Oleh :
BELLA SETYA HASWATI
NIM : 201503057
Oleh :
BELLA SETYA HASWATI
NIM : 201503057
i
SKRIPSI
Oleh :
BELLA SETYA HASWATI
NIM : 201503057
1. Ayahanda tercinta dan Ibunda yang sangat saya sayangi, yang selalu
senantiasa memberikan Doa dan semangat agar saya menjadi orang
yang sukses, berguna bagi nusa dan bangsa, serta mendidik saya untuk
selalu berdoa, sabar, jujur, percaya diri, bertanggung jawab dan
berusaha dalam setiap langkah yang saya hadapi.
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat terselesaikannya Skripsi ini yang
berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pernikahan Dini Pada
Remaja Putri Di Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi” sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak – pihak yang telah memberikan bimbingan serta turut membantu kelancaran
pelaksanaan penyusunan Skripsi ini, yaitu :
1. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes selaku ketua STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun.
2. Riska Ratnawati, S.KM., M.Kes selaku Waka Akademik STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun dan Dosen Pembimbing 1.
3. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku ketua Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan Dosen
Pembimbing 2.
4. Hanifah Ardiani, S.KM., M.KM selaku Ketua Dewan Penguji.
5. Bahrudin, S.Ag selaku Kepala Kantor Urusan Agama yang telah
memberikan ijin dalam pencarian data sekunder.
6. Semua pihak yang telah membantu penyusunan pelaksaan penelitian skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih ada kekurangan baik isi maupun
penyajiannya, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat
digunakan sebagai awal dalam melakukan penelitian.
ABSTRAK
Bella Setya Haswati
ABSTRACT
This type of quantitative research using case control design. The sample in
this study amounted to 72 respondents. 36 case respondents and 36 control
respondents. The instrument used was a questionnaire. Data analysis was
performed univariately and bivariately with chi-square test (α = 0.05).
From the results gaired that the factors associated with early marriage is
a knowledge factor(p-value=0,005, OR= 0,180, parents income(p-value= 0,001)
OR= 5,90, education level of respondents (p-value= 0,002) OR= 5,50. Have no
relation with early marriage is parents faith (p-value=0,806) OR= 1,45.
Sampul Depan..................................................................................................i
Sampul Dalam................................................................................................ii
Lembar Persetujuan.......................................................................................iii
Lembar Pengesahan.......................................................................................iv
Lembar Persembahan......................................................................................v
Halaman Pernyataan.....................................................................................vii
Daftar Riwayat Hidup..................................................................................viii
Kata Pengantar...............................................................................................ix
Abstrak............................................................................................................x
Abstrack.........................................................................................................xi
Daftar Isi.......................................................................................................xii
Daftar Tabel.................................................................................................xiv
Daftar Gambar..............................................................................................xv
Daftar Lampiran..........................................................................................xvi
Daftar Singkatan.........................................................................................xvii
Daftar Istilah..............................................................................................xviii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................8
1.5 Keaslian Penelitian.........................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
pada perempuan yaitu 21-25 tahun dan pada laki-laki 25-28 tahun. Pada
berkembang secara baik dan kuat serta siap melahirkan keturunan secara
fisik sudah mulai matang. Sementara pada laki-laki yang berusia 25-28
tahun kondisi psikis dan fisiknya sangat kuat, sehingga mampu menopang
adalah pernikahan yang dilaksanakan secara resmi atau tidak resmi yang
usia dini pada dasarnya merupakan satu siklus fenomena yang terulang dan
1
tidak hanya terjadi di daerah pedesaan, tetapi terjadi juga di
wilayah perkotaan yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh role model
Hal ini terbukti dalam penelitian Joar Svanemyr (2012) bahwa ekonomi
dan kemiskinan berkorelasi dengan tingkat yang lebih tinggi sebagai faktor
terbesar ke-37 di seluruh dunia dari 158 negara dan juga menempatkan
2
Pernikahan dini menjadi masalah yang bisa dikaakan serius.
Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang mana salah satu poin dalam
menikah ialah pada usia 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk
signifikan dari tahun ke tahun, di mulai dari tahun 2014 dari 602
nikah, laki-laki ber usia di bawah 18 tahun dan yang perempuan di bawah
menjadi pemicu moral anak zaman sekarang. Menurut data yang ada di
tidak jauh berbeda dari tahun 2017 bahwa remaja putri yang melakukan
faktor yang sangat kompleks, antara lain informasi seks dan kurangnya
media massa yang sangat vulgar, menonton film dan membaca buku
membentuk perilaku seks yang menyimpang dan perbuatan seks pra nikah.
paham mengenai seks, yang sampai akhirnya terjadi kehamilan pra nikah
anak yang menikah dini akhirnya putus sekolah. (Intan Arimurti, 2017).
