Anda di halaman 1dari 96

IAMPI-2015

IAMPI
Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia
(Indonesian Society of Project Management Professionals)

14 HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT (HSE)


Additional
GROUP
KNOWLEDGE,
SKILL & ATITUTE

PELATIHAN & SERTIFIKASI


MANAJEMEN PROYEK
(Project Management Workshop & Certification ) 1
CONSTRUCTION HEALTH
& SAFETY AND
ENVIRONMENT (CHSE)

IAMPI-2015 2
TUJUAN PELAKSANAAN PROYEK
KONSTRUKSI

• Biaya
• Mutu
• Waktu
• Sehat dan selamat

IAMPI-2015 3
Untuk memenuhi
selamat dan sehat,
maka perlu
diterapkan
manajemen
lingkungan dan K-3
IAMPI-2015 4
TUJUAN K3

• Untuk membuat
lingkungan selamat
• untuk membuat
pekerjaan selamat
• untuk membuat
pekerja merasa
aman
IAMPI-2015 5
DUA ASPEK DALAM
SAFETY ENGINEERING
• Ada dua aspek penting yang perlu dicapai dalam
safety engineering program, yaitu aspek
kemanusiaan dan aspek ekonomi, kedua aspek
tersebut tidak dapat dipisahkan dan merupakan
saling terkait.
• Di Indonesia aspek ini masih terpisah tergantung
pada sudut pandang masing-masing pihak;
Kemenaker dan Organisasi pekerja hanya
memperhatikan aspek kemanusiaan saja,
sedangkan pengusaha hanya memperhatikan faktor
ekonomi semata.
• Kedua-duanya dapat dicegah dengan satu tindakan
yaitu safety engineering program

IAMPI-2015 6
ASPEK KEMANUSIAAN
• Tidak ada satu pihakpun yang terlibat dalam proyek
konstruksi menginginkan atau melihat pekerjanya celaka
(meninggal atau terluka)
• Pertanyaannya apakah keinginan untuk tidak terjadinya
kecelakaan kerja telah dijamin oleh suatu sistem keamanan
yang baik?
• Faktor ini sangat ditonjolkan oleh pemerintah dan organisasi
pekerja, sehingga kriteria accident adalah bila terjadi
kecelakaan yang mengakibatkan meninggalnya manusia
atau cacat permanen
• Penghargaan Zero Accident banyak diartikan tidak ada
korban manusia
• Faktor ini memang penting karena jiwa manusia tidak dapat
dhitung secara ekonomi, tetapi dengan menonjolkan faktor
ini dan mengabaikan faktor ekonomi adalah kurang
bijaksana
IAMPI-2015 7
ASPEK EKONOMI
• Biaya kecelakaan konstruksi (construction accident cost)
telah dihitung dengan bermacam-macam cara. Pada
tahun 1980 telah dicatat dari berbagai sumber di USA
kecelakaan dalam industri konstruksi mencapai 6,5%
dari total biaya konstruksi sebesar US$ 300 M atau  US$
20 M per tahun
• Dalam dekade sekarang tidak terlihat penurunan yang
berarti, di Indonesia dan beberapa negara berkembang
angka-angka ini tidak dapat secara pasti, sehingga
kurang mendorong dibudayakannya safety engineering,
hal ini disebabkan:
– Tidak teraturnya pencatatan terjadinya suatu accident
– Terlalu tingginya angka keamanan yang digunakan
sehingga tidak effisien.

IAMPI-2015 8
ASPEK EKONOMI (cont)

• Dari faktor ekonomi memaksa owner maupun


kontraktor untuk melakukan pendekatan yang
pragmatis terhdap keamanan konstruksi
• Keuntungan ekonomi yang dapat diperoleh
biasanya akan membuat lebih mudah untuk
menawarkan program safety engineering atau
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) kepada
pengusaha
• Kalau seseorang mempertimbangkan biaya
kecelakaan baik yang langsung maupun tidak,
maka program K-3 yang effektif akan mudah
dilaksanakan di industri konstruksi
IAMPI-2015 9
LANDASAN HUKUM K-3
• Konvensi internasional tentang perlindungan
terhadap tenaga kerja
• Peraturan perundang-undangan K-3
• Pedoman pelaksanaan K-3
• SMK3 (Permenaker 05 9/1996) & OHSAS 18001

IAMPI-2015 10
PROJECT SAFETY AND
ENVIRONMENT
• Kebijakan
• Organisasi
• Risk assessment
• Planning
• Penerapan sistem
• audit

IAMPI-2015 11
Unsur kunci dari sub sistem manajemen CSH

POLICY

ORGANIZATION
Feedback RISK
Loop for ASSESSMENT
Performance
improvement

PLANNING

SYSTEM
IMPLEMENTATION

AUDITING

IAMPI-2015 12
POLICY/KEBIJAKAN

IAMPI-2015 13
Definisi kebijakan

• Kebijakan CSH adalah:


– Pernyataan yang dipublikasikan (atau satu set pernyataan)
yang menggambarkan keseriusan organisasi sehubungan
dengan permasalahan manajemen CSH
• Kebijakan CSH harus:
– Diuraikan dalam philosofi organisasi perusahaan terhadap
permasalahan CSH dalam konteks aktivitas usaha
– Harus jelas terlihat dalam bentuk pernyataan kebijakan,
yang berasal dari pimpinan eksekutif perusahaan

IAMPI-2015 14
Untuk sukses kebijakan CSH harus:

• Sesuai dengan kegiatan inti organisasi


perusahaan
• Diarahkan dari level manajemen puncak
• Diterjemahkan dalam bentuk praktis
berupa prosedur dan instruksi kerja
• Komitmen menyeluruh dari organisasi
• Tersedia panitia pelaksana dan
keamanan publik
• Dapat ditinjau dan disempurnakan
IAMPI-2015 15
Key factor untuk pertimbangan pembuatan kebijakan CSH

