Anda di halaman 1dari 24

Kata Pengantar

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi


sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas SEJARAH
INDONESIA

Dalam penyusunannya sayai memperoleh banyak bantuan dari berbagai


pihak, karena itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Kedua orang tua, teman teman dan guru pembimbing yang telah memberikan
dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.

Makalah yang sayai buat ini bertujuan agar pembaca mengetahui sejarah
kemerdekaan indonesia. Dari tujuan tersebut, sayai berharap bahwa pembaca sadar
akan sulitnya dalam meraih kemerdekaan negara indonesia, oleh karena itu kita
harus bekerja keras membawa negara kita untuk semakin berkembang dan maju
serta tidak terlalu berharap dengan negara-negara lain.

Saya berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu,saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..


…...................... …..2

DAFTAR ISI……………………………………………………………….…....................…….
……... ….3

Bab 5 proklamasi kemerdekaan indonesia dan terbentuknya pemerintahan


indonesia………………………………………………………………………………………....4

A. Peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan indonesia...............................................4

1. Peristiwa rengasdengklok................................................................................................4

2. Penyusunan naskah proklamasi........................................................................................5

3. Proklamasi kemerdekaan indonesia.................................................................................6

4. Penyebaran berita proklamasi.........................................................................................7

B. Pembentukan pemerintahan indonesia dalam sidang PPKI.....................................................8

C. Dukungan dan reaksi rakyat indonesia terhadap proklamasi kemerdekaan............................9

1. Reaksi langsung dandpontan...........................................................................................9

2. Pelucutan senjata dan pengambilalihan asrt jepang.......................................................10

D. Sistem pemerintahan indonesia pada masa awal kemerdekaan............................................12

Bab 6 kedatangan sekutu dan perjuangan mempertahankan


kemerdekaan.............................................................................................................................13

A. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan denan kekuatan senjata....................................13

1. Mrdan area.....................................................................................................................13

2. Peristiwa ambarawa.......................................................................................................14

3. 10 november surabaya...................................................................................................15

4. Manado..........................................................................................................................16

2
5. Bandung lautan api........................................................................................................16

6. Bali ............................................................................................................................17

7. Makasar......................................................................................................................17

8. Yogyakarta 1 maret (serangan u!um)........................................................................18

B. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan cara diplomasi.................................20

1. Perundingn linggarjati................................................................................................20

2. Konferensi tiga negara...............................................................................................20

3. P. Renville.................................................................................................................21

4. Roem-royen...............................................................................................................21

5. Kofesensi inter indonesia..........................................................................................22

6. Konferensi meja bundar............................................................................................23

3
BAB 5

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DAN


TERBENTUKNYA PEMERINTAHAN INDONESIA

A. Peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia


1. Peristiwa rengasdengklok
peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Soekarni,Wikana ,
Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan " Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta .
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB, Soekarno dan Hatta
dibawa ke Rengasdengklok , Karawang , untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua
yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang
kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam
Perang Pasifik.

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara
itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan.
Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA
mendukung rencana tersebut.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan
Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di lapangan IKADA(yang sekarang telah menjadi
lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan Timur 56. Dipilih rumah Bung
Karno karena di lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah acara yang akan
diselenggarakan, sehingga tentara-tentara jepang sudah berjaga-jaga, untuk menghindari
kericuhan, antara penonton-penonton saat terjadi pembacaan teks proklamasi, dipilihlah rumah
Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No.56. Teks Proklamasi disusun di Rengasdengklok, di
rumah seorang Tionghoa, Djiaw Kie Siong . Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para
pejuang di Rengasdengklok pada Kamis tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi
kemerdekaan Indonesia.

4
Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding
dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya
menemui Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo , kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke
Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta,

Fatmawati dan Guntur . Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat
ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah
malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.

Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi


dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti
Melik menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor
Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman , Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

2. Penyusunan naskah proklamasi


Malam hari pukil 23.00 tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta beserta
rombongan tiba di Jakarta. Setelah mengantarkan Ibu fatmawati dan Guntur, Bung Karno dan
kawan-kawan pergi ke rumah Laksamana Maeda. Di rumah Maeda ini mereka mengumpulkan
anggota PPKI dan tokoh-tokoh pergerakan serta para pemuda.

Sebelum mengadakan pertemuan di rumah Laksamana Maeda, Soekarno dan muh. Hatta
sebelumnya pergi menemui pemimpin tentara Jepang, Mayor Jendral Nashimura untuk
menyatakan pendapat dan sikapnya tentang Proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Nashimura mengatakan tidak bertanggung jawab dan menyerahkan kepada Soekarno dan
Moh. Hatta. Mengetahui sikap pemimpin Jepang, mereka segera mengadakan pertemuan.
Soekarno, moh. Hatta, dan Ahmad Subarjo kemudian masuk di sebuah ruangan (ruang makan
keluarga maeda) yang di ikuti Sukarni, Sayuti Malik, dan B.M. Diah.

Di ruang makan keluarga Maeda itulah, Ir. Soekarno, DrS. Moh. Hatta, dan Ahmad Soebarjo
merumuskan teks Proklamasi. Perumusan itu di saksikan oleh Sukarni, Sayuti Melik, B.M. Diah.
Setelah semuanya sepakat, konsep teks Proklamasib itu deserahkan kepada Sayuti Malik untuk
di ketik. Teks Proklamasi hasil ketikan Sayuti Melik inilah yang dikenal dengan teks proklamasi
yang autetik (resmi).

5
3. Proklamasi kemerdekaan indonesia
Sejak pagi hari, halaman Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur No.56 sudah sangat sibuk.
Suwiryo selaku Wakil Wali Kota Jakarta tampak sibuk. Suhud, seorang anggota Barisan Pelopor
ditugasi untuk mencari tiang bendera dan menyiapkan bendera Merah Putih. Untuk tiang bendera
menggunakan sebatang bamboo., sedangkan bendera Merah – Putih di beroleh dari Ibu
Fatmawati yang di jahit sendiri olehnya.

