ABSTRAK
Pengelolaan perawatan taman kura-kura belawa untuk saat ini masih minim perhatian dari
Pemerintah Kabupaten Cirebon. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan lingkungan
internal dan eksternal obyek wisata kura-kura Belawa dan strategi untuk pengembangannya.
Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif.Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berdasarkan analisis lingkungan internal : 1)Visi dan misi Dinas Pariwisata Kabupaten Cirebon
sudah sesuai renstra, 2) Kualitas sumber dayamanusia masih kurang, 3) Anggaran yang
diberikan pemerintah masih minim, 4) Dinas Pariwisata Kabupaten Cirebon telah memfasilitasi
rencana renovasi obyek wista kura-kura Belawa melalui kementrian atau ke provinsi, 5)
Pemerintah daerah sudah mempunyai rencana program jangka panjang dan jangka pendek untuk
membangun sarana prasarananya. Sedangkan dari analisis lingkungan eksternal: 1) Kondisi
perekonomian masyarakat yang mendukung terhadap perkembangan kepariwisataan. 2) Kondisi
lingkungan politik yang stabil. 3) Kondisi sosial budaya yang mendukung terhadap
pengembangan kepariwisataan. 4) Kurangnya kerjasama dengan investor sehingga masalah
kecukupan anggaran sulit untuk dipenuhi. Sedangkan strategi pengembangan yang dilakukan
antara lain : 1) Melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM dengan adanya kondisi
politik yang stabil seperti. 2) Memanfaatkan media informasi yang baik untuk meningkatkan
jumlah investor.3)Memanfaatkan kesesuaian visi dan misi dengan kondisi
kepariwisataan,sebagai landasan untuk menambah daya tarik wisata melalui kondisi sosial
budaya yang ada serta adanya komitmen dari stakeholder.
ABSTRACT
Management of Turtle Garden care gota minimal attention from Cirebon Regency Government.
The purpose of this research is to describe the internal and external environment of the Belawa
Turtle Tourism object and its strategy for development. This research is qualitative descriptive
research. The data collection techniques used are interviews, observations, and documentation.
The results showed that based on internal environmental analysis: 1) The vision and mission of
the Cirebon District Tourism Office is appropriate Renstra, 2) Lack of Human resources
quality, 3) the budget given by the Government is still minimal, 4) Dinpar Cirebon has
facilitated the plan to renovate the Belawa turtles through the ministry or province, 5) The local
government already had a long-term and short-term program plan to build its infrastructure. As
for external environmental analysis: 1) The economic condition of the community that supports
the development of tourism. 2) stable political environmental conditions. 3) Socio-cultural
conditions that support the development of tourism. 4) Lack of cooperation with investors so
that the budget adequacy problem is difficult to fulfill. While the development strategy is done,
among others: 1) to increase the quality and quantity of human resources in the presence of
such stable political conditions. 2) make use of good information media to increase the number
of investors. 3) utilizing the suitability of vision and mission with the condition of tourism, as the
foundation to add tourist attraction through the existing socio-cultural conditions and the
presence of Commitment from stakeholders.
dengan nama latin aquatik tortose ortita wisata lainnya yang ada di Kabupaten
norneensis. Menurut penelitian merupakan Cirebon berada pada peringkat ke 7 (tujuh)
species kura-kura yang langka dan patut pada tahun 2016 dengan jumlah
dilindungi keberadaannya dari kepunahan. pengunjung sebanyak 3.675 atau sebesar
0.80%.
Berikut data jumlah pengunjung di
objek wisata kura-kura Belawa dari tahun
2010 sampai tahun 2016.
Tabel 1
Jumlah Pengunjung Obyek Wisata
Kura-Kura Belawa
Gambar 1.Keadaan Kura-Kura Belawa
Tahun 2010-2016
Sumber : dokumentasi Pribadi
Bagi masyarakat Belawa, kura-
kuraBelawa merupakan satwa ciri khas
yang menjadi kebanggaan masyarakat
Belawa.Pemerintah Daerah Kabupaten
Cirebon telah mengeluarkan Surat
Keputusan BupatiKDH Tingkat II Cirebon
Berdasarkan data jumlah pengunjung
No.522.51/SK.29/PEREK/1993 yang
tersebut dapat dilihat bahwa jumlah
menyatakan bahwa kura-kuraBelawa
pengunjung obyek wisata kura-kura
merupakan satwa khas daerah Cirebon
belawa mengalami peningkatan dari tahun
(Kusrini & Tajalli, 2012 : 20).
