Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN STRATEGIK

PT INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL TBK

Sebagai tugas akhir mata kuliah Manajemen strategik

Oleh:

Reno Maulana Adityansah 041511233022

Alifairuz Nadiah 041511233057

Danny Wahyu Utomo 041511233066

Hana Siswanti 041511233167

Piety Hilga Dhevanggelista 041511233235

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2018
A. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul tbk

Di tengah persaingan sektor Industri jamu yang semakin ketat, PT Industri Jamu dan
Farmasi Sido Muncul Tbk telah berhasil memiliki market share terluas dan reputasi yang
baik sebagai industri jamu terbesar di Indonesia. Keberhasilan yang telah dicapai saat ini
tentunya tidak terlepas dari peran dan pelaku pendiri industri ini.

Perusahaan yang kini sudah berhasil Go Public masuk Bursa Efek Indonesia itu
dilalui melalui perjalanan yang cukup panjang. Berawal dari keinginan pasangan suami
istri Siem Thiam Hie yang lahir pada tanggal 28 Januari 1897 dan wafat 12 April 1976
bersama istrinya Ibu Rakhmat Sulistio yang terlahir pada tanggal 13 Agustus 1897
dengan nama Go Djing Nio dan wafat 14 Februari 1983, memulai usaha pertamanya
dengan membuka usaha Melkrey, yaitu usaha pemerahan susu yang besar di Ambarawa.

Pada tahun 1928, terjadi perang Malese yang melanda dunia. Akibat perang ini, usaha
Melkrey yang mereka rintis terpaksa gulung tikar dan mengharuskan mereka pindah ke
Solo, pada 1930. Tanpa menyerah, pasangan ini kemudian memulai usaha toko roti
dengan nama Roti Muncul. Lima tahun kemudian, berbekal kemahiran Ibu Rakhmat
Sulistio (Go Djing Nio) dalam mengolah jamu dan rempah-rempah, pasangan ini
memutuskan untuk membuka usaha jamu di Yogyakarta.

Tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin yang saat itu
menggunakan nama Jamu Tujuh Angin. Ketika perang kolonial Belanda yang kedua di
tahun 1949, mereka mengungsi ke Semarang dan mendirikan usaha jamu dengan nama
Sido Muncul, yang artinya “ impian yang terwujud”. Di Jalan Mlaten Trenggulun No. 104
itulah, usaha jamu rumahan dimulai dengan di bantu oleh tiga orang karyawan.

Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau
memproduksi jamu Tolak Angin dalam bentuk serbuk. Produk ini mendapat tempat di
hati masyarakat sekitar dan permintaannya pun terus meningkat.

Pada tahun 1970, dibentuk persekutuan komanditer dengan nama CV Industri Jamu &
Farmasi Sido Muncul. Kemudian pada 1975, bentuk usaha industri jamu pun berubah
menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul,
dimana seluruh usaha dan aset dari CV Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
digabungkan, dan dilanjutkan oleh perseroan terbatas ini.

2
Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl.Mlaten Trenggulun ternyata tidak
mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang semakin besar. Oleh sebab permintaan
pasar yang semakin tinggi , membuat generasi kedua dari pendiri PT Sido Muncul Desy
Sulistio, memutuskan untuk memindahkan pabrik ke Lingkungan Industri Kecil di Jalan
Kaligawe Semarang pada tahun 1984.Kemudian dimulailah pembangunan pabrik yang
dilengkapi dengan fasilitas modern, hingga dapat berkembang pesat seperti saat ini, dan
menjadi pelopor perusahaan jamu dengan standar farmasi.Demi mengantisipasi kemajuan
masa mendatang, Sido Muncul merasa perlu untuk membangun pabrik yang lebih besar
dan modern, maka pada tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan
pabrik baru di Klepu, Ungaran, oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dan disaksikan
Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu.

Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, kecamatan Bergas, Ungaran dengan luas sekitar
30 hektar tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik
Indonesia, pada 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, Sido Muncul menerima dua
sertifikat sekaligus, yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi. Sertifikat inilah yang
menjadikan Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi
pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas sekitar 8 hektar dan sisanya menjadi
kawasan pendukung lingkungan pabrikSebagai perusahaan yang telah berdiri sejak 1951,
Sido Muncul yang kini merupakan perusahaan herbal bertaraf modern senantiasa
berupaya untuk memberikan produk-produk yang baik dan menyehatkan bagi seluruh
konsumennya, dan dengan demikian memberikan nilai positif bagi masyarakat.