Pukul 10.00 acara di mulai. Acara dibuka dengan pdato Ir. Soekarno sebagai penghantar.
Selanjutnya, Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi yang telah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan
Muh. Hatta. Adapun bunyi teks proklamasi itu adalah sebagai berikut:

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain,

Di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-


singkatnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno – Hatta

6
Setelah pembacaan proklamasi, dilakukan pengibaran bendera Merah Putih. Pengibaran
bendera Merah Putih ini dilakukan oleh seorang mantan komandan Peta, Latif Hendraningrat
dibantu oleh S. Suhud. Tanpa di komando, bersamaan dengan naiknya bendera Merah Putih itu
para hadirin mengumandangkan lagu Indonesia Raya yang diciptakan oleh W.R. Supratman.

4. Penyebaran berita proklamasi


 . Kantor berita “domei”

Pada tanggal 17 agustus 1945 sekitar pukul 18.30 WIB. Wartawan Kantor Berita Domei
(sekarang kantor berita antara) Syahrudin menyampaikan salinan teks proklamasi kepada
Waidan B. Panelewen. Ia segera memerintahkan kepada Markonis (petugas telekomunikasi) F.
Wuz untuk menyiarkan berita tersebut tiga kali berturut-turut. Ketika kantor berita domei disegel
jepang pada tanggal 20 agustus 1945 para pemuda tersebut membuat pemancar baru di Menteng
31 dengan kode panggilan DJK 1. Tokoh yang berperan antara lain: sultamto, Susilaharja, dan
Suhandar.

 Radio

Pada tanggal 17 agustus 1945, Syahrudin berhasil memasuki ruang siaran radio Hoso Kanri
Kyoku (sekarang RRI). Tepat pukul 19.00 teks proklamasi berhasil disiarkan, M. yusuf
Ronodipuro, bactiar Lubis, dan Suprapto adalah tokoh-tokoh yang berperan besar dalam
menyiarkan berita proklamasi tersebut.

 Kawat telepon

Adam Malik yang waktu itu sebagai wartawan menyampaikan teks proklamasi melalui
telepon kepada Asa Bafaqih yang kemudian diteruskan kepada Penghulu Lubis untuk
mendapatkan pengesahan lolos sensor. Selanjutnya dikawatkan ke daerah-daerah.

 Surat kabar (pers)

Harian “suara Asia” di Surabaya adalah Koran pertama yang menyiarkan berita proklamasi.
Para pemuda yang berjuang lewat pers, antara lain B.M. Diah, Sukarjo Wiryo Pranoto, Iwa
Kusuma Sumantri, Ki hajar Dewantoro, Otto Iskandardinata, GS.S.J. Ratulangi, Adan Malik,
Sayuti Melik, Sultan Yahrir, Madikin Winohito, Sumanang SH, Manai Sophian, dan Ali Hasyim.

 Anggota PPKI dari Daerah?

Berita proklamasi secara resmi dibawa dan disebarluaskan keluar pulau jawa melalui para
anggota PPKI yang berasal dari daerah yang kebetulan menyaksikan peristiwa proklamasi dan
menghadiri sidang PPKI. Anggota tersebut antara lain: Teuku Muhammad Hasan (sumatera),
Sam Ratulangi (Sulawesi), Ketut Puja(Nusa tenggara), dan AA Hamidhan (Kalimantan).

7
B. Pembentukan pemerintahan indonesia dalamm sidang PPKI (18-
22 Agustus 1945)
1. Hasil Sidang PPKI 18 Agustus 1945
 Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945

 Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil

 Dibentuk Komite Nasional untuk membantu tugas Presiden sementara, sebelum


dibentuknya MPR dan DPR.

2. Hasil sidang PPKI 19 Agustus 1945

 Pembagian wilayah, terdiri atas 8 provinsi.

 Membentuk Komite Nasional (Daerah).

 Menetapkan 12 departemen dengan menterinya yang mengepalai departemen

3. Hasil sidang PPK tanggal 22 Agustus 1945

 Pembentukan Komite Nasional

 Membentuk Partai Nasional Indonesia

 Pembentukan Badan Keamanan Rakyat

8
C. Dukungan dan reaksi rakyat indonesia tehadap proklamas
kemerdekaan
1. Reakasi langsung dan spontan

 COMITE VAN ACTIE (KOMITE VAN AKSI)


Komite van aksi merupakan utusan laskar perjuangan. Terdiri dari Angkatan
Pemuda Indonesia(API), Barisan Buruh Indonesia(BBI), Barisan Rakyat
Indonesia(BARA) dan lainnya. Pada 2 September 1945, Komite Van Aksi memberi
dukungan terhadap NKRI dengan mengeluarkan suatu manifesto yang disebut “ SUARA
RAKYAT NOMOR 1”.

 Dukungan Pemimpin Karesidenan


Pada September 1945, pemimpin karesidenan di Jawa menyambut proklamasi
kemerdekaan dengan menyatakn diri sebagai bagian dari pemerintah Republik Indonesia
dan mengancam akan melakukan tindakan keras terhadap segala yang menentang
pemerintahan RI.

 Peranan SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX


Sri Sultan HB IX menyebutkan “negeri ngayogyakarta hadiningrat” yang bersifat
kerajaan. Pernyataan ini dinyatakan oleh Sri Sultan mengenai keagungan jiwa dan
pengorbanan Sultan dalam mendukung berdirinya negara Republik Indonesia. Kemudian
presiden RI mengirim utusan ke Yogyakarta untuk memberitahu pernyataan pemerintah
RI.

