Anda di halaman 1dari 13

1

STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA KURA-KURA BELAWA


SEBAGAI DAYA TARIK DESTINASI WISATA DI KABUPATEN CIREBON

Rara Asti Kusuma Dewi¹, Budi Puspo Priyadi²


Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jl. Prof. H. Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kode Pos 12693
Telepom (024) 7465407 Faksimile (024) 7465404
Laman : http://www.fisi.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id
Email : raraastikusuma@gmail.com

ABSTRAK

Pengelolaan perawatan taman kura-kura belawa untuk saat ini masih minim perhatian dari
Pemerintah Kabupaten Cirebon. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan lingkungan
internal dan eksternal obyek wisata kura-kura Belawa dan strategi untuk pengembangannya.
Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif.Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berdasarkan analisis lingkungan internal : 1)Visi dan misi Dinas Pariwisata Kabupaten Cirebon
sudah sesuai renstra, 2) Kualitas sumber dayamanusia masih kurang, 3) Anggaran yang
diberikan pemerintah masih minim, 4) Dinas Pariwisata Kabupaten Cirebon telah memfasilitasi
rencana renovasi obyek wista kura-kura Belawa melalui kementrian atau ke provinsi, 5)
Pemerintah daerah sudah mempunyai rencana program jangka panjang dan jangka pendek untuk
membangun sarana prasarananya. Sedangkan dari analisis lingkungan eksternal: 1) Kondisi
perekonomian masyarakat yang mendukung terhadap perkembangan kepariwisataan. 2) Kondisi
lingkungan politik yang stabil. 3) Kondisi sosial budaya yang mendukung terhadap
pengembangan kepariwisataan. 4) Kurangnya kerjasama dengan investor sehingga masalah
kecukupan anggaran sulit untuk dipenuhi. Sedangkan strategi pengembangan yang dilakukan
antara lain : 1) Melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM dengan adanya kondisi
politik yang stabil seperti. 2) Memanfaatkan media informasi yang baik untuk meningkatkan
jumlah investor.3)Memanfaatkan kesesuaian visi dan misi dengan kondisi
kepariwisataan,sebagai landasan untuk menambah daya tarik wisata melalui kondisi sosial
budaya yang ada serta adanya komitmen dari stakeholder.

Kata Kunci: Strategi, Pengembangan, ObyekWisata Kura-kura Belawa di Kabupaten Cirebon.


2

STRATEGY FOR DEVELOPING BELAWA TURTLES TOURISM OBJECTS AS


AN ATTRACTION DESTINATION IN CIREBON REGENCY

Rara Asti Kusuma Dewi¹, Budi Puspo Priyadi²


Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jl. Prof. H. Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kode Pos 12693
Telepom (024) 7465407 Faksimile (024) 7465404
Laman : http://www.fisi.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id
Email : raraastikusuma@gmail.com

ABSTRACT

Management of Turtle Garden care gota minimal attention from Cirebon Regency Government.
The purpose of this research is to describe the internal and external environment of the Belawa
Turtle Tourism object and its strategy for development. This research is qualitative descriptive
research. The data collection techniques used are interviews, observations, and documentation.
The results showed that based on internal environmental analysis: 1) The vision and mission of
the Cirebon District Tourism Office is appropriate Renstra, 2) Lack of Human resources
quality, 3) the budget given by the Government is still minimal, 4) Dinpar Cirebon has
facilitated the plan to renovate the Belawa turtles through the ministry or province, 5) The local
government already had a long-term and short-term program plan to build its infrastructure. As
for external environmental analysis: 1) The economic condition of the community that supports
the development of tourism. 2) stable political environmental conditions. 3) Socio-cultural
conditions that support the development of tourism. 4) Lack of cooperation with investors so
that the budget adequacy problem is difficult to fulfill. While the development strategy is done,
among others: 1) to increase the quality and quantity of human resources in the presence of
such stable political conditions. 2) make use of good information media to increase the number
of investors. 3) utilizing the suitability of vision and mission with the condition of tourism, as the
foundation to add tourist attraction through the existing socio-cultural conditions and the
presence of Commitment from stakeholders.