KEY FACTORS TO CONSIDER


POLICY IN CSH POLICY MAKING

•The business, tanggung jawab sosial dan perusahaan


ORGANIZATION •Culture, garis besar pengembangan dan dukungan
budaya organisasi
Feedback •Commitment, pengabadian menyeluruh organisasi
Loop for Feedback yang dipimpin oleh kebijakan manajemen
Loop to
RISK eksekutif
Performance ASSESSMENT
improvement
Improve •Planning and re sourcing, setaraf untuk kebijakan
System
performance pertemuan organisasi
•Policy links, apresiasi CSH dalam kaitan dengan
aspek kunci proyek dan organisasi
PLANNING •Systematic approach, identifikasi, monitoring dan
kontrol CSH
•Review, kinerja organisasi dan umpan balik untuk
memperkuat pembuatan kebijakan
SYSTEM •Statement of policy, kedua-duanya di dalam dan
IMPLEMENTATION ke luar organisasi

AUDITING

IAMPI-2015 16
Tanggung jawab sosial dan perusahaan: Strategy bisnis:
 pilosofi dan etos  misi bisnis
 etika  komitmen pada kebijakan
 akuntabilitas  kepedulian pasar
 responsif  posisi komersial
 pengaruh organisasi Fokus pelanggan
 pernyataan kebijakan

Sumberdaya Manusia: Sistem manajemen:


 penyebaran staf  struktur organisasi
 perekrutan  implementasi sistem (set of procedures)
 penarikan kembali  indikator kinerja
 pelatihan dan pengembangan  sumber-sumber
 insentif  pengembangan sistem
 investasi pada orang (IIP)  penguatan berkelanjutan

Komunikasi dan IT: Legal dan Financial:


 identifikasi data yang diperlukan  arahan eksekutif
 penggunaan IT  standar internasional
 pengumpulan dan analisa data  peraturan nasional
 komunikasi dari informasi dalam perusahaan  investasi
 Lost control and risk assessment
 lianility
 asuransi
Pengendalian rencana dan anggaran

Operasional: Pemasaran dan image perusahaan:


 manajemen mutu  public image
 seleksi, desain, konstruksi, perawatan (manajemen fasilitas)  internal image
 prosedur keselamatan kerja  promosi perusahaan
 Promosi keselamatan lingkungan  corporate literature
 praktek-praktek darurat  media interfacing and external communication
 rencana kontinensi

Area organisasi untuk pertimbangan dalam membuat kebijakan

IAMPI-2015 17
Kegagalan untuk mempertimbangkan perencanaan yang sesuai dengan
kebutuhan sumberdaya ketika mengembangkan kebijakan CSH akan mendorong
kearah:

• Perencanaan tidak realistik, organisasi dan sebaran staf


dengan tempat kerja dalam penyesuaian posisi ketika
prosedur diimplementasikan
• Tidak cukup sumberdaya dalam penugasan operasional
• Penggunaan yang tidak sesuai dari staff yang kurang
terlatih
• Kegagalan sistem manajemen pada ketidak mampuan
pengendalian dan ketiadaan rencana kontingensi
• Sedikit penguatan dan sedikit pengembangan untuk
prosedur dan pelaksanaan

IAMPI-2015 18
Pernyataan Kebijakan
• Statemen harus:
– Jelas dan yang diperkenalkan suatu format jelas dan mudah
dipahami
– Dipublikasikan dengan identitas perusahaan
– Bersedia menerima koreksi, di ekspose di dalam dan diluar
organisasi
• Statemen kebijakan mungkin:
– Cukup fleksibel untuk perseroan di dalam bahan publikasi
perusahaan seperti laporan tahunan dan literatur pemasaran
– Terkait langsung dengan tujuan, obyektif, dan sasaran
perusahaan yang lain (Hal itu tidaklah luar biasa untuk mengacu
pada CSH bersama dengan statemen perusahaan pada mutu dan
berbagai masalah lingkungan)

IAMPI-2015 19
Pentingnya kebijakan
• Statemen kebijakan CSH harus presentasi formal, yang
dikuasakan kepada eksekutif senior perusahaan dan
menjadi format perusahaan. Statemen harus suatu
gabungan dari dokumentasi kebijakan dan corak yang
secara menyolok di dalam manual CSH perusahaan dan
manual lain yang terkait. Kebijakan CSH perusahaan dan
statemen yang di dalamnya penting dimasukkan untuk
efektivitas manajemen CSH sejak ditetapkan visi, kultur,
dan komitmen seluruh organisasi dan personil nya

IAMPI-2015 20
Key point
• Definisikan secara jelas philosofi organisasi perusahaan untuk masalah CSH
hubungannya dengan kegiatan bisnis
• Tempatkan orang pada pengembangan kebijakan CSH
• Membantu mengembangkan dan memelihara dukungan organisasi dimana
pratek CSH yang hakekatnya sudah baik dalam melakukan berbagai hal
• Membangkitkan komitmen langsung dari organisasi yang dimulai dari
pimpinan puncak perusahaan
• Dibawah rencana keselamatan dann usulan sumberdaya yang cukup untuk
pelaksanaan prosedur yang efektif
• Pertimbangan kaitan policy CSH dengan aspek lain dalam pembuatan
kebijakan organisasi contoh: prosedur dan kebijakn TQM
• Terima pendekatan yang sistematis untuk melakukan identifikasi,
monitoring dan pengendalian bahaya dan resiko CSH
• Dukung sistem yang dinamis dari manajemen CSH dimana pengukuran
kinerja, audit dan peninjauan penguatan standar praktek dan umpan balik
untuk mengembangkan kebijakan
• Menyediakan suatu statemen kebijakan yang terang dan jelas bersih untuk
digunakan di dalam dan di luar organisasi
IAMPI-2015 21
ORGANISASI

