Anda di halaman 1dari 4

Janji dan Harapan

mengikatmu dengan sepotong rasa, tapi tak ada yang abadi


tak perlu risau, semua sama dirasa
jangan lagi ciptakan kebimbangan
biarlah aku disini duduk dalam do'a  diantara janji dan harapan

aku disini duduk dalam do'a


siap;
menyeka air mata
menenangkan gemuruh di dada
dan menyembuhkan luka

Semoga kita
menemukan apa yang dicari
mendapatkan apa yang diminta
jauh dari duka lara
Kamu dan Kopi

Seperti yang kamu tau, aku adalah penikmat kopi nomor satu

Menikmati senyummu sembari mengunyah ampas kopi

Mengecap pahitnya kafein dalam kerinduan

Bagaimana aku bisa berhenti sedang kopi tak pernah usai

Memanduku berhalu berharap kita bertmu dalam kehangatan

Kamu dan kopi adalah dua hal yang sama, sama-sama buatku jatuh cinta

Aku percaya kau semanis yang kuduga

Dan tak sepahit kata mereka

Karena aku yakin kau seperti kopi tak pernah dusta atas nama cinta

jadi kopiku yang tetap menjadi candu

meski rinai hujan selalu memburu sepiku.


Belum habis luka

Kau adalah luka dari sekian cinta yang singgah

Dengan segala upaya dari ribuan cara telah ku coba untuk merapikan barisan kenangan

Tapi luka itu makin menghujam

Kita telah menggores luka dan menikmatinya dengan sertamerta

Menggilas kecewa yang merasuki sukma hingga mengundang lara

Bahkan mengoyak hati hingga haru biru

Pada duka yang mendera, ku ikat luka disudut mata

Sampai habis waktu meski aku belum lelap terlupa

Pada luka, aku lelah Sayang!

“Hanya ingin baik-baik saja tanpamu”


Biodata Penulis:

Nama Mawahdatul Fitriyana, Gadis Kembar yang sedikit bicaranya namun


gemar membaca dan menulis, pemilik nama pena @Jihadun Bil Qolam.
Mahasiswa semester akhir jurusan Tadris Bahasa Indonesia Kampus Institut
Agama Islam Darussalam Blokagung Banyuwangi.

Anda mungkin juga menyukai