Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MAKALA BAHASA INDONESIA

DOSEN : Arfin Bagea,S.Pd.,M.A

DIBUAT OLEH:

Arfan hasrin . T

(216601353)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


ENAM-ENAM KENDARI
2021
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA SESUDAH MERDEKA

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 oktober 1928. Pada saat itu,para pemuda dari berbagai
pelosok Nusantara berkumpul dan para pemuda berikrar:

1. Bertumpah darah yang satu, tanah indonesia

2. Berbangsa yang satu, bangsa indonesia

3. Menjunjung bahasa persatuan, bahasa indonesia

Pada tahun 1928 bahasa indonesia di kokohkan kedudukanya sebagai bahasa nasional. Bahasa
Indonesia dinyatakan kedudukanya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 agustus 1945,karena
pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia” (pasal
36).

Kedudukan bahasa indonesia

 Bahasa Nasional

Kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional diproleh sejak awal kelahirannya, yaitu oada
tanggal 28 oktober 1928. bahasa indonesia sebagai bahasa nasional memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Lambang kebanggan nasional

2. Lambang jati diri atau identitas nasional

 Bahasa negara

Didasarkan pada UUD 1945 BAB XV, pasal 36 yang berbunyi “bahasa indonesia”. Bahasa indonesia
sebagai bahasa negara memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai bahasa resmi negara

2. Sebagai bahasa pengantar resmi di lembaga lembaga pendidikan

Ciri-ciri bahasa indonesia

1. Bahasa bersifat abrirter

Bahasa bersifat abrirter artinya hubungan antara lambang dengan yang di lambangkan tidak bersifat
wajib, bisa berubah dan tidak dapat di jelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna
terntu

2. Bahasa bersifat produktif

Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat
satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas

3. Bahasa bersifat dinamis


Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan
sewaktu-waktu dapat terjadi.

4. Bahasa bersifat beragam

Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu di
gunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang
berbed, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintakis
maupun pada tataran leksikon.

5. Bahasa bersifat manusiawi

Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa.
Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat
produktif dan dinamis.

Fungsi bahasa indonesia

 Fungsi bahasa secara umum :

1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.

2. Sebagai alat komunikasi.

3. Sebagai alat untuk berintegrasi dan beradaptasi sosial.

 Fungsi bahasa secara khusus :

1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari

2. Mewujudkan seni (sastra).

3. Mempelajari bahasa-bahasa kuno.

4. Mengeksploitasi IPTEK.
Apa itu Ragam Bahasa?

Ragam bahasa adalah bentuk bahasa yang bervariasi menurut konteks pemakaian. Ragam bahasa
tidak berfungsi sebagai atribut tetap seorang pembicara bahasawan yang kompeten biasanya
menguasai berbagai jenis ragam bahasa dan mampu menyesuaikan ragam yang dipakai dengan
situasi dan tujuan berbahasa.

Jenis-jenis Ragam Bahasa:

Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas

1. Ragam lisan 02. Ragam tulisan

Ragam Bahasa berdasarkan Pokok Pembicaraan


01. Ragam Bahasa Undang-Undang

02.Ragam Bahasa Jurnalistik

03.Ragam Bahasa Sastra

04.Ragam Bahasa Ilmiah

Ragam Bahasa Menurut Ciri Situasi Keidiologis-an

1. Ragam Bahasa Tinggi

2. Ragam Bahasa Non

3. Ragam Bahasa Semi

4. Ragam Bahasa

Ragam Bahasa Menurut Segi Pandangan Bidang atau pokok persoalan

1.Ragam Bahasa Hukum

2.Ragam bahasa Sastra

3.Ragam Bahasa Fungsional

4.Ragam Bahasa Bisnis

Ragam Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

01.Bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan
situasi pemakainya.

02. Bahasa yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten
4 Keterampilan Berbahasa
1. Keterampilan Menyimak
Menyimak adalah suatu proses mendengarkan/memperhatikan baik-baik apa yang
dikatakan orang lain untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna
komunikasi dalam pembicara. Dengan demikian, tujuan menyimak dapat memperoleh fakta,
menganalisis, mengevaluasi, mendapatkan inspirasi dan mendapat hiburan.
Ada dua jenis situasi dalam menyimak, yaitu:
1. Menyimak secara interaktif
2. Menyimak secara noninteraktif.

2. Keterampilan Berbicara
Berbicara adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat
produktif. Keterampilan berbicara terdiri dari 3 jenis situasi berbicara yaitu:
1. Interaktif
2. Semi Interaktif
3. Non Interaktif

3. Keterampilan Membaca
Membaca adalah keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat reseptif atau
menerima pendapat dan saran dari orang lain. Keterampilan membaca dapat
dikembangkan secara tersendiri.
Keterampilan membaca terbagi ke dalam dua klasifikasi, yakni:
1. Membaca permulaan, ditandai oleh kemampuan melek huruf, yakni kemampuan
mengenali lambang-lambang tulis dan dapat membunyikannya dengan benar.
2. Membaca lanjutan, kemampuan membaca ditandai oleh kemampuan melek wacana.
Artinya, pembaca bukan hanya sekadar mengenali lambang tulis atau bisa
membunyikannya dengan lancar, melainkan juga dapat memetik isi/makna bacaan yang
dibacanya.