IAMPI-2015 22
Key factor untuk pertimbangan dalam organiasi CSH

KEY FACTORS TO CONSIDER


POLICY IN ORGANIZING FOR CSH

•Prinsip-prinsip kontraktor:
ORGANIZATION •Organisasi
•Managemen CSH
•Supervisi CSH
Feedback of •Unsur-unsur organisasi yang effektif:
Project Feedback
RISK •Komunikasi
Loop to
Information
Improve ASSESSMENT •Kerja sama
To CSH file System •Kompetensi
performance •Pengendalian
•Kepemimpinan
•pengawasan
PLANNING

SYSTEM
IMPLEMENTATION

AUDITING

IAMPI-2015 23
Peran Manajer/adviser CSH Perusahaan

• Organisasi perusahaan
• Organisasi proyek
• Di luar organisasi

IAMPI-2015 24
Dengan Organisasi Perusahaan
• Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan CSH
• Struktur organisasi untuk manajemen CSH
• Mengembangkan keperluan budaya dukungan untuk mendorong
keberhasilan pelaksanaan kebijakan
• Menangani assesmen resiko proyek
• Merencanakan CSH dan melaksanakannya
• Menyebarkan CSH dan pelatihan untuk seluruh pekerja
• Mengembangkan dan melaksanakan mekanisme monitoring untuk
kinerja di lapangan
• melaksanakan penanganan kecelakaan yang effisien dan investigasi
kecelakaan, laporan, dan peninjauan mekanismenya
• Meninjau kinerja CSH dan audit dari subsistem manajemen
digunakan untuk update dan penguatan
• Menyampaikan saran pada aturan CSH yang sesuai untuk organisasi,
bisnis dan proyek.

IAMPI-2015 25
Dengan Organisasi Proyek
• Perlu mendukung supervisor CSH lapangan, untuk meyakinkan
seluruh aspek yang ada dapat dilaksanakan di lapangan secara
effektif
• Hubungan yang efektif antara sistem manajemen perusahaan
perusahaan dan subsistem manajemen CSH di lapangan
• Menjaga audit dan tinjauan kinerja CSH proyek termasuk kinerja
supervisor CSH lapangan
• Hubungan yang efektif antara berbagai pihak di lapangan, siapapun
yang memberikan masukan kepada manajemen CSH lintas proyek
• Induksi dan pelatihan yang cukup pada semua pekerja yang
ditugaskan di lapangan proyek
• Kerjasama yang sesuai dengan klien untuk meyakinkan semua resiko
yang ada sudah diidentifikasi dan dikomunikasikan pada semua pihak
di proyek

IAMPI-2015 26
Dengan di luar Organisasi

• Masalah CSH yang menyertakan organisasi


di luar yang mencakup pemerintah,
otoritas lokal, pejabat badan pengatur
kesehatan lingkungan, perusahaan
asuransi, pemadam kebakaran, dan polisi
• Hubungan dengan masyarakat dalam
masalah keterlibatan masyarakat, dan
keselamatan pada proyek konstruksi
• Hubungan dengan media yang tertarik
dengan masalah CSH
IAMPI-2015 27
Peran Supervisor CSH di lapangan

• Praktek keselamatan dengan unsur:


– Komunikasi
– Kerjasama
– Kompetensi
– pengendalian
• Kepemimpinan; kepemimpinan proaktif mutlak untuk manajemen
CSH yang efektif. Untuk memerintahkan manajer lini pertama dan
pelaksanaan kerjasama melakukan pekerjaan pada lingkungan yang
aman harus megunakan kepemimpinan yang efektif. Supervisor
keselamatan lapangan harus menyusun contoh model tenaga kerja
yang peduli dengan resiko dan keselamatan dan melihat apakah
contoh yang dibuat efektif untuk memberikan acuan bagi tenaga
kerja yang lain

IAMPI-2015 28
Key factor untuk pertimbangan dalam organiasi kebijakan CSH
The
Client

•Pengembangan prosedur dan kebijakan


CSH Manager
•Struktur organisasi
(adviser) •Pengembangan kultur
Planning Principal Corporate •Perencanaan
supervisor contractor organization •Audit
•review

•Mengatur kebijakan dan prosedur implementasi


CSH Supervisor •Mengatur kinerja standar, monitoring dan review
Designers Contractor •Induksi, training, dan pendidikan
Project
•Komunikasi, kerjasama dan pengendalian semua
organization kegiatan

•Implementasi kebijakan dan prosedur


First-line •Mengarahkan kerja kelompok
Supervisor •Mengawasi praktek pekerjaan
•Memberikan masukan kepada kultur keselamatan

•Menggunakan praktek kerja yang selamat


Operatives •Memberikan masukan kepada kultur
keselamatan

IAMPI-2015 29
Unsur kunci dari organisasi yang effektif
• Komunikasi dan informasi, dimana komunikasi harus meliputi tiga jalur
utama aliran informasi:
– Kepada organisasi
– Dengan/dalam organisasi
– Dari organisasi
• Kerjasama antar semua pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan proyek
• Kompetensi dari manajer dan tenaga kerja, untuk menimgkatkan kompetensi
diperlukan pelatihan, tiga jenis pelatihan yang dapat dilakukan yaitu:
– Organisasi
– Yang berhubungan dengan pekerjaan
– individual
• Pengendalian aktivitas lapangan, ada tiga unsur untuk pengendalian yang
efektif:
– Perencanaan
– Monitoring
– Review

IAMPI-2015 30
Key point
• Prinsip organisasi kontraktor untuk manajemen CSH terkait dengan tanggung
jawab subsistem organisasi dan hubungan antarpersonal yang diperlukan
untuk mengembangkan kultur CSH
• Manajer/advisor CSH, merupakan sebuah posisi dalam organisasi
perusahaan, mempunyai peran multi fungsi berkaitan langsung dengan
organisasi perusahaan, organisasi lapangan, dan pihak luar
• Supervisor CSH, adalah sebuah posisi dalam organisasi proyek, juga
mempunyai peran multi fungsi langsung pada implementasi bekerja dengan
aman dan memimpin pekerja di lapangan
• Organisasi yang efektif untuk pusat CSH pada supervisi lini pertama dan ini
dipengaruhi untuk sebuah pengembangan yang luas dengan kepemimpinan
yang baik dan proaktif
• Pusat pengawasan yang efektif pada ketetapan instruksi bagi semua
karyawan, bimbingan, pelatihan dan di atas semua dukungan untuk dan
saling memperkuat praktek pekerjaan yang aman.