Keywords: Strategy, Development, Tourism Objects of Belawa Turtles in Cirebon Regency


3

A. PENDAHULUAN sarana wisata yang representative dan terus


Indonesia merupakan negara yang berkembang. Daya tarik wisata dan budaya
memiliki keanekaragaman hayati, suku dan yang heterogen,unik,atraktif dan eksotik
budaya sehingga menjadikan Indonesia dengan unsur-unsurnya menjadi warisan
sebagai negara yang mempunyai daya tarik daerah yang ditawarkan bagi wisatawan.
tersendiri bagi wisatawan mancanegara. Pengembangan Obyek dan Daya Tarik
Provinsi Jawa Barat adalah salah provinsi Wisata (ODTW) yang merupakan
yang banyak diminati oleh wisatawan penggerak utama sektor kepariwisataan
karena objek-objek wisata yang terkenal membutuhkan kerjasama seluruh
indah dan mempesona.Banyaknya pemangku kepentingan yang terdiri dari
pariwisata tentunya akan memberikan masyarakat dan pemerintah, kerjasama
kontribusi terhadap perekonomian daerah, langsung dari kalangan usaha maupun dari
hal tersebut didukung dengan kemajuan pihak swasta (Devy, 2017 : 25).
pengembangan di masing-masing daerah. Dalam upaya pengembangan objek-
objek wisata di Kabupaten Cirebon, ada
Daya tarik wisata merupakan potensi
salah satu objek wisata menarik yang
yang menjadi pendorong kehadiran
seharusnya bisa dikembangkan sebagai
wisatawan ke suatu daerah tertentu. Obyek
potensi wisata,yaitu Kura-kura
dan daya tarik wisata adalah yang menjadi
Belawa.Keberadaan kura-kura Belawa
sasaran perjalanan wisata. Hal-hal yang
(Labi-Labi) di Desa Belawa Kecamatan
menarik bagi wisatawan untuk berkunjung
Lemahabang Kabupaten Cirbebon
ke suatu tempat tujuan wisata menurut
memiliki keunikan dibandingkan di lokasi
Marrioti adalah benda-benda yang tersedia
lainnya mengingat adanya mitos yang
di alam semesta dan terbentuk dengan
berkembang di masyarakat terkait kura-
alami, hasil ciptaan manusia yang berupa
kura Belawa sehingga tidak ditangkap dan
benda-benda bersejarah, kebudayaan dan
diperdagangkan.
keagamaan, serta tata cara hidup
Objek wisata Taman kura-kura
masyarakat yang berupa kebiasaan yang
Belawa terletak di Kabupaten Cirebon
disebut dengan adat istiadat (dalam
Jawa Barat, luasnya 0.8 hektar meliputi
Susanto, 2011 : 22).
412 desa 12 kelurahan dan 42 kecamatan.
Kabupaten Cirebon merupakan daerah
Taman kura-kura secara geoarea terletak di
di Provinsi Jawa Barat yang banyak
Desa Belawa Kecamatan Sedong. Objek
memiliki kekayaan alam dan budaya yang
wisata ini memiliki daya tarik kura-kura
unik serta khas dengan ditunjang oleh
yang mempunyai ciri khusus di punggung
4