4. Keterampilan Menulis
Menulis merupakan kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, perasaan pada
pihak lain melalui bahasa tulis. Salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis
bersifat reseptif.
Keterampilan menulis dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yakni:
1. Menulis permulaan, sesungguhnya identik dengan melukis gambar. Pada fase ini, si
penulis tidak menuangkan ide/gagasan, melainkan hanya sekadar melukis atau menyalin
gambar/lambang bunyi bahasa ke dalam wujud lambang-lambang tertulis.
2. Menulis yang sesungguhnya atau menulis lanjutan merupakan aktivitas curah ide,
curah gagasan, yang dinyatakan secara tertulis melalui bahasa tulis
Hubungan Antaraspek Keterampilan
Berbahasa
1. Hubungan Berbicara dengan Mendengarkan/Menyimak

Berbicara dilakukan untuk menyampaikan suatu pesan, sedangkan menyimak dilakukan untuk
menerima suatu pesan dari pembicara. Bahasa yang digunakan saat berbicara dipelajari lewat
menyimak dan menirukan pembicaraan.

2. Hubungan Mendengarkan/Menyimak dengan Membaca

Pada saat menyimak fokus perhatian berupa suara (bunyi-bunyi), sedangkan pada saat
membaca fokus perhatian adalah lambang tulisan. Aktivitas membaca dapat membantu seseorang
memperoleh kosakata yang berguna bagi pengembangan kemampuan menyimak pada tahap
berikutnya.

3. Hubungan Membaca dengan Menulis

Seseorang menulis guna menyampaikan gagasan, perasaan atau informasi dalam bentuk
tulisan. Sebaliknya, seseorang membaca guna memahami gagasan, perasaan atau informasi yang
disajikan penulis.

4. Hubungan Menulis dengan Berbicara

Kegiatan menulis dilakukan guna mendukung aktivitas berbicara. Bahkan dalam suatu
seminar, keempat aspek keterampilan berbahasa itu dilibatkan secara simultan.

PENGERTIAN DIKSI
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan selaras dalam
penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang
diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal
tulis-menulis, serta tutur sapa.

PERSYARATAN DIKSI
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu persyaratan ketetapan dan
kesesuaian.

Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan :

a. Kaidah kelompok kata/ frase

b. Kaidah makna kata

c. Kaidah lingkungan sosial

d. Kaidah karang-mengarang
1. Pilihan Kata Sesuai Dengan Kaidah Kelompok Kata /Frase

Pilihan kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase, seharusnya pilihan
kata/diksi yang tepat,seksama, lazim,dan benar.

a) Tepat, Pengertian tepat adalah pemilihan kata dengan menempatkannya pada


kelompoknya.

b) Seksama, Pengertian seksama adalah makna kata yang harus benar dengan seusai dengan
apa yang hendak disampaikan

c) Lazim, Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia.

2. Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata.

a) Jenis Makna

Berdasarkan bentuk maknanya, makna dibedakan atas dua macam yaitu:

 Makna Leksikal

 Makna Gramatikal

Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:

 Makna Denotasi

 Makna konotasi

Berdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :

 Makna referensial

 Makna inferensial

3. Pilihan kata sesuai dengan Kaidah Lingkungan Sosial Kata

Diksi harus selalu diperhatikan lingkungan pemakian kata-kata. Dengan membedakan


lingkungan itu, pilihan kata yang kita lakukan akan lebih tepat dan mengena

 Tingkat sosial yang mengakibatkan terjadinya sosiolek

 Daerah/geografi yang mengakibatkan dialek

 Formal/nonformal yang mengakibatkan bahasa baku/ tidak baku

 Umum dan khusus yang mengakibatkan terjadinya bahasa umum dan khusus.
4. Pilihan kata sesuai dengan kaidah mengarang.

 Pilihan kata akan memberikan imformasi sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Pilihan kata dengan kaidah mengarang memiliki kelompok kata yang berpasangan tetap,
pilihan kata langsung dan pilihan kata yang dekat dengar pembaca.

KATA ILMIAH, KATA POPULER, KATA JARGON DAN SLANG


a. Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan
ke dalam bahasa indonesia.

b. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari
masyarakat umum.

c. Jargon adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur
yang dianggap aneh kata ini juga merupakan kata sandi/kode rahasia untuk kalangan
terterntu (dokter,militer,perkumpulan rahasia,ilmuwan dsb).

d. Kata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang berupa
pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang lain. Kata-
kata ini bersifat sementara,kalau sudah teras usang hilang atau menjadi kata-kata
biasa.