IAMPI-2015 31
RISK ASSESSMENT

IAMPI-2015 32
Key factor untuk pertimbangan dalam risk assessment CSH

KEY FACTORS TO CONSIDER


POLICY IN RISK ASSESSMENT

•Tanggungjawab untuk menangani risk


assessment dibawah aturan yang ada
ORGANIZATION • Informasi risk assessment di bangkitkan
oleh perancang untuk terlibat dalam tahap
Feedback of pra- tender rencana CSH
Project Feedback • Peran prinsipal kontraktor dalam menangani
Loop to
RISK risk assessment untuk masuk dalam tahap
Information ASSESSMENT
Improve konstruksi rencana CSH
To CSH file System
performance • Pengakuan pada bahaya yang akan terjadi
untuk dipertimbangkan ketika melaksanakan
sebuah risk assessment proyek
PLANNING

SYSTEM
IMPLEMENTATION

AUDITING

IAMPI-2015 33
Teknik Risk Assessment

• Identifikasi bahaya
• Evaluasi risiko
• Pengukuran prevensi
dan proteksi

IAMPI-2015 34
Identifikasi bahaya
• Bahaya adalah sesuatu yang menghadirkan potensial yang
mengakibatkan kerugian. Hal ini bisa sering terjadi dari suatu
kecelakaan atau ekspose kepada suatu situasi berbahaya, material
atau unsur pokok.
• Di dalam industri konstruksi, pernah menyajikan bahaya yang
mendorong ke arah luka-luka/kerugian serius dan fatal biasanya
bekerja pada ketinggian, penggunaan tangga dan perancah, struktur
sementara roboh, penggunaan sarana (angkut), peralatan dan mesin-
mesin, dan ekspose unsur berbahaya.
• Identifikasi risiko melibatkan pengenalan yang sistematis tentang
segala aspek suatu proyek yang mempunyai suatu potensial untuk
menjadi bahaya bagi para pekerja yang bekerja pada proyek

IAMPI-2015 35
IAMPI-2015 36
IAMPI-2015 37
IAMPI-2015 38
IAMPI-2015 39
IAMPI-2015 40
IAMPI-2015 41
IAMPI-2015 42
Evaluasi resiko
• Resiko adalah kemungkinan (likelihood) suatu peristiwa yang tidak diinginkan
akan terjadi dalam kaitan dengan perwujudan suatu bahaya ( Croner, 1994).
Sebuah resiko ditentukan tingkatnya. Ada dua faktor yang berpengaruh pada
penentuan ini :
1. Tingkat Kerugian (severity of harm), tingkatan kerugian dari suatu keadaan
yang terjadi
2. Kemungkinan kejadian (likelihood of occurrence), frekwensi suatu keadaan
resiko.
• Evaluasi resiko dapat dihitung dengan bantuan kalkulasi sederhana:
severity of harm (S) x likelihood of occurrence (L) = degree of risk (R)
• Contoh: jika diketahui S=3; L=4, maka dapat dihitung tingkat resiko yaitu:
– R=SxL
– R=3x4
– R = 12

IAMPI-2015 43
Tabel 01: Kriteria evaluasi tingkat kerugian (S)

Project A1 Kriteria evaluasi dari tingkat kerugian

Assigned Value Uraian

1 Luka kecil (minor injury) - tidak memerlukan


pertolongan pertama
2 Penyakit (illness) - luka kronis

3 Kecelakaan (accident) - membutuhkan perhatian


pertolongan pertama
4 Luka-luka yang harus dilaporkan (reportable injury) -
dibawah RIDDOR)
5 Luka berat (major injury) – dibawah RIDDOR

6 Meninggal

RIDDOR = Reporting of injuries, Diseases and Dangerous Occurrence


Regulation 1995

IAMPI-2015 44
Tabel 02: Kriteria evaluasi kemungkinan kejadian (L)

Project A1 Kriteria evaluasi dari kemungkinan kejadian

Assigned Value Uraian

1 Terkendali (remote) – hampir tidak akan terjadi

2 Mau tidak mau (unlikely) – kejadian dalam


pengecualian
3 Mungkin (posible) - keadaan tertentu akan
mempengaruhi kejadian
4 Mungkin (likely) - bisa biasanya terjadi

5 Mungkin (probably) – peluang besar untuk terjadi

6 sangat mungkin (highly probable) - 100% kesempatan


kejadian

RIDDOR = Reporting of injuries, Diseases and Dangerous Occurrence


Regulation 1995

IAMPI-2015 45
Tabel 03: Tingkat Risiko (R)

Likelihood of occurrence
Severity
of harm
1 2 3 4 5 6
1 L L L M M H
2 L L M M M H
3 L M M M H H
4 M M M H H H
5 M M H H H H
6 H H H H H H
L = low priority M = medium priority H = high priority

IAMPI-2015 46
Pencegahan dan perlindungan hasil
pegukuran

• Menghindari risiko (avoid risk)


• Gempur risiko pada sumbernya
(combat risk at resource)
• Mengendalikan risiko (control risk)

IAMPI-2015 47
Peran perencana
• Waktu yang efektif untuk mempertimbangan proyek agar sehat dan selamat
dan mengurangi bahaya adalah pada tahap proses perencanaan dan
pengembangan konsep rencana
• Pada kemajuan proyek konstruksi berkesempatan untuk untuk mengurangi
risiko.
• Identifikasi risiko selama pengembangan konsep.
• Risiko yang didentifikasi selama tahapan detail design mungkin tidak
memiliki efek yang berbeda. Potensi pengendalian dapat diusulkan.