faktor orang tua, orang tua khawatir terkena aib karena anak
modern kian Permisif terhadap seks, faktor adat istiadat, perkawinan usia
muda terjadi karena orang tuanya takut anaknya dikatakan perawan tua
sehingga segera dikawinkan, dan faktor hamil diluar nikah terjadi karena
mudahnya mengakses video-video porno dan pergaulan bebas sehingga
ibu dan bayi karena melahirkan di usia muda. Saat hamil perempuan yang
melahirkan bayi cacat, dan yang paling fatal adalah kematian pada saat
umur. Hingga saat ini belum adanya penyuluhan tentang pengetahuan bagi
Dari hal tersebut diatas terdapat suatu aspek yang menarik untuk
dini, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
Ngawi.
5. Mengidentifikasi kejadian pernikahan dini pada remaja putri di
Kabupaten Ngawi.
Kabupaten Ngawi.
pernikahan dini
1.4.3 Bagi Peneliti
No Perbedaan Peneliti
Sri Anggraini W Intan Arimurti Umi Fahati
1. Judul Hubungan tingkat Analisis pengetahuan Hubungan dukungan orang tua Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan
kejadian pernikaan dini perempuan terhadap dengan kesiapan menjadi
Pernikahan Dini Pada
dengan peran orang tua perilaku melakukan orang tua pada remaja yang Remaja Putri
pada perempuan di pernikahan usia dini menikah dini
bawah usia 21 tahun
2. Tahun 2016 2017 2015 2019
3. Tempat Desa Sidoarum Kecamatan Wonosari Dusun Tanuditan Trirenggo Di Kecamatan
Kedunggalar Kabupaten
Kecamatan Godean Kabupaten Bondowoso Bantul Yogyakarta
Ngawi.
Kabupaten Sleman
Yogyakarta
10
4. Variabel Variabel Bebas: Variabel Terikat : Variabel Bebas: Variabel Bebas:
Kepercayaan,.
Tingkat kejadian Pengetahuan. Dukungan Orang Tua
pernikahan dini. Variabel Terikat :
Variabel Bebas : Variabel Terikat : Pernikahan Dini
Variabel Terikat: Pendidikan orang tua, Kesiapan menjadi orang tua.
-Peran orang tua lingkungan, media massa
-Pendidikan
Peneliti Sebelumnya
No Perbedaan Peneliti
Sri Anggraini W Intan Arimurti Umi Fahati
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
umur 21 tahun harus mendapat izin dari kedua orang tua. Anak yang
belum mencapai umur 19 tahun bagi pria dan belum berumur 16 tahun
oleh kedua orang tua, kecuali ada izin dispensasi dari pengadilan atau
pejabat lain yang ditunjuk oleh orang tua pria maupun wanita, hal ini
remaja 16 tahun pada wanita dan 19 tahun pada pria. Pernikahan usia dini
yang semakin tinggi karena secara fisik mereka belum siap melahirkan
(Romauli,S. 2012).
yang di ciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa laki-laki dan perempuan
secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara yang satu dengan
kehidupan bersama atau dapat dikatakan ingin membentuk ikatan lahir dan
batin untuk mewujudkan suatu keluarga atau rumah tangga yang bahagia,
rukun dan kekal. Menurut UU No.1 Tahun 1974 yang pernikahan adalah
ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
mendapat izin dari kedua orang tua. Pasal 7 UU No. 1 Tahun 1974 di
14
bila pria berusia 19 tahun dan wanita berusia 16 tahun.(Kumalasari &
Andhyantoro, 2012).
(minderjarig), maksud dari belum cukup umur ini adalah mereka yang
seseorang yang sudah mencapai akil baliq mereka dikatakan sudah tidak
anak-anak lagi, biasanya seseorang akan mencapai akil baliq saat usia 9-
anak dibawah umur adalah seorang anak yang belum mencapai usia 21
tahun yang masih berada dibawah kekuasaan orang tua dan belum dapat
untuk melangsungkan pernikahan yaitu pada saat usia 19 tahun untuk laki-
laki dan usia 16 tahun untuk perempuan. Hal ini dilakukan demi
tujuan pernikahan itu tidak terwujud atau tidak sesuai yang diinginkan
maka hal ini bisa saja terjadi karena kurang siapnya mental, sosial,
ekonomi pasangan suami istri, dan untuk mencegah terjadinya hal yang
usia pernikahan.
harus siap secara lahir dan batinnya, agar dapat mewujudkan tujuan
memiliki keturunan yang baik tanpa berakhir dengan perceraian. Untuk itu
harus dicegah adanya pernikahan usia dini, selain itu untuk menjaga
kesehatan antara calon suami dan istri dan keturunan mereka maka perlu
2.3 Remaja
Menurut WHO, masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-
kanak menuju dewasa, dimana pada masa itu terjadi 9 pertumbuhan yang
kemewahan hidup, ambisi besar untuk mencapai status sosial yang tinggi,
kungkungan keluarga.
negative, karena pada masa ini terdapat sikap dan sifat negatif yang
dan cemas, takut dan gelisah. Biasanya pada masa ini terjadi haid
merasa sunyi dan merasa tidak dapat mengerti oleh orang lain.
