Member of:

MEMBANGUN KAPASITAS
DAN KAPABILITAS
MANAJEMEN RISIKO
ORGANISASI

Oleh:
Prof. D. S. Priyarsono
 Member of:

PROFIL SINGKAT PROF. SONNY PRIYARSONO

• Guru Besar, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor
• Chairman, Academic Advisory Board,
Center for Risk Management and
Sustainability
• Anggota, Komtek Perumus Standar Tata
Kelola, Manajemen Risiko, dan
Kepatuhan, Badan Standardisasi
Nasional
 Member of:

URGENSI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

 Member of:
URGENSI IMPLEMENTASI MR:
ALASAN-ALASAN TEORETIS

• PERKEMBANGAN RISIKO-RISIKO MASA DEPAN MAKIN RUMIT

• Future Risk Root Causes: Technology, Globalizations,
Demographics, Environment. (EY Megatrends)
• Impacts: Behavioral Economy, Synthetic Media, Future of
Thinking, Work & Life Unbounded, Global Order, Societies &
Economies, Firms & Markets, Households & Individuals. (EY
Megatrends) → Gambar

4
Member of:

5
Member of:

6
 Member of:
GLOBAL RISK REPORT

Most potentially damaging risks (right

side) and risks they will aggravate (left
side)

Sumber:
World Economic Forum, Global Risk Report 2022
 Member of:
GLOBAL RISK REPORT

Sumber:
World Economic Forum, Global Risk Report 2022
 Member of:
URGENSI IMPLEMENTASI MR:
ALASAN-ALASAN TEORETIS

• MR dapat menjadi bekal yang memadai untuk menghadapi megatrends

tersebut:
• meningkatkan kesadaran akan risiko pada segenap unsur organisasi
• meningkatkan keyakinan dalam perumusan tujuan-tujuan organisasi, karena MR
dilekatkan pada strategi
• meningkatkan kualitas kepatuhan pada regulasi, karena kepatuhan terintegrasi
dengan MR
• meningkatkan efisiensi operasional melalui penerapan proses dan kendali risiko
secara konsisten
• meningkatkan keselamatan dan keamanan kerja bagi pegawai dan pelanggan
• menjadi penentu diferensiasi dalam persaingan pasar

9
 Member of:
URGENSI IMPLEMENTASI MR:
BUKTI-BUKTI EMPIRIS
• Thailand: Financial institutions, Indepth interviews with 34 prominent executives.
Ranong dan Phuenngam (2009).
• China: Construction companies, Survey, 89 respondents. Zhao et al (2014).
• International e-Survey: Monkey Audience Service database, 134 respondents (self-
identified risk-management professionals). Gottwald & Mensah (2015).
• Tanzania: Construction industry. Case study. Kikwasi (2018).
• Indonesia: Several industries (more than 8 industries, primary-secondary-tertiary
sectors), Survey, 309 respondents. Priyarsono & Munawar (2020).

10
 Member of:
URGENSI IMPLEMENTASI MR:
REGULASI-REGULASI DI INDONESIA
• Badan Pemeriksa Keuangan: Bahan Pendapat (Strategic Foresight) 2021
• Peraturan Pemerintah No. 60/2008: Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
• Peraturan Presiden No. 18/2020: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2020-2024
• Badan Standardisasi Nasional: Standar Nasional Indonesia Panduan Implementasi SNI
ISO 31000:2018 di Sektor Publik
• Keputusan berbagai K/L tentang Manajemen Risiko

11
 RENCANA
PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH
NASIONAL 2020 -
2024

• Manajemen risiko sektor publik sebagai Program Prioritas Nasional dalam

rangka penguatan pengelolaan reformasi birokrasi dan sistem akuntabilitas
kinerja organisasi.
 Member of:

BLUEPRINT PENGEMBANGAN SDM

JASA KEUANGAN 2021-2025

“Untuk
memastikan
penerapan GRC
berjalan dengan
baik, maka
diperlukan SDM
berkualitas,
berkompeten, dan
berintegritas”