dengan nama latin aquatik tortose ortita wisata lainnya yang ada di Kabupaten
norneensis. Menurut penelitian merupakan Cirebon berada pada peringkat ke 7 (tujuh)
species kura-kura yang langka dan patut pada tahun 2016 dengan jumlah
dilindungi keberadaannya dari kepunahan. pengunjung sebanyak 3.675 atau sebesar
0.80%.
Berikut data jumlah pengunjung di
objek wisata kura-kura Belawa dari tahun
2010 sampai tahun 2016.
Tabel 1
Jumlah Pengunjung Obyek Wisata
Kura-Kura Belawa
Gambar 1.Keadaan Kura-Kura Belawa
Tahun 2010-2016
Sumber : dokumentasi Pribadi
Bagi masyarakat Belawa, kura-
kuraBelawa merupakan satwa ciri khas
yang menjadi kebanggaan masyarakat
Belawa.Pemerintah Daerah Kabupaten
Cirebon telah mengeluarkan Surat
Keputusan BupatiKDH Tingkat II Cirebon
Berdasarkan data jumlah pengunjung
No.522.51/SK.29/PEREK/1993 yang
tersebut dapat dilihat bahwa jumlah
menyatakan bahwa kura-kuraBelawa
pengunjung obyek wisata kura-kura
merupakan satwa khas daerah Cirebon
belawa mengalami peningkatan dari tahun
(Kusrini & Tajalli, 2012 : 20).
2013 sampai tahun 2016, namun demikian
Namun sepertinya objek wisata ini
jika dibandingkan dengan objek wisata lain
kurang mendapat perhatian dari
di Kabupaten Cirebon jumlah pengunjung
pemerintah setempat. Obyek wisata kura-
di objek kura-kura Belawa hanya sebesar
kura Belawa belum begitu dikenal
0,80 % dari keseluruhan pengunjung.
masyarakat luar Desa. Pengunjung obyek
Berdasarkan presentase tersebut
wisata tersebut kebanyakan warga sekitar
jumlah pengunjung di objek wisata kura-
terutama anak-anak sekolah ketika liburan
kura Belawa sangatlah sedikit sehingga
sekolah. Obyek wisata tersebut perlu
perlu ditingkatkan. Agar jumlah
dikembangkan agar meningkat jumlah
pengunjung meningkat maka diperlukan
pengunjung yang dapat berdampak
strategi untuk mengembangkan obyek
meningkatnya pendapatan daerah. Jumlah
wisata tersebut. Dengan demikian
pengunjung obyek wisata kura-kura
penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
belawa jika dibandingkan dengan obyek
5

lingkungan internal dan eksternal obyek alat untuk minimalisasi kelemahan


wisata kura-kura Belawa untuk (weaknesses) yang terdapat dalam tubuh
menentukan strategi yang dapat dilakukan organisasi dan menekan dampak ancaman
dalam pengembangan obyek wisata kura- (threats) yang timbul dan harus dihadapi
kura Belawa sebagai destinasi wisata di (Siagian, 2008:172).
Kabupaten Cirebon. Pada penelitian strategi pengembangan
kepariwisataan ini, yang menjadi kajian
B. TINJAUAN PUSTAKA peneliti adalah upaya pengembangan
1. Manajemen Strategi terhadap potensi kepariwisataan di
Pearce and Robinson (dalam Asriandy, Kabupaten Cirebon. Kajian dalam
2016 : 41) mengatakan bahwa formulasi penelitian ini meliputi:Lingkungan
strategi telah diawali dengan analisis strategis yang terdiri dari lingkungan
lingkungan internal dan analisis internal dalam organisasi dan lingkungan
lingkungan eksternal organisasi. Analisis eksternal yang ada diluar organisasi yang
lingkungan internal dan eksternal mempengaruhi perencanaan strategis
organisasi dalam manajemen strategik pengembangan kepariwisaan.Identifikasi
disebut dengan SWOT analysis. faktor-faktor pendukung dan penghambat
2. Pariwisata pengembangan kepariwisataan di
Menurut Kodhyat (dalam Primaday, Kabupaten Cirebon dan Perumusan
2013:26) pariwisata adalah perjalanan dari program-program strategis.
satu tempat ke tempat lain bersifat 4. Strategi Pengembangan Pariwisata
sementara, dilakukan perorangan atau Tujuan utama dari strategi
kelompok, sebagai usaha mencari pengembangan wisata adalah untuk
keseimbangan dan kebahagiaan dengan mengembangkan produk dan pelayanan
lingkungan hidup dalam dimensi sosial, yang berkualitas, seimbang dan bertahap.
budaya, alam, dan ilmu. Aspek yang terkait dengan strategi
3. Analisis SWOT Sebagai Alat pengembangan pariwisata dapat dilihat
Formulasi Strategi dari jangka waktunya, aspek tersebut
Analisis SWOT merupakan salah satu antara lain Swantoro (dalam Tjiptono,
instrument yang tepat untuk merumuskan 2009:69):
strategi. Analisis ini didasarkan pada 5. Kebijakan Pengembangan
logika yang dapat memaksimalkan Pariwisata
kekuatan (Strengths) dan peluang Kebijakan pengembangan pariwisata
(Opportunities), sekaligus berperan sebagai memiliki beberapa jenis kebijakan sesuai
6