Berkisar pada usia 18 sampai 21 tahun. Pada masa ini individu mulai
7 sampai 13 tahun.
2. Pertumbuhan rambut kemaluan, terjadi pada anak yang telah
tahun.
d. Kulit halus
dikerjakan.
Herawati 2014).
Orang Tua, berdasarkan teori Lawrence Green, lebih lanjut model preced
ini meliputi :
1. Pengetahuan
lebih cepat faham tentang bagaimana resiko yang terjadi dari dampak
pernikahan dini baik dari segi kesehatan maupun sosial serta remaja dapat
tersebut dapat diperoleh melalui media massa seperti majalah, koran, berita
televisi dan salah satunya juga dapat diperoleh dari penyuluhan dan
dari keterlibatan langsung dalam proses produksi atau tidak, yang dapat
maupun perserorangan pada suatu keluarga dalam satu bulan, status sosial
Andhyantoro, 2012).
kawinkan dengan orang yang dianggap mampu alasan lain yaitu orang tua
2011).
menikah di usia dini dengan alasan beban ekonomi keluarga jadi berkurang
tersebut sering banyak di jumpai di pedesaan tetapi sekarang ini banyak juga
di perkotaan, tanpa peduli usia anaknya yang belum menginjak usia dewasa.
(BKKBN,2016).
pernikahan usia dini. Hal ini berkaitan dengan masalah ekonomi keluarga
anak di usia dini atau muda. Disisi lain remaja yang menikah diusia dini
karena pengaruh paksaan orang tua. Ada beberapa alasan orang tua
saudara dengan alasan agar harta yang dimiliki tidak jatuh ke orang lain,
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
tanggung jawab baru, yaitu sebagai seorang istri dan sebagai calon ibu.
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang salah satu aspek yang
maka semakin rendah tingkat pendidikan yang akan dicapai oleh seorang
anak. Pernikahan anak sering kali menyebabkan anak tidak lagi bersekolah,
beberapa keluarga , dapat dilihat ada yang memiliki tradisi atau kebiasaan
menikahkan anaknya pada usia muda, dan hal ini berlangsung terus
diperoleh bahwa dalam Islam tidak ada batasan usia untuk menikah, yang
penting adalah sudah mumayyis (baligh) dan berakal, sehingga sudah
selayaknya dinikahkan.
suatu yang benar. Faktor budaya juga turut mengambil andil yang cukup
perempuannya tidak segera menikah, sudah di anggap hal yang bisasa dalam
keluarga karena dianggap tidak laku dalam lingkungannya. Atau jika ada
orang yang secara finansial dianggap sangat mampu dan meminang anak
orang tua menerima pinangan tersebut karena beranggapan masa depan anak
akan lebih cerah, dan tentu saja ia diharapkan bisa mengurangi beban orang
tua.
Tak lepas dari hal tersebut, tentu saja banyak dampak yang terpikir
oleh mereka sebelumnya, selain itu pernikahan sering terjadi karena sejak
kecil anak di jodoh kan oleh kedua orang tuanya. Bahwa pernikahan anak
2016).
sering kali dijadikan patokan. Oleh karena keadaan keluarga yang rata-rata
tertentu, terlepas dari pusat perhatian. Salah satu akibatnya adalah bahwa
kadang- kadang berpengaruh berat dan mungkin kecil. Hal ini sangat
menolong maka hubungan yang erat adalah wajar, namun apabila masalah
begitu orang tua tidak merasa malu lagi karena anaknya sudah laku dan
apabila terdapat orang yang belum menikah sampai di usia 25 tahun keatas
emosional, maka anak akan merasa penasaran dan anak akan mencoba hal-
salah satu penyebab anak terjerumus dalam seks diluar nikah. Anak remaja
dengan melakukan perbuatan yang di langgar oleh norma dan agama, seperti
Adapula faktor karena orang yang sudah hamil diluar nikah yang
perempuannya yang terlanjur hamil duluan. Selain itu gaya hidup dan
fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga
dibutuhkan, hal ini sebagai wujud dari partisipasi masyarakat sebagai titik
sentral dalam perwujudan desa yang baik sudah barang tentu keberadaannya
sebuah wilayah desa. Tokoh masyarakat disini lebih diutamakan orang yang
dainggap memiliki usia yang lebih dituakan, berilmu dan memiliki jabatan
khusus seperti contoh : Kyai, Lurah, Guru, Ketua RT/RW dan lain
1) Calon Suami; 2) Calon Isteri; 3) Wali Nikah 4) Dua orang saksi dan; 5)
akan terjadi perkawinan itu kalau tidak ada semua unsur tersebut,
dalam perkawinan tapi tidak termasuk salah satu bagian dari hakikat
perkawinan itu seperti syarat wali : laki-laki, baligh, berakal, adil, merdeka
dan sebagainya.
mempelai.