 Peristiwa lapangan IKADA di Jakarta


Komite Van Aksi berperan dalam merencanakan rapat akbar di lapangan IKADA,
memobilisir massa dan mendesak pemerintah untuk hadir dalam rapat tersebut pada 19
September 1945. Tujuannya adalah untuk mendekatkan emosional pemerintah RI dengan
rakyatnya bahwa Indonesia telah merdeka, juga untuk menunjukan kepada tentara sekutu
bahwa rakyat Indonesia siap menghadapi apa saja yang hendak mengganggu
kemerdekaan Indonesia. Makna diadakannya rapat akbar ini yaitu, sukses

9
mempertemukan pemerintah RI dengan rakyatnya, perwujudan pemerintah RI dihadapan
rakyat, sukses menggugah kepercayaan rakyat bakal kekuatan bangsa Indonesia sendiri.

2. Pelucutan senjata dan pengambilan aset jepana


Belanda datang kembali ke Indonesia melalui misi Sekutu yang ingin melucuti senjata dan
memulangkan para interniran. Untuk menghimpun kekuuatan maka para pemuda segera
membentuk badan-badan perjuangan. Tekad perjuangan kaum muda diasalurkan melaui Komite
Van Aksi. Van Aksi mempelopori pengambilalihan kekuasaan dan pelucutan senjata sehingga
terjadi pertempuran-pertempuran sengit antara pemuda Indonesia dan Jepang di berbagai daerah
berikut ini :

1. Jakarta
Pada tanggal 19 September 1945 di Jakrta berlangsung rapat umum di Lapangan Ikada
dalam rangka unjuk rasa semangat kemerdekaan. Rapat tersebut mendapi ancaman dari tentara
Jepang. Akibatnya sikap antipati yang ditunjukan Jepang beberapa hari kemudian para pejuang
BKR dan pemuda menyerbu gudang senjata Jepang di Cilandak.

2. Bandung
Para pemuda dan kaum buruh mengadakan perampasan senjarta baik digudang maupun
pabrik senjata di Lapangan Terbang Andir. Disamping itu, para pelajar dan pemuda mantan Peta
mberhasil melucuti senjata pasukan panser Jepang.

3. Surabaya
Rakyat dipelopori BKR merebut komplek penyimpangan senjata Jepang dan pemancar
radio di Embong Malang.

4. Semarang (Pertempuran 5 Hari Di Semarang)


Pada tanggal 15-20 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara pejuang Indonesia dan Jepang
yang dikenal dengan peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang. Peristiwa ini diawali
dengan adanya desas-desus bahwa Jepang telah meracuni cadangan air minum penduduk di
Candi. Untuk membuktikan kebenaran desas-desus tersebut. Dr. Karyadi sebagai Kepala
Laboratorium Pusat Rumah Sakit Semarang melakukan pemeriksaan. Pada saat sedang
memeriksa sumber air tersebut, dr. Karyadi ditembak Jepang. Gugurnya dr,. Karyadi
menimbulakn kemarahan penduduk Semarang sehingga terjadi pertempuran. Pertempuran ini

10
banyak menimbulakn korban jiwa di kedua belah pihak. Dipihak semarang sekitar 2.000 orang
gugur dan dari pihak Jepang 100 orang tentaranya juga tewas. Untuk mengenang peristiwa di
Semarang didirikan Monumen Tugu Muda Semarang itu, untuk mengenang jasa dr. Karyadi,
namanya diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit umum di Semarang.

5. Aceh
Di Aceh, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia para pemuda berhasil merebut
beberapa kota, diantaranya adalah Bireun. Jepang bermaksud merebut kota itu kemudian kembali
mengerahkan pasukan dari Lhokseumawe, tetapi para pemuda berhasil mencegatnya di Krueng
Panjoe. Pertempuran itu berlangsung sengit yang mengakibatkan 28 orang Jepang tewas dan
senjata mereka dirampas (24 November 1945).

6. Surakarta
Markas Kampetai di Surakarta dikepung oleh rakyat. Pertempuran sengit pun terjadi.
Seorang pemuda bernama Arifin gugur. Untuk mengenang jasa Arifin di abadikan menjadi nama
sebuah Jembatan di Surakarta.

11
D. Sistem pemerintaha indonesia pada masa awal kemerdekaan
Sistem Pemerintahan Indonesia di awal masa Kemerdekaannya adalah Sistem
PRESIDENSIIL. Sistem Pemerintahan ini sesuai dengan rumusan Undang-undang Dasar 1945,
dimana Presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dan kedudukan mentri adalah sebagai
pembantu presiden. “Menteri merupakan pembantu presiden (pemerintah) yang diangkat dan
diberhentikan oleh presiden, sehingga menteri bertanggungjawab kepada presiden”. Oleh karena
itu, untuk melengkapi pemerintahan Indonesia dibentuklah departemen dan kementrian.
Seharusnya pembentukan kementrian diserahkan pada presiden tetapi untuk negara Indonesia
yang baru merdeka ini pembentukan Departemen dan Susunan Kementrian Negara diserahkan
pada panitia kecil (Ahmad Subardjo, Sutardjo Kartohadikusumo,Kasman Singodimejo).
Akhirnya berdasarkan sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945 pada tanggal 12 September 1946
dibentuklah Kabinet Presidensiil (Kabinet RI I) dengan 12 departemen dengan 4 menteri negara.
Sementara itu untuk melengkapi pemerintahan maka wilayah Indonesia dibagi dalam 8 propinsi
dengan 2 daerah istimewa dimana masing-masing wilayah mempunyai gubernur yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan dan pengambilan keputusan di daerah.

Adapun partai-partai yang berhasil dibentuk adalah Partai Nasional Indonesia (PNI),
Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Buruh
Indonesia (PBI), Partai Rakyat Jelata (PRJ), Partai Sosialis Indonesia (Parsi/PSI), Persatuan
Rakyat Marhaen (Permai), Partai Rakyat Sosialis (Paras), Partai Kristen Indonesia (Parkindo),
Partai Katolik Republik Indonesia (PKRI).

