Anda di halaman 1dari 30

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PAKET PEKERJAAN :

PW 1-2022, PENGAWASAN TEKNIS PRESERVASI


BEKASI - INDRAMAYU - LOSARI/BTS JATENG

TAHUN ANGGARAN 2022

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL
DKI JAKARTA - JAWA BARAT
SATUAN KERJA PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
JALAN NASIONAL PROVINSI JAWA BARAT
Jl. A.H Nasution No. 308A Ujungberung, Bandung
Telp. (022) 7802714, 7802715
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

URAIAN PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG Direktorat Jenderal Bina Marga, Balai Besar Pelaksanaan


Jalan Nasional DKI Jakarta dan Jawa Barat Cq. Satuan
Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Provinsi Jawa Barat, bermaksud untuk melaksanakan
kegiatan pengawasan pada pekerjaan Preservasi Jalan
Lohbener - Indramayu - Cirebon - Losari/Bts. Jateng
dan Preservasi Jalan Sultan Agung - Bts. Kota
Karawang yang akan dilaksanakan oleh Penyedia
pekerjaan konstruksi.
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai
dengan rencana mutu, biaya, waktu dan pemenuhan kinerja
jalan yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa
konstruksi, maka diperlukan adanya Tim Pengawas
Pekerjaan yang bertugas sebagai pengawas pekerjaan
konstruksi, membantu Satuan Kerja Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Jawa Barat Cq.
Pejabat Pembuat Komitmen Pengawasan dalam
melaksanakan kegiatan pengawasan teknis dan
penjaminan mutu di lokasi kegiatan konstruksi yang sedang
berlangsung.
Tim Pengawas Pekerjaan yang dimaksud adalah
Penyedia Jasa Konsultansi untuk pekerjaan
pengawasan/supervisi pada pekerjaan konstruksi di Ruas
Jalan Nasional wilayah Provinsi Jawa Barat.

2. MAKSUD DAN 2.1. Maksud


TUJUAN Maksud pekerjaan layanan Jasa Konsultansi
Pengawasan pekerjaan konstruksi ini adalah untuk
membantu mengawasi, memantau dan
mengevaluasi penerapan manajemen mutu pada
pelaksanaan pekerjaan konstruksi Preservasi Jalan
Lohbener - Indramayu - Cirebon - Losari/Bts.
Jateng dan Preservasi Jalan Sultan Agung - Bts.
Kota Karawang oleh Penyedia Jasa Konstruksi
(Kontraktor).
2.2. Tujuan
Tujuan layanan jasa ini adalah agar seluruh
pekerjaan Preservasi Jalan Lohbener -
Indramayu - Cirebon - Losari/Bts. Jateng dan
Preservasi Jalan Sultan Agung - Bts. Kota
Karawang dapat diselesaikan dengan Tepat Biaya,
Tepat Waktu dan Tepat Mutu, melalui pengawasan
terhadap penerapan Manajemen Mutu.

2
3. SASARAN Sasaran yang ingin dicapai dari layanan Jasa Konsultansi
Pengawasan pekerjaan konstruksi Preservasi Jalan
Lohbener - Indramayu - Cirebon - Losari/Bts. Jateng
dan Preservasi Jalan Sultan Agung - Bts. Kota
Karawang ini adalah:
a. Terlaksananya semua pekerjaan mulai dari tahap
pelaksanaan konstruksi sampai pada pemeliharaan
dan penjaminan atas cacat mutu selama periode
kontrak sesuai dengan standar, kriteria, dan
persyaratan kontrak yang ditetapkan, dan memberikan
rekomendasi komprehensif dalam pelaksanaannya.

b. Memberikan saran dan masukan kepada Penyedia


Jasa (kontraktor) dalam menerapkan manajemen mutu
pelaksanaan konstruksi dalam lingkup sebagaimana
diatur didalam pelimpahan tugas oleh PPK pekerjaan
konstruksi.

4. LOKASI Lokasi pekerjaan berada di wilayah kerja Satuan Kerja


PEKERJAAN Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Jawa
Barat, di Ruas Jalan Lohbener - Indramayu - Cirebon -
Losari/Bts Jateng dan Ruas Jln. Sultan Agung -
Bts. Kota Karawang, Kab. Bekasi - Kab. Karawang -
Kabupaten Indramayu - Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa
Barat.

5. SUMBER Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan


PENDANAAN APBN Tahun Anggaran 2022 (Single Years
Contract/SYC) dengan kebutuhan biaya lebih kurang
sebesar Rp2.684.982.356,00 (Dua Miliar Enam Ratus
Delapan Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Delapan
Puluh Dua Ribu Tiga Ratus Lima Puluh Enam Rupiah)
termasuk PPN, dan pembayaran prestasi pekerjaan
dilakukan dengan cara Invoice Bulanan.

6. NAMA DAN Nama PPK : Kiki Rizki Kesuma Wardani, ST., MSc.
ORGANISASI
PEJABAT PPK : PPK Pengawasan
PEMBUAT Satuan Kerja : Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan
KOMITMEN Jalan Nasional Provinsi Jawa Barat

DATA PENUNJANG

7. DATA DASAR Data dasar pekerjaan pengawasan konstruksi Preservasi


Jalan Lohbener - Indramayu - Cirebon - Losari/Bts.
Jateng dan Preservasi Jalan Sultan Agung - Bts. Kota
Karawang yaitu Dokumen Kontrak Jasa Konsultansi antara
PPK Pengawasan dengan Penyedia Jasa Konsultan
Pengawasan.

3
8. STÁNDAR TEKNIS 1. Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 (Revisi 2)
untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan.
2. Spesifikasi Khusus Bina Marga (bila ada).

9. STUDI-STUDI Tidak ada studi-studi terdahulu yang dipergunakan dalam


TERDAHULU pekerjaan pengawasan ini.

10. REFERENSI 1. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang


HUKUM Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
2. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.
3. Surat Edaran Dirjen Bina Marga Nomor 01/SE/Db/2013
tentang Pedoman Penyusunan Kerangka Acuan Kerja
untuk Perencanaan dan Pengawasan Teknis Jalan dan
Jembatan.

RUANG LINGKUP

11. LINGKUP 11.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN Lingkup Pekerjaan Jasa Konsultansi ini adalah
melaksanakan kegiatan pengawasan pekerjaan Paket
Preservasi Jalan Lohbener - Indramayu - Cirebon -
Losari/Bts. Jateng dan Preservasi Jalan Sultan
Agung - Bts. Kota Karawang yang dilaksanakan di
ruas jalan wilayah Satker Pelaksanaan Jalan
Nasional Wilayah I Provinsi Jawa Barat adalah
sebagai berikut :

1. FIELD TEAM - 1
Panjang
No. SATKER/RUAS Longsegmen
(KM)
A SATKER PJN I PROV. JABAR
PPK 1.3
Preservasi Jalan Lohbener -
Indramayu - Cirebon - Losari/Bts.
Jateng
Lohbener - Indramayu – Cirebon -
1 94,27
Losari/Bts Jateng

2. FIELD TEAM - 2
4
Panjang
No. SATKER/RUAS Longsegmen
(KM)
A SATKER PJN I PROV. JABAR
PPK 1.5
Preservasi Jalan Sultan Agung - Bts.
Kota Karawang
Jalan Sultan Agung - Bts. Kota
1 47,52
Karawang

11.2. Identifikasi Bahaya dan Penetapan Resiko


Pekerjaan konstruksi yang diawasi oleh paket
pengawasan ini masuk dalam risiko keselamatan
konstruksi sedang dikarenakan paket pekerjaan
konstruksi per tahun anggaran bernilai dibawah Rp.
100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) sesuai
Peraturan Menteri PUPR No. 10 Tahun 2021.