IAMPI-2015 48
Sumbangan perencana terhadap HSM selama evaluasi dan pengembangan
proyek
Input from
Client and
Sub-consultant

Information to DESIGN Designer’s HSM


Construction approach
REVIEW
Phase HSP During project
evaluation
And development
HAZARD (design review)
IDENTIFICATION

Information Feedback
Development To project On the design
Of pre tender HSP Health and process
Safety file EVALUTION
OF RISK

PREVENTION
AND
PROTECTION
PREVENTION
MEASURE
AND
PROTECTION
MEASURE

HSM = Health and Safety Management


HSP = Health and Safety Plan IAMPI-2015 49
Tiga prosedur kunci untuk design review

• Identifikasi bahaya, perencana harus


melakukan identifikasi setiap bahaya yang
dapat ditimbulkan dalam desain, hasilnya
diberi nomor dan uraian yang jelas
• Evaluasi risiko
• Pertimbangan ukuran pencegahan dan
perlindungan

IAMPI-2015 50
Dokumentasi yang dipelukan untuk merekam
identifikasi bahaya dan asesmen risiko
• Rekaman identifikasi bahaya perencana
– Proyek, perencana, tahapan pekerjaan, tanggal/hari
– Nomor rujukan
– Uraian bahaya
– Tindakan yang diperlukan
– Pihak yang dapat dihubungi
– Catatan-catatan
• Rekaman asesmen risiko perencana
– Proyek, perencana, tanggal/hari, nomor lembar
– Nomor rujukan
– Unsur pekerjaan
– Potensi bahaya/risiko
– Resiko terhadap manusia
– Rating risiko
– Tindakan pada tahap rancangan
– Tindakan yang dipilih
– Kemungkinan pengendalian risiko

IAMPI-2015 51
Bahaya proyek: kegiatan dengan risiko terhadap
kesehatan dan keselamatan

• Aspek situasi bahaya


• Bekerja di ketinggian
• Pemakaian listrik
• Api
• Peralatan dan pabrik
• Bahan berbahaya
• Pekerjaan galian
• Confined spaces
• Manual handling
• Alat Pelindung Diri (APD)
• Pengelolaan lapangan
• Unsur manusia dan alam
• Aspek lapangan dan keselamatan umum

IAMPI-2015 52
Aspek situasi bahaya
• lingkungan yang ada;
• penggunaan peralatan;
• bekerja dengan material dan unsur
berbahaya;
• implementasi prosedur;
• pengaruh sampingan;
• melibatkan proses tertentu; pekerjaan
yang diatur oleh peraturan tertentu

IAMPI-2015 53
Bekerja di ketinggian
• Lantai yang terbuka;
• permukaan licin;
• gap pada platform kerja;
• ruangan tempat tangga dan lift;
• jaringan listrik yang berlebihan;
• platform kerja yang bergerak;
• sabuk keselamatan (safety harnesses) dan lifelines;
• pagar dan kaki-kaki landasan;
• perancah;
• tangga dan alat pengangkat;
• keselamatan bekerja pada ketinggian;
• jaring keselamatan

IAMPI-2015 54
Pemakaian listrik
• cacat isolasi;
• kena air;
• kelembaban;
• manajemen kabel listrik;
• kabel tanah;
• kabel listrik pada ketinggian;
• pemutus arus;
• trafo

IAMPI-2015 55
Api

• Uap dan debu peka api,


• Aktivitas pekerjaan panas, seperti
pengelasan,
• Material gampang menyala.
• Pemindahan sampah

IAMPI-2015 56
Peralatan dan pabrik

• Kesesuaian pilihan alat;


• Kesalahan inspektur;
• pergerakan lokasi;
• kecepatan aman;
• siaga untuk penggunaan dan
pemindahan;
• pengawasan
IAMPI-2015 57
Bahan berbahaya

• Kimia
• Minyak
• Cat
• Adesive
• Gudang

IAMPI-2015 58
Pekerjaan galian
• Parit roboh/longsor
• Kejatuhan benda dan bahan
• Penghalang dan obyek yang mendekat
• Praktek penggalian yang aman
• Penggalian dekat object vital
• Jaringan utilitas
• Meluncur dan runtuh
• Pemeriksaan
• Pekerjaan penahan tanah
• Rambu peringatan

IAMPI-2015 59
Ruang yang terkurung
• Gas dan uap
• Cairan
• Saluran dan saluran limbah
• Ruang instalasi

IAMPI-2015 60
Penanganan manual

• Praktek penyelamatan mengangkat


• Membantu untuk memindahkan beban
• Tim yang mengangkat obyek berat

IAMPI-2015 61
Alat Pelindung Diri (APD)
• Helem (helmets)
• Pakaian pada jarak pengelihatan tinggi
(high visibility clothing)
• Sepatu boot (boots)
• Kacamata hitam (goggles)
• Sarung tangan (gloves)
• Pakaian kuda (harnesses)
• Pelindung telinga (ear defenders)
• Pelindung muka (face masks)
IAMPI-2015 62
Kerumahtanggaan lokasi

• Kerapian tempat kerja


• Menyelamatkan akses dan tempat kerja
• Gudang peralatan
• Pemindahan sampah

IAMPI-2015 63
Unsur manusia dan alam

• Angin
• Matahari
• Hujan
• Dingin dan panas yang tinggi
• Cairan masukan
• Gangguan fisik
• Batasan pekerjaan yang masuk akal

