Anda di halaman 1dari 4

KLIPPING

SENI BUDAYA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NURUL RAMADHANI A.R
KELAS XI IPA 3
Salah satu pelukis Maestro terkenal Indonesia
“Soedibio " lahir di Madiun, Jawa Timur, 17 Juni
1912.Belajar melukis dilakoninya secara otodidak.
Semasa hidup aktif di berbagai organisasi kesenian,
diantaranya pada tahun 1940 bergabung menjadi
anggota PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) di
Jakarta, lalu pada tahun 1946 ikut mendirikan Seniman
Indonesia Muda (SIM) di Madiun, Jawa Timur.
Kemudian pada tahun 1967 menjadi anggota Sanggar
Puring di Surabaya, Jawa Timur, serta pada tahun 1970
menjadi anggota Himpunan Budaya Surakarta (HBS) di
Solo, Jawa Tengah. Pernah bekerja bersama Trisno
Sumarjo di Jawatan Kereta Api (1942) di kota asalnya,
Madiun, Jawa Timur. Pada jamannya, ia di kenal
sebagai satu-satunya pelukis potret, yang sanggup
membuat potret orang tanpa model. Lukisan tentang
pengalamannya di tahanan Belanda di Yogyakarta pada
tahun 1949 adalah salah satu bukti kemahirannya
tersebut.
Selain melukis potret orang, ia juga mahir melukis
pemandangan alam. Rumah-rumah orang di desa dan
pohon nyiur berkipas-kipas daun bersatu dalam satu
ayunan tenang dengan galengan-galengan sawah di
sekitarnya, di gambarkan secara tepat olehnya.
Keunikan lain yang dimilikinya yang membedakan
dirinya dengan pelukis lain adalah, ia selalu membuat
perubahan pada gaya lukisannya yang berubah dengan
drastis sesuai kisah hidupnya.
Lukisannya pada zaman revolusi bernuansa kelam dan
menunjukkan kekerasan. Kemudian setelah sempat
menghilang selama 15 tahun dari dunia seni rupa
karena persoalan pribadi, ia akhirnya kembali lagi,
namun dengan gaya lukisan yang lebih lembut.
Di indonesia , aliran surealisme ini diusung oleh
beberapa pelukis terkenal salah satu pelukis yang
dikenal kalangan seniman karena karya-karyanya yang
khas adalah Soedibio , beliau di sebut sebagai bapak
surealis di indonesia karena keunikan karyanya.
Istri – Soedibio

Apresiasi terhadap lukisan:


Lukisan ini menggambarkan seorang perempuan dengan
posisi duduk sedikit miring di kursi dengan pakaian jawa nan
luwes. Di sampingnya, vas dengan seikat bunga krisan segar
dan lampu duduk merah cerah bagai melambangkan cinta
nan membara.
Lukisan ini kian indah oleh cara Soedibio menyimbolkan
kehadiran dirinya, melalui dua gambar tentang lukisannya
sendiri, yang tampak asri menghias dinding. Soedibio bagai
tengah memamerkan kehangatan cintanya pada sang istri, di
kediaman mereka yang teduh menentramkan batin.

Anda mungkin juga menyukai