No Uraian Pekerjaan Identifikasi


1 Mengawasi Pekerjaan - Tertimpa alat berat
Galian Tanah - Terkena serpihan
material
- Tertabrak kendaraan
- Tertimbun material
- Terperosok ke galian
2 Mengawasi - Terjatuh dari
Pengecoran/Pasangan ketinggian
Batu pekerjaan Dinding - Tertimpa alat berat
Penahan Tanah - Terkena serpihan
material
3 Mengawasi Pengaspalan - Tertimpa alat berat
Jalan - Terkena serpihan
material
- Tertabrak kendaraan
- Tertimbun material

12. KELUARAN Konsultan Pengawasan Teknik Manajemen Mutu selama


kurun waktu layanannya harus menghasilkan Keluaran-
Keluaran yang disusun berdasarkan keahlian terintegrasi
pada setiap tahapan proses yang mencakup Penyusunan
Rencana Mutu, Penerapan Penjaminan Mutu,dan
Pengolahan data/informasi Pengendalian Mutu. Adapun
Keluaran-keluaran tersebut meliputi tetapi tidak terbatas
dari yang disebutkan berikut ini:
 Rencana Mutu ("Holding Points", Daftar Pengujian
Mutu), termasuk pemutakhiran.
 Rekomendasi terhadap penyusunan dan pemutakhiran
5
RMPK Kontraktor.
 Hasil Penilaian Pemenuhan Rencana Mutu yang
dibuat secara berkala.
 Hasil Pelaksanaan Uji Acak.
 Rekaman hasil pekerjaan yang tidak memenuhi
syarat mutu (Non-Conformance Product, NCR).
 Perubahan terhadap proses pelaksanaan pekerjaan
dan/atau pengendalian mutu.
 Rekomendasi untuk tindakan koreksi terhadap hasil
pekerjaan.
 Rekaman tentang masukan untuk pemutakhiran
RMPK Kontraktor.
 Hasil pengolahan data/informasi pengendalian mutu.

13. PERALATAN, Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat


MATERIAL, Pembuat Komitmen Pengawasan sepenuhnya sudah diatur
PERSONIL DAN di dalam dokumen kontrak jasa konsultansi :
FASILITAS DARI a) Data dan Laporan
PPK  Salinan Laporan Desain Perencanaan Teknis
pekerjaan Preservasi Jalan Lohbener - Indramayu
- Cirebon - Losari/Bts Jateng dan Preservasi
Jalan Sultan Agung - Bts. Kota Karawang.
 Salinan Gambar-Gambar Rencana, Spesifikasi
Umum, dan Spesifikasi Khusus (bila ada) yang
digunakan pada kontrak pekerjaan Preservasi Jalan
Lohbener - Indramayu - Cirebon - Losari/Bts
Jateng dan Preservasi Jalan Sultan Agung - Bts.
Kota Karawang.
 Dokumen lainnya (bila ada).

b) Staf Pengawas/Pendamping
Pejabat Pembuat Komitmen Pengawasan akan
mengusulkan petugas atau wakilnya yang
bertindak sebagai pengawas atau
pendamping/counterpart atau Pelaksana Teknik/Project
Officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi
yang akan diangkat oleh Kepala Satuan Kerja
Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi
Jawa Barat.

c) Fasilitas
 Kantor di-site dengan luasan minimal 42 M2, harus
disediakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi dengan
cara sewa.
 Peralatan Kantor Laptop untuk Engineer dan Desktop
Komputer + Printer, harus disediakan oleh
Penyedia Jasa Konsultansi dengan cara sewa.
6
 Kendaraan roda 4 dengan kapasitas minimal 1500
cc dan Kendaraan roda 2 dengan kapasitas
minimal 125 cc, harus disediakan oleh Penyedia
Jasa Konsultansi sendiri dengan cara sewa.
Kendaraan sewa Roda 4 dan Roda 2 minimal
pembuatan/keluaran tahun 2019.
 Perlengkapan dan Pendukung Perkantoran (Biaya
Alat Tulis Kantor; Biaya Komunikasi; Biaya Alat &
Pembersih Perkantoran).
 Biaya Protokol Kesehatan berupa penyediaan Masker
dan hand sanitizer.

d) Akomodasi
Biaya Tunjangan Tempat Tinggal di-site.

e) Penerapan Standar Manajemen Keselamatan


Konstruksi/SMKK
Penyediaan biaya SMKK untuk personil di lapangan
berupa penyediaan seragam dan APD (Helm, Rompi dan
Sepatu Safety).

N
Uraian Kriteria Satuan Vol
o
Sewa Kantor Lapangan
1 Min. 42 M2 Unit.Bulan 22
(2 Unit )
Sewa Laptop Engineer Core i7, RAM
2 (2 Orang) 8Gb,HDD 1Tb
Unit.Bulan 22
Sewa Desktop Komputer Core i7, RAM
3 & Printer & Scanner 8Gb,HDD 1Tb, Unit.Bulan 22
(2 Set) Printer+Scanner
Sewa Kendaraan Roda 4 Min. 1500 cc
4 (2 Unit) Min. Tahun 2019
Unit.Bulan 22

Sewa Kendaraan Roda 2 Min. 125 cc


5 (6 Unit) Min. Tahun 2019
Unit.Bulan 57
Tunjangan Rumah
6 Tenaga Ahli Kost Unit.Bulan 56
(12 Orang)
Tunjangan Rumah
7 Surveyor/Teknisi Kost Unit.Bulan 57
(12 Orang)
8 Seragam (12 Orang) 2 Set per Orang Set 26

9 APD (12 Orang) 1 Set per Orang Set 13

14. PERALATAN DAN Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara semua
MATERIAL DARI fasilitas yang sudah diatur dalam dokumen kontrak jasa
PENYEDIA JASA konsultansi untuk dipergunakan dalam pelaksanaan
KONSULTANSI pekerjaan.

7
15. LINGKUP 15.1. Pendekatan dan Metodologi
KEWENANGAN Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam
PENYEDIA JASA pekerjaan ini meliputi:
- Melaksanakan peninjauan kembali terhadap
desain dan perhitungan-perhitungan teknis yang
dihasilkan dari pekerjaan perencanaan teknis,
termasuk kesesuaian dengan kondisi yang
ditemukan pada periode pelaksanaan
konstruksi.
- Menjamin bahwa konstruksi yang sudah selesai
telah memenuhi syarat, melalui proses
pengawasan terhadap pengukuran/pengujian
setiap "Holding Points", meliputi kuantitas, mutu
bahan dan pekerjaan, dan uji acak bila
diperlukan.
- Memberikan saran-saran mengenai perubahan
pekerjaan dan tuntutan (claim).
- Memberikan rekomendasi atas pengoperasian
dan pemeliharaan peralatan yang digunakan.
- Melaksanakan pemeriksaan gambar terlaksana.
- Melaksanakan pemeriksaan gambar
terpasang/terbangun secara bertahap sesuai
kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
- Melaksanakan pemeriksaan berkas tagihan
Kontraktor (MC dan data pendukungnya) selama
periode kontrak.
- Melaporkan secara berkala tentang kemajuan
pekerjaan dan permasalahannya, mutu
pekerjaan serta status keuangan proyek, berikut
kondisi lainnya yang dapat diantisipasi.
15.2. Lingkup Kegiatan
Lingkup Pengawasan Manajemen Mutu
sebagaimana harus dituangkan didalam Program
Mutu Pekerjaan Preservasi Jalan Lohbener -
Indramayu - Cirebon - Losari/Bts. Jateng dan
Preservasi Jalan Sultan Agung - Bts. Kota
Karawang adalah sebagai berikut:
a) Persiapan:
1) Penyedia Jasa berkewajiban menyusun
Laporan Pendahuluan dan Program Mutu
Konsultansi Konstruksi. Program Mutu berisi
tentang tata cara pencapaian mutu kontrak
dan sebagainya sesuai dengan persyaratan
dan standar dokumen yang telah ditetapkan
dan tidak ada pembayaran terpisah untuk
Program Mutu.
2) Program Mutu Konsultansi Konstruksi
disusun dengan berpedoman pada ketentuan
dalam Sub-lampiran – F Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
nomor 10 Tahun 2021.