IAMPI-2015 64
Aspek lapangan dan keselamatan umum

• Tanda-tanda
• Pembatasan
• Daerah lalu lintas orang
• Benda jatuh
• Manajemen trafik
• Parkir
• Pencapaian/accessibility
• Akses yang tidak diperkenankan
IAMPI-2015 65
Biaya kecelakaan yang terlihat dan tidak terlihat

Biaya yang terlihat

Biaya yang tidak terlihat

IAMPI-2015 66
PERENCANAAN

IAMPI-2015 67
Key factor untuk pertimbangan dalam HSP

POLICY

ORGANIZATION

Feedback of
Project Feedback KEY FACTORS TO CONSIDER
Loop to
RISK
Information IN HSP
Improve ASSESSMENT
To CSH file System
performance
•Kebutuhan HSP fase pra-tender
•Kebutuhan HSP fase konstrukci
PLANNING
•Kebutuhan dokumen keselamatan dan
kesehatan proyek

SYSTEM
IMPLEMENTATION

AUDITING

IAMPI-2015 68
Perencanaan untuk keselamatan dan kesehatan

• The health and safety plan (HSP)


• The pre-tender HSP
• The construction HSP
• The health and safety file
• Developing the pre-tender HSP
• Developing the construction phase
HSP
• HSP examples
IAMPI-2015 69
The pre-tender HSP
• Sebuah uraian umum dari pekerjaan dan proyek
• Skala waktu untuk penyelesaian
• Rincian pengetahuan risiko keselamatan dan
kesehatan untuk operasional
• Informasi yang diperlukan oleh kontraktor untuk
menunjukan kompetensi mereka dan kecukupan
sumberdaya yang dimiliki
• Informasi yang dibutuhkan oleh kontraktor untuk
mengembangkan HSP fase konstruksi
• informasi yang diperlukan oleh pemborong untuk
pemenuhan kesejahteraan

IAMPI-2015 70
The construction HSP
• Pengaturan untuk memastikan
kesehatan dan keselamatan dari
semua orang yang mungkin
dipengaruhi oleh proyek
• Pengaturan untuk manajemen
kesehatan dan keselamatan proyek
dan pemenuhan monitoring dengan
hukum kesehatan dan keselamatan
• Informasi mengenai pengaturan
kesejahteraan untuk proyek
IAMPI-2015 71
Dokumen kesehatan dan keselamatan
• Pengawas perencanaan harus memastikan bahwa dokumen
disiapkan seperti kemajuan proyek dan disampaikan kepada
klien ketika proyek selesai. Klien harus memastikan bahwa
dokumen itu tersedia pada orang yang bekerja pada disain
terakhir, konstruksi, perawatan dan perbaikan, dan perobohan
struktur.
• Pihak utama proyek yang dipekerjakan oleh klien, yakni
konsultan perencana dan pemborong, masing-masing pemain
adalah suatu bagian penting di dalam mengembangkan sistem
manajemen HS dan prosedur kerja. Identifikasi ini, menilai dan
mengendalikan resiko kedua-duanya di dalam dan sesuai
dengan batasan-batasan profesional mereka
• Sebagai tambahan, konsisten dengan perencanaan yang baik
untuk sistem manajemen, ada pengulangan umpan balik
informasi kedua-duanya di dalam jenjang pengawasan aktivitas
pihak-pihak dan langsung sampai proses konstruksi.
Perencanaan yang baik akan jadi bukti melalui penyerahan
dokumen kesehatan dan keselamatan

IAMPI-2015 72
Pengembangan HSP pada tahap pra tender

• Klien dan perencana dapat sebelumnya memberikan


pertimbangan dalam mengidentifikasi risiko, menilai,
dan mengelolanya dengan formula yang jelas dan
komprehensif HSP dari awal pada tahap
pengembangan proyek
• HSP fase pratender merupakan unsur penting untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko. Informasi yang
dikumpulkan penting untuk evaluasi dan
pengembangan proyek. Karenanya infromasi
merupakan prasyarat untuk mengembangkan rencana
CSH dengan dasar bekerja safe pada lingkungan site

IAMPI-2015 73
Sistem manajemen untuk mengakomodasi HSP

Process Concept Design Construction

Participants Client Designer Contractor

Procedures Brief Design Construction

Planning Pre-tender HSP Construction HSP


requirements
Feedback loops

Designer’s HS Contractors HS
Risk management approach risk management approach
Management
System

Feedback loops

IAMPI-2015 74
Isi HSP pada tahap pra tender

• Informasi yag diperlukan dikumpulkan dari tiga aspek


yaitu:
• Isi HSP pada tahap pra tender:
– Informasi proyek
– Lingkungan yang ada
– Gambar yang ada
– Perencanaan
– Bahan
– Unsur-unsur lapangan
– Overlap dengan kegiatan klien
– Peraturan-peraturan lapangan
– Hubungan lanjutan

IAMPI-2015 75
Masukan untuk pengembangan
• Masukan klien:
– Lokasi dan uraian pekerjaan
– Kerangka waktu untuk pengembangan proyek dan konstruksi
– Dokumentasi dan gambar yang ada pada site
– Detail dari topografi dan kondisi site
– Kondisi dari bangunan dan struktur yang ada
– Keberadaan dan lokasi untuk utilitas sementara
– Pengaturan untuk akses site dan manajemen trafic
– Kebutuhan untuk penaturan keamanan
– Fasilitas untuk perlindungan dan penggudangan
– Pembatasan potensial untuk pekerjaan rutin dan operasi umum
– Menemukan peniliaian resiko
• Informasi dari perencana:
– Detail dari tataletak dalam bangunan
– Hasil dari investigasi dan analisa tanah
– Tahapan dan urutan pekerjaan
– Resiko yang ditimbulkan dari usulan perencanaan
IAMPI-2015 76
Pengembangan HSP pada fase konstruksi