2013 sampai tahun 2016, namun demikian
Namun sepertinya objek wisata ini
jika dibandingkan dengan objek wisata lain
kurang mendapat perhatian dari
di Kabupaten Cirebon jumlah pengunjung
pemerintah setempat. Obyek wisata kura-
di objek kura-kura Belawa hanya sebesar
kura Belawa belum begitu dikenal
0,80 % dari keseluruhan pengunjung.
masyarakat luar Desa. Pengunjung obyek
Berdasarkan presentase tersebut
wisata tersebut kebanyakan warga sekitar
jumlah pengunjung di objek wisata kura-
terutama anak-anak sekolah ketika liburan
kura Belawa sangatlah sedikit sehingga
sekolah. Obyek wisata tersebut perlu
perlu ditingkatkan. Agar jumlah
dikembangkan agar meningkat jumlah
pengunjung meningkat maka diperlukan
pengunjung yang dapat berdampak
strategi untuk mengembangkan obyek
meningkatnya pendapatan daerah. Jumlah
wisata tersebut. Dengan demikian
pengunjung obyek wisata kura-kura
penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
belawa jika dibandingkan dengan obyek
5
dengan isi dari kebijakan. Dalam kebijakan kura-kura Belawadengan teknik penentuan
pengembangan pariwisata terdiri dari informan yaitu teknik purposive sampling.
kebijakan pokok, kebijakan spasial, Teknik pengumpulan data yang
kebijakan pengembangan obyek dan daya digunakan dalam penelitian ini yaitu
tarik wisata, dan kebijakan pengembangan observasi dan wawancara. Dalam
sarana prasarana wisata. pengujian keabsahan data digunakan
6. Strategi Pengembangan Pariwisata teknik triangulasi. Analisis data bersifat
Kura-kura Belawa induktif, yaitu dimulai dari lapangan atau
Strategi pengembangan pariwisata fakta empiris dengan cara terjun ke
Kura-kura Belawa adalah suatu usaha lapangan. Dilakukan secara bersama
untuk memajukan obyek wisata kura-kura dengan proses pengumpulan datamenurut
Belawa menjadi salah satu destinasi obyek Milles Huberman (1992:20).
wisata di Kabupaten Cirebon. Dalam
penelitian ini digunakan 3 (tiga) dari 8 D. PEMBAHASAN
(delapan) tahapan dalam proses Kawasan wisata kura-kura Belawa
perencanaan strategis menurut Bryson merupakan Kawasan Wisata Konservasi
(2001:55), meliputi: 1) identifikasi misi dan Edukasi Kura-kura Belawa. Kondisi
dan mandat organisasi; 2) menilai objek wisata saat ini masih sepi
lingkungan internal dan eksternal; 3) pengunjung, padahal dengan potensi yang
menganalisis strategi pengembangan. ada objek wisata ini berpeluang untuk
menjadi objek wisata pilihan yang
C. METODE PENELITIAN memiliki karakteristik yang khas.
Penelitian ini menggunakan metode Peran kelembagaan dalam
kualitatif dengan pendekatandeskriptif. pengembangan sektor wisata kura-kura
pendekatan kualitatif adalah pendekatan Belawa ini belum maksimal karena peran
yang mengungkapkan atau menguraikan dari environmentmenunjukkan hanya ada 2
data-data yang diperoleh di lapangan unit yang aktif berkontribusi dari 3(tiga)
dengan kalimat-kalimat bukan unit yang ada di BUMDES yaitu unit air
diungkapkan dengan angka- bersih dan unit pariwisata.