3. Dalam hal salah seorang dari kedua orang tua telah meninggal
maka izin dimaksud ayat (2) pasal ini cukup diperoleh dari orang
tua yang masih hidup atau dari orang tua yang mamou menyatakan
kehendaknya.
4. Dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam
kehendaknya.
dalam ayat (2), (3) dan (4) pasal ini, atau salah seorang atau lebih
6. Ketentuan tersebut ayat (1) sampai dengan ayat (5) pasal ini
ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria maupun pihak wanita.
orang tua tersebut dalam pasal 6 ayat (3) dan (4) UU ini, berlaku
dalam hal permintaan dispensasi tersebut ayat (2) pasal ini dengan
kekerasan dalam rumah tangga dan kemiskinan. Selain itu pernikahan usia
tersebut dikarenakan pernikahan usia dini belum siap secara fisik dan
psikis.
Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin.
masa ini terjadi suatu perubahan fisik yang cepat disertai banyak
Andhyantoro, 2012).
aspek medis yang paling penting pada kasus kehamilan pada remaja.
2) Anemia
(Arief, 2008). Anemia pada ibu hamil diusia muda disebabkan oleh
Siyoto, 2013).
bayi lahir dengan cacat. Gejala yang dirasakan oleh ibu hamil
3) Persalinan Sulit
4) Kanker Serviks
seksual yang terlalu muda (<16 Tahun). Sel kolumnar serviks lebih
berisiko terkena kanker serviks lima kali lipat (Rasjidi Imam, 2010).
penisnya (Widyastuti,2009).
Sebesar 25% responden melakukan aktivitas seksual
(Widoyono, 2008).
anogenital, infeksi bayi yang baru lahir atau infeksi pada kehamilan.
pada vagina atau terjadi peningkatan keputihan, rasa perih dan nyeri
dan mampu menghadapi berbagai masalah yang timbul dengan cara yang
bijak, tidak mudah bimbang dan putus asa. Kematangan emosi merupakan
tahun karena hal ini dapat mendukung pasangan untuk dapat menjalankan
peran baru dalam keluarga yang akan dibentuknya agar perkawinan yang
janin yang dikandungnya. Jika masalah ini terjadi saat trisemester pertama
perempuan pada posisi yang rendah dan hanya dianggap pelengkap seks
laki-laki saja. Kondisi ini sangat bertentangan dengan ajaran & norma
pasangan suami istri tidak hanya yang masih muda melainkan bagi yang
yang sering terjadi biasanya lebih kepada hal-hal pribadi seperti kurang
tangga, dapat saya uraikan dengan lebih rinci yaitu mulai dari tidak adanya
a. Terjadinya Perceraian
kedua pihak, baik kesiapan mental, materi, dan biologis. Perceraian itu
sendiri merupakan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah. Hal ini
dapat dilihat pada sabda Rasulullah SAW bahwa talak atau perceraian
putri.
125
Pengetahuan Responden
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
ingin diamati dan di ukur melalui penelitian. Kerangka konsep terdiri dari
variabel bebas dan variabel terikat. Kerangka konsep dari peneliti ini yang
berikut :
Variabel Bebas Variabel terikat
(independent (dependent variabel)
variabel)
Pengetahuan Responden
variabel atau lebih yang menghubungkan variabel satu dengan variabel lain
menyatakan hubungan apa yang kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis
(Nasir,2011).
47
Ditinjau dari operasi rumusannya, ada dua jenis hipotesis yaitu:
1. Hipotesis nol atau hipotesis nihil, hipotesis ini dituliskan dengan “Ho”
2. Hipotesis Ha, hipotesis ini ditulis dengan “Ha”. Hipotesis ini digunakan
Kabupaten Ngawi.
Kabupaten Ngawi.
BAB IV
METODE PENELITIAN
2014).
rupa sehingga memberikan arah bagi peneliti untuk dapat memperoleh jawaban
kuantitatif dengan desain studi case control. Pada studi case control, observasi
atau pengukuran terhadap variabel bebas dan terikat tidak dilakukan dalam satu
Desain penelitian ini disebut juga penelitian retrospektif yaitu penelitian yang
dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi (Notoatmodjo, 2012).