• Pengembangan kerangka untuk mengelola


kesehatan dan keselamatan dari semua mereka yang
terlibat dalam fase konstruksi dari proyek
• Sumbangan/saran dari organisasi lain yang terlibat
pada tahap konstruksi untuk dimasukkan
• Organisasi dan tindakan yang diperlukan untuk
menyelidiki risiko, termasuk yang memberi tahu
semua personil siapa yang boleh ditempatkan
berhadapan dengan resiko
• Komunikasi yang baik dengan pihak-pihak dalam
kontrak
• Pengembangan statemen metoda, disain detil dan
spesifikasi untuk semua kontraktor proyek
(subkontraktor)
• Keamanan lokasi untuk memastikan bahwa akses
hanya untuk personil yang diberi hak
IAMPI-2015 77
Isi HSP pada tahap konstruksi
• Project overview
• Health and safety standards
• Management arrangements
• Contractor information
• Selection procedures
• Communication and cooperation
• Activities with a risk to health and safety
• Emergency procedures
• Accident recording
• Welfare facilities
• Training
• Site rules
• Consultation
• Health and safety file
• Health and safety monitoring
• Project health and safety review
IAMPI-2015 78
Masukan untuk pengembangan
• Kontraktor, kontraktor dapat menyumbang rencana CSH
dengan menyampaikan informasi yaitu:
– Mengidentifikasi risiko yang terjadi akibat jasa mereka
– Menilai resiko yang diidentifikasi
– Melakukan pengukuran untuk mengendalikan resiko yang
diidentifikasi
• Perencana, banyak unsur perencanaan selesai sesudah tahap
konstruksi dilapangan dimulai, perencana secara terus menerus
memiliki tanggung jawab untuk menyesuaikan rencana ketika
rencana tidak dapat dilaksanakan, hal ini terkait dengan
tanggung jawab untuk rencana CSH yang akan dilaksanakan di
proyek, perencana bertanggung jawab untuk berbagai unsur-
unsur rencana yang ada sesuai dengan prinsip pembangunan

• Pemilik (klien), klien memberikan sumbangan untuk


mengembangkan rencana CSH untuk fase konstruksi, termasuk
di dalamnya diskusi tentang keterbatasan-keterbatasan
permasalahan pada fase konstruksi

IAMPI-2015 79
HSP examples
• Pengantar (umum, pernyataan metode, dokumen HS, pertanyaan)
• Pengenalan proyek (klien, wakil klien, lokasi, pekerjaan yang biasa, rencana waktu)
• Kondisi lingkungan proyek (uraian site, keadaan tanah, muka air tanah, struktur yang ada, tata guna
lahan disekitar proyek, usulan pengembangan disekitar proyek, pembatasan daerah, servis yang ada,
sistem trafic dan pembatasannya, bahaya kesehatan)
• Kondisi dokumen dan gambar (dokumen HS, gambar termasuk HS dokumen, dokumen lain termasuk HS
dokumen, gambar yang ada termasuk bagian dari dokumen tender)
• Perencanaan (pekerjaan diatas air, penggalian, pekerjaan dranase, sambungan dengan utilitas existing,
pekerjaan pada lereng curam, pencahayaan, jaringan pengaman, penanganan umum secara manual,
pekerjaan untuk pohon yang ada, perawatan dari taman yang ada)
• Bahan konstruksi (bahan bangunan secara umum bahan aspal panas)
• Unsur-unsur disekitar site (pencapaian ke site, gerakan pada lalu lintas site, lokasi akomodasi site
sementara, lokasi pembongkaran, rute pendestrian, keamanan site, koordinasi pekerjaan dengan pihak
lain, pengelasan di lapangan)
• Overlap dengan penangan oleh klien (pekerjaan pembangunan)
• Aturan-aturan lapangan (umum, kesesuaian dengan semua kebutuhan undang-undang, pembukaan
kedalam/keluar, stock pile sub soil, daerah penimbunan top soil, pengendalian pergerakan, prosedur
absen, peristiwa tak terduga yang mungkin terjadi, kebakaran dilapangan, pengamanan site, pencapaian
sekitar site, fasilitas pencucian ban, fasilitas kesejahteraan tetap, pertolongan pertama, tenaga kerja di
lapangan, komunikasi disekitar proyek, pengendalian kebisingan, pengendalian polusi, pelatihan,
kompetensi personel lapangan)
• Kelanjutan hubungan (umum, rekaman kejadian HS)
• Pernyataan metode tahapan penawaran

IAMPI-2015 80
SYSTEM IMPLEMENTATION

IAMPI-2015 81
Key factor untuk pertimbangan dalam sistem
implementasi HS
POLICY

KEY FACTORS TO CONSIDER


ORGANIZATION IN HS SYSTEM IMPLEMENTATION

Feedback of •Sistem keselamatan kerja didasarkan


Project Feedback
RISK pada kesejahteraan dan keselamatan
Loop to
Information ASSESSMENT sesuai prosedur
Improve
To CSH file System •Tujuh unsur dasar dari sistem:
performance
•Kebijakan
•Penilaian resiko
PLANNING •Pernyataan metode
•Ijin kerja
•Induksi dan pelatihan
•Administrasi proyek
SYSTEM •auditing
IMPLEMENTATION •Sistem pengendalian selalu
didokumentasikan melalui managemen
perekaman dengan format-format

AUDITING

IAMPI-2015 82
Sistem Manajemen K-3 Kontraktor
Project Plan Information
From pre-tender HSP and
Construction HSP
Information to Health
And Safety File 1. Principal contractors
HSM Policy

