Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

“GANGGUAN CITRA TUBUH”

DISUSUN OLEH :
1. Autia Mellani
2. Enita Febriani
3. Lily Syarmila
4. Reni Irmayani
5. Rizha Larasathy
6. M.Sovi Al-Haqi

DOSEN PENGAMPU :
Ns.Dewi Narulita, M.Kep

YAYASAN SETIH SETIO MUARA BUNGO


AKADEMI KEPERAWATAN SETIH SETIO
TAHUN AKADEMIK 2020/20

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan  makalah yang berjudul “Gangguan Citra
Tubuh” dengan tepat waktu.

Makalah ini diharapkan dapat memenuhi tugas mata kuliah Komunitas, yang diberikan
oleh Dosen Pengampu Bapak Ns.Dewi Narullita, M.Kep. Terimakasih kami ucapkan kepada
Dosen pengampu yang telah membimbing saya dalam membuat makalah ini.Makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Demikianlah makalah ini kami buat untuk memenuhi kebutuhan akan pengetahuan kita


semua semoga bermanfaat.

Muaro bungo,          Oktober 2021

PENULIS

2
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................3
BAB I      PENDAHULUAN.................................................................4
A.  Latar Belakang......................................................................4
B.  Tujuan....................................................................................5
C.  Rumusan Masalah..................................................................5
D. Manfaat..................................................................................5

BAB II    PEMBAHASAN....................................................................6
A. Definisi .......................................................................................6
B. Etiologi .......................................................................................6
C. WOC ...........................................................................................7
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Citra Tubuh ........................7
E. Negatif dan positif Citra Tubuh .................................................8
F. Tanda dan Gejala ........................................................................8
G. Faktor Presdisposisi dan Faktor Presipitas .................................9
H. Stressor yang dapat menyebabkan Gangguan Citra Tubuh .......10
I. Respon klien terhadap Gangguan Citra Tubuh...........................10

BAB III   PENUTUP.............................................................................12
A.  Simpulan............................................................................................12
B.  Saran..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang
unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung seperti pada masalah
kesehatan fisik, memperlihatkan gejala yang berbeda, dan muncul oleh berbagai  penyebab.
Kejadian masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang
berbeda. Banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan masalahnya
bahkan mungkin menceritakan hal yang berbeda dan kontradiksi. Kemampuan mereka untuk
berperan dalam menyelesaikan masalah juga bervariasi (Depkes RI. 1993).

Gangguan citra tubuh adalah kekacauan pada cara seseorang merasakan citra tubuhnya.
Evaluasi diri dan perasaan tentang kemampuan diri negatif, yang dapat diekspresikan secara
langsung atau tidak langsung.

Suatu gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat dengan mewawancarai dan mengamati
pasien secara berhati-hati untuk mengidentifikasi bentuk ancaman dalam citra tubuhnya (fungsi
signifikan bagian yang terlibat, pentingnya penglihatan dan penampilan fisik bagian yang
terlibat); arti kedekatan pasien terhadap anggota keluarga dan anggota penting lainnya dapat
membantu pasien dan keluarganya .

Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama dalam
melakukan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Hal ini penting karena peran perawat
dalam asuhan keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk dapat menyelesaikan masalah
sesuai kemampuan yang dimiliki. Klien mungkin menghindar atau menolak berperan serta dan
perawat mungkin cenderung membiarkan, khususnya pada klien yang tidak menimbulkan
keributan dan yang tidak membahayakan (Depkes RI. 1993).

4
B. Tujuan

1.  Tujuan umum

Mahasiswa mampu mengerti tentang “GANGGUAN CITRA TUBUH ”

2.  Tujuan Khusus

Mampu memahami tentang pengertian dan semua teori gangguan citra

tubuh.