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Case Control
Sumber : Notoatmodjo, 2010
penelitian ini terdiri dari populasi kasus dan populasi kontrol yang
1) Populasi Kasus
Populasi kasus dalam penelitian ini yaitu remaja putri usia 16-20
2018.
2) Populasi Kontrol
dini.
No Variabel P2 OR P1 ∑ Sampel
1. Pengetahuan 0,50 3,92 0,80 29
Tingkat Pendapatan Orang
2. 0,52 6,42 0,87 21
Tua
3. Tingkat Pendidikan 0,31 4,54 0,67 23
Tingkat Kepercayaan Orang
4. 0,20 8,51 0,68 13
Tua
(OR) P2
P1 =
(OR) P2 + (1 − P2 )
(3,92)0,50
P 1=
(3,92) 0,50 + (1 − 0,50)
P 1 = 0,80
(Z1− α⁄ √2P 2 (1 − P 2 ) + Z 1− β √P 1 (1 − P 1 ) + P 2 (1 − P 2 )) ²
2
n =
(P 1 − P 2 )²
n = 36
1) Kriteria inklusi.
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi setiap
2012).
2) Kriteria eksklusi.
Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak
untuk menjadi sampel, sehingga sampel yang di pilih dapat mewakili sub
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Cara
bila populasi homogen kemudian sampel diambil secara acak, maka akan
kertas kecil
secara acak
f. Kemudian peneliti mencatat angka dari kertas yang satu persatu keluar
berikut :
Populasi :
. Populasi Kasus, yaitu Remaja Putri usia 16-20 yang melakukan pernikahan
dini, Populasi Kontrol, Remaja putri yang tidak melakukan pernikahan dini di
Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi
Sampel:
Sampel penelitian berjumlah 72 sampel dengan
pembagian 36 responden sebagai kelompok kasus dan
36 responden sebagai kelompok kontrol
Kabupaten Ngawi.
4.5.2 Definisi Operasional Variabel.
Definisi operasional dari setiap variabel penelitian ini dapat dilihat pada
tebel berikut :
Variab
Skal
el Alat
Definisi Operasional Parameter a Coding
Peneliti Ukur
an data
1 2 3 4 5 6
Indepe Pengetahuan adalah hasil 1. Pengetahuan
ndent : penginderaan manusia, atau masyarakat dikatakan 0=
Pengeta hasil tahu seseorang terhadap Baik jika ≥ 50% Pengetahuan
huan obyek melalui indera yang jawaban benar Rendah
dimilikinya (mata, hidung,
telinga dan sebagainya). 1=
2. Pengetahuan
Sehingga dapat disimpulkan Pengetahuan
masyarakat
bahwa pengetahuan Baik
dikatakan Rendah No
masyarakat adalah hasil dari Kuesi
jika < 50% jawaban min
pengindraan yang oner
benar (Sunyoto, al
menghasilkan pengetahuan
Danang, 2013).
serta mempengaruhi intensitas
perhatian dan persepsi
terhadap objek yaitu terkait
dengan pernikahan usia dini di
Kecamatan Kedunggalar
Kabupaten Ngawi
(Notoatmodjo, 2010).
Tingkat Upah yang diterima orang tua Peraturan Melih
Pendap dari hasil bekerja di suatu gubernur jatim at dari 0 = Di Bawah
atan instansi pemerintah, (Nomor 72 tahun pengh UMK
Orang swasta,dan berwiraswasta 2014 tentang asilan
Tua UMK) di orang 1 = Di Atas
kabupaten ngawi tua No UMK
tahun 2018 perbul min
Rp.1.196.000,00 an, al
dari
jawab
an
kuesi
oner
Variab
Skal
el Alat
Definisi Operasional Parameter a Coding
Peneliti Ukur
data
an
1 2 3 4 5 6
Tingkat Sekolah formal 1. Pendidikan Melih Kurang 0= SD-
Pendidi terakhir yang dasar at dari SMP
kan pernah ditempuh (SD/Sederajat ijazah
oleh seseorang SMP/ terakh Baik 1= SMA,
Sederajat) ir Perguruan
No
2. Pendidikan respo Tinggi.
min
Menengah nden
al
(SMA/Sederajat).
3. Perguruan
Tinggi
hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah
1. Kuesioner atau angket, yaitu yang digunakan sebagai alat ukur atau
2. Buku Catatan, yaitu digunakan untuk menuliskan hal – hal penting yang
3. Alat Rekam, bisa terdiri dari kamera, video, atau perekam suara, alat
sebagai berikut :
0,444. Butir pertanyaan dikatakan valid jika r hitung > r tabel. Dapat
dilihat dari hasil output analisis dibawah ini sesuai variabel yang
digunakan :
61
Sumber : Data primer uji validitas instrumen penelitian.
digunakan sebagai alat pengumpulan data pada sumber penelitian yang akan
dilakukan.