Seiring waktu berjalan Sido Muncul mulai mengembangkan bisnisnya yang awalnya
hanya berkonsentrasi di bidang jamu (herbal), maka pada tahun 2004 Sido Muncul
membuat divisi baru yaitu “Divisi Food”. Produk pertama yang dibuat adalah minuman
energi “Kuku Bima Energi” dengan rasa original. Kemudian produk berikutnya adalah
permen yaitu Permen Tolak Angin, Permen Jahe Wangi dan Permen Kunyit Asam.
Disusul dengan minuman kesehatan seperti Sido Muncul VitaminC-1000, Kuku Bima
Kopi Ginseng, Kopi Jahe Sido Muncul. Susu Jahe, Alang Sari Plus, Colla Mill. Untuk
minuman energi “Kuku Bima Energi” Sido Muncul mengeluarkan beberapa varian rasa
yaitu rasa Anggur, Jambu, Jeruk, Nanas, Kopi, Mangga, Susu Soda serta Kuku Bima
Energi Plus Vitamin C. Produk-produk yang telah di produksi sampai saat ini oleh Sido
Muncul ada lebih dari 250 jenis produk dengan produk unggulan Tolak Angin, Kuku

3
Bima Energi, Alang Sari Plus, Kopi Jahe Sido Muncul, Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu
Jahe, Jamu Komplit dan Kunyit Asam.

Kini, produk-produk Sido Muncul telah berhasil di ekspor ke beberapa negara Asia
Tenggara (Malaysia, Singapore, Brunei dll), Australia, Korea, Nigeria, Algeria, Hong
Kong, USA, Saudi Arabia, Mongolia dan Rusia. Saat ini perseroan juga tengah
melakukan penjajagan dengan distributor dan perusahaan asal Thailand, Vietnam dan
Jepang.

Tepat tanggal 18 November 2013, Sido Muncul yang memiliki 109 distributor di seluruh
Indonesia kembali melakukan perubahan. Perusahaan keluarga ini memilih naik kelas
menjadi perusahaan terbuka dengan tujuan agar perusahaan ini langgeng dan dipercaya
oleh masyarakat. Saat ini PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. telah menjadi
Pabrik Jamu terbesar di Indonesia dan masih akan terus berkembang dan kini tercatat
dengan Kode saham dari Perseroan SIDO di Bursa Efek Indonesia. Dalam rangka
memperluas pangsa pasar , Supplement Herbal dan Farmasi Sido Muncul Corporation (
PT . Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk . ) Telah berhasil menembus pasar
ekspor dengan memasarkan produk ke negara-negara seperti Malaysia , Singapura,
Brunei , Australia , Korea Selatan , Nigeria , Aljazair , Hong Kong , Amerika Serikat ,
Arab Saudi , Mongolia dan Rusia.

Langkah ekspor dan rencana telah dilaksanakan sesuai dengan pengalaman perusahaan
yang telah mendapatkan banyak permintaan konsumen dari berbagai negara di sepanjang
kali ini . Meskipun telah masuk ke pasar ekspor , pangsa pasar lokal akan tetap sebagai
perhatian utama dari perusahaan .

B. Visi dan Misi

C. Analisis Lingkungan Eksternal


1. Ekonomi

4
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi tahunan 2016 hanya
mencapai 3,02%, lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan 2015 yang mencapai
3,35%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercatat sebesar 5,0% di tahun 2016
yang menunjukkan masih stabilnya daya beli masyarakat. Survei konsumen BI pada
November 2016 menunjukkan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian
Indonesia tetap berada di level optimistis. Konsumsi swasta dan investasi perlahan
mulai membaik sebagai respon atas penurunan tingkat suku bunga kredit dan
membaiknya harga komoditas. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun
2016 mencapai 5,02%, lebih baik dari tahun 2015 sebesar 4,79%.
2. Sosial budaya dan demografi