dengan isi dari kebijakan. Dalam kebijakan kura-kura Belawadengan teknik penentuan
pengembangan pariwisata terdiri dari informan yaitu teknik purposive sampling.
kebijakan pokok, kebijakan spasial, Teknik pengumpulan data yang
kebijakan pengembangan obyek dan daya digunakan dalam penelitian ini yaitu
tarik wisata, dan kebijakan pengembangan observasi dan wawancara. Dalam
sarana prasarana wisata. pengujian keabsahan data digunakan
6. Strategi Pengembangan Pariwisata teknik triangulasi. Analisis data bersifat
Kura-kura Belawa induktif, yaitu dimulai dari lapangan atau
Strategi pengembangan pariwisata fakta empiris dengan cara terjun ke
Kura-kura Belawa adalah suatu usaha lapangan. Dilakukan secara bersama
untuk memajukan obyek wisata kura-kura dengan proses pengumpulan datamenurut
Belawa menjadi salah satu destinasi obyek Milles Huberman (1992:20).
wisata di Kabupaten Cirebon. Dalam
penelitian ini digunakan 3 (tiga) dari 8 D. PEMBAHASAN
(delapan) tahapan dalam proses Kawasan wisata kura-kura Belawa
perencanaan strategis menurut Bryson merupakan Kawasan Wisata Konservasi
(2001:55), meliputi: 1) identifikasi misi dan Edukasi Kura-kura Belawa. Kondisi
dan mandat organisasi; 2) menilai objek wisata saat ini masih sepi
lingkungan internal dan eksternal; 3) pengunjung, padahal dengan potensi yang
menganalisis strategi pengembangan. ada objek wisata ini berpeluang untuk
menjadi objek wisata pilihan yang
C. METODE PENELITIAN memiliki karakteristik yang khas.
Penelitian ini menggunakan metode Peran kelembagaan dalam
kualitatif dengan pendekatandeskriptif. pengembangan sektor wisata kura-kura
pendekatan kualitatif adalah pendekatan Belawa ini belum maksimal karena peran
yang mengungkapkan atau menguraikan dari environmentmenunjukkan hanya ada 2
data-data yang diperoleh di lapangan unit yang aktif berkontribusi dari 3(tiga)
dengan kalimat-kalimat bukan unit yang ada di BUMDES yaitu unit air
diungkapkan dengan angka- bersih dan unit pariwisata.
angkaEndraswara (2011:11). Lokasi Communityatauobjek maupun pelaku
penelitian ini dilakukan di Desa Belawa wisata sudah mencakup wisatawan
Kecamatan Lemah Abang Kabupaten mancangera meskipun jumlahnya tidak
Cirebon. Sasaran penelitian ini, yaitu Dinas banyak, didalamnya juga terdapat
Pariwisata dan pengelola obyek wisata partispiasi kelompok pecinta alam yang
7

