Pikiran tahap ini memiliki fleksibilitas yang tidak dimiliki di tahap operasional konkret.
Kemampuan berpikir abstrak juga memiliki implikasi emosional. Sebelumnya,
seorang anak dapat mencintai orang tua dan membenci teman sekelas. Sekarang, si
remaja “dapat mencintai kebebasan dan membenci eksploitasi, kemungkinan dan
cita-cita yang menarik bagi pikiran dan perasaan” (H. Ginsburg & Opper, 1979. hlm.
201). Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum
sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir
egosentrisme. (Elkind dalam BeythMarom et al., 1993; dalam Papalia & Olds, 2001)
mengungkapkan salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan
istilah personal fabel. Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka
unik dan tidak terpengaruh oleh hukum alam. Kepercayaan egosentrik ini mendorong
perilaku merusak diri (self-destructive) oleh remaja yang berpikir bahwa diri mereka
secara magis terlindung dari bahaya. Menurut Elkind pemikiran yang belum matang
pada diri remaja dapat dimanifestasikan ke dalam 6 karakteristik, yaitu: Idealisme
dan Kekritisan, Argumentivitas, Ragu-ragu, Sikap Hipokritis, Kesadaran diri,
Kekhususan dan Ketangguhan. Perkembangan Bahasa, saat usia 16 sampai 18 tahun,
umumnya remaja mengenal sekitar 80.000 kata. Pada masa ini, mereka semakin
sadar akan kata-kata sebagai sebuah symbol dengan berbagai macam makna;
mereka lebih suka menggunakan ironi, humor, permainan kata, dan metafora
(Owens, 1996).
Hal. 151.
Gender remaja laki-laki dan perempuan mendapatkan skor yang kurang lebih sama
dalam tes standar untuk kebanyakan bidang studi, tetapi remaja perempuan
cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam kemampuan akademis
mereka. Remaja laki-laki lebih akan menjadi underachiever, untuk mengikuti
program khusus atau pendidikan remedial, dan dapat dikeluarkan dari atau keluar
dari sekolah (Eccles et al., 2003; Freeman, 2004). Sistem pendidikan berkualitas dari
sekolah yang memiliki atmosfer yang teratur tetapi tidak menekan; kepala sekolah
yang aktif dan energik; dan guru-guru memiliki harapan yang tinggi untuk siswa,
menekankan aktivitas akademis dibandingkan ekstrakurikuler,
dan memonitor peforma siswa dari dekat.
Hal. 152-153