Sumber: Cetak biru pengembangan SDM Jasa keuangan 2021-2025

 Member of:

PERBANDINGAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO

SEKTOR KORPORASI VS SEKTOR PUBLIK
 Member of:
PERBANDINGAN IMPLEMENTASI MR
SEKTOR KORPORASI VS SEKTOR PUBLIK

• Hipotesis tentang landasan etika: Deontologi vs Konsekuensialisme

• The main difference between deontology and consequentialism is that deontology focuses on the
rightness or wrongness of actions themselves. Whereas, consequentialism focuses on the
consequences of the action.
• Gambar karikatural dan anekdotal: prosedur formal, daftar hadir, penyerapan anggaran
• Observasi empiris
• Sektor bisnis telah memulai MR lebih awal dan memacu tingkat kematangan dengan lebih cepat
daripada sektor publik.

15
 Pengawal Ambulans Ditilang Polisi: Member of:

Deontology versus Consequentialism

16
 Member of:
IMPLIKASI PADA STRATEGI PENGEMBANGAN
MR SEKTOR PUBLIK

• Top-down approach
• Kepemimpinan dan komitmen
• Regulasi
• Pengembangan SDM
• Standardisasi
• Pengembangan budaya risiko
• Pengukuran maturitas
• Perbaikan terus-menerus

17
 Member of:
TANTANGAN DALAM
PENGEMBANGAN MANAJEMEN RISIKO

• Pengeluaran (beban sumber daya) meningkat pada tahap awal, karena MR

memerlukan upaya-upaya tambahan (SDM, piranti lunak, jasa ahli, dan sebagainya).
• Penekanan yang meningkat pada tata kelola (governance) menuntut unit-unit kerja
untuk menginvestasikan waktu dan dana agar sesuai dengan kaidah kepatuhan.
• Untuk mencapai kesepakatan dalam penilaian atas keparahan risiko dan menentukan
perlakuan yang tepat terkadang sulit dan dapat menyebabkan kebuntuan dalam
implementasi MR.
• Menunjukkan nilai tambah (manfaat) MR kepada pucuk pimpinan tanpa menyediakan
bukti-bukti yang kuat merupakan tugas yang sulit.

18
 Member of:

MEMBANGUN KAPASITAS DAN KAPABILITAS

MANAJEMEN RISIKO
PEMBANGUNAN KAPASITAS DAN KAPABILITAS: Member of:

STRUKTUR, PROSEDUR, KULTUR

Pembangunan struktur, prosedur, dan kultur/budaya membantu pelembagaan dan
peningkatan kematangan manajemen risiko secara efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan organisasi.

Struktur Prosedur Kultur Who starts first?

Struktur MR memberikan
landasan dan kejelasan
mengenai tugas dan
tanggung jawab, alur kerja,
hubungan pelaporan, serta
jalur komunikasi para
pengelola risiko.
1. Three Line Model?
2. Regulatory Framework?
3. Maturitas SPIP dan APIP?
Standar, Pedoman dan Budaya risiko
4. Model?
Prosedur memberikan menumbuhkan komitmen,
a. Perka BPKP
panduan mengenai nilai nilai, pengetahuan &
b. SNI ISO MR
langkah-langkah yang pemahaman, serta sikap &
1) SNI ISO 31000:2018
harus dilakukan pemilik perilaku terhadap risiko
2) SNI ISO 31004
dan pengelola risiko oleh pegawai & pimpinan
3) SNI 8848:2019 –
dalam penerapan MR. dengan tujuan yang sama.
Sektor Publik
. 4) SNI 8849:2019 –
Kompetensi SDM
c. COSO ERM
d. AS/NZS 4360

Sumber: Paparan BPK dalam konteks manajemen risiko sektor publik

20
 Member of:
STANDAR MANAJEMEN RISIKO (PEDOMAN & PANDUAN)

SNI ISO 31000:2018 SNI ISO 31004 SNI 8848: SNI 8849:
Manajemen risiko — Panduan untuk implementasi Panduan implementasi SNI Kompetensi SDM dalam
Pedoman SNI ISO 31000 ISO 31000 di sektor publik implementasi SNI ISO 31000