8
3) Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen
kontrak pekerjaan konstruksi berbasis
kinerja, termasuk pengendalian manajemen
dan keselamatan lalu-lintas serta SMK3
Konstruksi, dan Dokumen Lingkungan.
4) Membantu PPK Pekerjaan Konstruksi dalam
pelaksanaan Rapat Persiapan
Pelaksanaan/Pre-Construction Meeting
(PCM) dan memeriksa Rencana Mutu
Pekerjaan Konstruksi/RMPK yang disiapkan
oleh penyedia jasa konstruksi.
5) Mencatat seluruh kesepakatan dalam PCM
dan dituangkan dalam Berita Acara sebagai
Dokumen Kegiatan.
6) Mempersiapkan formulir-formulir isian,
antara lain:
i. Laporan Harian
ii. Laporan Mingguan
iii. Laporan Bulanan.
iv. Laporan Teknis (jika diperlukan).
v. Pengecekan kesesuaian desain dengan
kondisi lapangan.
vi. Laporan inspeksi pemenuhan tingkat
layanan jalan.
vii. Rencana monitoring pelaksanaan
pekerjaan dan verifikasi laporan
kegiatan yang disiapkan oleh Penyedia
pekerjaan konstruksi.
viii. Penjaminan mutu pekerjaan termasuk
kriteria pengujian dan penerimaan hasil
pekerjaan.
ix. Bentuk perhitungan perhitungan volume
data dan Sertifikat Pembayaran.
x. Bentuk Request Penyedia untuk
memulai pekerjaan dan pengujian
bahan.
7) Menjelaskan Struktur Organisasi Direksi
Teknis dan tugas dari masing-masing
personil Direksi Teknis kepada PPK
Pekerjaan Konstruksi.
8) Menjelaskan rencana kerja pengawasan
Pekerjaan Konstruksi kepada PPK
Pekerjaan Konstruksi:
9) Menyampaikan dan mempresentasikan
Program Mutu kepada PPK Pekerjaan
Konstruksi pada saat PCM.
10) Membantu PPK Pekerjaan Konstruksi dalam
mengkaji RMPK dari penyedia jasa
konstruksi.
11) Menyampaikan pemahaman pasal-pasal
utama dalam kontrak terkait pelaksanaan
pekerjaan.
9
12) Menandatangani berita acara mobilisasi dan
melaporkan pelaksanaan mobilisasi kepada
Direksi Pekerjaan.
13) Melakukan pengawasan, pengujian,
pengecekan kuantitas dan kualitas serta
kelayakan peralatan, fasilitas dan
perlengkapan yang dimobilisasi Penyedia
Jasa.
14) Mengecek Daftar peralatan, fasilitas dan
perlengkapan yang disampaikan Penyedia
Jasa.
15) Mengecek masa laku kalibrasi peralatan yang
akan digunakan oleh Penyedia Jasa.
16) Menyampaikan rekomendasi kepada Direksi
Pekerjaan tentang jumlah, mutu dan kelaikan
peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang
dimobilisasi Penyedia Jasa.
17) Menyampaikan ketentuan tentang pemenuhan
tingkat layanan jalan berdasarkan indikator
kinerja jalan yang ditetapkan dalam dokumen
kontrak.
18) Memberikan rekomendasi terhadap konsep
gambar kerja kepada Direksi Pekerjaan dan
Penyedia Jasa.
19) Memeriksa gambar kerja yang terkait dengan
metode kerja diajukan oleh Penyedia Jasa
dan kontrol terhadap kuantitas pekerjaan.
20) Melaporkan progres pekerjaan yang telah
diselesaikan Penyedia Jasa.
21) Membuat daftar kekurangan (Defect &
Dificiencies) berdasarkan hasil pemeriksaan
lapangan.
22) Membantu PPK dalam pengecekan data
adminstrasi dan teknis pekerjaan.
b) Penyusunan Rencana Mutu Pekerjaan
Kontruksi/RMPK (Quality Planning) meliputi:
1) Pemahaman terhadap dokumen-dokumen:
 Desain (DED),
 Spesifikasi Umum, dan
 Dokumen Lingkungan
untuk memberikan gambaran matrik antara
setiap Holding Points, syarat mutu dan daftar
pemeriksaan hasil pekerjaan sesuai lingkup
kontrak konstruksi.
2) Rekomendasi terhadap penyusunan RMPK
yang terkait dengan Quality Management Plan
dan Process Improvement Plan.
3) Sinkronisasi dan integrasi RMPK yang terdiri
dari komponen tanggung jawab Direksi
Pekerjaan dengan komponen tanggung jawab
Kontraktor.

10
4) Penyusunan RMPK harus sesuai dengan
ketentuan dalam Sub-lampiran – E Peraturan
Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2021.
c) Membuat Rencana Keselamatan Konstruksi/RKK
Pengawasan untuk Konsultan yang terdiri atas:
1) Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja
dalam Keselamatan Konstruksi, meliputi:
 Lembar Pakta Komitmen Keselamatan
Konstruksi
2) Perencanaan Keselamatan Konstruksi
 Identifikasi Bahaya dan Pengendalian
Risiko
 Peraturan Perundang-undangan dan
Standar
 Sasaran dan Program Pengawasan
3) Dukungan Keselamatan Konstruksi
 Kompetensi
4) Operasi Keselamatan Konstruksi
 Struktur Organisasi Pengawasan
Pekerjaan Konstruksi
 Pengelolaan Keselamatan Konstruksi
5) Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
6) RKK Pengawasan disusun berdasarkan
ketentuan dalam Sub-lampiran – D bagian
D.1 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat nomor 10 Tahun 2021.
d) Pelaksanaan Pengawasan:
1) Turut serta dalam pelaksanaan rekayasa
lapangan dan membantu memeriksa shop
drawing yang disiapkan oleh Penyedia Jasa.
2) Melaksanakan pengawasan teknis pekerjaan
konstruksi jalan secara profesional, efektif
dan efisien sesuai dengan spesifikasi
sehingga terhindar dari resiko kegagalan
konstruksi.
3) Memeriksa dan menyetujui laporan harian
dan laporan mingguan pekerjaan konstruksi.
4) Mengevaluasi dan menyetujui Monthly
Certificate (MC).
5) Membuat laporan bulanan terkait progress
pekerjaan dilapangan dan membuat
rekomendasi setiap permasalahan yang
timbul dilapangan kepada Pengguna Jasa.
6) Membuat laporan teknis (bila diperlukan)
pada setiap terjadinya perubahan kinerja
pekerjaan.
7) Melakukan verifikasi dan validasi hasil
pengukuran topografi yang dilakukan
Penyedia.