memberikanbantuan berupa semen dari dilakukan Dinas Pariwisata dan pihak


perusahaan indocement palimanan untuk pengelola objek wisata kura-kura Belawa.
membangun dan memperbaiki tempat 2. Analisis Lingkungan Internal dan
wisata ini. Peran sektor Industry yang Eksternal
menunjang hanya ada 2 (dua) unit yaitu air 1) Analisis Lingkungan Internal
bersih dan pariwisata. Analisis terhadap lingkungan internal
Sedangkan untuk kebutuhan akomodasi berguna untuk mengidentifikasi kekuatan
sarana perhotelan, penginapan, restaurant dan kelemahan serta aspek-aspek yang
belum tersedia sampai sekarang. membantu atau merintangi pencapaian
Dengan kondisi yang demikian misi dan mandat organisasi. Aspek yang
analisis terhadap perencanaan startegis diidentifkasi dalam objek wisata kura-kura
dalam upaya pengembangan objek wisata Belawa antara lain :
kura-kura Belawa dilakukan dalam tahapan a. Sumber daya manusia
sebagai berikut :
Kualitas sumber daya manusia masih
1. Identifikasi Misi dan Mandat
kurang. Masih perlu dilakukan pelatihan-
Organisasi
pelatihan kepada para pegawai agar lebih
Mandat organisasi adalah apa yang
terampil dalam pelayanan pariwisata
telah ditetapkan dalam legislasi atau
sehingga para pengunjung mendapatkan
undang-undang yang menjadi dasar yuridis
pelayanan prima dan memuaskan.
bagi keberadaan organisasi
b. Sumber dana/dukungan anggaran
publik.Sedangkan misi merupakan
Anggaran yang diberikan pemerintah
pernyataan tentang tujuan organisasi yang
masih minim selain itu, dana juga
akan diwujudkan dalam bentuk program
diserahkan ke pihak desa sehingga tugas
atau pelayanan yang diberikan.
Dinas Pariwisata Kabupaten Cirebon
Berdasarkan hasil penelitian
hanya melakukan monitoring.
menyatakan bahwa Pemerintah daerah
c. Sarana dan prasarana
sudah mempunyai rencana untuk
Pemerintah daerah sudah mempunyai
membangun sarana prasarananya.
rencana untuk membangun sarana
Pemerintah daerah membantu
prasarananya seperti merenovasi dan
mengembangkan dengan cara
memberikan makan juga namun terhambat
mempromosikan kepada masyarakat jika
oleh desa, karena dan sudah menjadi hak
ada event-event acara di dinas pariwisata,
desayang diberikan langsung oleh
bekerjasama dan yang paling penting
pemerintah. Upaya yang dilakukan
memonitoring rencana yang akan
8

Pemerintah Daerah dalam pengembangan kesenian khas Cirebon yang ditampilkan


wisata ini melalui promosi kepada di wisata tersebut.
masyarakat jika ada event-event acara di 3. Strategi Pengembangan Wisata
dinas pariwisata,bekerjasama dan Perumusan program-program strategis
memonitoring rencana yang akan pengembangan kepariwisataan diperlukan
dilakukan. kerjasama yang baik antara pemerintah,
swasta, dan masyarakat. Berikut adalah
2) Analisis lingkungan eksternal
rincian perumusan program-program
Lingkungan eksternal dapat berupa strategisnya:
peluang yang dimiliki oleh organisasi dan a. Strategi S-O
ancaman yang harus dihadapi oleh
Strategi ini bersumber dari Strenghts
organisasi. Analisis ini meliputi
dan Opportunities. Strategi S-O ini
identifikasi terhadap kecenderungan
diciptakan dengan menggunakan
perkembangan faktor politik, ekonomi,
kekuatan untuk memanfaatkan peluang
sosial dan teknologi serta pengaruh dari
yang ada.Strategi S-O yang diambil
kolaborator dan kompetitor.
adalah memanfaatkan kesesuaian visi dan
a. Aspek Politik
misi dengan kondisi kepariwisataan,
Kondisi lingkungan politik di wilayah
digunakan sebagai landasan untuk
Kabupaten Cirebon terbilang stabil dan
menambah daya tarik wisata melalui
kondusif bagi pengembangan
kondisi sosial budaya yang ada serta
kepariwisataan.
adanya komitmen dari stakeholder.
b. Aspek Ekonomi
Dengan adanya visi dan misi yang
Pengembangan pariwisata di
sesuai dengan kondisi, serta komitmen
Kabupaten Cirebon dilakukan dengan
dari stakeholder diharapkan mampu
meningkatkan fasilitas seperti taman
memanfaatkan peluang yakni adanya
bermain selain itu juga dilakukan
kondisi sosial budaya masyarakat di
pemberdayaan kelompok wanita tani
Cirebon yang mendukung perkembangan
dengan cara menjual mangga hasil olahan
kepariwisataan. Berbagai faktor seperti
dengan memanfaatkan potensi yang ada.
keyakinan, sistem nilai yang dianut,
c. Aspek Sosial
sikap, opini, dan gaya hidup harus
Faktor sosial budaya di Kabupaten
dikenali secara tepat.
Cirebon dapat mendukung kunjungan
b. Strategi S-T
obyek wisata kura-kura Belawa, jika ada
9