Terbentuknya kabinet Syahrir (parlementer I) merupakan suatu bentuk penyimpangan


pertama pemerintah RI terhadap ketentuan UUD 1945. Sebab dalam UUD 1945 dinyatakan
bahwa “pemerintahan harus dijalankan menurut sistem kabinet Prsesidensiil, dimana menteri
sebagai pembantu presiden” sementara itu pelaksanaannya” mentri (kabinet) bertanggungjawab
langsung pada parlemen (KNIP)”. Karena menggunakan sistem parlementer maka kabinet dan
parlemen (KNIP) selalu bersaing untuk memperebutkan pengaruh dan kedudukan. Akibatnya
sering terjadi pergantian kabinet karena dijatuhkan oleh parlemen (KNIP).

12
BAB 6

KEDATNGAN SEKUTU DAN PERJUANGAN


MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

A. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan kekuatan


senjata
1. Medan Area (10 Desember 1945)
Berita Proklamasi Kemerdekaan baru sampai di Medan pada tanggal 27 Agustus 1945. Hal
ini disebabkan sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari tentara Jepang. Berita tersebut
dibawa oleh Mr. Teuku M. Hassan yang diangkat menjadi Gubernur Sumatra. Ia ditugaskan oleh
pemerintah untuk menegakkan kedaulatan Republik Indonesia di Sumatera dengan membentuk
Komite Nasional Indonesia di wilayah itu. Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan Sekutu
mendarat di Sumatera Utara di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly. Serdadu
Belanda dan NICA ikut membonceng pasukan ini yang dipersiapkan mengambil alih
pemerintahan. Pasukan Sekutu membebaskan para tawanan atas persetujuan Gubernur Teuku M.
Hassan. Para bekas tawanan ini bersikap congkak sehingga menyebabkan terjadinya insiden di
beberapa tempat.

Achmad Tahir, seorang bekas perwira tentara Sukarela memelopori terbentuknya TKR
Sumatra Tirnur. Pada tanggal l0 Oktober 1945. Di samping TKR, di Sumatera Timur terbentuk
Badan-badan perjuangan dan laskar-laskar partai. Pada tanggal 18 Oktober 1945 Brigadir
Jenderal T.E.D. Kelly memberikan ultimatum kepada pemuda Medan agar menyerahkan
senjatanya. Aksi-aksi teror mulai dilakukan oleh Sekutu dan NICA. Pada tanggal 1 Desember
1945 Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di
berbagai sudut pinggiran kota Medan. Bagaimana sikap para pemuda kita? Mereka dengan gigih
membalas setiap aksi yang dilakukan pihak Inggris dan NICA. Pada tanggal 10 Desember 1945
pasukan Sekutu melancarkan serangan militer secara besar-besaran dengan menggunakan
pesawat-pesawat tempur. Pada bulan April 1946 pasukan Inggris berhasil mendesak pemerintah

13
RI ke luar Medan. Gubernur, Markas Divisi TKR, Walikota RI pindah ke Pematang Siantar.
Walaupun belum berhasil menghalau pasukan Sekutu, rakyat Medan terus berjuang dengan
membentuk Laskar Rakyat Medan Area.

2. Peristiwa ambarawa
Pertempuran di Ambarawa terjadi pada tanggal 21 November 1945 dan berakhir tanggal 15
Desember 1945, antara pasukan TKR dan laskar pemuda melawan pasukan Inggris. Peristiwa
tersebut dilatar-belakangi sebuah insiden di Magelang sesudah mendaratnya Brigade Artileri dari
Divisi India ke-23 di Semarang. Pihak RI memperkenankan mereka untuk mengurus tawanan
perang yang berada di penjara Ambarawa dan Magelang. Tetapi kedatangan pasukan Inggris
ternyata diikuti oleh pasukan NICA yang kemudian mempersenjati para bekas tawanan perang
Jepang tersebut. Maka pecahlah pertempuran di Ambarawa-Magelang

Pada waktu itu, TKR dibawah pimpinan Panglima Divisi V Banyumas, Kolonel Soedirman
dan berhasil memukul mundur Sekutu sampai ke Semarang pada tanggal 15 Desember 1945.
Kemenangan di Ambarawa itu mempunyai arti yang sangat penting karena letaknya yang
strategis. Apabila musuh menguasai Ambarawa, mereka bisa mengancam tiga kota utama di
Jawa Tengah, yaitu Surakarta (Solo), Magelang, dan terutama Yogyakarta yang merupakan
tempat kedudukan markas tertinggi TKR. Pertempuran di Ambarawa tersebut terkenal dengan
sebutan “Palagan Ambarawa”, dan sampai sekarang selalu diperingati sebagai “Hari Infanteri”
oleh TNI-AD. Pertempuran Ambarawa berlangsung empat hari, dari 13-15 Desember 1945.
Semangat juang pasukan TKR menjadi penentu kemenangan dalam melawan musuh.

Awal Pertempuran Perjuangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin Jenderal
Soedirman pada pertengahan Desember 1945, membuat tentara sekutu terjepit dan akhirnya
mundur dari Ambarawa menuju Semarang. Walaupun dihadang dengan seluruh kekuatan
persenjataan modern serta kemampuan taktik dan strategi sekutu, para pejuang RI tak pernah
gentar sedikitpun. Mereka melancarkan serangan dengan gigih seraya melakukan pengepungan
ketat di semua penjuru kota Ambarawa. Dengan gerakan pengepungan rangkap ini sekutu benar-
benar terkurung dan kewalahan. Jenderal Soedirman sebagai pemimpin pasukan menegaskan
perlunya mengusir tentara sekutu dan Ambarawa secepat mungkin. Sebab sekutu akan
menjadikan Ambarawa sebagai basis kekuatan untuk merebut Jawa Tengah. Dengan semboyan
“Rawe-rawe rantas malang-malang putung, patah tumbuh hilang berganti”, pasukan TKR
memiliki tekad bulat membebaskan Ambarawa atau dengan pilihan lain gugur di pangkuan ibu
pertiwi.

14
Peristiwa Pertempuran Ambarawa Serangan pembebasan Ambarawa yang berlangsung
selama empat hari empat malam dilancarkan dengan penuh semangat pantang mundur. Dari
tanggal 12 hingga 15 Desember 1945, para pejuang tidak menghiraukan desingan-desingan
peluru maut dan lawan. Letusan tembakan sebagai isyarat dimulainya serangan umum
pembebasan Ambarawa, terdengar tepat pukul 04.30 WIB pada 12 Desember 1945. Pejuang
yang telah bersiap-siap di seluruh penjuru Ambarawa mulai merayap mendekati sasaran yang
telah ditentukan, dengan siasat penyerangan mendadak secara serentak di segala sektor. Seketika,
dan segala penjuru Ambarawa penuh suara riuh desingan peluru, dentuman meriam, dan ledakan
granat. Serangan dadakan tersebut diikuti serangan balasan musuh yang kalang kabut.

Akhir pertempuran Sekitar pukul 16.00 WIB, TKR berhasil menguasai Jalan Raya
Ambarawa Semarang, dan pengepungan musuh dalam kota Ambarawa berjalan dengan
sempurna. Terjadilah pertempuran jarak dekat. Musuh mulai mundur pada 14 Desember 1945.
Persediaan logistik maupun amunisi musuh sudah jauh berkurang.

Akhirnya, pasukan sekutu mundur dan Ambarawa sambil melancarkan aksi bumi hangus
pada 15 Desember 1945, pukul 17.30 WIB. Pertempuran berakhir dengan kemenangan gemilang
pada pihak TKR. Pasukan TKR berhasil merebut benteng pertahanan sekutu yang tangguh.
Kemenangan pertempuran Ambarawa pada 15 Desember 1945. Keberhasilan Panglima Besar
Jenderal Soedirman ini kemudian diabadikan dalam bentuk monumen Palagan Ambarawa. TNI
AD memperingati tanggal tersebut setiap tahun sebagai Hari Infanteri.

3. Pertempuran Surabaya 10 November 1945


Surabaya merupakan kota pahlawan. Surabaya menjadi ajang pertempuran yang paling
hebat selama revolusi mempertahankan kemerdekaan, sehingga menjadi lambang perlawanan
nasional. Peristiwa di Surabaya merupakan rangkaian kejadian yang diawali sejak kedatangan
pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen A.W.S. Mallaby. Pada
tanggal 30 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internatio di Jembatan
Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen Mallaby. Akibat meninggalnya Brigjen Mallaby,
Inggris member ultimatum, isinya agar rakyat Surabaya menyerah kepada Sekutu. Secara resmi
rakyat Surabaya, yang diwakili Gubernur Suryo menolak ultimatum Inggris. Akibatnya pada
tanggal 10 November 1945 pagi hari, pasukan Inggris mengerahkan pasukan infantri dengan
senjatasenjata berat dan menyerbu Surabaya dari darat, laut, maupun udara. Rakyat Surabaya
tidak takut dengan gempuran Sekutu. Bung Tomo memimpin rakyat dengan berpidato
membangkitkan semangat lewat radio. Pertempuran berlangsung selama tiga minggu. Akibat
pertempuran tersebut 6.000 rakyat Surabaya gugur. Pengaruh pertempuran Surabaya berdampak
luas di kalangan internasional, bahkan masuk dalam agenda sidang Dewan Keamanan PBB
tanggal 7-13 Februari 1946.

15
4. Peristiwa Merah Putih di Manado
Seperti di tempat-tempat lain, pasukan Sekutu yang mendarat di Sulawesi Utara juga
memboncengi orang-orang NICA. Orang-orang NICA kemudian mempersenjatai bekas tentara
KNIL yang ditawan Jepang. Sejak akhir tahun 1945, pasukan Sekutu menyerahkan Sulawesi
Utara kepada pasukan NICA. Pasukan NICA bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat.

Rakyat Sulawesi Utara bereaksi dengan membentuk Pasukan Pemuda Indonesia (PPI). PPI
berencana menyerang pasukan NICA. Akan tetapi, rencana tersebut bocor sehingga para
pemimpin PPI ditangkap dan dipenjarakan. Pada tanggal 14 Februari 1946, para pejuang PPI
menyerbu markas NICA di Teling. Mereka berhasil membebaskan pimpinan PPI dan menawan
komandan NICA beserta pasukannya. Selanjutnya, para pejuang merobek bendera merah putih
biru Belanda dan menjadikannya bendera merah putih. Bendera itu kemudian dikibarkan di
markas Belanda di Teling. Oleh karena itu peristiwa itu dikenal dengan nama peristiwa merah
putih di Manado.

Para pejuang dapat mengusir NICA dari Sulawesi Utara. Pada tanggal 16 Februari 1946,
pemerintah sipil terbentuk. Pemerintahan sipil itu dipimpin oleh B. W. Lapian sebagai residen.

5. Bandung Lautan Api


Terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api diawali dari datangnya Sekutu pada bulan
Oktober 1945. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh ultimatum Sekutu untuk mengosongkan kota
Bandung. Pada tanggal 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama isinya kota
Bandung bagian Utara selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945 dikosongkan oleh para
pejuang. Ultimatum tersebut tidak ditanggapi oleh para pejuang. Selanjutnya tanggal 23 Maret
1946 Sekutu mengeluarkan ultimatum kembali. Isinya hampir sama dengan ultimatum yang
pertama. Menghadapi ultimatum tersebut para pejuang kebingungan karena mendapat dua
perintah yang berbeda. Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan agar TRI mengosongkan kota
Bandung.

Sementara markas TRI di Yogyakarta menginstruksikan agar Bandung tidak dikosongkan.


Akhirnya para pejuang mematuhi perintah dari Jakarta. Pada tanggal 23-24 Maret 1946 para
pejuang meninggalkan Bandung. Namun, sebelumnya mereka menyerang Sekutu dan
membumihanguskan kota Bandung. Tujuannya agar Sekutu tidak dapat menduduki dan
memanfaatkan sarana-sarana yang vital. Peristiwa ini dikenal dengan Bandung Lautan Api.
Sementara itu para pejuang dan rakyat Bandung mengungsi ke luar kota.

16
6. Puputan Margarana 20 November 1946
Perang Puputan Margarana di Bali diawali dari keinginan Belanda mendirikan Negara
Indonesia Timur (NIT). Letkol I Gusti Ngurah Rai, Komandan Resimen Nusa Tenggara,
berusaha menggagalkan pembentukan NIT dengan mengadakan serangan ke tangsi NICA di
Tabanan tanggal 18 Desember 1946. Konsolidasi dan pemusatan pasukan Ngurah Rai (yang
dikenal dengan nama pasukan Ciung Wanara) ditempatkan di Desa Adeng Kecamatan Marga.
Belanda menjadi gempar dan berusaha mencari pusat kedudukan pasukan Ciung Wanara. Pada
tanggal 20 November 1946 dengan kekuatan besar Belanda melancarkan serangan dari udara
terhadap kedudukan Ngurah Rai di desa Marga. Dalam keadaan kritis, Letkol I Gusti Ngurah Rai
mengeluarkan perintah “Puputan” yang berarti bertempur sampai habis-habisan (fight to the
end). Letkol I Gusti Ngurah Rai gugur beserta seluruh anggota pasukan dalam pertempuran
tersebut. Jenazahnya dimakamkan di desa Marga. Pertempuran tersebut terkenal dengan nama
Puputan Margarana. Gugurnya Letkol I Gusti Ngurah Rai telah melicinkan jalan bagi usaha
Belanda untuk membentuk Negara Indonesia Timur.

7.Peristiwa Westerling di Makassar


Sebagai Gubernur Sulawesi Selatan yang diangkat tahun 1945, Dr. G.S.S.J. Ratulangie
melakukan aktivitasnya dengan membentuk Pusat Pemuda Nasional Indonesia (PPNI).
Organisasi yang bertujuan untuk menampung aspirasi pemuda ini pernah dipimpin oleh Manai
Sophian.

Sementara itu pada bulan Desember 1946 Belanda mengirimkan pasukan ke Sulawesi
Selatan di bawah pimpinan Raymond Westerling. Kedatangan pasukan ini untuk
“membersihkan” daerah Sulawesi Selatan dari pejuang-pejuang Republik dan menumpas
perlawanan rakyat yang menentang terhadap pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT).

Di daerah ini pula, pasukan Australia yang diboncengi NICA mendarat kemudian
membentuk pemerintahan sipil di Makassar, karena Belanda melakukan usaha memecah belah
rakyat maka tampillah pemuda-pemuda pelajar seperti A. Rivai, Paersi, dan Robert Wolter
Monginsidi melakukan perlawanan dengan merebut tempat-tempat strategis yang dikuasai
NICA. Selanjutnya untuk menggerakkan perjuangan dibentuklah Laskar Pemberontak Indonesia
Sulawesi (LAPRIS) dengan tokoh - tokohnya Ranggong Daeng Romo, Makkaraeng Daeng
Djarung, dan Robert Wolter Monginsidi sebagai Sekretaris Jenderalnya.

17
Sejak tanggal 7 – 25 Desember 1946 pasukan Westerling secara keji membunuh beribu-ribu
rakyat yang tidak berdosa. Pada tanggal 11 Desember 1946 Belanda menyatakan Sulawesi dalam
keadaan perang dan hukum militer. Pada waktu itu Raymond Westerling mengadakan aksi
pembunuhan massal di desa-desa yang mengakibatkan sekitar 40.000 orang tidak berdosa
menjadi korban kebiadaban.

8.Serangan Umum 1 Maret 1949


Dalam agresi militer II, Belanda berhasil menangkap para pemimpin politik dan menduduki
ibukota RI di Yogyakarta. Belanda ingin menunjukkan kepada dunia bahwa pemerintahan RI
telah dihancurkan dan TNI tidak memiliki kekuatan lagi. Menghadapi tindakan Belanda tersebut,
TNI menyusun kekuatan untuk melawan Belanda. Puncak serangan TNI adalah serangan umum
terhadap kota Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949, yang dipimpin oleh Letkol Soeharto.
Sebelumnya, Letkol Soeharto mengadakan koordinasi terlebih dahulu dengan Sri Sultan
Hamengku Buwono IX selaku Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam serangan ini, TNI
memakai sistem

wehrkreise. Untuk memudahkan penyerangan, maka dibentuk beberapa sektor yaitu:

a. Sektor Barat dipimpin oleh Mayor Ventje Sumual,

b. Sektor Selatan dan Timur dipimpin oleh Mayor Sardjono,

c. Sektor Utara dipimpin oleh Mayor Kusno,

d. Sektor Kota dipimpin oleh Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki.

Pada malam hari menjelang serangan umum, pasukan-pasukan telah merayap mendekati
kota dan melakukan penyusupan-penyusupan. Pagi hari tanggal 1 Maret 1949 sekitar pukul
06.00 WIB tepat sirene berbunyi, serangan dilancarkan dari segala penjuru kota. Letkol Soeharto
langsung memimpin penyerangan dari sektor Barat sampai batas Jalan Malioboro. Rakyat
membantu memperlancar jalannya penyerangan dengan memberikan bantuan logistik. Dalam
waktu enam jam kota Yogyakarta berhasil dikuasai TNI. Pada pukul 12.00 WIB tepat, pasukan
TNI mengundurkan diri. Hal ini sesuai dengan rencana yang ditentukan sejak awal. Bersamaan
dengan itu bantuan Belanda tiba dengan kendaraan lapis baja serta pesawat terbang. Belanda
melakukan serangan balasan. Meskipun demikian, serangan umum telah mencapai tujuannya.
Berikut ini tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949.

a. Ke dalam

1) Mendukung perjuangan yang dilakukan secara diplomasi.

2) Meninggikan moral rakyat dan TNI yang sedang bergerilya.

b. Ke luar

18
1) Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan untuk
mengadakan ofensif.

2) Mematahkan moral pasukan Belanda.

Untuk mengenang para pejuang dan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 maka pemerintah
Yogyakarta membangun “Monumen Yogya Kembali.

19
B. Perjiangan mempertahankan kemerdekaan dengan cara
diplomasi
1. Perundingan lingarjati
Pada tanggal 10 November 1946, pihak Indonesia dan Belanda kembali mengadakan
perundingan di Linggajati. Perundingan itu dipimpin oleh Lord Killern. Dalam perundingan
Linggajati itu, delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Soetan Sjahrir dan anggotanya
antara lain Presiden Soekarno, Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta, Dr. Leimena, Dr. A. K. Gani,
Mr. Moh. Roem, Mr. Amir Syarifuddin, dan Mr. Ali Boediardjo.

Dari pihak Belanda dipimpin oleh van Mook dengan anggotanya antara lain Mr. van Pool
dan E. de Boer. Seperti sebelumnya, perundingan ini pun berjalan sangat alot karena baik pihak
Republik Indonesia maupun Belanda berpegang teguh pada prinsipnya masing-masing. Pada
tanggal 15 November 1946, perundingan mencapai persetujuan yang terdiri dari 17 pasal, di
antaranya yang terpenting adalah sebagai berikut: Indonesia atas wilayah Sumatra, Jawa dan
Madura. Belanda segera menarik mundur tentaranya dari daerah-daerah itu paling lambat 1
Januari 1949. sama untuk membentuk negara federasi dengan nama Republik. Indonesia Serikat
yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia. membentuk Uni Indonesia-
Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

2. Konferensi tiga negara


Berbagai reaksi bermunculan akibat agresi militer I. Belanda tidak menyangka apabila
Amerika Serikat dan Inggris memberikan reaksi yang negatif. Australia dan India mengajukan
masalah Indonesia ini ke Dewan Keamanan PBB. Pada tanggal 4 Agustus 1947, PBB
mengeluarkan perintah penghentian tembak menembak. Untuk mengawasi gencatan senjata,
PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN). Anggota KTN ada tiga negara yaitu:

a. Belgia (dipilih oleh Belanda) dipimpin oleh Paul van Zeeland;

b. Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh Richard Kirby; dan

c. Amerika Serikat (dipilih oleh Indonesia dan Belanda) dipimpin Dr. Frank Graham.

Tugas utama KTN adalah mengawasi secara langsung penghentian tembak-menembak


sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB. Dengan demikian masalah Indonesia menjadi
masalah internasional. Secara diplomatis jelas sangat menguntungkan Indonesia. KTN berhasil
mempertemukan Indonesia dengan Belanda dalam Perjanjian Renville. Selain itu juga
mengembalikan para pemimpin Republik Indonesia yang ditawan Belanda di Bangka.

20
3. Perundingan Renville

Pada tanggal 8 Desember 1947, per-undingan dimulai di atas Kapal USS Renville. Oleh
karena itu, perundingan ini kemudian disebut dengan Perundingan Renville. Dalam perundingan
itu, delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin dan Ali Sastroamidjojo
sebagai wakilnya, sedangkan anggotanya adalah dr. Tjoa Siek Ien, Sutan Syahrir, H. Agus Salim,
Mr. Nasrun, dan dua orang anggota cadangan, yaitu Ir. H. Djuanda dan Setiadji, serta 32 orang
penasihat.

Delegasi Belanda dipimpin oleh Raden Abdul Kadir Widjojoatmodjo dan Mr. van P. J
Koets, Mr. Ch.R. Soumokil, Tengku Zulkarnaen, Mr. Adjie Kartanegara, Mr. Masjarie, Thi
Thian Tjiong, Mr. A.H. Ophuysen, dan A.Th. Band sebagai sekretarisnya.

Perundingan Renville ini ternyata berlangsung sangat alot dan tersendat karena seperti
dalam perundingan-perundingan sebelumnya, pihak Belanda ingin memaksakan kehendaknya
dan tidak mempunyai niat untuk mengakhiri pertikaian. Komisi Tiga Negara akhirnya
menyampaikan usul-usul sebagai berikut:

a) Segera dikeluarkan perintah penghentian tembak-menembak sepanjang garis van Mook.

b) Penghentian tembak-menembak agar diikuti dengan peletalcican senjata dan pembentukan


daerah-daerah kosong militer.

isi Perjanjian Renville sebagai berikut:

a. 10 pasal persetujuan gencatan senjata.

b. 6 pokok prinsip tambahan untuk perundingan guna mencapai penyelesaian politik, antara lain
sebagai berikut: pengakuan kedaulatannya kepada Negara Indonesia Serikatyang merdeka;

Republik Indonesia m Indonesia Serikat; maka Republik

Indonesia harus mempunyai wakil-walcil yang layak dalam tiap-tiap Pemerintahan Federal
Sementara; (d) Akan mengadakan plebisit (Pepera) di Pulau Jawa, Madura, dan Sumatra untuk
menentukan apakah rakyat daerah-daerah tersebut bergabung dengan RI atau RIS.

