Anda di halaman 1dari 2

solusi

1. bila mengingnkan data yg baik saya siap bekerja memberikan data yg valid sesuai data yg ada

2. bila tidak memungkinkan, ya berarti tetap menggunakan data yg ada

beberapa faktor yg mempengaruhi hasil pengukuran lahan/bidang/petak tanah.

A. Pengukuran Lapangan

1. Penunjukkan batas2 lahan/bidang tanah (jika hal ini dilakukan secara bersama-sama oleh

para pemilik lahan dan pihak kecamatan dan bpn seharusnya tidak ditemukan permasalahan)

2. Alat Ukur

alat ukur bidang tanah memiliki tingkat akurasi yang berbeda-beda.

- alat ukur meteran tanah (keakuratan hasilnya sangat bergantung pada teknik penarikan

meteran tanah dan perhitungan poligon (biasanya menggunakan hitungan luasan segitiga yang dilakuan

secara manual).

- GPS. terdiri dari beberapa tipe. Jika menggunakan GPS Handheld/Navigasi seperti merk Garmin
memiliki

akurasi data lebih dari 3m, bahkan jika kondisi lingkungan tidak baik,sinyal jelek bisa mencapai >10 m.

- GPS Geodetik. Merupakan standar yang saat ini digunakan BPN. dengan akurasi yg dizinkan < 5mm s.d
< 1 cm.

(seperti yg saya gunakan saat Pemetaan Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).

- Theodolite. sangat bergantung pada metode pengukuran dan perhitungan manual yg dilakukan.

- Total Station. memiliki akurasi bisa hampir sama dengan GPS Geodetic. namun penggunaan alat yang
kurang praktis.

- Digitasi/Delineasi pada Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi (CSRST). memiliki keakurasian 3cm s.d 5cm.

B. PENGOLAHAN DATA

pada prinsipnya dengan teknologi pemetaan yang berkembang pesat saat ini,
kesalahan/ketidakakuratan hasil pengukuran
lapangan bisa di minimalkan pada saat pengolahan data yang baik. Namun beberapa hal yang sangat
mempengaruhi hasil pengukuran sebagai berikut.

1)

Resume SKPT pada NIB 81 per 06/09/2021:


1) Ada 1 bidang SKPT shpnya ada. Tapi di table kelengkapan dokumen belum ada. (SKPT 221)

2) Ada 3 bidang skpt shpnya belum ketemu (besok coba saya cek2 di server, atau ke mas fikry)

3) Banyak bidang skpt yang overlap dan juga beberapa gap (tidak saling bertemu bidangnya), yang
membuat luasan over atau malah kurang.

Khusus poin 3. Secara teknis hal ini biasanya terjadi karena tidak dilakukannya proses QC (istilahnya
Topologi) pada saat data processing, untuk mengecek akurasi peta. Sehingga banyak ditemukan bidang
yg overlap. Dan beberapa faktor teknis lainnya yang dimungkinkan terjadi.

Selamat siang bang.

Bang, ini hasil review saya terhadap bidang shp yang ada (khususnya di bidang NIB 81) kan banyak sekali
bidang skpt yg overlap. Sehingga hasil luasannya pun ada yg over atau kurang. Yang mengakibatkan
tidak sesuai dengan dokumen. Saya sudah cek data2 shpnya. Dan sudah konfirmasi juga ke Fikry. Dan
memang itulah datanya dari awal. Pertanyaan saya, apakah dimungkinkan jika saya merapikan data2
overlap tersebut sehingga menghasilkan data yang lebih rapi namun konsekuensinya memang luasan
bidang skpt akan ada yang berubah ? dengan kata lain saya menawarkan dari sisi teknis agar sesuai
dengan kaidah topologinya. Tapi mungkin ada pertimbangan deadline terkait pengurusan shgbny ?
mohon petunjuknya bang. Thanks

Anda mungkin juga menyukai