Industri jamu dan obat tradisional telah mengalami kerkembangan yang


menggembirakan dalam beberapa tahun terakhir. Kecenderungan masyarakat untuk
menggunakan bahan alami (back to nature) dalam setiap aktivitas kehidupan terutama
yang menyangkut kesehatan terus menguat. Masyarakat semakin menyadari bahwa
penggunaan obat tradisional selain harganya murah, mudah diperoleh, juga relatif
tidak membawa efek samping secara medis. Segmentasi demografi yang diterapkan
oleh perusahaan, produk Sidomuncul ditargetkan untuk seluruh kalangan masyarakat.
Baik pria maupun wanita, dewasa maupun anak-anak. Hal ini juga dilatarbelakangi
oleh harga yang diterapkan terjangkau untuk seluruh kalangan kelas, sehingga baik
untuk masyarakat kelas menengah ke atas dan menengah ke bawah juga dapat
mengonsumsi produk-produknya.
3. Politik dan peraturan pemerintah

Pemerintah terus berupaya membuka peluang perluasan pasar ekspor dan kerja sama
ekonomi bagi industri jamu nasional melalui pelaksanaan skema perjanjian
perdagangan bebas yang komprehensif. Berdasarkan, Rencana Induk Pembangunan
Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035, industri jamu bersama industri kosmetik
merupakan sektor prioritas karena berperan besar sebagai salah satu penggerak utama
perekonomian nasional. Pemerintah ikut mendorong tumbuhnya industri jamu dan
obat tradisional salah satunya melalui kebijakan peningkatan penggunaan produk
dalam negeri (P3DN). Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kemandirian
industri jamu dan obat tradisional nasional dengan cara mengurangi ketergantungan
terhadap bahan baku impor.
4. Teknologi

5
Teknologi yang berkaitan dengan industri farmasi dan obat herbal semakin
berkembang di berbagai dunia. Hal ini didukukung dengan jurnal jurnal penelitian
yang terkait. Selain itu, peran Teknologi Informasi dimanfaatkan PT Sido Muncul
Tbk. seperti:
a. e-commerce sebagai media perdagangan yang memberikan pengetahuan serta
sumber informasi tentang PT Sido Muncul Tbk.
b. e-dagang juga perlu teknologi basis data/database untuk menyimpan dokumen PT
Sido Muncul Tbk.
c. e-surat/email sebagai sarana komunikasi antar karyawan, pemasok, dan pelanggan
PT Sido Muncul Tbk.
d. Sistem informasi manajemen, memungkinkan perusahaan untuk melacak data
penjualan, biaya, dan tingkat produktivitas.
e. Customer Relationship Management / call center, sebuah sistem yang dapat
menangkap setiap interaksi perusahaan terhadap
f. para pelanggan
g. Aktivitas bisnis selama 24 jam, membantu para pelaku bisnis untuk melakukan
aktivitas jual beli selama 24 jam
h. dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman
barang dan alat – alat pembayaran.
5. Persaingan

Saat ini terdapat 1.247 industri jamu dan obat tradisional yang terdiri dari 129 Industri
Obat Tradisional (IOT) dan 1.118 Usaha Menengah Obat Tradisional (UMOT) dan
Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) yang tersebar di wilayah Indonesia terutama di
Pulau Jawa. Industri jamu dan obat tradisional telah menyerap 15 juta tenaga kerja
baik di segmen obat herbal maupun segmen makanan, minuman, kosmetik, spa, dan
aromaterapi. Hingga akhir tahun 2016 angka penjualan jamu dan obat tradisional
hanya tumbuh sekitar 10% atau berkisar Rp18,5 triliun dibandingkan tahun 2015.
Beberapa perusahaan yang bergelut dibidang obat tradisional dan menjadi pesaing PT.
Sidomuncul adalah :
a. PT Air Mancur
b. PT Industri jamu Borobudur
c. PT jamu Iboe Jaya
d. PT Industri jamu Jago

6
e. PT jamu Indonesia Simona
f. Perusahaan farmasi, seperti Kalbe farma, Kimia farma, Merck dll.
6. EFE Matrix

External Factor Evaluation (EFE) matrix digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor


eksternal seperti ekonomi, sosial budaya, demografi, politik, hukum serta data
eksternal relevan lainnya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung
terhadap perusahaan.