Uji reliabilitas dapat dilihat dari cronbach alpha, jika nilai alpha >0,60
2012).
Tabel 4.6 Nilai Alpha Cronbach’s
Nilai Alpha Cronbach’s Kualifikasi Nilai
0,00-0,20 Kurang reliabel
0,21-0,40 Lumayan reliabel
0,41-0,60 Cukup reliabel
0,61-0,80 Reliabel
0,81-1,00 Sangat reliabel
Sumber: Hair er al, 2010
Melakukan uji reliabel pada penelitian ini dengan melakukan
analisis pada 16 pertanyaan yang valid dapat dilihat dari hasil analisis
Disimpulkan dari tabel diatas diperoleh hasil dari r hitung > r tabel
dinyatakan valid dalam uji validitas dan reliabilitas dinyatakan layak dan dapat
digunakan sebagai alat pengumpulan data pada sasaran sampel penelitian yang
akan dilakukan.
A. Lokasi Penelitian
B. Waktu Penelitian
berikut:
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adala data primer dan data
sekunder.
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, data
tua.
2. Data sekunder yaitu data yang tidak didapat langsung dari sumbernya
melainkan di dapat dari pihak lain, data sekunder dalam penelitian ini di
1. Editing
melalui kuesioner perlu disunting terlebih dahulu. Apabila masih ada data
2. Coding
Setelah sekian kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya
3. Entry Data
atau “software” computer. Salah satu paket program yang paling sering
for Windows.
4. Cleaning
Cleaning adalah apabila semua data dari setiap sumber data atau
atau koresi.
5. Tabulating
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
Pada analisis bivariat terdapat 2 uji yaitu parametrik dan non parametrik
(Saryono, 2013).
Syarat – syarat yang terdapat pada Uji Chi Square adalah sebagai
berikut :
b. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1. Sel – sel dengan
frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari total sel
Syarat yang terdapat pada uji chi-square apabila tidak memenuhi syarat
d. Untuk tabel 2x2 gunakan chi-square dengan korelasi Yates (Chi Square
e. Bila tabel 2x2, dan ada nilai E<5 maka uji yang dipakai adalah Fisher’s
Excat Test.
f. Bila tabelnya lebih dari 2x2 maka digunakan uji Pearson Chi Square.
Jika dengan Uji Chi Square (x2) terbukti terdapat hubungan, untuk
dapat dilihat secara nyata. Odds Ration (OR) dihitung dengan cara
resiko.
kejadian penyakit).
α = 0,05 (5%).
resiko.
diantaranya yaitu :
timbulkan
responden.
inclusiveness).
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan
Jenggrik, Desa Katikan, Desa Kawu, Desa Kedunggalar, Desa Pelang Lor,
paling luas yaitu sebesar 138,29 km2 atau 10,67 persen dan 129,65 km2 atau
(10,00%)
kasus dalam penelitian ini yaitu remaja putri usia 16-20 tahun yang sudah
97 kasus pada bulan Januari-Desember 2018. Sampel dalam penelitian ini yaitu
responden.
dari satu rumah ke rumah yang lain. Pada penelitian ini dimana sampel
Berdasarkan tabel 5.5 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden tidak
uji Chi-square dan untuk mengetahui besar faktor risiko digunakan analisis
lebih besar dari kelompok kontrol yang hanya 19 orang (52,8%). Sedangkan
orang (13,9%), lebih kecil dari kelompok kontrol sebanyak 17 orang (47,2%).
(continuity correction) dengan (p-value 0,005) < 0,05 yang berarti ada
memiliki resiko 0,18 kali lebih besar terhadap kejadian pernikahan dini pada
CI = 0,057-0,569)
Kasus Kontrol
Pendapatan p-value OR 95% CI
n % n %
Dibawah UMK 25 69,4 10 27,8
0,001 5,909 2,137-16,342
Diatas UMK 11 30,6 26 72,2
Total 36 100,0 36 100,0
(69,4%), lebih besar dari kelompok kontrol yang hanya 10 orang (27,8%).
Sedangkan prosentase pendapatan orang tua yang berada di atas UMK pada
0,001) < 0,05 yang berarti ada hubungan antara pendapatan orang tua
dengan nilai OR sebesar 5,909 memiliki resiko 5,9 kali lebih besar terhadap
kejadian pernikahan dini pada remaja dibandingkan dengan pendapatan orang
lebih besar dari kelompok kontrol yang hanya 8 orang (22,2%). Sedangkan
koreksi (continuity correction) dengan (p-value 0,003) < 0,05 yang berarti
memiliki resiko 5,5 kali lebih besar terhadap kejadian pernikahan dini pada
= 1.958-15.447).