Strategi yang bersumber dari Strenghts dalam peningkatan SDM baik kualitas
dan Threts ini merupakan strategi yang maupun kuantitasnya.
diciptakan dengan menggunakan d. Strategi W-T
kekuatan dari lingkungan internal untuk
Strategi yang bersumber dari
mengatasi ancaman yang berasal dari
Weakness dan Threats ini merupakan
lingkungan eksternal.
sebuah strategi yang diciptakan dengan
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
meminimalkan kelemahan dan
keberadaan investor atau penyandang
menghindari ancaman.Untuk itu, strategi
dana sangat penting untuk dikenali
W-T yang diambil adalah meningkatkan
karena memberikan dampak langsung
sarana dan prasarana melalui peranan
bagi pengembangan kepariwisataan di
kelompok masyarakat sadar wisata.
objek wisata kura-kura belawa. Untuk itu
Saat ini Dinas Pariwisata Kabupaten
strategi S-T yang diambil yaitu dengan
Cirebon telah berusaha melakukan
memanfaatkan media informasi yang baik
pengembangan di objek wisata kura-kura
untuk menarik investor. Dilakukan
belawa. Untuk program jangka pendek
dengan cara memberikan informasi yang
yakni mempromosikan ke luar jadi
akurat mengenai potensi unggulan
seperti saat diadakan seminar diluar atau
pariwisata.
acara pihak dinas mempromosikan
c. Strategi W-O
wisata-wisata yang ada dikabupaten
Strategi yang bersumber dari
cirebon termasuk objek wisata kura-kura
Weakness dan Opportunities ini
belawa sedangkan untuk program jangka
dilakukan dengan peningkatan kualitas
panjang dengan membuat dibangun
dan kuantitas SDM dengan adanya
kolam renang dan water boom,outbond
kondisi politik yang stabil. peningkatan
dan buni perkemahan dan sedangkan
kualitas dan kuantitas SDM dengan
jangka pendeknya yakni mengelola intern
adanya kondisi politik yang stabil.
disini seperti pembuatan taman
Dengan memanfaatkan peluang yang
bunga,taman bermain anak kemudian
ada yakni kondisi lingkungan politik
galeri dan tempat selfie/foto. Selain itu
yang stabil. Dengan adanya kondisi
upaya mensosialisasikan kepada
politik yang stabil diharapkan
masyarakat juga dilakukan seperti
DinasKebudayaan dan Pariwisata mampu
mencetak brosur untuk disebarkan supaya
mengikutsertakan para pemegang
masyarakat lebih mengenal wisata kura-
kekuasaan agar mau memberikan bantuan
kura dan dengan melalui media sosial
10

seperti facebook, instagram maupun masyarakat yang mendukung


webdisbudparpora dan kita sedang perkembangan pariwisata. Sedangkan
mencetak cd yang berisi macam-macam ancaman terhadap pengembangan
wisata di kabupaten cirebon termasuk pariwisata di objek wisata kura-kura
kura-kura belawa. Belawa disebabkan oleh kurangnya
kerjasama dengan investor sehingga
E. PENUTUP kebutuhan anggaran sulit tercukupi,
Kesimpulan kurangnya kelompok masyarakat sadar
1. Analisis lingkungan internal wisata,
Analisis terhadap lingkungan internal 3. Strategi Pengembangan
menunjukkan bahwa visi dan misi Dinas Dalam pengembangan objek wisata
Pariwisata Kabupaten Cirebon sudah kura-kura Belawa, strategi pengembangan
sesuai renstra, termasuk program-program yang dapat dilakukan yaitu melakukan
yang akan dilakukan.Sudah ada upaya dari peningkatan kualitas dan kuantitas SDM
Dinas Pariwisata Kabupaten Cirebon dengan adanya kondisi politik yang stabil,
mempunyai rencana program jangka memanfaatkan media informasi yang baik
panjang dan jangka pendek untuk untuk meningkatkan jumlah investor,
membangun sarana prasarananya seperti Memanfaatkan kesesuaian visi dan misi
merenovasi dan membuat arena baru yang dengan kondisi kepariwisataan, sebagai
dikoordinasikan dengan pihak wisata dan landasan untuk menambah daya tarik
saat ini sedang proses pengembangan wisata melalui kondisi sosial budaya yang
terbukti dengan adanya taman bermain ada serta adanya komitmen dari
anak-anak dan terapi ikan. stakeholder.
Namun masih terdapat kekurangan
Saran
pada kualitas sumber daya manusia dan
Saran yang dapat diberikan bagi
minimnya anggaran yang diberikan
permasalahan diatas, diantaranya adalah :
pemerintah.
1. Bagi pemerintah diharapkan dapat
2. Analisis lingkungan eksternal
memajukan program kepariwisataan di
Dalam lingkungan eksternal
Kabupaten Cirebon sebagai aset yang
ditemukan beberapa peluang yang berasal
mampu memberikan peningkatan
dari kondisi perekonomian masyarakat,
ekonomi bagi masyarakat sekitar.
kondisi lingkungan politik yang stabil, dan
2. Bagi Disbudparpora Kabupaten Cirebon
kondisi sosial budaya berupa keberadaan
diharapkan dapat menjalin komunikasi
kelompok-kelompok kesenian oleh
11