Dikeluarkan oleh: Diadopsi oleh: Dikeluarkan oleh: Diadopsi oleh: Dikeluarkan oleh: Dikeluarkan oleh:
 Member of:

STANDAR SNI ISO 31000 - MANAJEMEN RISIKO

Kerangka Kerja Manajemen Risiko Proses Manajemen Risiko

Prinsip Manajemen Risiko


STANDAR SNI ISO 31000 - MANAJEMEN RISIKO
ASPEK PERENCANAAN
“Penegasan komitmen manajemen risiko (dari
manajemen puncak & badan pengawas) dalam
desain kerangka kerja manajemen risiko:
• penguatan kebutuhan untuk
Komitmen pimpinan penting untuk mengintegrasikan manajemen risiko ke
membangun budaya sadar risiko dalam keseluruhan budaya organisasi”
Member of:
Output desain kerangka kerja:
• Struktur tata kelola risiko
• Kebijakan Manajemen Risiko
• Pedoman Manajemen Risiko
• Peta Rencana (Roadmap) Penerapan
Manajemen Risiko (milestones & rencana
pemenuhan sumber daya)
• Rencana Kerja Manajemen Risiko (beserta
rencana tindakan pemenuhan sumber daya)
 Member of:
MENGAPA BUDAYA MANAJEMEN RISIKO PENTING?
PENTINGNYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI Member of:

UNTUK MEMBANGUN BUDAYA MANAJEMEN RISIKO

“the chosen position adopted by an individual or group in

relation to a given situation, influenced by perception.”

“observable actions, including

decisions, processes,
communications.”

Source: Hillson, The A-B-C of risk culture: how to be risk-mature, 2013.

PENTINGNYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI Member of:

UNTUK MEMBANGUN BUDAYA MANAJEMEN RISIKO

Source: OECD, The Future of Education and Skills – Education 2030, 2018.
PENTINGNYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI Member of:

UNTUK MEMBANGUN BUDAYA MANAJEMEN RISIKO

“For a critical mass to be reached, you typically need between 5% and 25% of the population. The point
where critical mass` is achieved is often called the 'tipping point’.”1
“The magic number, the tipping point, turned out to be 25 percent.”2

Source:
1. Ball, Critical Mass: How One Thing Leads to Another;
2. Centola. 2004, How Behavior Spreads: The Science of Complex Contagions, 2018.
 Member of:
STANDAR SNI ISO 31000 - MANAJEMEN RISIKO

ASPEK PELAKSANAAN

Sumber: CRMS Research Team, diadopsi dari SNI ISO 31000

 Member of:
STANDAR SNI ISO 31000 - MANAJEMEN RISIKO

ASPEK EVALUASI DAN PERBAIKAN – PENILIAN MATURITAS MANAJEMEN RISIKO

Model Peniliaan Maturitas Manajemen Risiko Sektor Publik

Model Penilaian Maturitas berbasis SNI ISO 31000 –

ERMA Risk Management Maturity Model
SDM KOMPETEN YANG TERSTANDARDISASI DALAM Member of:

BIDANG MANAJEMEN RISIKO HARUS DIKEMBANGKAN…

GUIDELINE GUIDANCE GUIDE

Pemastian kompetensi dengan sertifikasi

oleh lembaga yang memiliki kredibilitas:

Memiliki Lisensi Memiliki Akreditasi

ISO 17024
 Member of:

Member of:

Kontak Kami:
Gedung Tifa lt. 3, Ruang 304, TERIMA KASIH
Jl. Kuningan Barat No. 26,
Jakarta 12710
085882661827 (Sdri. Witri) Disclaimer:
Segala informasi yang disampaikan pada paparan ini bersifat rahasia,
sekretariat@wayacademy.id dibuat untuk penerima, dan tidak untuk disebarluaskan kepada pihak
yang tidak berkepentingan.
fitri271273@gmail.com