4. Hubungan antara Kepercayaan Orang Tua dengan Pernikahan dini
Kasus Kontrol
Kepercayaan p-value OR CI(95%)
n % N %
Tidak Percaya 22 61,1 24 66,7
0,806 1,273 0,485-3,337
Percaya 14 38,9 12 33,3
Total 36 100,0 36 100,0
orang tua dengan tingkat tidak percaya pada kelompok kasus sebanyak 22
orang (61,1%), lebih kecil dari kelompok kontrol yang 24 orang (66,7%).
pada kelompok kasus sebanyak 14 orang (38,9%), lebih besar dari kelompok
0,806) < 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara kepercayaan orangtua
dengan nilai OR sebesar 1,273 memiliki resiko 1,2 kali lebih besar terhadap
sebanyak 31 orang (86,1%), lebih besar dari kelompok kontrol yang hanya
(0,005) < α (0,05) maka H1 diterima H0 ditolak, maka hasilnya adalah ada
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aditya Risky
tinggi. Hal ini sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh
berpengetahuan baik.
lebih cepat faham tentang bagaimana resiko yang terjadi dari dampak
pernikahan dini baik dari segi kesehatan maupun sosial serta remaja dapat
lebih menyesuaikan dengan hal-hal yang bermanfaat dengan
koran, berita televisi dan salah satunya juga dapat diperoleh dari
tidak melakukan pernikahan dini, hal ini di karenakan faktor lain yaitu
(69,4%), lebih besar dari kelompok kontrol yang hanya 10 orang (27,8%).
Hasil analisis uji Chi Square dapat diketahui nilai p-value = (0,001) <
antara status ekonomi rumah tangga dengan pernikahan usia dini, hasil
ekonomi rumah tangga yang tinggi. Hal ini juga sesuai dengan penelitian
UNICEF (2001) bahwa faktor utama perkawinan anak adalah kemiskinan,
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
satu faktor pernikahan usia dini adalah untuk mengurangi beban keluarga.
Adanya pernikahan dini yang ada di Desa Pandan disebabkan oleh kondidi
keluarga yang kurang mampu. Para orang tua menikahkan anaknya pada
orang tua yang tidak mampu membiayai hidup dan sekolah terkadang
membuat anak memutuskan untuk menikah di usia dini dengan alasan
Pada sisi lain, terjadinya pernikahan dini juga dapat disebabkan karena
pengaruh paksaan orang tua. Ada beberapa alasan orang tua menikahkan
saudara dengan alasan agar harta yang dimiliki tidak jatuh ke orang lain,
masih ada masyarakat dengan UMK tinggi yang masih menikah kan
anaknya di bawah umur hal ini dipengaruhi oleh faktor terjadinya hamil di
(61,1%), lebih besar dari kelompok kontrol yang hanya 8 orang (22,2%).
Hasil analisis uji Chi Square dapat diketahui nilai p-value = (0,002) <
pendidikan kurang beresiko 5,5 kali kelompok kasus sekitar 1-15 kali
Selatan tahun 2012 dengan nilai OR= 2,23. Dengan demikian bahwa
responden yang berpendidikan rendah memiliki risiko melakukan
pernikahan dini 2,23 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang
berpendidikan menengah.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Irne W.Desiyanti,
kejadian pernikahan usia dini dengan nilai (p-value 0.001) ;OR 4,59,
berisiko 4,59 kali lebih besar berisiko melakukan pernikahan usia dini di
Sehingga peran pendidikan dalam hal ini sangat penting dalam mengambil
keputusan individu.
Lampung Selatan tahun 2012 dengan nilai OR= 2,23. Dengan demikian
pernikahan usia dini 2,23 kali lebih besar dibandingkan dengan responden
kejadian Pernikahan Usia Dini dengan Odds Ratio yaitu 9,75 artinya
menengah
salah satu aspek yang harus dimiliki dalam mengarungi bahtera rumah
muda usia menikah, maka semakin rendah tingkat pendidikan yang akan
dicapai oleh seorang anak. Pernikahan anak sering kali menyebabkan anak
rendah. Menunda usia pernikahan merupakan salah satu cara agar anak
tingkat pendidikan baik tetapi masih melakukan pernikahan dini hal ini
tidak melakukan pernikahan dini hal ini dikarenakan, faktor keluarga dan
kepercayaan orang tua dengan tingkat tidak percaya pada kelompok kasus
percaya beresiko 1,2 kali sekitar 0-3 kali untuk melakukan pernikahan dini
remaja sudah tidak sekolah dan bekerja akhirnya akan menikah dini
suatu yang benar. Faktor budaya juga turut mengambil andil yang cukup
jika ada orang yang secara finansial dianggap sangat mampu dan
beranggapan masa depan anak akan lebih cerah, dan tentu saja ia
Tak lepas dari hal tersebut, tentu saja banyak dampak yang terpikir
oleh mereka sebelumnya, selain itu pernikahan sering terjadi karena sejak
kecil anak di jodoh kan oleh kedua orang tuanya. Bahwa pernikahan anak
bahwa status janda lebih baik dari pada perawan tua. (Ria P, 2016)
Adat istiadat yang di yakini masyarakat tertentu semakin
2016).