angkaEndraswara (2011:11). Lokasi Communityatauobjek maupun pelaku
penelitian ini dilakukan di Desa Belawa wisata sudah mencakup wisatawan
Kecamatan Lemah Abang Kabupaten mancangera meskipun jumlahnya tidak
Cirebon. Sasaran penelitian ini, yaitu Dinas banyak, didalamnya juga terdapat
Pariwisata dan pengelola obyek wisata partispiasi kelompok pecinta alam yang
7
Strategi yang bersumber dari Strenghts dalam peningkatan SDM baik kualitas
dan Threts ini merupakan strategi yang maupun kuantitasnya.
diciptakan dengan menggunakan d. Strategi W-T
kekuatan dari lingkungan internal untuk
Strategi yang bersumber dari
mengatasi ancaman yang berasal dari
Weakness dan Threats ini merupakan
lingkungan eksternal.
sebuah strategi yang diciptakan dengan
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
meminimalkan kelemahan dan
keberadaan investor atau penyandang
menghindari ancaman.Untuk itu, strategi
dana sangat penting untuk dikenali
W-T yang diambil adalah meningkatkan
karena memberikan dampak langsung
sarana dan prasarana melalui peranan
bagi pengembangan kepariwisataan di
kelompok masyarakat sadar wisata.
objek wisata kura-kura belawa. Untuk itu
Saat ini Dinas Pariwisata Kabupaten
strategi S-T yang diambil yaitu dengan
Cirebon telah berusaha melakukan
memanfaatkan media informasi yang baik
pengembangan di objek wisata kura-kura
untuk menarik investor. Dilakukan
belawa. Untuk program jangka pendek
dengan cara memberikan informasi yang
yakni mempromosikan ke luar jadi
akurat mengenai potensi unggulan
seperti saat diadakan seminar diluar atau
pariwisata.
acara pihak dinas mempromosikan
c. Strategi W-O
wisata-wisata yang ada dikabupaten
Strategi yang bersumber dari
cirebon termasuk objek wisata kura-kura
Weakness dan Opportunities ini
belawa sedangkan untuk program jangka
dilakukan dengan peningkatan kualitas
panjang dengan membuat dibangun
dan kuantitas SDM dengan adanya
kolam renang dan water boom,outbond
kondisi politik yang stabil. peningkatan
dan buni perkemahan dan sedangkan
kualitas dan kuantitas SDM dengan
jangka pendeknya yakni mengelola intern
adanya kondisi politik yang stabil.
disini seperti pembuatan taman
Dengan memanfaatkan peluang yang
bunga,taman bermain anak kemudian
ada yakni kondisi lingkungan politik
galeri dan tempat selfie/foto. Selain itu
yang stabil. Dengan adanya kondisi
upaya mensosialisasikan kepada
politik yang stabil diharapkan
masyarakat juga dilakukan seperti
DinasKebudayaan dan Pariwisata mampu
mencetak brosur untuk disebarkan supaya
mengikutsertakan para pemegang
masyarakat lebih mengenal wisata kura-
kekuasaan agar mau memberikan bantuan
kura dan dengan melalui media sosial
10
Moleong, LeXy J. 2009. Metode Penelitian Pearce dan Robinson. 2008. Manajemen
Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Strategis: Formulasi, Implementasi
PT Remaja Rosdakarya. dan pengendalian. Jakarta:
Salemba Empat.
Muljadi dan Nurhayati. 2002.
Kepariwisataan dan Perjalanan. Pitana, I G. dan Gayatri, P G. 2005.
Jakarta: Grafindo Persada. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Nailu,Rahman. 2012. “Perspektif
Stakeholders terhadap Potensi Rahman, N. 2012. “Perspektif
Obyek dan Daya Tarik Wisata Stakeholders terhadap Potensi
(ODTW) Telaga Ngebel Kabupaten Obyek dan Daya Tarik Wisata
Ponorogo” Jurnal Bumi Indonesia (ODTW) Telaga Ngebel Kabupaten
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012 Ponorogo. Jurnal Bumi Indonesia
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012.
Nainggolan, S. 2008. Pengaruh Variabel
Fundamental Terhadap Harga Rangkuti, Freddy. 2013. AnalisisSWOT:
Saham Perusahaan Manufaktur Teknik Membedah Kasus Bisnis.
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Indonesia”, Tesis. Universitas Utama.
Sumatera Utara, Medan.
13