PILIHAN KATA DAN PENGGUNAANYA


1. Kata dari dan daripada

Contoh :

- kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)

-Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan sebab)

2. Kata pada dan kepada

Contoh :

- buku catatan saya ada pada astuti (pengantar keterangan)

- Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (Keterangan waktu)

3. Kata dan dan dengan

Contoh :

- Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin

- Ibu memotong kue dengan pisau


4.. Kata antar dan antara

Contoh :

-Kabar ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)

-Dia akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)

A.    PENGERTIAN KALIMAT


Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,baik dengan
cara lisan maupun tulisan.kalimat juga merupakan satuan bahasa terkecil,dalam wujud lisan
atau tulisan. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras
lembut,disela jeda,dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang
mencegah terjadinya perpaduan atau asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam
wujud tulisan,kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda
tanya (?), ataupun tanda seru (!); an didalamnya dapat disertakan tanda baca seperti koma
(,), titik dua (:), pisah (-),dan spasi . tanda titik,tanda tanya dan tanda seru pada wujud tulisan
sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangnkan spasi mengikuti mereka
melambangkan kesenyapan . jika dilihat dari hal predikat,kalimat – kalimat dalam bahasa
indonesia ada dua macam, yaitu :
1.      Kalimat - kalimat yang berpredikat kata kerja
2.      Kalimat – kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.

B.     UNSUR – UNSUR KALIMAT


1.      Predikat
Adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan
bagaimana subjek (pelaku).
Contoh : putranya tampan rupawan .

2.      SUBJEK
Adalah bag hian kalimat yang menunjukan pelaku,sososk(benda),sesuatu hal, atau masalah
yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.Contoh : yang berjilbab putih temasaya.
3.      OBJEK
Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat yang berawalan meng- dan kata benda itu
dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
            Contoh : Anisa menimbang minyak.
4.      PELENGKAP DAN KOMPLEMEN
Adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
            Contoh : Banyak orsospol berlandaskan pancasila.
5.      KETERANGAN
Adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya.
Contoh : Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuanya.

C.    POLA KALIMAT DASAR


Setelah membicarakan beberapa  unsur yang membentuk sebuah kalimat yang benar,kita
telah dapat menentukan kalimat dasar itu sendiri. Apa itu kaimat dasar ? kalimat dasar ialah
kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti, belum mengalami perubahan.
Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk membuat berbagai
tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk dengan
lima unsur kalimat, yaitu S,P,O, Pel, Ket. Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat
dasar dalam bahasa indonesia adalah sebagai berikut :
 Singkatan yang ddigunakan
 S                = Subjek
 P                = predikat
 O               = objek
 K               = keterangan
 Pel.            = pelengkap
 KB                        = kata benda (nomina)
 KS             = kata sifat (adjektiva)
 KK                        = kata kerja (verba)
 K Bil.        = kata bilangan (numeralia)
 FD             = frasa depan (frasa preposisi)
 KD                        = kada depan (preposisi)

Tipe dan Fungsi Subjek Predikat Objek Pelengkap Keterangan

1.      S-P Orang itu sedang tidur - - -

Saya mahasiswa baru - - -

2.      S-P-O Ayahnya mengendarai mobil - -


Rani mendapat baru - -

piagam

3.      S-P-Pel Beliau Menjadi - ketua -


koperasi
Pancasila merupakan - -
dasar
negara kita

4.      S-P-Ket Kami Tinggal - - di Jakarta

Kecelakaan terjadi - - tahun 1999


itu

5.      S-P-O-Pel Hasan mengirimi ibunya Uang -

Diana mengambilkan adiknya buku tulis -

6.      S-P-O-Ket Pak Bejo menyimpan uang - di bank

Beliau memperlakukan kami - dengan baik

 D.    JENIS – JENIS KALIMAT


1.      Berdasarkan Pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
 a.       Kalimat langsung adalah kalimat yng secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat
langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberikan bagaimana ucapan dari orang lain
(orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda titik dua (“...”) dan dapat berupa
kalimat tanya atau kalimat perintah. Contoh : “saya sangat terkejut” , kata ibu,”karna
melihat ular”.
 b.      Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan
orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai dengan tana petik dua dan sedah dirubah
menjadi kalimat berita.
Contoh : adik berkata bahwa sepeda itu harus segera dibawa kebengkel

2.      Berasarkan Struktur Gramatikal


Menurut strukturnya, kalimat bahasa indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan dapat
pula berupa kalimat majemuk.
 a.       Kaimat Tunggal
Yaitu kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
 b.      Kalimat Majemuk setara
Kalimat majemuk setara terjadi dari dua klimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara
dikelompokkan menjdi 4 jenissebagai berikut.
1)      Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta,jika kalimat
tunggal itu sejalan. Dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara perjumlahan.
2)      Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu apat dihubungkan oleh kata
tetapi jika kalimat itu menunjukan pertentangan,dan hasilnya disebut kalimat majemuk
setara pertentangan. Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam kalimat
majemuk setara pertentangan ialah sedangkan dan melainkan.
3)      Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubugkan oleh kata lalu dan kemudian jika
kejadian yang dikemukakannya berurutan ,dan hasilnya disebut kalimat majemuk perurutan.
4)      Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih iyu dihubungkan oleh kata atau jika kalimat
itu menunjukan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.
 c.  Kalimat majemuk setara rapatan
Yaitu suatu bentuk yang meraptkan dua atau lebih kalimat tunggal. Yang dirapatkan ialah
unsur subjek atau unsur objek yang sama.
Contoh :
Kami berlatih .
Kami bertanding .
Kami berhasil menang
Kami berlatih,kami bertanding,dan kami berhasil menang.
Kami berlatih,bertanding,dan berhasil menang.
 d. Kalimat majemuk tidak setara
Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas (klausa bebas) dan
satu suku kalimat atau lebih yang tiak bebas (klausa terikat).
 e.  Kalimat majemuk taksetara berusur sama
Kalimat majemuk taksetara dapat dirapatkan andaikata unsur-usur subjeknya sama
Contoh :
Kami sudah lelah
Kami ingin pulang
Karena sudah lelah ,kami ingin pulang
 f. Kalimat majemuk campuran
Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat majemuk
setara ,atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk tak setara
(BERTINGKAT).