tetapi masih melakukan pernikahan dini, hal ini dikarenakan faktor lain
peneliti sebelumnya mengatakan bahwa sifat kolot orang jawa tidak mau
6.1 Kesimpulan
6. Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan pernikahan dini pada
8. Tidak ada hubungan antara kepercayaan orang tua pernikahan dini pada
2. Kepada Masyarakat.
Durado, Angelita A, 2013. Hubungan Dukungan Orang Tua Dengan Konsep Diri
pada Remaja di SMA Manada Tahun 2013. Ejurnal keperawatan (e-
Kp) Volume 1. Diakses Tanggal 18 Februari 2019.
Ginting, F & Wantania, J, 2011. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Remaja Yang
Hamil Tentang Kehamilan Remaja di Mando, Artikel Ilmiah, Bagian
Obstetri dan Ginelogi, Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratualangi, RSUP Prof, Dr, R.D Kandau Manado (9 Februari 2016).
Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
Mies Grinjns, Hoko Horii, Sulistyowati Irianto, dan Pinky Saptandari, 2018.
Menikah Muda di Indonesia Suara, Hukum, dan Praktik. Edisi I.
Jakarta : Yayasann Pustaka Obor Indonesia.
Umi Fahati Kurnia. 2017, Hubungan Dukungan Orang Tua Dengan Kesiapan
Menjadi Orang Tua Pada Remaja yang Menikah Dini Di Dusun
Tanduitan Trirenggo Bantul. Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Aisyiyah, Yogyakarta (diakses 12 Maret 2019)
Wawan, Dewi M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika.
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
(……………………….)
Lampiran 6
HASIL OUTPUT
Umur 16-20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
1. Pengetahuan Responden
PENGETAHUAN RESPONDEN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pendidikan responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Valid Missing Total
Pernikahan Dini
Baik Count 17 5 22
Total Count 36 36 72
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.00.
Risk Estimate
N of Valid Cases 72
2. Tingkat Pendapatan Orang Tua dengan Pernikahan Dini
Cases
Pernikahan Dini
Total Count 36 36 72
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.50.
Risk Estimate
N of Valid Cases 72
3. Tingkat Pendidikan Responden dengan Pernikahan Dini
Cases
Pendidikan Responden *
72 100.0 0 . 72 100.0%
Pernikahan Dini % 0%
Pernikahan Dini
Baik Count 14 28 42
Total Count 36 36 72
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.00.
Risk Estimate
N of Valid Cases 72
4. Tingkat Kepercayaan Orang Tua dengan Penikahan Dini
Cases
Pernikahan Dini
Total Count 36 36 72
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.00.
Risk Estimate
N of Valid Cases 72
KUESIONER
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERNIKAHAN
DINI PADA REMAJA PUTRI DI KECAMATAN KEDUNGGALAR
KABUPATEN NGAWI
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Alamat :
4. Pendidikan : a. SMP
b. SD
c. SMA/SMK
Status Anggota
No. Pekerjaan Pendapatan
Keluarga
1. Ayah
2. Ibu
B. KUESIONER
1974 ?........
Maha Esa.
keturunan.
depan penghulu.
a. 16 tahun
b. 19 tahun
c. 20 tahun
d. 25 tahun
a. 15 tahun - 20 tahun
b. 20 tahun - 35 tahun
c. 35 tahun - 40 tahun
d. 40 tahun keatas
kecuali....
c. Putus Sekolah
a. Kebutaan
b. BBLR, Anemia
b. Tidak Percaya
Alasannya ………………………………………………………………
a. Percaya
b. Tidak percaya
Alasanya……………………………………………………………
a. Percaya
b. Tidak Percaya
Alasannya…………………………………………………………
mencarikan jodoh sejak lahir, hal ini di karenakan jika memiliki anak
a. Percaya
b. Tidak Percaya
Alasannya…………………………………………………………
5. Apakah anda percaya apabila lingkungan tempat tinggal banyak yang
a. Percaya
b. Tidak Percaya
Alasannya…………………………………………………………
6. Apakah anda percaya apabila menihkahkan anak saat usia dini < 20
a. Percaya
b. Tidak Percaya
Alasannya…………………………………………………………
7. Apakah anda percaya apabila menikahkan anak pada usia dini akan
a. Percaya
b. Tidak Percaya
Alasannya…………………………………………………………
menikahkan anaknya ?
a. Percaya
b. Tidak Percaya
Alasannya…………………………………………………………
Gambar 7.7
WawancararespondenKasus
125