4. Perundingan Roem-Royen
UNCI yang mengemban tugas menyelesaikan konflik Indonesia—Belanda memainkan
perannya, dengan mengundang kedua belah pihak yang bertikai untuk kembali mengadakan
perundingan. Delegasi Indonesia dalam perundingan itu dipimpin oleh Mr. Moh. Roem,
sedangkan dari pihak Belanda dipimpin oleh Dr. Van Royen.

21
Perundingan dimulai pada tanggal 17 Apri11949 di Hotel Des Indes (Hotel Duta Merlin
sekarang) yang dipimpin oleh Merle Cochran, wakil Amerika Serikat dalam UNCI. Setelah
melalui perundingan yang berlarut-larut, maka pada tanggal 7 Mei 1949 tercapai persetujuan
yang kemudian dikenal sebagai Persetujuan Roem-Royen atau Roem Royen Statements. Isinya
berupa pernyataan-pernyataan dari kedua pihak sebagai berikut.

Hasil-hasil Persetujuan Roem-Royen mendapat dukungan dari partai-partai politik,


sedangkan pihak PDRI dan TNI tetap mencurigai iktikad Belanda. Pada tanggal 1 Mei 1949,
Jenderal Soedirman memperingatkan agar TNI tidak turut memikirkan politik dan perundingan
karena akan merugikan pertahanan dan keamanan. Sebagai realisasi dari Persetujuan Roem-
Royen adalah sebagai berikut.

a) Belanda meninggalkan Ibu kota Republik Indonesia Yogyakarta.

b) TNI menduduki Ibu kota Yogyakarta.

c) Presiden dan wakil presiden serta para pemimpin lainnya kembali dari tempat pengasingan ke
ibu kota negara.

d) Panglima Besar Jenderal Soedirman kembali ke Yogyakarta dari medan gerilya.

e) PDRI mengembalikan mandatnya kepada pemerintah Republik Indonesia di Yogyakarta.

5. Konferensi Inter-Indonesia
Dalam konferensi itu dibicarakan pula bentuk kerja sama RIS dengan pemerintah Belanda
dalam perserikatan uni, serta masalah kewajiban RIS dan Belanda sehubungan dengan
penyerahan kekuasaan. Keputusan penting lainnya adalah bahwa BFO menyokong tuntutan
Republik Indonesia atas penyerahan kedaulatan, tanpa ikatan-ikatan politik atau ekonomi. Di
bidang militer, konferensi memutuskan antara lain sebagai berikut: (APRIS) adalah Angkatan
Perang Nasional.

TNI menjadi inti APRIS dan akan menerima orang-orang Indonesia yang ada di dalam
KNIL, VB (Veiligherd Bataljons), dan kesatuan-kesatuan tentara Belanda lainnya dengan syarat-
syarat yang akan ditentukan lebih lanjut. pemerintah RIS.

Negara-negara bagian tidak berhak untuk memiliki angkatan perang sendiri. Hal-hal lain
yang jtiga diputuskan adalah sebagai berikut: Nasional Negara RIS.

Bendera Merah Putih ditetapkan seba RIS.

Lagu Kebangsa Kebangsaan RIS. Nasional RIS. e) Ir. Soekarno ditetapkan sebagai Presiden RIS.

22
6. Konferensi Meja Bundar (KMB)
Pada tanggal 23 Agustus 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag,
Belanda. Bagi pemerintah Belanda, kesediaannya untuk menyelenggarakan Konferensi Meja
Bundar tidak lain ingin segera membentuk Negara Indonesia Serikat yang sudah lama dicita-
citakannya.

Pada tanggal 14 Agustus 1949, pemerintah Republik Indonesia menetapkan delegasi yang
akan menghadiri KMB, yaitu Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof. Soepomo, Dr. J. Leimena,
Mr. Ali Sastroamidjojo, Ir. H. Djuanda, Drs. Soekiman, Mr. Soeyono Hadinoto, Dr. Soemitro
Djoyohadikoesoemo, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo, Kolonel T. B. Simatupang, dan Mr.
Soemardi. Delegasi-delegasi yang menghadiri KIVIB adalah sebagai berikut:

a) Delegasi Indonesia dipimpin Perdana Menteri Moh. Hatta.

b) Delegasi BFO dipimpin Sultan Hamid II.

c) Delegasi Belanda dipimpin oleh J.H. Maarseveen.

d) Delegasi UNCI diwakili oleh H. M. Cochran, Herremans, Th. K. Critchley, dan Romanos.

Dalam konferensi itu terjadi perdebatan seru antara delegasi dua negara yang bertikai
mengenai berbagai hal. Masalah paling pelik yang dibahas dan menjadi sorotan utama adalah
masalah utang-utang Belanda dan masalah Irian Barat.

Belanda berpendapat bahwa semua utang-utangnya adalah tanggung jawab pihak RIS dan
mengenai Irian Barat, Belanda baru akan menyerahkannya satu tahun setelah KMB. Keinginan
delegasi Belanda itu dengan tegas ditentang oleh delegasi Indonesia yang didukung oleh BFO
yang makin yakin akan kelicikan Belanda.

Untuk mengakhiri perdebatan, pihak UNCI menengahi dan memasukkan usulan-usulan sehingga
akhirnya KMB berhasil mengambil keputusan sebagai berikut.

a) Kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia secara penuh dan tanpa syarat kepada
RIS.

b) Pelaksanaan penyerahan kedaulatan akan dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 1949.

b) Masalah Irian Barat ditunda dan akan diadakan perundingan kembali dalam waktu satu tahun
setelah penyerahan kedaulatan kepada RIS.

c) Akan dibentuk satu Uni Indonesia- Belanda berdasarkan kerja sama sukarela dan sederajat.

23
d) Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dan beberapa korvet akan diserahkan
kepada RIS.

e) Tentara Belanda akan ditarik dari Indonesia dan KNIL dibubarkan kemudian akan
digabungkan dengan APRIS.

24

Anda mungkin juga menyukai