Misalnya
1) Karena hari sudah malam,kami berhenti dan langsung pulang (bertingkaat  + setara )
2) Kami pulang tetapi mereka masih bekerja karena tugas nya belum selesai.
(setara + bertingkat )

3.      Berdasarkan bentuk gayanya (retorika)


Menurut gaya penyampaiannya kalimat maajemuk dapat digolongkan menjadi tiga
macam ,yaitu :
 a.       Kalimat yang melepas
Kalimat ini disusun dengan diawali unsur utama,yaitu induk kalimat dan ikuti oleh unsur
tambahan,yaitu anak kalimat. gaya penyajian kalimat itu disebut melepas. Unsur anak
kalimat ini seakan-seakan dilepaskan saja oleh penulisnya dan kalau pun unsur ini tidak di
ucapkan,kalimat itu sudah bermakna lengkap. Misalnya :
 a.       Saya akan dibelikan motor oleh ayah jika saya lulus ujian sekolah.
 b.      Kalimat yang berklimaks
Yaitu kalimat yang disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat.
Misalnya :
 a.       Karena sulit kendaraan,ia datang terlambat ke sekolahnya.
 c.       Kalimat yang berimbang
Yaitu kalimat yang disusun dalam bentuk maemuk setara atau majemuk campuran,gaya
penyajian kalimat itu disebut berimbang. Misalnya :

Jika stabilitas nasiaonal mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan  dan dapat
beribadah dengan leluasa.

 4.      Jenis kalimat Menurut Fungsinya


Sesuai Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (2003:337) disebutkan berdasarkan bentuk
atau kategori sintaksisnya kalimat dibedakan atas empat macam,yaitu :
 a.       Kalimat berita atau pernyataan (deklaratif),
 b.      Kalimat tanya (introgatif),
 c.       Kalimat perintah (imperatif),dan
 d.      Kalimat seru (ekslamatif)

5.      Kalimat Berita (Deklaratif)


Kalimat berita adalah kalimat yang dipakai  untuk menyatakan suatu berita. Ciri-ciri
kalimat berita, yaitu : bersifat bebas,boleh langsung atau tak langsung,aktif atau
pasif,tunggal atau majemuk , berintonasi menurun dan kalimatnya diakhiri tanda titik
(.).
Contoh :
 a.       Pembagian beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi.
 b.      Perayaan HUT RI 63 berlangsung meriah.

6.      Kalimat Tanya (Introratif)     


Kalimat tanya adlah kalimat yang dipakai untuk memperoleh informasi.Ciri –ciri kalimat
tanya, yaitu : diakhiri tanda tanya(?), berintonasi naik dan sering pula hadir kata
apa(kah), bagaimana, dimana, siapa, yang mana,dll. Contoh :
 a.       Apakah barang ini milikmu?
 b.      Kapan adikmu kembali ke Indonesia?

7.      Kalimat Perintah (Imperatif)


Kalimat perintah (imperatif) dipakai untuk menyuruh dan melarang orang berbuat
sesuatu. Kalimat perintah berintonasi menurun dan diakhiri tanda titik (.) atau seru (!).
Kalimat perintah dapat dipilah lagi menjadi kalimat perintah suruhan,kalimat perintah
halus,kalimat perintah permohonan,kalimat perintah ajakan dan harapan,kalimat
perintah larangan,dan kalimat perintah pembiaran. Contoh :
 a.       Tolonglah bawa motor ini ke bengkel.(k.perintah halus)
 b.      Buka pintu itu! (k.perintah suruhan)
 c.       Jangan buang sampah di sungai itu! (k.perintah larangan)
 d.      Mohon hadiah ini kamu terima. (k.perintah permohonan/ permintaan)
 e.       Ayolah, kita belajar. (k.perintah ajakan dan harapan)
 f.       Biarlah dia pergi bersama temannya. (k.perintah pembiaraan)
8.      Kalimat Seruan (Ekslamatif)  
Kalimat seru (ekslamatif) adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan
emosi yang kuat,termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan.
Kalimat ini berintonasi naik dan diakhiri tanda seru (!). Contoh :
 a.       Hai,ini dia orang yang kita cari!
 b.      Wah,pintar benar anak ini !

E.     KALIMAT EFEKTIF


Ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan- gagasan
pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas,yaitu kesepadanan struktur, keparalelan
bentuk, ketegasan makna,kehematan kata,kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan
kelogisan bahasa.
 1.      Kesepadanan
Yang dimaksud kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur
bahasa yang di pakai.
 2.      Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat itu.
 3.      Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan penonjolan pada
ide pokok kalimat.dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan.
 4.      Kehematan
Yang dimaksud kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan
kata,frasa,atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat.
 5.      Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda,dan tepat dalam pilihan kata.

 6.      Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepauan adalah pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi
yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
 7.      Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterimaoleh akal dan
penulisannyasesuai degan ejaan yang berlaku.

F.     PENGGUNAAN KATA YANG SALAH DALAM KALIMAT 


Beberapa penggunaan kata yang salah dalam kalimat diantara
 1.      Penggunaan Kata “Kalau” yang Salah     
Kadang-kadang kita melihat pemakaian kata kalau yang kurang tepat sebagai unsur
penghubung antarklausa seperti yang akan diperhatikan pada contoh di bawah ini. Kata
kalau kita gunakan di depan klausa yang bersifat kondisional (=syarat).Isinya
menyatakan sesuatu yang mungkin,namun dapat juga sesuatu yang tidak mungkin
dilaksanakan atau mungkin tercapai. Dalam halseperti yang disebutkan terakhir itu, kata
sambung kalau dapat diganti dengan kata lain yang menyatakan ketidakmungkinan itu,
yaitu kata umpamanya, seandainya, andai kata dan sekiranya. Contoh :
 a.       Kalau engkau bersungguh-sungguh belajar, engkau akan lulus dalam ujian nanti.
(benar)
 b.      Kalau engkau menjadi burung, biarlah aku menjadi dahan tempatmu bertengger.
(salah)

Kalimat 2 klausa bersyarat itu berisi sesuatu yang mustahil.Mana mungkain orang akan
menjelma menjadi burung.Karena isinya mengandung ketidakmungkinan makna, kata
kalau dapat diganti dengan kata lain, misalnya andai kata, umpamanya, dan sekiranya. 

Contoh :
Andai kata engkau menjadi burung, biarlah aku menjadi dahan tempatmu bertengger.
(benar)

2.      Penggunaan Kata Depan  “Di” yang Salah


Penggunaan kata depan “di” yang salah, di antaranya :
 a.       Pakaian itu disimpannya di dalam lemari. (salah)
Pakaian itu disimpannya dalam lemari.(benar karena kata depan “di” dihilangkan)
 b.      Perkara itu di atas tanggungan sayalah. (salah)
Perkara  itu atas tangungan sayalah.(benar karena kata depan “di” dihilangkan)

3.      Penggunaan Kata “Daripada” yang Salah


Penggunaan kata “daripada” yang salah, di antaranya :
 a.       Pukulan smash daripada  Icuk menghujam tajam. (salah)
Pukulan smash Icuk menghujam tajam.(benar)
 b.      Hati kita sedih melihat daripada penderitaan korban bencana itu.(salah)
Hati kita sedih melihat penderitaan korban bencana itu. (benar)

4.      Pengulangan Kata


Pengulangan kata yang terjadi dalam kalimat , misalnya :
Setahunnya hanya menghasilkan sekitar 200 film setahun .(salah)
Setahun hanya menghasilkan 200 film. (benar)

A. Pengertian Paragraf Paragraf adalah satuan bahasa yang biasanya


merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang
memperlihatkan kesatuan pikiran atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk
gagasan atau topik tersebut. Paragraph juga suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih
luas dari pada kalimat. Setiap paragraph hanya boleh mengandung satu pikiran utama atau
gagasan utama. Contoh : setiap warga Negara republik Indonesia dijamin kebebasannya
memeluk dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya. Kebebasan memeluk dan
beribadah dikukuhkan dalam UUD 1945 Pasal 29. Oleh karena itu, situasi kerukunan dan
toleransi antar umat beragama hendaknya digalang. Umat yang satu tidak dibenarkan
mengganggu ataupun menyinggung perasaan umat lainnya, apalagi memaksakan kehendaknya.
Dengan sikap saling menghormati dan menghaargai akan terbina pri kehidupan yang rukun
sehingga tercipta situasi yang tertib, damai, dan tidak perpecahan antar umat beragama.
Pargraf ini terdiri atas lima kalimat. Semua kalimat itu membicarakan masalah kebebasan
memeluk dan beribadah. Oleh sebab itu, paragraph ini mempunyai pikiran utama “kebebasan
memeluk dan beribadah”.
B. Fungsi Paragraf
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke
dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.

2. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, mengganti
paragraf berarti mengganti pikiran.

3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi


pembacanya.

4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa variabel

C. Unsur-unsur paragraf
Sebuah paragaraf terdiri atas unsur-unsur yang membentuknya. Berikut adalah unsur-unsur dalam
sebuah paragraf.

1. Ide Pokok Ide pokok adalah hal yang dibahas dalam suatu paragraf atau pikiran yang menjiwai
seluruh isi paragraf. Umumnya ide pokok tersurat dalam paragraf, tapi tak jarang pula dalam bentuk
tersirat. Biasanya ide pokok tersurat pada bagian awal, akhir, atau awal dan akhir paragraf. Kuncinya
adalah hal yang dibahas atau dijelaskan dalam paragraf itu. Cara menemukan ide pokok dapat
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan "apakah yang diungkapkan dalam paragraf ini?".

2. Kalimat Utama Kalimat utama ialah tempat dimana dituangkannya ide pokok suatu paragraf.
Berdasarkan letaknya, kalimat utama terletak di awal paragraf (deduktif), akhir paragraf (induktif),
atau di awal dan akhir paragraf (deduktifinduktif). Selain itu ada juga paragraf yang tidak memuat
kalimat utama tapi hanya mempunyai ide pokok, yaitu paragraf yang ide pokoknya tersirat dalam
seluruh paragraf. Cara menemukan kalimat utama cukup mudah dengan mengetahui ciricirinya
yaitu terletak di awaal pada umumnya pernyataan bersifat umum, pernyataan yang masih perlu
pengembangan, rincian, dan penjelasan lebih lanjut. Jika kalimat utama berbentuk kalimat majemuk
bertingkat, maka ide pokoknya terletak pada induk kalimat.

3. Kalimat Penjelas Kalimat Penjelas adalah kalimat-kalimat yang menjelaskan kalimat utama.
Kalimat ini harus memiliki kesatuan yang padu, yakni semua kalimat tersebut membentuk sebuah
paragraf menyatakan suatu ide pokok tertentu. Kalimat 7 penjelas juga harus koheren, yakni
memiliki hubungan dengan kalimat lain sehingga membina keutuhan paragraf.

D. Syarat-syarat pembentukan paragraf


Paragraf yang efektif harus memenuhi syarat, yaitu :

1. Kesatuan atau Kohesi Paragraf

Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika hanya membicarakan

satu pokok pikiran atau satu masalah. Keterkaitan antar kalimat diikat oleh satu

topic pembicaraan yang sama, bukan topic masalah yang berlainan. Kesatuan

pikiran dalam paragraph berarti adanya hubungan tentang masalah menjadi pikran

utama.

2. Kepaduan atau Koherensi Paragraf

Mengaitkan hubungan antarkalimat. Hubungan antarkalimat harus saling

berkaitan, tidak ada satu kalimat pun yang hubungannya tidak logis. Cara
mengaitkan hubungan antar kalimat dapat dilakukan dengan melihat hubungan

antar subjek atau antar predikat. Kepaduan dalam paragraph dapat dibangun

dengan cara-cara tertentu dalam penggunaan bahasa berupa repetisi, kata ganti,

dan kata transisi.

➢ Repetisi adalah pengulangan kata kunci, yaitu kata yang dianggap penting

dalam sebuah paragraph.

➢ Kata ganti adalah kata-kata mengacu pada manusia atau benda, untuk

menghindari kebosanan, kata-kata yang mengacu pada manusia atau benda itu

diganti dengan kata ganti.

➢ Kata transisi adalah kata atau frasa yang digunakan untuk menghubungkan

kalimat yang satu dengan kalimat yang lain untuk menjadikan kepaduan

paragraph. Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah

sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut :

❖ Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan

sebelumnya, misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu,

lalu, seperti halnya dll.

❖ Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: lain halnya, seperti,

meskipun dll.

❖ Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan

sebelumnya; misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian,

sebaliknya dll.

❖ Hubungan yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab itu, karena

itu, jadi dll.

❖ Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera, kemudian dll.

❖ Hubungan yang menyatakan singkatan, misal: ringkasnya, misalnya, yakni,

sesungguhnya dll.
❖ Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sana, dekat, di seberang dll.

3. Kelengkapan

Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk

menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan

paragraf yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan

dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.

4. Panjang Paragraf

Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada

beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran.

5. Pola Sususnan Paragraf

Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola yang

benar, pernyataan yang satu disusun oleh pernyatan yang lain dengan wajar dan

bersetalian secara logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk

memahami paragraf sebagai satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya

bermacam-macam, dan yang sering diterapkan dalam tulisan ilmia

E. Jenis-jenis paragraf
1. Jenis-jenis paragraf berdasarkan tujuannya :
a. Paragraf pembuka

Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas


menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
b. Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada
pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka.
Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya.
Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragrafparagraf itu harus
disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila
uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan
sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf
yang menekankan pendapat pengarang.
c. Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau
penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
2. Jenis-jenis paragraf berdasarkan teknik pemaparannya:
a. Pragraf Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi.
b. Paragraf Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan
data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
c. Paragraf Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca
seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
d. Paragraf Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat
sesuatu.
e. Paragraf Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga
membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
f. Pragraf Sebab Akibat
Kalimat topik paragraf sebab-akibat merupakan sebab atau akibat
peristiwa-peristiwa atau sifat objek yang dipaparkan dalam kalimat pengembang.
Jika kalimat topiknya berupa sebab maka kalimat pengembangnya harus
10
merupakan akibat dari sebab itu. Sebaliknya jika kalimat topiknya berupa akibat,
kalimat pengembangnya harus merupakan sebab-sebab dari akibat itu.
3. Jenis-jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya
a. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal
paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau
penjelasan khusus.
b. Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir
paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri
dengan pernyataan umum.
c. Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan
akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang
bersifat penegasan kembali.

5. Jenis-jenis p aragraf berdasarkan isinya

a. Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum
secara nyata dan tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya
dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
b. Paragraf proses
Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan
pikiran utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan
urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks dan
antiklimaks.
c. Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik.
Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama dan lebih dari satu pikiran penjelas.
Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.
11
d. Paragraf Perulangan
Pengembangan paragraf perulangan dilakukan dengan cara mengulang kata atau
kelompok kata. Pengembangan paragraph perulangan juga bisa dilakukan dengan
cara mengulang bagian-bagian kalimat yang penting.
e. Paragraf Contoh
Paragraf contoh adalah pengembangan kalimat topik dalam sebuah
paragraf dengan menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh itu dipakai untuk
memperjelas maksud dalam kalimat topik.
f. Paragraf Pertanyaan
Kalimat topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk kalimat tanya dan
kalimat-kalimat pengembangan dalam paragraf jenis ini juga biasa merupakan
jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut.
g. Paragraf Perbandingan
Pengembangan Paragraf perbandingan dilakukan dengan cara
membanding-bandingkan kalimat topik. Misalnya, kalimat topik mengenai hal
yang bersifat abstrak dibandingkan dengan hal yang bersifat konkret dengan cara
merinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang konkret atau bagian bagian
kecil
Teknologi dan Bahasa
Teknologi:
Teknologi berasal dari kata techologia (Bahasa Yunani) dimana Techno artinya keahlian dan Logia
artinya pengetahuan.

Teknologi Mengalami Perluasan! Pada awalnya Teknologi terbatas pada benda yang berwujud, tapi
sekarang Teknologi bisa juga ditujukan pada benda tak berwujud seperti: 1. Perangkat Lunak 2.
Metode Pembelajaran 3. Metode Bisnis 4. Metode Pertanian Dan lain sebagainya

Bahasa dan Bahasa Indonesia Bahasa:


Bahasa: adalah suatu sitem lambang bunyi yang dipakai oleh manusia untuk berkomunikasi
dengan manusia lainnya.

Bahasa Indonesia: Yaitu ujaran atau bunyi Bahasa yang dihasilkan masyarakat yang hidup
dikepulauan timur dunia dan dipengaruhi oleh kebudayaan hindu

Teknologi membantu Bahasa Indonesia berkembang dan memperkaya khazanahnya


dengan menimbulkan akulturasi dan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa media
cetak ataupun Bahasa media elektronik

Contoh Dampak Positif:

 Meningkatkan pengetahuan bahasa indonesia terhadap bahasa asing.


 Meningkatkan bukubuku produksi terjemah bahasa indonesia.
 Pertambahan bahasa indonesia terjadi secara cepat. Hal ini terjadi ketika dipengaruhi oleh
bahasa inggris, contoh: information menjadi informasi, technology menjadi teknologi, dan
lain-lain.

Contoh Dampak Negatif:

 kaum milenial lebih sering mengguanakan bahasa gaul dan jarang untuk menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan benar.
 banyak warga indonesia menggunakan istilah asing , seperti thank you, saranghae, dan lain-
lain.
 tidak lagi mengguanakan bahasa yang baik dan benar

PermasalahanTeknologi Terhadap Bahasa Indonesia:

• Masyarakat mulai tidak menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
• Berkurangnya minat generasi muda mempelajari Bahasa Indonesia
• Bercampurnya Bahasa Indonesia dengan Bahasa asing.

Muncul akronim yang tidak sesuai dengan kata baku.


KARYA TULIS ILMIAH
 Karya Tulis Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum
yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman
dan konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Karya tulis ilmiah
merupakan suatu sajian bentuk karangan yang dinamis.Karya tulis ilmiah bukan
sebuah “pakem” keilmuan sehingga penyajiannya harus menuntut sesuatu yang
statis dari waktu ke waktu.

Ada beberapa definisi para ahli tentang karya tulis ilmiah, diantaranya :

1. Brotowidjoyo

Menurut Brotowodjoyo, karya ilmiah merupakan karangan ilmu pengetahuan yang


menampilkan fakta dan dibuat dengan menggunakan metodologi penulisan yang baik dan
benar.

2. Eko Susilo M

Menurut Eko Susilo M, karya ilmiah merupakan suatu tulisan ataupun karangan yang
didapatkan sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari dari berbagai hasil pengamatan,
penelitian, dan peninjauan terhadap bidang ilmu tertentu, yang disusun dengan
menggunakan metode tertentu dengan memperhatikan sistematika penulisan yang baik dan
santun, serta dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.

3. Jones

Menurut Jones, karya ilmiah merupakan karangan ilmiah yang ditujukan untuk
masyarakat tertentu ataupun profesional yang biasanya bersifat karya ilmiah tinggi.

4. Hery Firman

Menurut Hery Firman, karya ilmiah merupakan laporan berupa tulisan yang
dipublikasikan ataupun dipaparkan dari hasil pengkajian ataupun penelitian yang telah
dilakukan, yang dalam penulisannya memperhatikan kaidah dan etika keilmuan yang
berlaku di masyarakat keilmuan.

