Saat ini Perseroan telah memiliki
beberapa kebijakan, pedoman, dan prosedur terkait pelaksanaan GCG yang akan terus
ditambah dan disempurnakan mengacu kepada peraturan perundang-undangan dan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK). Penyempurnaan prosedur operasional
standar terus dilakukan untuk memastikan proses bisnis di Perseroan dapat terlaksana
dengan baik dan memenuhi standar-standar kualitas produksi seperti GMP (Good
Manufacturing Practise), CPOTB dan CPOB.
2. Pemasaran
Perseroan juga terus melakukan terobosan inovatif pada strategi pemasaran terutama
untuk pasar domestik yang pangsa pasarnya masih sangat besar. Salah satu strategi baru
yang diperkenalkan pada tahun 2016 adalah konsep “Café Jamu” sebagai saluran
distribusi terdepan produk Sido Muncul. Melalui Café Jamu, Perseroan menjalin
kemitraan yang lebih erat dengan pedagang jamu eceran yang menjadi ujung tombak
penjualan.Di tahun 2017, Perseroan berencana untuk memperkuat aktivitas ekspor
dengan target meningkat dari 2% saat ini menjadi 5% dari total penjualan. Walaupun
produk Perseroan sudah dijual di 15 negara, porsi ekspor masih sangat kecil, karena
perseroan tidak mengekspor secara langsung. Produk Sido Muncul sudah diekspor ke
negara-negara seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina, Myanmar, Suriname,
Afrika Selatan, Nigeria, Australia, Belanda, serta negara-negara Eropa dan Amerika,
tetapi tidak melalui jaringan distribusi sendiri. Tahun 2017 Perseroan merencanakan
untuk melakukan sendiri kegiatan ekspor dengan mendaftarkan produk-produk Sido
Muncul di negara-negara tersebut dan membentuk semacam perwakilan.
3. Keuangan
Di tengah situasi yang penuh tantangan, Sido Muncul dapat menjaga momentum
pertumbuhannya dengan membukukan penjualan sebesar Rp2,56 triliun, naik 15,5%
dari Rp2,22 triliun pada tahun 2015. Pendapatan tersebut merupakan kontribusi dari
penjualan produk segmen Jamu Herbal dan Suplemen sebesar Rp1,52 triliun, naik
32,6% dibandingkan Rp1,14 triliun pada tahun 2015, segmen makanan dan minuman
8
sebesar Rp963,20 miliar, turun 3,4% dibandingkan Rp996,77 miliar pada tahun 2015
dan segmen farmasi yang menyumbang Rp79,73 miliar, naik 4,9% dari Rp76,04 miliar
pada tahun 2015. Segmen Jamu Herbal dan Suplemen berkontribusi sebesar 59% dari
total pendapatan, sedangkan segmen makanan dan minuman dan segmen farmasi
masing-masing berkontribusi sebesar 38% dan 3%. Beban pokok penjualan naik sebesar
11,9% dari Rp1,35 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp1,49 triliun dan beban usaha naik
25,5% dari Rp404,92 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp508,22 miliar. Kinerja
Perseroan menghasilkan laba bersih sebesar Rp480,52 miliar, tumbuh 9,8% dari
Rp437,47 miliar pada tahun 2015. Sedangkan total aset naik 6,8% dari Rp2,80 triliun
padatahun 2015 menjadi Rp2,99 triliun.
9
higienis dan modern sehingga dapat diterima masyarakat. Hingga akhir tahun 2016,
nilai penjualan kedua produk baru tersebut mampu memberikan kontribusi signifikan
bagi pencapaian total pendapatan Perseroan.
Perseroan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk belajar dan mengenal fungsi
seluruh departemen melalui koordinasi lintas departemen. Program-program
peningkatan kompetensi dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas karyawan secara
berkesinambungan. Peningkatan kompetensi karyawan mencakup kemampuan teknis,
ketrampilan manajemen, kemampuan fungsional dan pengembangan sikap dalam
hubungan antar manusia.
Pengembangan IT pada tahun 2016 adalah adanya implementasi SAP (Systems and
Application Product in Data Processing), dengan telah dilakukan Kick Off tanggal 15
Desember 2016 dan akan Go Live tahun 2017. Sasaran keseluruhan dari proyek ini
adalah untuk melakukan simplifikasi proses bisnis, otomasi dan mengintegrasikan
sistem informasi dengan menggunakan paket perangkat lunak SAP. Tersedianya sistem
informasi yang terintegrasi, andal dan sesuai dengan kebijakan perusahaan untuk
mendukung proses pengambilan keputusan. Perseroan mengembangkan Data Collecting
and Reporting System (DCRS) untuk memonitor penjualan dan persediaan setiap
distributor sekaligus sebagai penyedia data pendukung untuk melakukan analisa pasar
(market analysis).
1. .IFE Matrix
10
3. SOP produksi yang terstandar 0.10 4 0.40
4. Distribusi luas dan efisien 0.08 4 0.32
5. Strategi pemasaran kreatif dan inovatif 0.10 4 0.40
6. kapasitas prduksi yang besar 0.13 4 0.52
7. penggunaan sistem informasi terintegrasi 0.07 3 0.21
weakness
1. peningkatan biaya produksi 0.05 2 0.10
2.Ketersediaan Bahan baku 0.10 1 0.10
3. belum melakukan manajemen risiko dengan baik 0.10 1 0.10
4. belum adanya sistem pelaporan wistleblowing 0.05 2 0.10
TOTAL 1 3.03
11
Nasional (RIPIN) tahun
2015-2035
2. BCG Matrix
Data :
12
Pesaing terdekat di segmen jamu : PT Air Mancur, di segmen makanan dan minuman
energi dan farmasi : kalbe farma.
(Sumber: annual report sidomuncul 2016)
Largest
Market rival Relative Economic Industry Growth % Revenue
share Market growth
Portfolio Member % % share share growth % % Differential Contrib.%
Jamu Herbal 27 19 1,4 5 10 5 59
Makanan dan minuman
energi 25 20 1,3 5 10 5 38
farmasi 5 22 0,2 5 10 5 3
Keterangan:
Lingkaran biru menunjukkan posisi segmen jamu herbal yaitu berada di Star
Lingkaran ungu menunjukkan posisi segmen makanan dan minuman energi yaitu berada
di star
Lingkaran putih menunjukkan posisi segmen farmasi yaitu berada di quetions marks
13
3. IFE-EFE Matrix
4. Space Matrix
SCORE
Other factors 0 5
SCORE
14
Resource utilisation 4 Inefficient 0 5 Efficient
Other factors 0 0 5
SCORE
Other factors 0 5
15
Return on investment 5 Low 0 5 High
Other factors 0 0 5
Dari diagram diatas, menunjukkan arah strtategi yang disarankan untuk dterapkan oleh
sidomuncul. Perusahaan berada diinsutri yang memiliki kekuatan yang tinggi. selain itu
16
perusahaan jga memiliki financial strength. Oleh karena itu strategi yang disarankan adalah
strtategi yang agresif. Hal ini dikarenakan kondisi keuangan perusahaan yang baik serta
industri yang memiliki pertumbuhan tinggi membuat perusahaan memiliki peluang untuk
bertahan di industri dengan menggunakan strategi agresif. Perusahaan dapat melakukan
streategy cost leadhership dengan jalan melakukan konsentrasi, diversifikasi serta integrasi
vertikal.
Space graph
17