Biotrans - Kelompok 2 - Bioflavours and Fragrances Via Fermentation and Biocatalysis
Biotrans - Kelompok 2 - Bioflavours and Fragrances Via Fermentation and Biocatalysis
Rasa dan wewangian banyak digunakan di sektor makanan, kosmetik, industry kimia dan
farmasi. Namun, senyawa ini masih diproduksi melalui sintesis kimia atau melalui ekstraksi
dari sumber tumbuhan dan hewan. Proses bioproduksi dilakukan karena hasil sintesis kimia
tidak ramah lingkungan. Sumber tumbuhan dan hewan memiliki peran yang penting terhadap
bioflavour tetapi memiliki senyawa bioaktif yang jumlahnya sedikit, maka dari itu dapat
dilakukan sintesis rasa pada proses mikroba de novo (fermentasi) atau biokonversi precursor
alami menggunakan mikroba atau enzim (biokatalisis).
ß-glucosidase Betuloside
Betuligenol
Candida boidinii
Raspberry Ketone
Raspberi ketone merupakan senyawa yang menggambarkan karakteristik rasa dari raspberi.
Senyawa ini dapat disintesis secara kimiawi melalui kondensasi dari p-hidroksi-benzaldehid
dengan aseton atau dapat diekstraksi dari raspberi. Namun hanya dihasilkan 3.7 mg ketone
dari kg beri. Proses mikroba dapat digunakan untuk mengatasi aspek-aspek negatif dari
sintesis secara kimia. Betuloside dari rhododendron, birch atau maple dihidrolisis ddengan
Aspergillus niger ß-glucosidase menjadi betuligenol dan dapat diubah menjadi keton raspberi
melalui aktivitas sekunder alkohol dengan ragi Candida boidinii.
b.1. Jamur
Jamur dapat menghasilkan senyawa secara de novo yang harum termasuk rasa bunga.
Spesies Ceratocystis mampu menghasilkan senyawa terpene dengan aroma buah atau bunga.
Produk utama dari jamur Ceratocystis moniformis adalah etil asetat, propil asetat, isobutil
asetat, isoamyl asetat, sitronellol dan geraniol. Untuk mengindari efek hambatan dan
penghilangan produk secara in situ dapat digunakan metode pervaporasi untuk mengurangi
konsentrasi produk dalam bioreaktor dan dapat meningkatkan laju pertumbuhan mikroba.
Alyaa Farrah Dibha (165090207111004)
Andrian Sucahyo (165090200111011)
Imamah Khuriyatun Nissa (165090201111011)
Produk senyawa aroma dihasilkan lebih tinggi melalui sintesis bioproses dan dari hasil
pervaporasi didapatkan senyawa wewangian dan perasa yang sangat baik.
Trichoderma viride dan strain dari T harzianum dapat membentuk lakton rasa kelapa, 6-
pentyl-α-pyrone (6-PP). Dalam proses fermentasi yang terintegrasi, 6-PP secara terus
menerus dihilangkan dengan pervaporasi pada membran selektif.
Berikut merupakan terpene yang dihasilkan dari jamur Ceratocystis variospora:
b.2. Ragi
Ragi Kluyveromyces lactis dapat menghasilkan rasa fruity, floral dari senyawa terpene
seperti sitronelol, linalol dan geraniol secara de novo. Ragi Sporobolomyces odorous atau
Sporidiobolus salmonicolor menghasilkan perasa lakton secara de novo dalam jumlah yang
sedikit seperti senyawa yang berbau peach 𝛾-decalactone (4-decanolide) dan 4-hidroksi-cis-
6-dodecanoic acid-𝛾-lactone. Hasil dapat ditingkatkan dengan menambahkan substrat yang
tepat atau molekul prekursor ke media kultur.
Beberapa ragi mampu menghasilkan senyawa fruity-ester secara de novo. Aroma pisang
(3-metil-butil-asetat) juga dapat disintesis. Secara biokimiawi asam amino valin, leusin dan
isoleusin dimetabolisme oleh ragi menghasilkan alkohol (isobutanol, 3-metil butanol dan 2-
metil butanol). Kemudian isobutilasetat, 3-metilbutilasetat dan 2-metilbutilasetat dibentuk
dari alkohol asetil transferase melalui sintesis Williopsis saturnus var mrakii. Ragi mampu
mengubah alkohol bercabang menjadi senyawa beraroma buah.