C. Rumusan Masalah
A. Apa Definisi Citra Tubuh?
B. Apa Saja Etiologi ?
C. Bagaimana WOC ?
D. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi Citra Tubuh ?
E. Apa Negatif dan positif Citra Tubuh
F. Apa saja Tanda dan Gejala ?
G. Apa Faktor Presdisposisi dan Faktor Presipitas ?
H. Apa saja Stressor yang dapat menyebabkan Gangguan Citra Tubuh ?
I. Bagaimana Respon klien terhadap Gangguan Citra Tubuh ?
D. Manfaat

Bagi Penulis Penulis mampu memperdalam penerapan asuhan keperawatan pada klien. Bagi
pembaca dapat Menambah ilmu pengetahuan yang terkait tentang kasus Gangguan Citra Tubuh.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap
tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang struktur, bentuk, dan
fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan. Citra Tubuh merupakan salah satu
komponen dari konsep diri yang membentuk persepsi seseorang tentang tubuhnya baik secara
internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh.
Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan
oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2005).

Suatu gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat dengan mewawancarai dan mengamati
pasien secara berhati-hati untuk mengidentifikasi bentuk ancaman dalam citra tubuhnya (fungsi
signifikan bagian yang terlibat, pentingnya penglihatan dan penampilan fisik bagian yang
terlibat); arti kedekatan pasien terhadap anggota keluarga dan anggota penting lainnya dapat
membantu pasien dan keluarganya (Kozier, 2004).

B. Etiologi

1.    Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh

Enterostomi, Mastaktomi, Histerektomi, Pembedahan kardiovaskuler, Pembedahan leher


radikal, Laringektomi

2.    Amputasi pembedahan atau traumatik

3.    Luka bakar

4.    Trauma wajah

5.    Gangguan makan

6.    Obesitas

7.    Gangguan muskuluskeletal

8.    Gangguan integumen

6
9.    Lesi otak

a. Cerebrovaskular accident
b. Demensia
c. Penyakit parkinson

10. Gangguan afektif

a. Depresi
b. Skizofrenia

11. Penyalahgunaan bahan kimia

12. Nyeri

13. Respon masyarakat terhadap penuaan   (agetasim)

a. Umpan balik interpersonal negatif


b. Penekanan pada produktivitas
C. WOC

Harga Diri Rendah

Gangguan citra tubuh

Penyakit Fisik

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Citra Tubuh

Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan
perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan
yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep diri. Selain itu,
sikap dan nilai kultural dan sosial juga mempengaruhi citra tubuh.

7
Pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dan
pandangan orang lain. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada
aspek psikologinya. Pandangan yang realistik terhadap dirinya, menerima dan mengukur bagian
tubuhnya akan membuatnya lebih merasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan
meningkatkan harga diri.

E. Negatif dan Positif Citra Tubuh

Citra tubuh yang negatif merupakan suatu persepsi yang salah mengenai bentuk individu,
perasaan yang bertentangan dengan kondisi tubuh individu sebenarnya. Individu merasa bahwa
hanya orang lain yang menarik dan bentuk tubuh dan ukuran tubuh individu adalah sebuah tanda
kegagalan pribadi. Individu merasakan malu, self-conscious, dan khawatir akan  badannya.

Citra Tubuh yang positif merupakan suatu persepsi yang benar tentang bentuk individu,
individu melihat tubuhnya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Individu menghargai
badan/tubuhnya yang alami dan individu memahami bahwa penampilan fisik seseorang hanya
berperan kecil dalam menunjukkan karakter mereka dan nilai dari seseorang. Individu merasakan
bangga dan menerimanya bentuk badannya yang unik dan tidak membuang waktu untuk
mengkhawatirkan makanan, berat badan, dan kalori.

F. Tanda dan Gejala

1.    Syok Psikologis

Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan dapat
terjadi pada saat pertama tindakan. Syok psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas.
Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien menggunakan
mekanisme pertahanan diri seperti mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan
keseimbangan diri.

2.    Menarik diri.

Menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi karena tidak mungkin
maka lari atau menghindar secara emosional, menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan
keinginan untuk berperan dalam perawatannya.

8
3.    Penerimaan atau pengakuan secara bertahap.

Setelah sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka muncul. Setelah fase
ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran diri yang baru.

4.    Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.

5.    Tidak menerima perubahan tubuh yang terjadi.

6.  Menolak penjelasan perubahan tubuh.

7.  Persepsi negatif terhadap tubuh.

G. Faktor Predisposisi Dan Faktor Presipitasi

1.Faktor Predisposisi

1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan teramati serta
bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilaku berhubungan dengan harga  diri
yang rendah, keracuan identitas, dan deporsonalisasi.
2. Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks, tuntutan peran kerja,  dan
harapan peran kultural.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang tua,
tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur sosial.

2.   Faktor  Presipitasi

1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian


mengancam kehidupan
2. Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu
mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi peran :
1) Transisi peran perkembangan
2) Transisi peran situasi
3) Transisi peran sehat /sakit

9
H. Stressor yang dapat Menyebabkan Gangguan Citra Tubuh

1.        Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit

2.        Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, daerah pemasangan
infuse.

3.        Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai dengan pemasanagn alat
di dalam tubuh.

4.        Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh.

5.        Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan

6.        Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah, pemasangan alat
pada tubuh klien ( infus, fraksi, respitor, suntik, pemeriksaan tanda vital, dll).

I. Respon Klien terhadap Gangguan Citra Tubuh

1.    Respon terhadap kelainan bentuk atau keterbatasan dapat berupa:

a.    Respon penyesuaian

Menunjukkan rasa sedih dan duka cita (rasa shock, kesangsian, pengingkaran,
kemarahan, rasa bersalah atau penerimaan)

b.    Respon mal-adaptip

Lanjutan terhadap penyangkalan yang berhubungan dengan kelainan bentuk atau


keterbatasan yang tejadi pada diri sendiri. Perilaku yang bersifat merusak, berbicara tentang
perasaan tidak berharga atau perubahan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan.

2.         Respon terhadap pola kebebasan – ketergantungan dapat berupa:

a.    Respon penyesuaian

Merupakan tanggung jawab terhadap rasa kepedulian (membuat keputusan) dalam


mengembangkan perilaku kepedulian yang baru terhadap diri sendiri, menggunakan sumber daya
yang ada, interaksi yang saling mendukung dengan keluarga.

10
b.    Respon mal-adaptip

Menunjukkan rasa tanggung jawab akan rasa kepeduliannyaterhadap yang lain yang
terus-menerus bergantung atau dengan keras menolak bantuan.

3.         Respon terhadap Sosialisasi dan Komunikasi dapat berupa:

a.    Respon penyesuaian

Memelihara pola sosial umum, kebutuhan komunikasi dan menerima tawaran bantuan,
dan bertindak sebagai pendukung bagi yang lain.

b.    Respon mal-adaptip

Mengisolasikan dirinya sendiri, memperlihatkan sifat kedangkalan kepercayaan diri dan


tidak mampu menyatakan rasa (menjadi diri sendiri, dendam, malu, frustrasi, tertekan) (Carol,
1997).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Citra tubuh adalah bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya, baik secara sadar
maupun tidak sadar yang meliputi ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh berikut bagian-
bagiannya. Dengan kata lain, citra tubuh adalah kumpulan sikap individu, baik yang disadari
ataupun tidak yang ditujukan terhadap dirinya.

B. Saran

Setiap orang harus bisa menerima apapun yang ada pada dirinya, sehingga jika ada 
ketidakpuasan persepsi terhadap tubuhnya tidak membuat individu merubah dirinya kearah yang
negatif. Maka ketika individu berhasil untuk menerima dirinya sendiri dan bisa mencapai sesuatu
hal tersebut. Dan pada akhirnya pandangan manusia dalam mendeskripsikan pandangan terhadap
citra tubuhnya bukan memburuk tetapi berharap lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. 1993, Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa di Indonesia. III


Depkes RI.
2. Mulyawan & Agustina. 2018. Terapi Kreasi Seni Menggambar Terhadap Kemampuan
Melakukan Menggambar Bentuk Pada Pasien Harga Diri Rendah Vol. 8 No. 1. Jurnal
Ilmiah Keperawatan Indonesia
3. Keliat,.B.A. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC.
4. Prabowo, Eko. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika Rohmah
& Walid. 2017. Dokumentasi Keperawtan. Jember: Universitas Muhammadiyah
5. Jember Sutejo. 2010. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

13

Anda mungkin juga menyukai