2. Risk assessment Feedback to


Management policy

3. Safety method
statements
6. Project administration:
Management procedures and
Safe working procedures

4. Permits to work

5. Safety induction
and training

7. Safety
Management
IAMPI-2015
audit 83
Aspek proyek yang ditetapkan dalam manual prosedur
keselamatan kerja
• Prosedur registrasi dan akses site untuk tenaga kerja dan tamu
• Akses kendaraan kelokasi dan keselamatan umum
• Manajemen sampah dan jalan keluar lokasi
• Fasilitas akomodasi dan kesejahteraan
• Pencatatan dan pendaftaran menurut UU
• Tanda-tanda bahaya dan keselamatan
• Bekerja di ketinggian, galian, dan pembongkaran
• Bekerja dengan mesin, cranes, hoist, alat angkut
• Alat pelindung diri
• Kesehatan kerja (bising, vinrasi, bahaya substansial, polusi, batasan tampilan
untuk kondisi khusus, penanganan manual)
• Kejadian dan pencegahan kebakaran
• Penggunaan suplay listrik, layanan disekitar kerja dan peralatan tangan
portabel
• Janji pertemuan dengan pengawas kecelakaan
• Keselamatan umum dan pihak ketiga
• Induksi dan pelatihan keselamatan
• Pernyataan methode keselamatan
• Laporan luka, sakit, near miss incidents and damage

IAMPI-2015 84
AUDITING

IAMPI-2015 85
Key factor untuk pertimbangan dalam proses
auditing
POLICY

ORGANIZATION

Feedback of
Project Feedback
RISK
Loop to RISK
Information ASSESSMENT
Improve ASSESSMENT
To CSH file System
performance

PLANNING KEY FACTORS TO CONSIDER


IN HS MANAGEMENT AUDITING

•Hubungan umpann balik: untuk


SYSTEM mendukung kedua organisasi perusahaan
IMPLEMENTATION
dan proyek
•Focus: pada proses audit
•Metode: tentang melaksanakan suatu
audit
AUDITING •Proses peninjauan: untuk mengevaluasi
temuan audti

IAMPI-2015 86
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN
LINGKUNGAN KERJA

• Umum
• Etiologi penyakit
• Pencegahan penyakit
akibat kerja

IAMPI-2015 87
P A K perlu perhatian khusus

• Penyakit yang terjadi akibat kerja dapat


dicegah
• Diperlukan kesadaran dan kemauan
• PAK dapat menimbulkan kelainan/cacat yang
tidak dapat dipulihkan kembali
• Kemungkinan cacat besar
• Menyebabkan hilangnya waktu kerja
• Penyakit yang timbul/terjadi adalah akibat
tindakan/perbuatan manusia berupa apa yang
dikerjakan, hasil yang dikerjakan, maupun alat
yang dipakai kerja
IAMPI-2015 88
ETIOLOGI PENYAKIT

• Golongan fisik
• Golongan
kimia
• Golongan
hayati

IAMPI-2015 89
Golongan Fisik (1)
• Suara gaduh dapat menimbulkan pekak atau tuli
• Tekanan yang berubah-ubah dapat
menyebabkan penyakit caisson
• Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan penyakit
heat stroke, heat cramp, atau hyperpiera
• Suhu terlalu rendah dapat menimbulkan frostbite,
white finger diseases, trench foot, dan lain-lain
• Getaran dapat menyebabkan terganggunya
sirkulasi darah tepi dan gangguan syaraf, antara
lain: syndrome vibrasi, raynoud phenomena,
white finger, low back pain (lumbago), syndrome
sciatica dan lain-lain
IAMPI-2015 90
Golongan Fisik (2)

• Penerangan lampu yang kurang dapat


merusak daya penglihatan
• Sinar infra merah dapat menyebabkan
kekeruhan lensa mata (katarak)
• Sinar ultra violet dapat menyebabkan
peradangan mata
• Radiasi sinar radio aktif dapat
menyebabkan tumor ganas, kulit,
dansistem darah lukemia, aplastik animea
IAMPI-2015 91
Golongan Kimia
• Gas seperti CO, H2S, HCN, amoniak dapat
menyebabkan keracunan pada tenaga kerja
• Uap diantaranya uap dari logam yang dapat
menyebabkan penyakit meradang, keracunan,
dan metal fume fever
• Larutan/zat kimia dapat menyebabkan kulit
dermatitis dan luka bakar
• Debu, penimbunan debu dalam paru-paru,
menyebabkan penyakit: silicious oleh Si2 bebas,
byssinosis disebabkan debu kapas, asbestosis
disebabkan debu asbes, stenosis disebabkan debu
biji timah, siderosis disebabkan debu Fe2O3

IAMPI-2015 92
Golongan Hayati (Biologi)

• Cacing dapat menyebabkan


ankylostmiasis,schitosomiasis
• Serangga misalnya lebah,
kutu, pinjal, atau nyamuk
dapat menularkan penyakit
malaria, filarisasi, dan lain-
lain

IAMPI-2015 93
Pencegahan PAK (1)
• Substitusi, mengganti bahan-bahan berbahaya dengan
bahan yang tidak berbahaya tanpa mengurangi hasil
dan mutu pekerjaan
• Isolasi, yaitu menjauhkan/memisahkan proses kerja yang
membahayakan/mengganggu
• Ventilasi, baik secara umum maupun secara lokal yaitu
dengan udara bersih yang dialirkan keruang kerja atau
dengan menghisap keluar
• Alat pelindung diri, alat ini dapat berbentuk topi
pelindung kepala, sarung tangan, sepatu yang dilapisi
baja bagian depan untuk menahan beban berat,masker
khusus untuk melindungi alat pernafasan terhadap debu
atau gas yang berbahaya, kaca mata khusus, dan
sebagainya

IAMPI-2015 94
Instruksi K3 Kantor Proyek
• Pastikan semua laci meja sudah
terkunci
• Angkatlah barang yang ada
dilantai kantor
• Perhatikan selalu rambu-rambu
tanda bahaya
• Kuncilah pintu sebelum
meninggalkan kantor proyek
• Matikan semua lampu saat
meninggalkan kantor proyek
IAMPI-2015 95
IAMPI-2015 96

Anda mungkin juga menyukai