Proses fermentasi terdiri dari pertumbuhan aktif, diikuti oleh biokonversi akohol dari
minyak fusel. Proses fermentasi ini dapat mengubah minyak fusel menjadi rasa lain. Ragi
Geotrichum klebahnii secara de novo menghasilkan ester dari asam karboksilat menghasilkan
rasa buah. Ketika dipasok dengan isoleusin dapat dihasilkan etil-2-metilbutirat. Geotrichum
fragrans yang sebagian dapat memetabolisme L-Leusin dengan proses deaminasi oksidatif,
penambahan etanol menghasilkan esterifikasi, pembentukkan ester seperti etilisovalerat.
b.3. Bakteri
Strain Acetobacter dapat mensintesis asam metilbutirat yang dimana senyawa tersebut
adalah prekursor dari perasa umum ester dan jika sebagai substrat akan mengoksidasi metil
butanol yang ada pada minyak bumi. Bakteri lain seperti Corynebacterium glutamicum dapat
menghasilkan pirazin secara de novo. Pirazin memiliki deskripsi sensori seperti tabel
dibawah:
Tetramethyl- Sharp
2-methoxy-3-isobutyl- Peppery
2-methyl-6-ethoxy- pineapple
Alyaa Farrah Dibha (165090207111004)
Andrian Sucahyo (165090200111011)
Imamah Khuriyatun Nissa (165090201111011)
Mutan MB-1923 menghasilkan senyawa acetoin dalam jumlah banyak jika terdapat
asam amino yang disertai juga dengan bantuan enzim kondesasi dan α-acetolactate
decarboxylase, dan kemudian acetoin dikonversi menjadi methylpyrazine. (Demain et
al., 1967)
Proses sintesis vanilin memerlukan prekursor alami seperti asam ferulat yang dimana
terdapat pada dinding sel tanaman. Jamur putih busuk dan bakteri dapat melakukan
metabolism terhadap asam ferulic menjadi vanillic acid dan / atau vanilin. Dua tahap proses
oleh jamur telah dikembangkan, di mana Aspergillus niger mengubah asam ferulat menjadi
vanillic acid, yang dimana basidiomycetes seperti Pycnoporus cinnabarinus atau
Phanerochaete chrysosporium selanjutnya dapat mengkonversinya menjadi vanilin
(500mgdm-3). Optimasi dari proses fermentasi dapat ditingkatkan dengan adsorbsi pada resin
Amberlite XAD-2 yang berfungsi untuk mereduksi toksisitas dengan cara menangkap vanilin
yang diproduksi dan menghasilkan 1.57g dm-3
Rute kedua yang mungkin adalah biokonversi eugenol melalui ferulic acid, ferulaldehyde
atau coniferylaldehyde oleh strain Arthrobacter, Corynebacterium atau Pseudomonas;
eugenol tersedia secara komersial sebagai unsur utama minyak cengkeh. Lipoksigenase
kedelai diklaim mampu mengubah eugenol dan coniferylaldehyde langsung menjadi vanilin.
Namun, hasilnya masih buruk, terutama karena jalur metabolisme yang terlibat belum
terselesaikan.
Rute ketiga adalah oksidasi stilbene alami fenolik, isorhapontin, yang dimana ditemukan
pada kulit pohon cemara; Enzim yang bertanggung jawab adalah stilbene dioxygenase,
terdapat pada strain Pseudomonas tertentu.
Jalur metabolisme eugenol diselidiki di banyak bakteri dan jamur, seperti Corynebacterium,
Pseudomonas, Byssochlamys, Penicillium dan Rhodococcus. Adanya dua reaksi dalam
degradasi eugenol, di mana langkah pertama melibatkan oksidasi ikatan rangkap rantai
samping menjadi alkohol koniferi, dan pada langkah oksidasi kedua, senyawa tersebut diubah
menjadi asam ferulat melalui koniferi aldehida. Hidrolisis oksidatif eugenol melibatkan
banyak zat antara, seperti asam ferulic, prekursor penting yang dapat menghasilkan vanilin
melalui jalur metabolisme yang berbeda(Overhage et al., 1999)
Alyaa Farrah Dibha (165090207111004)
Andrian Sucahyo (165090200111011)
Imamah Khuriyatun Nissa (165090201111011)
Overhage J., Priefert H., Steinbüchel A., (1999a). “Biochemical and genetic analyses of
ferulic acid catabolism in Pseudomonas sp. strain HR199”. Appl Environ Microbiol,
65:4837-4847.
c.1.3 Asam Lemak dan alkena sebagai substrat untuk musk fragrance
Komponen musk dan civet menguap sangat lambat dan memperbaiki bau lainnya.
Dalam hal ini, musk adalah komponen penting dalam banyak wewangian; sebagian besar
bersifat aromatik polisiklik dan diproduksi melalui sintesis petrokimia. Lactone makrosiklik
yang ada secara natural ditemukan pada beberapa tanaman (ambrette seed oil, galbanum),
sedangkan keto-musk diproduksi oleh musk dan civet cats.
Mutan dari ragi Torulopsis bombicola telah diperoleh yang mampu mengubah asam
palmitat menjadi ester asam o-hidroksipalmitat, yang kemudian dapat disikluskan menjadi
hexactecanolide lactone musk.
Alyaa Farrah Dibha (165090207111004)
Andrian Sucahyo (165090200111011)
Imamah Khuriyatun Nissa (165090201111011)
Proses lainnya menggunakan Candida tropicalis yang dapat mengubah C10 – C18 alkana
menjadi α, ω-dicarboxylic acid, yang dimana dapat dipolimerisasi dan disklik menjadi
macrocyclic musk, contohnya seperti gambar dibawah:
c.1.5 Hidroksi Asam lemak dan lakton tak jenuh sebagai substrat untuk rasa-lakton.
Demikian pula asam koriol adalah prekursor asam lemak terhidroksilasi yang dapat
menghasilkan δ-decalakton dengan Cladosporium suaveolens. Lakton dan δ-oktalakton juga
dapat diperoleh melalui fermentasi ragi dari asam lemak yang terhidroksilasi alami, seperti
asam 11-hidroksipalmitat yang terdapat dalam akar jalap (ubi jalar). α, β-Lakton tak jenuh, 2-
desen-5-olide yang merupakan komponen utama minyak kulit Massoi, juga dapat diubah
secara efisien oleh ragi roti menjadi δ-decalakton.
Senyawa benzaldehid yang memberikan rasa pada ceri dan almond dapat diperoleh
dari senyawa amygdalin sianogen glukosida yang dapat ditemukan dalam biji ceri dan
almond menggunakan enzim β- glukosidase dan mandelo nitril liase.
Contoh dalam bidang industry adalah produksi L-menthol, komponen utama dalam
peppermint. Telah ditemukan mikroba lipase yang secara khusus dapat menghidrolisis L-
menthylester (dari campuran D,L- mentylester) menjadi L-menthol dengan produk samping
D-menthylester.
Alyaa Farrah Dibha (165090207111004)
Andrian Sucahyo (165090200111011)
Imamah Khuriyatun Nissa (165090201111011)
biphosphate (FBP) dan glukosa. Ketersediaan FBP yang murah dapat membantu
pengembangan dalam penggunaan mikroba dari pada proses kimia.
Banyak strain mikroba yang mampu mensintesis senyawa flavour yang memiliki
potensi harga (mahal). Namun produk yang dihasilkan seringkali sangat sedikit, jarang di atas
100 mg.dm-3 sehingga membuat proses ini kurang menarik secara ekonomi.
Pemahaman yang baik tentang biokimia mikroba dan enzim, regulasi metabolisme, dan
modifikasi genetik adalah persyaratan dasar untuk meningkatkan hasil produk, di samping
penerapan teknologi fermentasi baru.
Kendala lainnya adalah banyak komponen flavour, penambahan prekursor (terutama
asam lemak, asam risinoleat, minyak fusel) dapat bersifat menghambat atau bahkan beracun
(pada tingkat yang lebih tinggi) untuk strain produsen, meskipun ragi dapat menangani
inhibitor tersebut dengan lebih mudah.
Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, dapat digunakan teknologi fermentasi yaitu dengan
melakukan imobilisasi pada sel atau ekstraksi flavour in situ (melalui membran, pelarut, dll).
Biaya bahan baku, prekursor, pembentukan produk, dan penghilangan produk
samping yang tidak diinginkan, dapat menambah kelayakan ekonomi dari proses bioflavour.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
memetabolisme produk samping yang tidak diinginkan atau intermediet dari fermentasi, atau
cairan ekstraksi dengan mikroorganisme lain. Sebagai contoh, proses sintesis γ-decalakton
dari asam risinoleat menghasilkan produk samping 3-hidroksi- γ-decalakton. Produk samping
tersebut diubah menjadi 3,4 γ-decalakton tak jenuh, dan kemudian secara stereoselektif
direduksi menjadi γ-decalakton oleh ragi Saccharomyces Cerevisiae.
Deteksi, identifikasi, karakterisasi strain baru dan komponen-komponen flavour-nya
(campuran atau senyawa utama) perlu dioptimalkan. Karena nilai ambang yang rendah (ppm
ke ppb), meskipun masih mudah dideteksi oleh hidung manusia. Namun sistem pendeteksian
yang sensitif, kuantitatif, dan berkelanjutan untuk zat-zat yang mudah menguap harus
dikembangkan lebih lanjut.
Dari pernyataan dan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa kolaborasi intensif
antara ahli mikrobiologi, ahli biokimia, ahli kimia organik, dan teknik bioproses adalah
prasyarat untuk mengembangkan temuan laboratorium yang menarik ke dalam proses industri
untuk produksi bioflavour.