 
JENIS – JENIS
KARYA TULIS ILMIAH
1. Laporan Penelitian

Laporan penelitian adalah laporan ilmiah lengkap dari suatu penelitian setelah kegiatan
penelitian berakhir, sebagai pertanggungjawaban ilmiah dan sebagai dokumen tertulis
lengkap dari kegiatan penelitian. Dalam laporan penelitian, peneliti memaparkan berbagai
langkah yang telah dilakukan selama penelitian dan apa saja hasil yang telah ditemukan dari
kegiatan penelitiannya. Dengan demikian, laporan penelitian merupakan media bagi peneliti
mengkomunikasikan pelaksanaan penelitian serta hasil-hasilnya kepada orang lain.

2. Makalah

Makalah adalah salah satu produk karya tulis ilmiah yang memuat kajian tentang suatu
masalah di lingkungan sekitar. Landasan pembahasanya adalah keberadaan data di
lapangan yang bersifat empiris-objektif.Kajian yang termuat dalam makalah menggunakan
pola pikir yang deduktif dan induktif. Pola pikir deduktif adalah cara berpikir yang ditangkap
atau diambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus. Sedangkan pola pikir induktif adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari
hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum.

3. Artikel

Karya tulis yang disusun untuk mengungkapkan pendapat seorang penulis atas suatu
fakta/data/ pendapat orang lain berdasarkan rangkaian logika tersendiri.tulisan lepas berisi
opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan
atau kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu (informatif), memengaruhi dan
meyakinkan (persuasif argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif).

4. Skripsi

Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis


ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu
permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah
yang berlaku. 

5. Tesis

Tesis adalah pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan dalam


karya tulis ilmiah; untuk mendapatkan gelar kesarjanaan pada perguruan tinggi.Tesis juga
dapat berarti sebuah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa.Tesis merupakan
bukti kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pada salah
satu bidang keilmuan dalam ilmu pendidikan sesuai ilmu yang telah dipelajari.
6. Disertasi

Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan
Program S3 ilmu pendidikan.Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan
dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu
disiplin Ilmu Pendidikan

METODE PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH


Metode penulisan menulis karya ilmiah adalah suatu cara untuk pelaksanaan secara
sistematis dan objektif yang mengikuti langkah-langkah menulis karya ilmiah sebagai
berikut.

1. Melakukan observasi dan menetapkan masalah dan tujuan.

2. Menyusun hipotesis.

3. Menyusun rancangan penelitian.

4. Melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang direncanakan.

5. Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data.

6. Menganalsis dan menginterpretasikan data.

7. Merumuskan kesimpulan dan atau teori.

8. Melaporkan hasil penelitian

SYARAT-SYARAT KARYA TULIS ILMIAH


Sebuah karngan ilmiah perlu disusun dengan memperhatikan syarat-syarat berikut.

1. Menyajikan fakta objek secara sistematis.

2. Penulisannya cermat, tepat, dan benar, serta tulus, tidak memuat terkaan.

3. Sistematis, tiap langkah direncanakan secara sistematis, terkendali secara konseptual dan
procedural

4. Tidak mengejar keuntungan pribadi, yaitu tidak merambisi agar pembaca tidak berpihak
kepadanya, motivasi penulis hanya untuk memberitahukan tentang sesuatu dan tidak
ambisius.

5. Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung, kecuali dalam hipotesis kerja.

6. Menggunakan bahasa ilmiah.

7. Karangan ilmiah tidak emotif, tidak menonjolkan perasaan.

8. Tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan.

9. Tidak persuasive, karangan ilmiah itu benar-benar untuk mendorong pembaca mengubah
pendapat, tidak melalui ajakan, tetapi membiarkan fakta berbicara sendiri.

10. Tidak melebih-lebihkan sesuatu, dalam karangan ilmiah hanya disajikan kebenaran fakta,
memutarbalikan fakta akan menghancurkan tujuan penulisan karya ilmiah.

KARAKTERISTIK KARYA TULIS ILMIAH


Berdasarkan kajian terhadap cara penyajian karya tulis ilmiah dapat diungkapkan beberapa
karakteristik karangan ilmiah sebagaimana dinyatakan dalam Weisman (1961:44-61),
Brotowidjojo (1993:58-63), Keraf (1983:57) dan Suherli (1996:182-200). Yaitu :

1. Karangan Ilmiah Menyajikan Fakta yaitu berupa fakta umum yang dapat dibuktikan
kebenarannya secara ilmiah dengan mengikuti metodelogi penulisan yang benar.

2. Karangan Ilmiah disajikan Definisi, metode penyajian definisi sebagai karakteritik


karangan ilmiah meliputi metode eksplikasi, analisis, deskripsi, ilustrasi, perbandingan,
analogi, eliminasi, dan etimologi.

3. Karangan Ilmiah menguraikan permasalahan dengan cara abstrak, jelas/lengkap, objektif,


bernalar dan konseptual.

4. Karangan ilmiah menerapkan teori-teori yang dapat dilakukan secara logis, spesifik tau
faktual.

5. Karangan ilmiah disajikan pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara deduktif,
induksi, atau berproses.

Anda mungkin juga menyukai