weight rating Weighted


opportunities
score
1. inflasi yang rendah dan pertumbuhan konsumsi rumah 0.10 2 0.20
tanga yang baik
2. teknologi farmasi yang semakin berkembang 0.13 3 0.39
3. munculnya trend gaya hidup “back to nature” 0.15 4 0.45
4. peningkatan penggunaan obat herbal di pasar domestik dan 0.17 4 0.68
Internasional
5. Industri Jamu menjadi salah satu prioritas dalam Rencana 0,09 3 0,27
Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-
2035
threats
1. adanya kompetitor langsung 0.08 2 0.16
2. adanya kompetitor tidak langsung: Jamu Kimia 0.10 3 0.30
3. adanya barang substitusi 0.10 2 0.20
4. perbedaan aturan produk herbal di negara tujuan ekspor 0.08 3 0.24
TOTAL 1 2.89

D. Analisis Lingkungan Internal


1. Manajemen

Sebagai perusahaan publik, Sido Muncul telah berkomitmen untuk senantiasa


menerapkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG)
dalam setiap aktivitas usahanya. Pada hakikatnya, prinsip keterbukaan, kejujuran,
kepercayaan serta menjunjung tinggi etika bisnis yang telah dijalankan para pendiri dan

7
generasi awal Sido Muncul adalah implementasi dari praktik GCG yang sejak lama
telah menjadi kunci keberhasilan Perseroan dalam membangun keunggulan kompetitif,
meningkatkan citra Sido Muncul di tengah-tengah masyarakat dan mencapai
pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. Perseroan senantiasa melakukan berbagai upaya
untuk meningkatkan kualitas penerapan GCG. Saat ini Perseroan telah memiliki
beberapa kebijakan, pedoman, dan prosedur terkait pelaksanaan GCG yang akan terus
ditambah dan disempurnakan mengacu kepada peraturan perundang-undangan dan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK). Penyempurnaan prosedur operasional
standar terus dilakukan untuk memastikan proses bisnis di Perseroan dapat terlaksana
dengan baik dan memenuhi standar-standar kualitas produksi seperti GMP (Good
Manufacturing Practise), CPOTB dan CPOB.

2. Pemasaran

Perseroan juga terus melakukan terobosan inovatif pada strategi pemasaran terutama
untuk pasar domestik yang pangsa pasarnya masih sangat besar. Salah satu strategi baru
yang diperkenalkan pada tahun 2016 adalah konsep “Café Jamu” sebagai saluran
distribusi terdepan produk Sido Muncul. Melalui Café Jamu, Perseroan menjalin
kemitraan yang lebih erat dengan pedagang jamu eceran yang menjadi ujung tombak
penjualan.Di tahun 2017, Perseroan berencana untuk memperkuat aktivitas ekspor
dengan target meningkat dari 2% saat ini menjadi 5% dari total penjualan. Walaupun
produk Perseroan sudah dijual di 15 negara, porsi ekspor masih sangat kecil, karena
perseroan tidak mengekspor secara langsung. Produk Sido Muncul sudah diekspor ke
negara-negara seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina, Myanmar, Suriname,
Afrika Selatan, Nigeria, Australia, Belanda, serta negara-negara Eropa dan Amerika,
tetapi tidak melalui jaringan distribusi sendiri. Tahun 2017 Perseroan merencanakan
untuk melakukan sendiri kegiatan ekspor dengan mendaftarkan produk-produk Sido
Muncul di negara-negara tersebut dan membentuk semacam perwakilan.

3. Keuangan

Di tengah situasi yang penuh tantangan, Sido Muncul dapat menjaga momentum
pertumbuhannya dengan membukukan penjualan sebesar Rp2,56 triliun, naik 15,5%
dari Rp2,22 triliun pada tahun 2015. Pendapatan tersebut merupakan kontribusi dari
penjualan produk segmen Jamu Herbal dan Suplemen sebesar Rp1,52 triliun, naik
32,6% dibandingkan Rp1,14 triliun pada tahun 2015, segmen makanan dan minuman