11
8) Melakukan inspeksi dan membuat laporan
hasil inspeksi pemenuhan tingkat layanan
jalan.
9) Verifikasi hasil inspeksi pekerjaan yang
dilakukan oleh Penyedia pekerjaan
konstruksi.
10) Penjaminan mutu pekerjaan dilapangan
dengan menerapkan prosedur kerja dan uji
mutu pekerjaan sesuai dokumen kontrak.
11) Melakukan verifikasi pemenuhan tingkat
layanan jalan yang dilakukan Penyedia Jasa
Konstruksi.
12) Melaksanakan koordinasi dengan Core
Team Consultant P2JN dan Regional Project
Management Consultant (RPMC) Balai
terkait (bila ada).
e) Pelaksanaan Penjaminan Mutu (Quality
Assurance) meliputi:
1) Kajian terhadap Laporan Hasil Pelaksanaan
dari Unit Pelaksana Kontraktor yang
mencakup lmplementasi PerintahPerubahan,
Tindak Perbaikan, lmplementasi Perbaikan
Cacat, lmplementasi Tindak Pencegahan,
dan Laporan Pemenuhan Kinerja.
2) Kajian terhadap Data Hasil Pengendalian
Mutu oleh Unit Pengendali Mutu Kontraktor.
3) Penilaian atas Pengukuran Hasil
Pelaksanaan dan Pengendalian Mutu
berdasarkan bukti data pekerjaan, terhadap
persyaratan yang ditetapkan di dalam
Rencana Mutu (Quality Planning).
4) Pelaksanaan uji acak terhadap Hasil
Pelaksanaan, bila dipandang perlu.
5) Rekomendasi manajemen dan teknis
kepada PPK/KASATKER.

f) Pengendalian Pekerjaan Fisik


1) Proses dan Pelaksanaan Kegiatan
Setiap kegiatan pekerjaan selalu
memerlukan perencanaan, proses, metode
kerja, dan pelaksanaan kegiatan yang akan
diperlukan hingga hasil suatu kegiatan
sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan. Untuk setiap unit kerja/unit
pelaksana kegiatan harus merencanakan
dan melaksanakan proses dan pelaksanaan
kegiatan secara terkendali yang meliputi:
i. Memastikan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam rencana mutu unit kerja
dan/atau Rencana Mutu Pelaksanaan
12
Konstruksi/RMPK dan/atau Program
Mutu.
ii. Setiap kegiatan dapat diketahui
ketersediaan informasi yang
menggambarkan karakteristik kegiatan
dan ketersediaan dokumen kegiatan.
iii. Setiap kegiatan memenuhi persyaratan
ketersediaan sumber daya yang
diperlukan dalam proses kegiatan.
iv. Ketersediaan peralatan monitoring dan
pengukuran pelaksanaan pekerjaan
serta mekanisme proses penyerahan
dan pasca penyerahan hasil pekerjaan.

Setiap jenis kegiatan harus mempunyai


petunjuk pelaksanaan yang merupakan
dokumen standar kerja yang diperlukan guna
memastikan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian proses dilakukan secara efektif
dan efisien. Adapun Petunjuk Pelaksanaan
sekurang-kurangnya:

i. Halaman muka berisi:


- Judul dan nomor identifikasi petunjuk
pelaksanaan
- Status validasi dan status perubahan.
- Kolom pengesahan petunjuk
pelaksanaan.
ii. Riwayat Perubahan;
iii. Maksud dan Tujuan Petunjuk
Pelaksanaan;
iv. Ruang Lingkup penerapan;
v. Referensi atau acuan yang digunakan;
vi. Definisi (penjelasan istilah-istilah) jika
diperlukan;
vii. Tahapan proses atau kegiatan (dengan
bagan alir jika perlu);
viii. Ketentuan Umum (penjelasan tentang
persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi dalam melaksanakan proses);
ix. Tanggung jawab dan wewenang;
x. Kondisi khusus (penyimpangan dsb.);
xi. Rekaman/Bukti kerja (yang menjadi
persyaratan)
xii. Lampiran berupa contoh format
rekaman/bukti kerja.

Untuk melaksanakan validasi terhadap


proses pelaksanaan pekerjaan dalam
kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dan
dengan hasil kegiatan setelah selesai
dilaksanakan harus dapat dilakukan pada
13
setiap tahap kegiatan, jika verifikasi tidak
dapat dilakukan secara langsung melalui
monitoring atau pengukuran secara
berurutan. Validasi pada pelaksanaan
kegiatan harus mempertimbangkan
ketentuan berikut:
i. Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
untuk peninjauan dan persetujuan
proses.
ii. Validasi ulang pelaksanaan kegiatan bila
hasilnya tidak sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan, setelah dilakukan
perbaikan atau penyempurnaan.
iii. Verifikasi kinerja hasil pekerjaan dan
pemenuhan tingkat layanan jalan.
iv. Kriteria pengujian dan penerimaan hasil
pekerjaan.

Di samping itu setiap unit kerja/unit


pelaksana kegiatan harus mampu
mengidentifikasi hasil setiap tahapan
kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan dan
mengidentifikasi status hasil kegiatan
tersebut. Tujuan identifikasi untuk
memastikan pada hasil kegiatan dapat
dilakukan analisis apabila terjadi ketidak-
sesuaian pada proses dan hasil keluaran
pekerjaan. Rekaman hasil identifikasi harus
selalu terpelihara dalam pengendalian
rekaman/bukti kerja. Untuk memastikan
bahwa bagian hasil pekerjaan yang telah
diterima harus tetap terpelihara sampai
waktu penyerahan menyeluruh. Pada proses
penyerahan hasil pekerjaan, setiap segmen
pekerjaan harus mensyaratkan dan
menerapkan proses pemeliharaan hasil
pekerjaan dan yang menjadi bagian hasil
pekerjaan agar kinerjanya tetap terjaga.

2) Monitoring dan Pengendalian Kegiatan


Monitoring dan pengendalian Kegiatan
merupakan suatu proses evaluasi yang
harus dilaksanakan untuk mengetahui kinerja
hasil pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat
dilakukan pengukuran atau penilaian hasil
dari produk penyedia jasa. Monitoring
merupakan bagian dari pengendalian mutu
hasil pekerjaan, agar semua hasil kegiatan
yang diserahkan dapat memenuhi
persyaratan kriteria penerimaan pekerjaan.
Hal–hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan monitoring antara lain:
14
i. Penanggung jawab untuk tiap-tiap
tahapan kegiatan harus menetapkan
metode yang tepat untuk monitoring dan
pengukuran hasil pekerjaan dari setiap
tahapan pekerjaan.
ii. Monitoring dan pengukuran dilakukan
dengan cara memverifikasi bahwa
persyaratan telah dipenuhi.
iii. Setiap monitoring dan pengukuran
dilaksanakan pada tahapan yang sesuai
berdasarkan pengaturan yang telah
direncanakan.
iv. Rekaman bukti monitoring dan
pengukuran hasil kegiatan harus
dipelihara kedalam pengendalian
rekaman/bukti kerja.

Di samping itu setiap unit kerja harus


menentukan, mengumpulkan dan
menganalisis data yang sesuai dan memadai
untuk memperagakan kesesuaian dan
keefektifan. Analisis data bertujuan untuk
mengevaluasi dimana dapat dilaksanakan
perbaikan berkesinambungan dan analisis
harus didasarkan pada data yang dihasilkan
dari kegiatan monitoring dan pengukuran
atau dari sumber terkait lainnya.