dengan warga desa Belawa agar


Dess, G.G. and G.T. Lumpkin. 2003.
sinergitas pariwisata khususnya obyek
Strategic management: Creating
wisata kura-kura Belawa semakin competitiveadvantages. McGraw-
Hill Higher Education.
meningkat.
3. Bagi masyarakat Desa Belawa Devy, dkk. 2017. Pengembangan Obyek
Dan Daya Tarik Wisata Alam
diharapkan untuk meningkatkan
Sebagai Daerah Tujuan Wisata Di
partisipasi guna melestarikan Kabupaten Karanganyar. Jurnal
Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1
keberadaan kura-kura Belawa sebagai
Tahun 2017. FISIP.UNS.
aset daerah di bidang pariwisata.
Endraswara, S. 2003. Metodologi
Penelitian Kebudayaan.
F. REFERENSI Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Agus Purwanto, Erwan dan Dyah Ratih
Sulistyastuti.2007. Metode
Guba dan Lincoln, Handbooks of
Penelitian Kuantitatif, Untuk
Qualitative Research, Sage
Administrasi Publik, dan
Publication, London,1994
Masalahmasalah
Sosial.Yogyakarta: Gaya Media.
Hariadi, B. 2005. Strategi Manajemen.
Malang: Bayumedia Publishing.
Anthony, W.P., Parrewe, P. L., dan
Kacmar, K.M. 1999. Strategic
Hasibuan, S. P. Melayu. 2009. Manajemen
Human. Resource Management.
Sumber Daya Manusia. Edisi
Second Edition. Orlando: Harcourt
Revisi. Bumi Aksara, Jakarta.
Brace and. Company.
Hubeis dan Najib, Mukhamad. 2008.
Arifin, A. 1984. Strategi Komunikasi
Manajemen Strategis Dalam
Sebuah Pengantar Ringkas.
Pengembangan. Daya Saing
Bandung: ARMICO.
Organisasi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Asriandy. 2016. Strategi Pengembangan
Obyek Wisata Air Terjun Bissapu
https://cirebonkab.bps.go.id/publication.ht
Di Kabupaten Bantaeng. Skripsi.
ml
Publikasi. UNHAS.
Jauhari. 2010. Panduan Penulisan Skripsi
Bryson, Jhon M. 2007. Perencanaan
Teori Dan Aplikasinya. Jakarta :
Strategis Bagi Organisasi Sosial.
Pustaka Setia.
Cet 8. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kuncoro, M. 2005. Strategi Bagaimana
Chandler, Jr .1962. Strategy and Structure:
Meraih Keunggulan. Kompetitif?.
Chapters in The History of The
Jakarta: Erlangga.
industrial Enterprise. Cambridge
Mass: MIT Press.
Kusdinar A. 2010. Telaah Beberapa Aspek
Bioekologi Kura-kura Belawa
David, Fred.R. 2011. Manajemen
(Trionyx cartilaginous Boddaert) di
Strategis: Konsep-Konsep. Edisi
Belawa, Cirebon, Jawa barat.
Duabelas. Jakarta: Salemba
12