8
sebesar Rp963,20 miliar, turun 3,4% dibandingkan Rp996,77 miliar pada tahun 2015
dan segmen farmasi yang menyumbang Rp79,73 miliar, naik 4,9% dari Rp76,04 miliar
pada tahun 2015. Segmen Jamu Herbal dan Suplemen berkontribusi sebesar 59% dari
total pendapatan, sedangkan segmen makanan dan minuman dan segmen farmasi
masing-masing berkontribusi sebesar 38% dan 3%. Beban pokok penjualan naik sebesar
11,9% dari Rp1,35 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp1,49 triliun dan beban usaha naik
25,5% dari Rp404,92 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp508,22 miliar. Kinerja
Perseroan menghasilkan laba bersih sebesar Rp480,52 miliar, tumbuh 9,8% dari
Rp437,47 miliar pada tahun 2015. Sedangkan total aset naik 6,8% dari Rp2,80 triliun
padatahun 2015 menjadi Rp2,99 triliun.

4. Produksi dan Operasi

Saat ini Perseroan sedang menyelesaikan pembangunan pabrik baru di Semarang


dengan kapasitas produksi sekitar 150 juta sachet per bulan yang ditargetkan rampung
pada Juli 2017. Kapasitas tersebut akan menjadikan kapasitas produksi total meningkat
166% dari kapasitas saat ini sebesar 90 juta sachet per bulan.Di tahun 2016 PT Muncul
Mekar terus memperluas jaringan distribusi, baik jaringan distribusi umum (general
trade) maupun jaringan distribusi modern (modern trade) melalui peningkatan kerja
sama dengan gerai modern (modern outlet) nasional. Perluasan jaringan distribusi terus
menerus dilakukan melalui kerja sama dengan beberapa Distributor baru dan beberapa
pedagang besar farmasi (PBF) yang memiliki jalur distribusi ke apotik dan toko obat di
seluruh wilayah Indonesia. Hingga akhir tahun 2016, PT Muncul Mekar telah memiliki
121 distributor.

5. Riset dan Pengembangan

Sesuai dengan visi Perseroan untuk terus berinovasi mengembangkan produk-produk


yang berkualitas, pada tahun 2016 Perseroan telah meluncurkan produk minuman
energy herbal yang merupakan pengembangan varian minuman energy kuku bima. Di
pertengahan tahun 2016, Perseroan telah meluncurkan dua produk baru yaitu Kuku
Bima Energi Herbal dan Tolak Linu Mint. Kedua produk baru tersebut merupakan
tindak lanjut atas tanggapan masyarakat terhadap 3 produk baru yang diluncurkan tahun
2015 lalu yaitu Tolak Linu, Tolak Angin Care dan Kuku Bima Energi RTD (ready to
drink). Sebagai pionir perusahaan jamu, perusahaan terus melakukan inovasi untuk
menghasilkan berbagai produk kesehatan dari bahan herbal alami yang diproses secara

9
higienis dan modern sehingga dapat diterima masyarakat. Hingga akhir tahun 2016,
nilai penjualan kedua produk baru tersebut mampu memberikan kontribusi signifikan
bagi pencapaian total pendapatan Perseroan.

6. Sumber Daya Manusia

Perseroan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk belajar dan mengenal fungsi
seluruh departemen melalui koordinasi lintas departemen. Program-program
peningkatan kompetensi dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas karyawan secara
berkesinambungan. Peningkatan kompetensi karyawan mencakup kemampuan teknis,
ketrampilan manajemen, kemampuan fungsional dan pengembangan sikap dalam
hubungan antar manusia.

7. Sistem Informasi Manajemen

Pengembangan IT pada tahun 2016 adalah adanya implementasi SAP (Systems and
Application Product in Data Processing), dengan telah dilakukan Kick Off tanggal 15
Desember 2016 dan akan Go Live tahun 2017. Sasaran keseluruhan dari proyek ini
adalah untuk melakukan simplifikasi proses bisnis, otomasi dan mengintegrasikan
sistem informasi dengan menggunakan paket perangkat lunak SAP. Tersedianya sistem
informasi yang terintegrasi, andal dan sesuai dengan kebijakan perusahaan untuk
mendukung proses pengambilan keputusan. Perseroan mengembangkan Data Collecting
and Reporting System (DCRS) untuk memonitor penjualan dan persediaan setiap
distributor sekaligus sebagai penyedia data pendukung untuk melakukan analisa pasar
(market analysis).

1. .IFE Matrix

Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor


internal. Data internal dikumpulkan untuk menganalis hal-hal menyangkut persoalan
manajemen pemasaran dan distribusi, keuangan, operasi dan produksi, research and
development, sistem informasi manajemen, serta data eksternal relevan lainnya.

weight rating Weighted


strength
score
1. harga produk murah 0.12 4 0.48
2. SDM yang handal 0.10 3 0.30

10
3. SOP produksi yang terstandar 0.10 4 0.40
4. Distribusi luas dan efisien 0.08 4 0.32
5. Strategi pemasaran kreatif dan inovatif 0.10 4 0.40
6. kapasitas prduksi yang besar 0.13 4 0.52
7. penggunaan sistem informasi terintegrasi 0.07 3 0.21
weakness
1. peningkatan biaya produksi 0.05 2 0.10
2.Ketersediaan Bahan baku 0.10 1 0.10
3. belum melakukan manajemen risiko dengan baik 0.10 1 0.10
4. belum adanya sistem pelaporan wistleblowing 0.05 2 0.10
TOTAL 1 3.03

E. Analisis dan Pilihan Strategis


1. SWOT Matrix

Internal env. KEKUATAN KELEMAHAN


(STRENGTHS) (WEAKNESSES)
1. harga produk murah 1. Biaya produksi yang
2. SDM yang handal meningkat
3. SOP produksi yang 2.Ketersediaan Bahan baku
terstandar 3. belum melakukan manajemen
4. Distribusi luas dan efisien risiko dengan baik
5. Strategi pemasaran kreatif 4. belum adanya sistem
External env. dan inovatif pelaporan wistleblowing
6. kapasitas prduksi yang besar
7. penggunaan sistem informasi
terintegrasi
PELUANG STRATEGI SO: STRATEGI WO:
(OPPORTUNITIES) 1. Dengan kapasitas produksi Melihat peluang bisnis yang ada,
1. inflasi yang rendah dan yang besar, perusahaan perusahaan dapat mencari
pertumbuhan konsumsi dapat meningkatkan alternatif suppliyer serta
rumah tanga yang baik penjualan domestik ekspor melakukan tata kelola
2. teknologi farmasi yang produk memanfaatkan perusahaan dengan lebih baik.
semakin berkembang peningkatan penggunaan
3. munculnya trend gaya hidup produk obat herbal
“back to nature” domestik dan internasional
4. peningkatan penggunaan 2. Mendorong ekspor dengan
obat herbal di pasar domestik pembuakaan cabang di luar
dan Internasional negeri dan
5. Industri Jamu menjadi 3. Melakukan strategi
salah satu prioritas dalam pemasaran yang kreatif
untuk menark pelanggan
Rencana Induk
baru
Pembangunan Industri

11
Nasional (RIPIN) tahun
2015-2035

TANTANGAN (THREATS) STRATEGI ST: STRATEGI WT:


5. adanya kompetitor 1. Perusahaan dapat Perusahaan dapat memanfaatkan
langsung memanfaatkan kekuatan kekuatan yang dimiliki antara
6. adanya kompetitor tidak yang dimiliki antara lain lain dalam pemasaran, SDM,
langsung: Jamu Kimia dalam pemasaran, SDM, SOP hingga harga dalam
7. adanya barang substitusi SOP hingga harga dalam menghadapi kompetitior serta
8. perbedaan aturan produk menghadapi kompetitior didukung oleh tata kelola
herbal di negara tujuan 2. Perusahaan dapat perusahaan yang lebih baik
ekspor memasarkan produknya di
luar negeri dengan
distribusi langsung oleh
perusahaan menggunakan
kantor perwakilan sehingga
memudahkan dalam proses
regulasi, pemasaran, dan
distribusi

2. BCG Matrix

Data :

 Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar : 5 %


 Pertumbuhan pendapatan perusahaan : 15,5%
 Perusahaan memiliki 3 segmemn usaha yaitu :
 Segmen Jamu Herbal dan Suplemen sebesar Rp1,52 triliun, naik 32,6% dibandingkan
Rp1,14 triliun pada tahun 2015
 segmen makanan dan minuman energi sebesar Rp963,20 miliar, turun 3,4%
dibandingkan Rp996,77 miliar pada tahun 2015
 Segmen farmasi yang menyumbang Rp79,73 miliar, naik 4,9% dari Rp76,04 miliar pada
tahun 2015.
 Segmen Jamu Herbal dan Suplemen berkontribusi sebesar 59% dari total pendapatan,
sedangkan segmen makanan dan minuman energi dan segmen farmasi masing-masing
berkontribusi sebesar 38% dan 3%.
 Pertumbuhan industri jamu 10%

12
 Pesaing terdekat di segmen jamu : PT Air Mancur, di segmen makanan dan minuman
energi dan farmasi : kalbe farma.
(Sumber: annual report sidomuncul 2016)

Largest
Market rival Relative Economic Industry Growth % Revenue
share Market growth
Portfolio Member % % share share growth % % Differential Contrib.%
Jamu Herbal 27 19 1,4 5 10 5 59
Makanan dan minuman
energi 25 20 1,3 5 10 5 38
farmasi 5 22 0,2 5 10 5 3

Keterangan:
Lingkaran biru menunjukkan posisi segmen jamu herbal yaitu berada di Star
Lingkaran ungu menunjukkan posisi segmen makanan dan minuman energi yaitu berada
di star
Lingkaran putih menunjukkan posisi segmen farmasi yaitu berada di quetions marks

13
3. IFE-EFE Matrix

4. Space Matrix

Factor determining Enviromental Stability

SCORE

Technological changes Many 0 5 Few

Rate of inflation 4 High 0 5 Low

Demand variability 3 Large 0 5 Small

Price range -competing products 5 Wide 0 5 Narrow

Competitive pressure 3 High 0 5 Low

Price elasticity of demand 2 Elastic 0 5 Inelastic

Other factors 0 5

Average 2,8 -5 -2,2

Factor determining industry strength

SCORE

Growth potential 5 Low 0 5 High

Profit potential 5 Low 0 5 High

Financial stability 4 Low 0 5 High

Technological know-how 3 Simple 0 5 Complex

14
Resource utilisation 4 Inefficient 0 5 Efficient

Capital intensity 4 Low 0 5 High

Ease of market entry 5 Easy 0 5 Difficult

Productivity capacity utilisation 4 Low 0 5 High

Other factors 0 0 5

Average 4,3 4,3

Factor determining Competitive advantage

SCORE

Market share 5 Small 0 5 Large

Product quality 5 Inferior 0 5 Superior

Product life cycle 1 Late 0 5 Early

Product replacement cycle 3 Variable 0 5 Fixed

Customer loyalty 4 Low 0 5 High

Competitions capacity utilisation 3 Low 0 5 High

Technological know how 5 Low 0 5 High

Vertical integration 4 Low 0 5 High

Other factors 0 5

Average 3,8 -5 -1,3

Factor determining Financial strength

15
Return on investment 5 Low 0 5 High

Gearing 4 Imbalanced 0 5 Balanced

Liquidity 4 Imbalanced 0 5 Balanced

Capital required/available 2 High 0 5 Low

Cash flow 5 Low 0 5 High

Ease of market exit 3 Difficult 0 5 Easy

Business risk involved 5 High 0 5 Low

Other factors 0 0 5

Average 4,0 4,0

Strategic option and generic strategies

Dari diagram diatas, menunjukkan arah strtategi yang disarankan untuk dterapkan oleh
sidomuncul. Perusahaan berada diinsutri yang memiliki kekuatan yang tinggi. selain itu

16
perusahaan jga memiliki financial strength. Oleh karena itu strategi yang disarankan adalah
strtategi yang agresif. Hal ini dikarenakan kondisi keuangan perusahaan yang baik serta
industri yang memiliki pertumbuhan tinggi membuat perusahaan memiliki peluang untuk
bertahan di industri dengan menggunakan strategi agresif. Perusahaan dapat melakukan
streategy cost leadhership dengan jalan melakukan konsentrasi, diversifikasi serta integrasi
vertikal.

Space graph

17

Anda mungkin juga menyukai