Hasil analisis harus berkaitan dengan


manfaat hasil pekerjaan, kesesuaian
terhadap persyaratan hasil pekerjaan dan
karakteristik dari proses-proses kegiatan
termasuk peluang untuk tindakan
pencegahan. Sedangkan pengendalian hasil
pekerjaan yang tidak sesuai atau tidak
memenuhi persyaratan harus di-identifikasi
dan dipisahkan dari hasil pekerjaan yang
sesuai untuk mencegah penggunaan yang
tidak terkendali. Tindakan yang harus
dilaksanakan pada pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan antara lain:

i. Penanggung jawab pada setiap kegiatan


harus memastikan bahwa hasil dari
setiap tahapan kegiatan yang tidak
memenuhi persyaratan diidentifikasi dan
dikendalikan untuk tindak lanjut tahapan
kegiatan yang berhubungan dengan
tahapan sebelumnya.
ii. Pelaksanaan pengendalian hasil
pekerjaan yang tidak sesuai harus diatur
dalam prosedur pengendalian hasil
15
pekerjaan tidak sesuai yang merupakan
bagian dari prosedur mutu.
iii. Pengendalian pekerjaan tidak sesuai
harus dilaksanakan dengan
mengesahkan penggunaan dan
penerimaannya berdasarkan konsesi
oleh Pengguna atau pemanfaatan hasil
pekerjaan.
iv. Tindakan korektif yang diambil dalam
upaya menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian dan mencegah
terulangnya ketidaksesuaian.
v. Prosedur hasil pekerjaan yang tidak
sesuai minimal harus mencakup:
- Penetapan personil yang kompeten
dan memiliki kewenangan untuk
menetapkan ketidaksesuaian hasil
pekerjaan untuk setiap tahapan.
- Mekanisme penanganan hasil
kegiatan tidak sesuai termasuk
tatacara pelepasan hasil kegiatan
tidak sesuai.
- Mekanisme verifikasi ulang untuk
menunjukkan kesesuaian dengan
persyaratan yang ditetapkan.

Dalam upaya menghilangkan penyebab


ketidaksesuaian dan mencegah terulangnya
hasil pekerjaan yang tidak sesuai, diperlukan
tindakan korektif dan tindakan pencegahan
yang diatur dalam prosedur mutu. Prosedur
tindakan korektif minimal harus mencakup
kegiatan antara lain:
i. Menguraikan ketidaksesuaian,
ii. Menentukan / melakukan kajian terhadap
penyebab ketidaksesuaian
iii. Menetapkan rencana penanganan untuk
memastikan, bahwa ketidaksesuaian
tidak akan terulang dan jadwal waktu
penanganan.
iv. Menetapkan petugas yang
melaksanakan tindak perbaikan.
v. Mencatat hasil tindakan yang dilakukan.
vi. Memverifikasi tindakan perbaikan yang
telah dilakukan.
Tindakan pencegahan ditetapkan dalam
upaya meminimalkan potensi
ketidaksesuaian yang akan terjadi termasuk
penyebabnya. Tindakan pencegahan harus
mempertimbangkan dampak potensialnya
dan efek dari tindakan pencegahan kegiatan
yang lainnya. Untuk itu perlu mengidentifikasi
16
potensi ketidaksesuaian dan merencanakan
kebutuhan tindakan untuk mencegah
terjadinya ketidaksesuaian serta melakukan
verifikasi tindakan pencegahan yang telah
dilaksanakan.

g) Bantuan teknis dan manajemen kepada PPK


untuk hal-hal yang tidak berpotensi terjadinya
konflik kepentingan terhadap fungsi Penjaminan
Mutu, antara lain:
1) Membantu PPK dalam pengendalian waktu
pelaksanaan kontrak konstruksi, termasuk:
penyelenggaraan Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak (PCM), kajian proyek
kritis (SCM), dan persiapan Serah Terima
Pekerjaan (PHO/FHO).
2) Membantu PPK dalam pengendalian biaya
pelaksanaan kontrak konstruksi, termasuk:
pemeriksaan berkas tagihan Kontraktor
(MC/Backup Data), penyusunan Addendum
Kontrak, penyusunan status keuangan
kontrak konstruksi.
3) Membantu PPK dalam evaluasi kewajaran
jumlah dan mutu personil,peralatan,dan
bahan yang tersedia untuk pelaksanaan
kontrak konstruksi.

h) Penerapan Protokol Kesehatan


Penyedia Jasa berkewajiban untuk
melaksanakan tugas secara profesional dengan
tetap menjalankan Protokol Kesehatan dalam
rangka pencegahan penularan penyakit
khususnya Covid-19.

17
16. JANGKA WAKTU Jangka waktu penyelesaian pekerjaan ini diperkirakan
PENYELESAIAN 11 (sebelas) bulan kalender Tahun Anggaran 2022.
PEKERJAAN

17. PERSONEL Tenaga ahli yang dibutuhkan dibuktikan dengan sertifikat


keahlian dari Asosiasi Profesi yang diregistrasi oleh
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). Adapun
tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
ini adalah:

a. Ketua Tim/ Supervision Engineer

Ketua Tim disyaratkan minimal Strata Satu (S-1)


Teknik Sipil yang telah lulus dari suatu perguruan
tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan atau perguruan tinggi internasional yang
diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum
disamakan, harus telah lulus Ujian Negara.
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Madya Teknik
Jalan dengan pengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan pengawasan jalan sekurang-kurangnya
selama 5 (lima) tahun dengan SKA yang dikeluarkan
oleh asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Sebagai Ketua Tim, tugas utamanya adalah
memimpin, mengarahkan, dan mengendalikan seluruh
tenaga ahli pengawasan konstruksi terhadap
berjalannya pelaksanaan pekerjaan.
Tugas-tugas dan tanggung jawab Ketua Tim akan
meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal yang
tersebut di bawah ini:
1. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan
konstruksi untuk setiap pelaksanaan
pengukuran/rekayasa lapangan yang dilakukan
Pelaksana dan menyampaikan laporan kepada PPK
sehingga dapat dilakukan dengan cepat keputusan-
keputusan yang diperlukan, termasuk untuk
pekerjaan pengembalian kondisi dan pekerjaan
minor mendahului pekerjaan utama serta rekayasa
terperinci lainnya;
2. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan
konstruksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan
pada semua lokasi di lapangan dimana pekerjaan
konstruksi sedang dilaksanakan serta memberi
penjelasan tertulis kepada Pelaksana mengenai apa
yang sebenarnya dituntut dalam pekerjaan tersebut,
bila dalam kontrak hanya dinyatakan secara umum;
3. Memastikan bahwa pelaksana memahami Dokumen
Kontrak secara benar, melaksanakan pekerjaannya
sesuai dengan spesifikasi serta gambar-gambar, dan
pelaksana menerapkan teknik pelaksanaan
18
konstruksi yang tepat/cocok dengan keadaan
lapangan untuk berbagai macam kegiatan
pekerjaan;
4. Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima
atau menolak pekerjaan dan material;
5. Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan
setiap hari yang dicapai Pelaksana pada lembar
kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang telah
disetujui;
6. Memonitor dan mengevaluasi secara seksama
kemajuan dari semua pekerjaan dan melaporkannya
segera/tepat waktu kepada PPK bila kemajuan
pekerjaan terlambat sebagaimana tercantum pada
buku Spesikasi Umum dan hal itu benar-benar
berpengaruh terhadap jadwal penyelesaian yang
direncanakan. Dalam hal demikian, maka
Supervision Engineer juga membuat rekomendasi
secara tertulis bagaimana caranya untuk mengejar
keterlambatan tersebut;
7. Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil
pengukuran setiap pekerjaan yang telah selesai
yang disampaikan oleh Quantity Engineer;
8. Menjamin bahwa sebelum pelaksana diijinkan untuk
melaksanakan pekerjaan berikutnya, maka
pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup
atau menjadi tidak tampak harus sudah
diperiksa/diuji dan sudah memenuhi persyaratan
dalam Dokumen Kontrak;
9. Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut
mutu dan jumlah pekerjaan yang telah selesai dan
memeriksa kebenaran dari setiap bukti pembayaran
bulanan Pelaksana;
10. Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan
sketsa-sketsa yang benar untuk bahan PPK pada
setiap lokasi pekerjaan;
11. Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar
Sebenarnya Terbangun/Terpasang (as-built
drawings) dan megupayakan agar semua gambar
tersebut dapat diselesaikan sebelum Penyerahan
Pertama Pekerjaan (PHO);
12. Memeriksa dengan teliti/seksama setiap gambar-
gambar kerja dan analisa/perhitungan konstruksi dan
kuantitasnya, yang dibuat oleh Pelaksana sebelum
pelaksanaan;
13. Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa
pekerjaan pada semua lokasi pekerjaan dalam
kontrak membuat laporan kepada PPK terhadap
hasil inspeksi lapangan.
14. Memberi rekomendasi kepada PPK hasil penjaminan
mutu dan keluaran hasil pekerjaan serta pemenuhan
tingkat layanan jalan terkait dengan usulan
pembayaran yang diajukan Pelaksana;
19
15. Mengkoordinasikan pembuatan laporan-laporan
mengenai kemajuan fisik dan keuangan proyek yang
ada dibawah wewenangnya dan menyerahkan
kepada PPK serta instansi lain yang terkait tepat
pada waktunya; dan
16. Menyusun/memelihara arsip korespondensi
kegiatan, laporan harian, laporan mingguan, bagan
kemajuan pekerjaan, pengukuran pembayaran,
gambar desain, laporan hasil inspeksi lapangan,
laporan pemenuhan tingkat layanan jalan dan
lainnya. Melakukan survei yang diperlukan untuk
memeriksa pekerjaan dan volume pekerjaan yang
telah dilaksanakan.

b. Tenaga Ahli Quality Engineer

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal Strata


Satu (S-1) Teknik Sipil yang telah lulus dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang
telah disamakan atau perguruan tinggi internasional
yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum
disamakan, harus telah lulus ujian Negara.
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Madya Teknik Jalan
dengan pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan jalan sekurang-kurangnya selama
4 (empat) tahun. SKA yang dikeluarkan oleh asosiasi
terkait dengan dilegalisasi oleh lembaga Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Tugas utama tenaga ahli tersebut adalah bertanggung
jawab kepada Supervision Engineer dan berkedudukan
di lokasi Pelaksana bekerja. Quality Engineer membantu
Supervision Engineer dalam penjaminan mutu pekerjaan
yang telah ditentukan oleh Dokumen Kontrak dan
memahami benar terhadap metode pemeriksaan bahan,
tes laboratorium yang diisyaratkan.
Tugas-tugas dan tanggung jawab Quality Engineer akan
meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal yang
tersebut di bawah ini:
1. Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian
terhadap pekerjaan, material dan peralatan yang
ditempatkan di lapangan apakah sesuai dengan
gambar dan spesifikasi;
2. Melakukan pengawasan yang seksama atas
pemasangan, pengaturan dan penempatan
peralatan laboratorium lapangan pelaksana serta
memantau alat-alat pengujian sebelum pekerjaan
konstruksi dimulai, peralatan laboratorium yang ada
sudah siap dioperasikan;
3. Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas
semua pekerjaan pengujian yang dikerjakan oleh
pelaksana dan tenaga-tenaganya dalam rangka
pengendalian mutu material serta hasil
20
pekerjaannya, dan memberitahukan dengan segera
secara tertulis kepada Supervision Engineer tentang
kekurangan-kekurangan yang dijumpai baik dalam
prosedur pengujian yang dipakai maupun setiap
cacat yang terdapat pada material atau mutu
pekerjaannya;
4. Menganalisa semua data hasil pengujian mutu
pekerjaan serta menyerahkannya kepada
Supervision Engineer rekomendasi secara tertulis
tentang disetujui atau ditolaknya material dan hasil
pekerjaan yang bersangkutan;
5. Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di
lapangan yang dilakukan oleh Pelaksana tidak
kurang dari syarat minimum yang ditetapkan
spesifikasi;
6. Memeriksa semua material/bahan yang didatangkan
kelokasi proyek sehingga sebelum material tersebut
digunakan sudah sesuai dengan spesifikasi;
7. Menyerahkan kepada Supervision Engineer laporan
bulanan mengenai semua hasil pengujian yang
diperoleh selama bulan sebelumnya, untuk
diserahkan oleh Supervision Engineer kepada PPK,
Laporan tersebut berisikan semua data laboratorium
serta pengujian dilapangan berikut
risalah/kesimpulan dari data yang ada;
8. Menyiapkan format laporan penjaminan mutu
pekerjaan, pengujian hasil pekerjaan dan kriteria
penerimaan pekerjaan;
9. Melakukan monitoring pekerjaan dilapangan terkait
dengan pemenuhan mutu pekerjaan;
10. Verifikasi dan validasi data mutu bahan, jumlah
benda uji mutu dan mutu keluaran pekerjaan telah
memenuhi persyaratan teknis;
11. Membuat rekomendasi terhadap ketidaksesuaian
mutu pekerjaan (jika ada) dan tindak lanjut
penanganannya, guna pencegahan ketidaksesuaian;
dan
12. Memberikan panduan dilapangan bagi personil
pelaksana mengenai metodologi pengujian mutu
bahan dan pekerjaan (jika diperlukan).

c. Quantity Engineer

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal Strata


Satu (S-1) Teknik Sipil yang telah lulus dari suatu
perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang
telah disamakan atau perguruan tinggi internasional yang
diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum
disamakan, harus telah lulus ujian Negara.
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Madya Teknik Jalan
dengan pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
21
pengawasan jalan sekurang-kurangnya selama
4 (empat) tahun. SKA yang dikeluarkan oleh asosiasi
terkait dengan dilegalisasi oleh lembaga Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Tugas utama tenaga ahli Quantity Engineer adalah
bertanggung jawab kepada Supervision Engineer dan
berkedudukan di lokasi Pelaksana bekerja. Quantity
Engineer membantu Supervision Engineer dalam
penjaminan mutu pekerjaan sesuai dengan volume dan
gambar rencana yang telah ditentukan oleh Dokumen
Kontrak dan memahami benar terhadap metode
pelaksanaan pekerjaan yang diisyaratkan.
Tugas-tugas dan tanggung jawab Quantity Engineer
akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal yang
tersebut di bawah ini:
1. Melakukan survei yang diperlukan untuk memeriksa
pekerjaan dan volume pekerjaan yang telah
dilaksanakan;
2. Membuat catatan/laporan harian tentang kemajuan
pekerjaan di lapangan, serta selalu memberikan
informasi tentang rincian pekerjaan kepada
Supervision Engineer;
3. Menghitung kembali kuantitas pekerjaan yang
dilaksanakan;
4. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari
Supervision Engineer dalam melaksanakan tugas-
tugasnya serta bekerjasama dengan Quality Engineer
untuk menyesuaikan metoda pelaksanaan di
lapangan dengan di laboratorium;
5. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus
menerus pada semua lokasi pekerjaan konstruksi
yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu dengan
segera kepada Supervision Engineer tentang semua
pekerjaan yang tidak memenuhi/sesuai Dokumen
Kontrak;
6. Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara
tertulis kepada Supervision Engineer pada hari itu
juga;
7. Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan
dan memeriksa semua hasil pengukuran, perhitungan
kuantitas dan bukti pembayaran serta menjamin
bahwa pembayaran terhadap pelaksana sudah benar
dan sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen
Kontrak;
8. Bersama-sama pelaksana setiap hari membuat
ringkasan/risalah tentang kegiatan konstruksi,
keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan
keadaan tenaga kerja, peralatan yang digunakan,
jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan,
pengukuran dilapangan, kejadian-kejadian khusus
dan sebagainya dengan menggunakan formulir
laporan standar (Laporan Harian) yang harus
22
diserahkan/dikirim kepada Supervision Engineer dan
PPK setiap hari setelah selesai kerja;
9. Melakukan pengawasan dilapangan secara terus
menerus terhadap semua pekerjaan harian (day
work), termasuk membuat catatan mengenai
peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan yang
digunakan pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan
harian tersebut;
10. Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh
Pelaksana dan evaluasi hasil pekerjaan (performa
pekerjaan) di lapangan;
11. Melakukan inspeksi lapangan terkait keluaran hasil
pekerjaan;
12. Semua hasil inspeksi dan monitoring tersebut
dilaporkan secara tertulis kepada Supervision
Engineer sebagai bahan masukan yang disampaikan
kepada PPK;
13. Memeriksa dan melakukan pengukuran keluaran hasil
pekerjaan, perhitungan bobot pekerjaan terkait
dengan usulan pembayaran serta menjamin bahwa
pembayaran terhadap Pelaksana sudah benar dan
sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Kontrak;
dan
14. Membantu Supervision Engineer mengadakan
pengukuran akhir secara keseluruhan dari bagian
pekerjaan yang telah diselesaikan dan mutunya
memenuhi syarat.

d. Health Safety Environment (HSE) Engineer

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal Strata Satu


(S-1) Teknik Sipil yang telah lulus dari suatu perguruan
tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan atau perguruan tinggi internasional yang
diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum
disamakan, harus telah lulus ujian Negara.
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Muda K3 Konstruksi
dengan pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan jalan sekurang-kurangnya selama
3 (tiga) tahun. SKA yang dikeluarkan oleh asosiasi terkait
dengan dilegalisasi oleh lembaga Lembaga Pengembang
Jasa Konstruksi (LPJK).
Tugas utamanya adalah bertanggung jawab kepada
Supervision Engineer dan berkedudukan di lokasi
Pelaksana bekerja. Health Safety Environment (HSE)
Engineer bertanggung jawab terutama untuk
melakukan pemeriksaan kuantitas hasil pengukuran
setiap pekerjaan dan pengendalian keluaran hasil
pekerjaan yang sesuai dengan yang telah ditentukan
dalam Dokumen Kontrak. Health Safety Environment
23
(HSE) Engineer pada paket PW 1-2022, Pengawasan
Teknis Preservasi Bekasi - Indramayu - Losari/Bts
Jateng bertugas untuk mengawasi paket Preservasi
Jalan Lohbener - Indramayu - Cirebon - Losari/Bts.
Jateng dan Preservasi Jalan Sultan Agung - Bts.
Kota Karawang
Tugas-tugas dan tanggung jawab Health Safety
Environment (HSE) Engineer akan meliputi, namun tidak
terbatas pada hal-hal yang tersebut di bawah ini:
1. Mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang
mungkin terjadi di lingkungan kerja. Hal ini termasuk
membuat tingkatan dampak dari bahaya (impact) dan
kemungkinan terjadinya bahaya tersebut (probability);
2. Menyusun rencana program keselamatan dan
kesehatan kerja yang meliputi upaya preventif dan
upaya korektif. Upaya preventif bertujuan untuk
mengurangi terjadinya bahaya atau kecelakaan di
lingkungan kerja. Upaya korektif bertujuan untuk
menanggulangi kecelakaan yang terjadi di lingkungan
kerja;
3. Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan
dan keselamatan kerja. Dokumentasi yang baik
termasuk faktor penting dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya. Hal ini termasuk merancang
prosedur baku dan memelihara borang atau catatan
terkait kesehatan dan keselamatan kerja; dan
4. Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin
terjadi, serta menganalisis akar masalah termasuk
tindakan preventif dan korektif yang diambil.

Untuk membantu kelancaran pekerjaan maka Tenaga Ahli


tersebut diatas dibantu oleh Tenaga Sub-Professional Staff
dengan persyaratan Diploma 3 (D3) atau SMK (Sekolah
Menengah Kejuruan). Adapun jumlah tenaga Sub-
Professional Staff sebagai berikut :

1. Inspektor bertugas membantu Supervison Engineer


dalam pengawasan dan keluaran hasil pekerjaan
konstruksi jalan dan melakukan inspeksi pengawasan
pekerjaan dilapangan dan verifikasi pemenuhan tingkat
layanan jalan.

2. Laboratorium Technician bertugas membantu Quality


Engineer dalam pengendalian mutu dan verifikasi data
mutu pekerjaan dilapangan.

3. Surveyor membantu Supervision Engineer dalam


pengukuran keluaran hasil pekerjaan konstruksi jalan,
dan melakukan inspeksi dan verifikasi hasil pengukuran
pekerjaan di lapangan.
24
Selain itu diperlukan tenaga-tenaga pendukung untuk
membantu kelancaran kegiatan yang terdiri dari: 1 (satu)
orang Operator Komputer.

Jumlah Kebutuhan Personil

Kualifikasi
Tingkat Jumlah
No Posisi Pendidikan Pengal Orang
dan
Keahlian Bulan
aman
Jurusan
A. Tenaga Ahli/Professional
Min. 5
Ketua Tim tahun
Ahli Madya
/Supervision Sarjana Sarjana
1 Teknik 22
Engineer Teknik Sipil Teknik
Jalan
(2 Orang) Sipil

Tenaga Ahli
Ahli Madya
Quality Sarjana Min. 4
2 Teknik 16
Engineer Teknik Sipil tahun
Jalan
(2 Orang)
Tenaga Ahli
Ahli Madya
Quantity Sarjana Min. 4
3 Teknik 15
Engineer Teknik Sipil tahun
Jalan
(2 Orang)
Health Safety
Environment Ahli Muda
Sarjana Min. 3
4 (HSE) K3 4
Teknik Sipil tahun
Engineer Kontruksi
(1 orang)
SUB TOTAL A 56
B. Tenaga Surveyor/Teknisi
Inspector Diploma-
1 - - 19
(2 Orang) 3/SMK
Teknisi
Diploma-
2 Laboratorium - - 20
3/SMK
(2 Orang)
Surveyor Diploma-
3 - - 18
(2 Orang) 3/SMK

SUB TOTAL B 57
C. Tenaga Pendukung
Operator
1 Komputer SMA - - 22
(2 Orang)
SUB TOTAL C 22

TOTAL A + B + C 134

25
18. JADWAL TAHAPAN Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
PELAKSANAAN
Masa Penugasan
(Tahun 2022) Total
No. Tenaga Ahli (Bulan)
1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
FIELD TEAM - 1
1 Supervision 11
Engineer
2 Quality Engineer 8
3 Quantity Engineer 7
4 HSE Engineer 4

Masa Penugasan
(Tahun 2022) Total
No. Tenaga Ahli (Bulan)
1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
FIELD TEAM - 2
1 Supervision 11
Engineer
2 Quality Engineer 8
3 Quantity Engineer 7

Organisasi dan Manajemen Proyek

Direktorat Jenderal
Bina Marga

BBPJN
DKI Jakarta – Jawa Barat

Satuan Kerja P2JN


Provinsi Jawa Barat

PPK Pengawasan Penyedia Jasa Konsultansi

Supervision Engineer

Quality Engineer Quantity Engineer HSE Engineer

26
LAPORAN

19. LAPORAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan


RENCANA Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang
KESELAMATAN Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi,
KONSTRUKSI Konsultan wajib membuat Laporan RKK (RENCANA
KESELAMATAN KONSTRUKSI) yang harus diserahkan
pada Rapat Pre-Construction Meeting (PCM) saat
dimulainya pekerjaan Jasa Konsultansi. Isi dari Laporan
RKK Pengawasan mengacu kepada ketentuan yang ada
dalam Peraturan tersebut diatas.
Laporan RKK diserahkan bersamaan dengan Laporan
Pendahuluan.

20. LAPORAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan


PROGRAM MUTU Perumahan Rakyat nomor 10 Tahun 2021 tentang
KONSULTANSI Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi,
KONSTRUKSI Konsultan wajib membuat laporan Program Mutu yang
harus dibuat Tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah
dimulainya pekerjaan Jasa Konsultan, dan harus
menyerahkan 5 (lima) rangkap/buku. Isi dari Laporan
Program Mutu mengacu kepada ketentuan yang ada dalam
Peraturan tersebut diatas.
Laporan Program Mutu diserahkan bersamaan dengan
Laporan Pendahuluan.

21. LAPORAN Laporan Pendahuluan memuat laporan mengenai jadwal


PENDAHULUAN rencana kerja, metodologi pengawasan, tahapan
pelaksanaan pengawasan pekerjaan secara lengkap,
jadwal personil pendukung yang telah disetujui aktif di
lapangan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5
(lima) buku laporan (1 (satu) Asli + 4 (empat) Copy).
Laporan beserta copy dokumen yang dibuat, harus
didistribusikan kepada PPK.

22. LAPORAN Laporan Bulanan memuat laporan kemajuan pekerjaan


BULANAN secara singkat yang menggambarkan pencapaian kinerja
jalan untuk masing-masing kegiatan pekerjaan. Secara
substansional Laporan Bulanan sekurang- kurangnya terdiri
dari :
i). Surat pengantar;
ii). Satu halaman "Progress Summary", rangkuman status
fisik dan keuangan dari proyek dan identifikasi
permasalahan yang berdampak pada kemajuan
keluaran pekerjaan;

27
iii). Organisasi Proyek termasuk organisasi PPK, Penyedia
dan Konsultan.
iv). Uraian kegiatan pengawasan pekerjaan pada bulan
terkait dengan kinerja hasil pekerjaan.
v). Uraian hasil inspeksi pemenuhan tingkat layanan jalan
pada bulan terkait.
vi). Jadwal Pelaksanaan dilengkapi “S” Curve.
vii). Laporan hasil penjaminan mutu pekerjaan.
viii).Laporan progress keluaran hasil pekerjaan dan
keuangan termasuk besarnya denda (jika ada).
ix). Evaluasi dan rekomendasi terkait dengan kinerja
pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya tanggal
5 (lima) bulan berikutnya sebanyak 5 (lima) buku laporan
(1 (satu) Asli + 4 (empat) Copy).
Laporan beserta copy dokumen yang dibuat, harus
didistribusikan kepada PPK.

23. LAPORAN Laporan ini dibuat secara berkala setiap akhir triwulan.
TRIWULAN Setiap akhir triwulan tahun anggaran, Ketua Tim akan
menyerahkan laporan triwulan, terdiri dari kegiatan
Penyedia Jasa selama tiga bulan yang telah berjalan.
Laporan Triwulan ini termasuk informasi status personil
yang dimobilisasi, kemajuan dari pekerjaan lapangan,
variasi kontrak dan Change Order, status klaim (jika ada),
deskripsi singkat mengenai masalah teknis atau masalah
kontrak yang terjadi termasuk terjadinya kegagalan
pemenuhan tingkat layanan jalan dan informasi lain yang
berkaitan dengan semua jaringan jalan yang sedang
berjalan dibawah pengawasannya termasuk rekomendasi
tindak lanjut penanganannya.
Isi dari masing-masing laporan disajikan dalam 16 format :
a. Judul lembar
b. Lembar Pengesahan
c. Surat Pengantar
d. Daftar isi
e. Data Proyek
f. Peta Lokasi
g. Data Mobilisasi
h. Organisasi Proyek
i. Progress keluaran hasil pekerjaan
j. Jadwal pekerjaan
k. Status Change Order atau Addendum
l. Ringkasan pembayaran (keuangan) termasuk denda
(jika ada)

28
m. Status klaim Penyedia Jasa (jika ada)
n. Ringkasan hasil inspeksi lapangan dan pemenuhan
tingkat layanan jalan
o. Ringkasan hasil penjaminan mutu pekerjaan
Rekomendasi dan Tindak lanjut.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya tanggal
5 (lima) bulan berikutnya sebanyak 5 (lima) buku laporan
(1 (satu) Asli + 4 (empat) Copy).
Laporan beserta copy dokumen yang dibuat, harus
didistribusikan kepada PPK.

24. LAPORAN AKHIR Laporan Akhir memuat ringkasan pekerjaan konstruksi,


pelaksanaan pengawasan konstruksi, rekomendasi
kebutuhan pemeliharaan di masa yang akan datang, semua
aspek teknis yang muncul selama masa konstruksi
pekerjaan jalan dan jembatan, permasalahan potensial
untuk konstruksi baru yang mungkin terjadi dan pemberian
solusinya (jika ada) untuk beberapa variasi perbaikan dalam
kegiatan yang akan datang dengan tampilan yang sama
dalam lingkup tanggung jawab Pengguna Jasa.
Laporan Akhir juga melampirkan foto kegiatan dan
tanggapan terhadap Gambar Terlaksana (As Built Drawing)
yang dikerjakan oleh Penyedia.Masing-masing laporan
terdiri dari suatu ringkasan laporan akhir pengawasan
lapangan dan kegiatan-kegiatan mereka selama periode
pelayanan Direksi Teknis.
Satu bulan sebelum berakhirnya pelayanan sebuah draft
Iaporan akhir sudah harus diserahkan ke PPK yang berisi
penjelasan sebagai berikut:
- Deskripsi mendetail dari pelaksanaan pelayanan, dan
pemenuhan penyelesaiannya, dalam kerangka
perbaikan kegiatan-kegiatan pengawasan di lingkungan
unit kerjanya.
- Lingkup pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
ringkasan keuangan.
- Rekomendasi dalam perubahan kebijakan-kebijakan,
prosedur, dan operasional dengan maksud
memperbaiki kemampuan pengawasan pada program
pekerjaan di lingkungan unit kerjanya.

Laporan harus diserahkan pada saat berakhirnya masa


layanan Direksi Teknis dan atau saat berakhirnya kegiatan
konstruksi untuk kontrak konstruksi, sebanyak 5 (lima)
buku laporan (1 (satu) Asli + 4 (empat) Copy).
Laporan beserta copy dokumen yang dibuat, harus
didistribusikan kepada PPK.
Seluruh Laporan-Laporan Jasa Konsultansi harus
diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dalam
29
bentuk hard copy disimpan pada box container dan soft
copy pada Harddisk External.

Hal-Hal Lain

25. PRODUKSI DALAM Semua kegiatan Jasa Konsultansi berdasarkan KAK ini
NEGERI harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4. KAK ini
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.

26. PERSYARATAN Jika kerja sama dengan Penyedia Jasa Konsultansi lain
KERJA SAMA diperlukan untuk pelaksanaan jasa konsultansi ini, maka
Penyedia Jasa diperbolehkan untuk melakukan Kerja Sama
Operasi/KSO untuk pelaksanaan paket jasa konsultansi
dengan maksimal sebanyak 3 (tiga) anggota Kerja Sama
Operasi/KSO.

27. ALIH Jika diperlukan, apabila ada penggunaan teknologi baru


PENGETAHUAN yang diterapkan dalam paket pekerjaan ini di lapangan,
Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam
rangka alih pengetahuan kepada personil Satuan Kerja
Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi
Jawa Barat.

Bandung, Oktober 2021

Pejabat Pembuat Komitmen


Pengawasan

Kiki Rizki Kesuma Wardani, ST., M.Sc.


NIP. 198204252005022001

30

Anda mungkin juga menyukai