Institut Pertanian Bogor. Skripsi. Nawawi, Hadari. (2005). Manajemen


Bogor. Sumber Daya Manusia Untuk
Bisnis yang Kompetitif .Cetakan
Kusrini, M.D. dan A. Tajalli. 2010. Nasib Keempat. Penerbit Gajah Mada
Kura-Kura Belawa Kini. Warta University Press, Yogyakarta.
Herpetofauna Vol. V No.2 Juni
2012: 12 – 15. Nyoman.S. Pendit. 2002. Ilmu Pariwisata
Sebuah Pengantar Perdana.
Mintzberg, Lampel, Quinn, Ghoshal. 2003. Jakarta : Pradya Paramita
Strategy process new jersey.
Prentice Hall. Oka A. Yoeti,Perencanaan dan
Pengembangan Pariwisata,
Miles, B, Huberman. 1992. Analisis Data (Jakarta, Pradnya Paramita, 1997.)
Kualitatif. Terjemahan Teecep
Rohendi. Jakarta: UI Press. Oktaviani, et.al. 2011. Upaya Konservasi
Keanekaragaman Hayati Ikan
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Perairan Umum Daratan di Jawa.
Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Jurnal Kebijakan Perikanan
Cipta. Indonesia Vol. 3 No. 1 Mei 2011:
27 – 36.
Mill Robert Christie and Morrison. 2000.
The Tourism System. New Jersey: Paturusi, Samsul A, 2001, Perencanaan
Prentice-Hall Inc. Tata Ruang Kawasan Pariwisata,
Materi Kuliah Perencanaan
Moleong, LeXy J. 2006. Metode Penelitian Kawasan Pariwisata, Program
Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Pasca Sarjana Universitas Udayana
PT. Remaja Rosdakarya. Denpasar, Bali.

Moleong, LeXy J. 2009. Metode Penelitian Pearce dan Robinson. 2008. Manajemen
Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Strategis: Formulasi, Implementasi
PT Remaja Rosdakarya. dan pengendalian. Jakarta:
Salemba Empat.
Muljadi dan Nurhayati. 2002.
Kepariwisataan dan Perjalanan. Pitana, I G. dan Gayatri, P G. 2005.
Jakarta: Grafindo Persada. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Nailu,Rahman. 2012. “Perspektif
Stakeholders terhadap Potensi Rahman, N. 2012. “Perspektif
Obyek dan Daya Tarik Wisata Stakeholders terhadap Potensi
(ODTW) Telaga Ngebel Kabupaten Obyek dan Daya Tarik Wisata
Ponorogo” Jurnal Bumi Indonesia (ODTW) Telaga Ngebel Kabupaten
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012 Ponorogo. Jurnal Bumi Indonesia
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012.
Nainggolan, S. 2008. Pengaruh Variabel
Fundamental Terhadap Harga Rangkuti, Freddy. 2013. AnalisisSWOT:
Saham Perusahaan Manufaktur Teknik Membedah Kasus Bisnis.
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Indonesia”, Tesis. Universitas Utama.
Sumatera Utara, Medan.
13

Robbins, Stephen P. dan Coulter, Mary,


2009. Manajemen. Edisi
Kedelapan. Klaten: PT Macanan
Jaya Cemerlang.

Rohman. 2002. Metode Penelitian


Kulitatif. Makalah Penelitian
Lokakarya LKTI.

Siagian, Sondang., P. (2008). Manajemen


Sumber Daya Manusia (Edisi
Pertama). Jakarta: Binapura
Aksara.

Sunyoto. 2012. Konservasi Labi-labi


Amyda Cartilaginea (Boddaert,
1770). Tesis Paskasarjana PB
Bogor

Suryono. 2004. Pengantar Teori


Pembangunan. Malang: Universitas
Negeri Malang.

Susanto. 2016. Potensi Dan Strategi


Pengembangan Obyek Wisata Air
Terjun Jumog Kabupaten
Karanganyar. Skripsi Publikasi.
UNS.

Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-Dasar


Pariwisata. Andi. Yogyakarta

Thoha, Miftah. 2008. Perilaku Organisasi.


Penerbit : Rineka Jakarta.

Tjiptono, F. 2006. Manajemen Jasa. Edisi


Pertama. Yogyakarta : Andi.

Wahab, S. 1989. Manajemen


Kepariwisataan. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita.

Sanapiah Faisal. 1990. Penelitian


Kualitatif. Malang : YA3 Malang

Kuncoro, M. 2011.Strategi: Bagaimana


Meraih Keunggulan Kompetitif.
Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai