48-Article Text-162-1-10-20191111
48-Article Text-162-1-10-20191111
ABSTRAK
Minyak Zaitun(Olive oil)merupakan senyawa yang diketahui memiliki aktivitas farmakologi seperti
antikolesterol. Kelarutan yang rendah dari minyak zaitun menyebabkan bioavailabilitas minyak zaitun
menjadi rendah bila diberikan secara peroral, sehingga perlu dilakukan formulasi yang dapat
memperbaiki kelarutan minyak zaitun, salah satunya dengan pembuatan mikroemulsi. Mikroemulsi
merupakan emulsi minyak dalam air (o/w) atau air dalam minyak (w/o) yang stabil secara
termodinamika dengan ukuran globul 0,1-1 µm. Tipe emulsi yang sesuai untuk minyak zaitun adalah
minyak dalam air (o/w) karena ditujukan untuk pemakaian oral. Penelitian ini bertujuan menentukan
perbandingan komposisi campuran surfaktan dan ko-surfaktan dalam pembuatan mikroemulsi serta
menguji kestabilannya. Mikroemulsi dibuat dengan menggunakan tween 80 sebagai surfaktan dan
sorbitol sebagai ko-surfaktan dengan perbandingan surfaktan dan ko-surfaktan (1:1, 2:1, 3:1, 4:1, 5:1).
Mikroemulsi yang terbentuk kemudian dievaluasi organoleptis, bobot jenis, ukuran globul, tegangan
permukaan, viskositas dan sentrifugasi. Hasil evaluasi menunjukkan komposisi surfaktan dan ko-
surfaktan (5:1) memiliki ukuran globul paling kecil (1,71 µm) dan tegangan permukaan paling rendah
(40,8507 dyne/cm). Selanjutnya dilakukan uji stabilitas selama 8 minggu pada suhu dingin, kamar, dan
suhu tinggi dengan parameter pengujian yaitu organoleptis, pH dan viskositas. Hasil uji stabilitas
menunjukkan bahwa terjadi perubahan pH dan viskositas dari sediaan.
ABSTRACT
Olive oil is a compound known to have pharmacology activity, such as anticolesterol. Low solubility
of olive oil lead to become low bioavailabilitas when given orally. Olive oil need to be formulations
that could improve soulubility by making microemulsion. Microemulsion is an emulsion of oil in water
(o/w) or water in oil (w/o) stable thermodynamically globul-size 0,1-1 µm. Type emulsion suitable for
olive oil is oil in water (o/w) because it is intended for oral consumption. This research aimed to
determine the comparison of the composition of the mixture of surfactants and co-surfactants in
manufacture of microemulsi as well as test the stability. Microemulsion created by using tween 80 as
surfactants and sorbitol as co-surfactants with a comparison of surfactants and co-surfactant (1:1, 2:1,
3:1, 4:1, 5:1). Microemulsion formed then evaluated organoleptis, types of density, size of globul,
surface tension, viscosity and centrifugation. Evaluation results indicate the composition of surfactants
and co-surfactants (5:1) has a size of globul (1,71 µm) and most low surface tension (40,8507
dyne/cm). Test of stability during 8 weeks at low, room, and high temperatures with parameter that
was organoleptic, pH and viscosity. Stability test results shows that changes of pH and viscosity.
Formula
Hasil Pengukuran Tegangan Permukaan bergantung pada kenyataan bahwa gaya yang
Mikroemulsi diperlukan untuk melepaskan suatu cincin
Pada penentuan tegangan permukaan platinum iridium yang dicelupkan pada
mikroemulsi menggunakan alat dengan metode permukaan adalah sebanding dengan tegangan
tensiometer cincin Du Nuoy. Prinsip alat ini permukaan. Berdasarkan Gambar grafik
diatas, didapatkan nilai tegangan permukaan sebesar 44,71965 dyne/cm, F4 sebesar 41,5111
pada kelima sediaan mikroemulsi menunjukan dyne/cm dan F5 sebesar 40,8507 dyne/cm.
beberapa variasi yaitu F1 sebesar 47,9704 Tegangan permukaan yang paling kecil yaitu
dyne/cm, F2 sebesar 43,4155 dyne/cm, F3 F5.
50 47,9704
48
Teganagn Permukaan
44,71965
46 43,4155
(dyne/cm)
44 41,5111
40,8507
42
40
38
36
1 2 3 4 5
Formula
(a) (b)
(c)
Gambar 4 Hasil Uji Stabilitas pH pada Suhu 27°C (a), Suhu 40°C (b), Suhu 4°C (c)
Hasil Uji Freeze thaw bergantian pada suhu dingin dan suhu tinggi,
Freeze thawmerupakan kondisi masing-masing temperaturselama 24 jam.
percepatan dengan adanya fluktuasi suhu untuk Pengujian dilakukan sebanyak 6 siklus. Hasil
menentukan kestabilan sediaan selama pengamatan menunjukkan bahwa sediaan dapat
penyimpanan. Freeze thaw dilakukan untuk melewati 6 siklus dengan baik. Sediaan tetap
melihat apakah terjadi kristalisasi, pemisahan jernih dan homogen. Hal ini menunjukkan
fase, kehilangan viskositas, agregasi dan bahwa perubahan sifat yang terjadi jika sediaan
pengendapan, dimana perubahan yang terjadi disimpan pada suhu tinggi 40°C atau suhu
bersifat reversible atau sebaliknya (Rahmawati rendah 4°C bersifat reversible. Hasil
et al., 2008). Freeze thaw dilakukan dengan pengamatan uji Freeze thaw dapat dilihat pada
menguji kestabilan mikroemulsi secara Tabel 9.
Siklus Organoleptik
Siklus 1 Sediaan berwarna kuning, berbau khas, tetap
jernih dan tidak terjadi pemisahan
Siklus 2 Sediaan berwarna kuning, berbau khas, tetap
jernih dan tidak terjadi pemisahan
Siklus 3 Sediaan berwarna kuning, berbau khas, tetap
jernih dan tidak terjadi pemisahan
Siklus 4 Sediaan berwarna kuning, berbau khas, tetap
jernih dan tidak terjadi pemisahan
Siklus 5 Sediaan berwarna kuning, berbau khas, tetap
jernih dan tidak terjadi pemisahan
Siklus 6 Sediaan berwarna kuning, berbau khas, tetap
jernih dan tidak terjadi pemisahan
SIMPULAN DAN SARAN FMIPA, Universitas Udayana: Bukit
Simpulan Jimbaran.
Sediaan mikroemulsi minyak zaitun dapat
dibuat pada suhu 33°C dan kecepatan [7] Mahdi J, et al 2009. Pembuatan
pengadukan sebesar 521 rpm selama 30 Mikroemulsi dari Minyak Buah
menit. Perbandingan surfaktan:Kosurfaktan
Merah.[Skripsi] Universitas
(5:1) merupakan formula terbaik dalam
membentuk karakter mikroemulsi, sehingga Indonesia: Depok.
cocok untuk sediaan oral.
[8] Athiyah, et al. 2015. Formulasi dan
Saran Evaluasi Fisik Mikroemulsi Ekstrak
Perlu dikembangkan kembali formula Umbi Talas Jepang (Colocasia
mikroemulsi yang lebih stabil secara fisika esculenta (L.) Schoot var
dan kimia. serta perlu dilakukan uji disolusi antiquorum) sebagai Anti-
untuk mengetahui laju kelarutan sediaan. Aging.[Skripsi] Uin Syarif
Hidayatullah: Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
[9] Carlfors. J. et al. 1901. Lidocaine In
[1] McClements, D.J., et al. 2007.
Microemulsion-a Dermal Delivery
Emulsion-Based Delivery Systems
System.New York: American P
for Lipophillic Bioactive
Components. J. Food Science. 72: [10] Priyanka. 2009. Formulasi
109-124. Ketokonazol Sebagai Antijamur
albicans dan Tricophyten
[2] Gao, Z.G.et al. 1998. Mentagroptes. Fakultas Farmasi.
Physicochemical Characterization Universitas Padjajaran: Indonesia.
and Evaluation of a Microemulsion
System for Oral Delivery of [11] Lawrence et al 2000. Microemulsion
Cyclosporin A. Int. International based media as Novel Drug Delivery
Journal of Pharmaceutics.183.75-86. Systems. Advanced Drug Delivery
Reviews, 45:1:89-121.
[3] Gulati R. et al. 2002.
Pharmacokinetics of Cyclosporine
[12] Rieger MM. 2000. Harry’s
from Conventional and New th
Cosmetology 8 ed. New York.
Microemulsions Formulation
Chemical Publishing co.inc Hal 891-
Healthy Volunteers.
892.
[4] Rowe, RC., Sheskey J.P., dan Owen
S.C., 2009. Handbook of [13]Nugraheni, K.2012.Pengaruh
Pharmaceutic Excipients, 6th Pemberian Minyak Zaitun Ekstra
Edition, Pharmaceutical Press and Virgin Terhadap Profil Lipid
American Pharmacist Association: Serum Tikus Putih (Rattus
London. norvegicus) Strain Sprague
Dawley Hiperkolesterolemia.Jurnal
[5] Nandi et al 2003. Study Of Isopropyl fakultas kedokteran UNDIP.vol
Myristate Microemulsion Systems 1(1).30-40.
Containing Cyclodextrins To
Improve The Solubility Of Mod [14] Pramudiana, E. 2010. Formulasi dan
Uji Stabilitas Fisik Griseofulvin
[6] Puspawati, N.M.,et al. 2010. Analisis dalam Bentuk Sediaan
Asam Lemak Rumput LautUlva Mikroemulsi Serta Uji Difusi Secara
reticulate forsskel yang Diperoleh In Vitro. [Skripsi] Fakultas Farmasi.
Dari Pantai Segara Sanur.[Skripsi] Universitas Padjajaran: Indonesia.