Anda di halaman 1dari 3

KHUTBAH PERTAMA Saudaraku seiman rahimakumullah, 

Oleh karenanya mari kita perbaiki hati kita dengan menerapkan adab-adab yang
‫ َو َعلَى آلِ ِه‬،ِ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َرس ُْو ِل هللا‬ َّ ‫ َوال‬،ِ‫اَ ْل َح ْم ُد هلل‬ diajarkan dalam Islam secara lahir dan batin. Kita obati hati dengan mengikuti ajaran
Allah ta’ala dan meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita obati hati kita
‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا‬،ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل هللا‬،ُ‫صحْ بِ ِه َو َم ْن َوااَل ه‬
َ ‫َو‬ karena hati memiliki penyakit-penyakit yang tidak bisa diobati oleh para dokter.
ُ‫َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬ Penyakit-penyakit hati itu hanya bisa diobati dengan kesungguhan kita mengikuti
perintah Allah dan Rasul-Nya.

ِ ‫ فَِإنِّي ُأ ْو‬،‫َأ َّما بَ ْع ُد‬


‫ فَ َم ْن‬:‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ ْالقَاِئ ِل في ُمحْ َك ِم ِكتَابِ ِه‬ Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, 
Di antara penyakit hati adalah riya’, yaitu melakukan bentuk ketaatan agar dilihat oleh
‫صالِحًا َواَل يُ ْش ِر ْك ِب ِعبَا َد ِة َربِّ ِه َأ َحدًا‬
َ ‫ان يَرْ جُو لِقَا َء َربِّ ِه فَ ْليَ ْع َملْ َع َماًل‬َ ‫َك‬ orang lain dengan tujuan mengharapkan pujian darinya. Allah ta’ala berfirman: 

‫) ـ‬١١٠ :‫(الكهف‬
َ ‫ين لَهُ الد‬
(٥ :‫ِّين (سورة البيّنة‬ َ ‫ص‬ِ ِ‫َو َما ُأ ِمرُوا ِإاَّل لِيَ ْعبُ ُدوا هَّللا َ ُم ْخل‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,  Maknanya: “Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah
Takwa adalah kata yang ringan untuk diucapkan, akan tetapi berat dalam timbangan dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya” (QS al Bayyinah: 5)
amal perbuatan. Takwa tempatnya adalah hati. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menunjuk ke dadanya tiga kali dan mengatakan:  Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, 
Mari kita ikhlaskan niat selalu hanya karena Allah ta’ala dan jangan sampai jatuh pada

‫(ر َواهُ َأحْ َم ُد فِي ُم ْسنَ ِد ِه) ـ‬


َ ‫ اَلتَّ ْق َوى هَا هُنَا‬،‫اَلتَّ ْق َوى هَا هُنَا‬
maksiat riya’. Sahabat Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu meriwayatkan hadits qudsi
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah berfirman:

َ ‫ك َم ْن َع ِم َل َع َمالً َأ ْش َر‬
ِ ْ‫َأنَا َأ ْغنَ ْى ال ُّش َر َكا ِء َع ِن ال ِّشر‬
Maknanya: “Takwa ada di sini, takwa ada di sini” (HR Ahmad dalam Musnad-nya). 
ْ‫ك فِ ْي ِه َم ِع ْي َغي ِْري‬
Jadi, hati adalah pemimpin anggota badan. Jika hati baik, maka seluruh anggota badan ‫تَ َر ْكتُهُ َو ِشرْ َكهُ (رواه مسلم) ـ‬
akan baik sehingga orang menjadi bertakwa. Sebaliknya jika hati rusak, maka anggota Maknanya: “Aku tidak menerima tujuan lain dalam beramal, barangsiapa melakukan
badan menjadi rusak sehingga orang menjadi pelaku maksiat. Maka marilah kita satu amal perbuatan dan memiliki tujuan lain selain ridha-Ku, maka Aku akan
bertakwa kepada Allah, yaitu melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan meninggalkannya dan tidak menerimanya” (HR Muslim)
semua yang diharamkan serta mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan
akhirat. Allah ta’ala berfirman: Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, 
ٍ ‫ ِإاَّل َم ْن َأتَى هَّللا َ بِقَ ْل‬،‫ون‬
:‫ب َسلِ ٍيم (سورة الشعراء‬ َ ُ‫يَ ْو َم اَل يَ ْنفَ ُع َما ٌل َواَل بَن‬ Jika kita melakukan suatu amal perbuatan untuk mencari pahala dari Allah dan
sekaligus mengharap pujian sesama manusia, maka Allah tidak akan menerima amal
‫) ـ‬٨٩-٨٨ tersebut dari kita. Jadi seseorang yang melakukan amal perbuatan yang disertai riya’,
Maknanya: “(yaitu) di hari yang harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali maka tidak ada pahalanya sama sekali, bahkan dia berdosa karena riya’nya. Oleh
orang-orang yang dihisab oleh Allah dengan hati yang bersih (dari kekufuran)” (QS karenanya, marilah kita introspeksi diri. Kita awasi dan amati hati kita. 
asy-Syu’ara’: 88-89)  Jika kita melakukan shalat lima waktu sendirian, kita tidak mengiringinya dengan
shalat sunnah rawatib, tapi jika kita shalat berjamaah di masjid, kita mengiringinya diingatkan tentang nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya di dunia maka dia pun
dengan shalat sunnah rawatib. Kita tanyai diri kita, kenapa kita melakukan itu?  mengingatnya.

Jika kita melakukan shalat sendirian, kita selesaikan dengan cepat dan hanya Dikatakan kepadanya: Apa yang engkau lakukan terhadap nikmat-nikmat tersebut?
melakukan rukun-rukunnya saja, sedangkan jika berada di tengah-tengah banyak Dia pun menjawab: aku berperang di jalan-Mu hingga aku mati syahid. Maka
orang kita perpanjang shalat kita, kita berusaha untuk menghadirkan rasa khusyu’ dan dikatakan kepadanya: Engkau telah berdusta, engkau berperang untuk dikatakan
kita baguskan shalat kita, maka tanyakanlah kepada diri kita, kenapa kita melakukan sebagai pemberani dan itu sudah dikatakan. Kemudian diperintahkan agar orang
itu?  tersebut diseret dengan posisi muka di bawah hingga dilempar ke neraka. Begitu juga
seorang hamba yang telah mempelajari ilmu agama, mengajarkannya dan rajin
Apakah kita menginginkan pujian sesama hamba? Apakah kita ingin agar dihormati membaca al Qur`an, maka didatangkan dan diberitahukan nikmat-nikmat yang
oleh mereka? Apakah ini lebih kita sukai daripada ridha Allah ta’ala? Padahal seluruh diberikan kepadanya, maka ia pun mengingatnya.
manusia adalah makhluk-makhluk ciptaan Allah sama seperti kita. Mereka tidak dapat
menciptakan manfaat maupun mudlarat. Ditanyakan kepadanya: Apakah yang engkau lakukan terhadap nikmat-nikmat
tersebut? Ia menjawab: Aku mempelajari ilmu, mengajarkannya dan membaca al
Mereka tidak bisa memberikan manfaat kepada kita atau mencelakai kita kecuali atas Qur`an karena-Mu ya Allah. Dikatakan kepadanya: Engkau berdusta, kenyataannya
kehendak Allah. Kenapa kita memilih dicela oleh Allah agar dipuji oleh sesama engkau mempelajari ilmu agar dikatakan sebagai ulama, engkau membaca al Qur`an
hamba? Pujian mereka kepada kita tidak akan menambah rezeki, tidak menunda ajal agar engkau dikatakan pandai membaca al Qur`an dan ini telah dikatakan.
dan tidak bermanfaat bagi kita dalam kehidupan akhirat. Oleh karenanya, obatilah
hati kita dari penyakit riya. Kemudian diperintahkan agar orang itu diseret dengan posisi muka di bawah sehingga
dilempar ke neraka. Begitu juga seseorang yang Allah lapangkan rezekinya dan Allah
Kita jadikan ridha Allah Sang pencipta kebaikan dan keburukan sebagai tujuan kita. berikan kepadanya seluruh jenis harta, maka ia didatangkan, diingatkan tentang
Kita ikhlaskan niat karena Allah dan jangan kita pedulikan apakah orang mencela atau nikmat-nikmatnya, maka ia pun mengingatnya. Dikatakan kepadanya: Apa yang
memuji kita. Sungguh kebaikan seluruhnya ada pada ridha Allah subhanahu wa ta’ala. engkau lakukan terhadap nikmat-nikmat tersebut?

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,  Ia pun menjawab: Aku tidak meninggalkan jalan infaq yang Engkau anjurkan kecuali
Marilah bersama-sama kita renungkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim aku infaqkan hartaku untuk meraih ridha-Mu ya Allah. Lalu dikatakan kepadanya:
dari Sulaiman bin Yasar, ia berkata:  Engkau berdusta, engkau lakukan ini agar dikatakan sebagai dermawan dan itu telah
dikatakan. Kemudian diperintahkan agar orang itu diseret dengan posisi muka di
Ketika majelis Abu Hurairah usai dan orang-orang pergi meninggalkan majelis, maka bawah sehingga dilemparkan di neraka” (HR Muslim).
Natil–seorang penduduk Syam–berkata kepada Abu Hurairah: Wahai Guru,
sampaikanlah kepada kami sebuah hadits yang telah engkau dengar dari Rasulullah Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, 
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika kita melakukan shalat, maka kita lakukan karena Allah. Jika kita bersedekah, maka
kita bersedekah karena Allah. Jika kita perindah akhlak, kita lakukan itu karena Allah.
Abu Hurairah berkata: Iya, aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Jika kita belajar ilmu agama, maka juga karena Allah. Jika kita mengajarkan ilmu
sallam bersabda: “Orang yang pertama kali diberikan keputusan kepadanya di hari agama, maka kita mengajar karena Allah. Jika kita menaati Allah, maka kita taat
kiamat adalah orang yang tewas di medan peperangan. Ia pun didatangkan dan karena semata-mata ingin meraih ridha-Nya. Jika kita melakukan itu semua bukan
‫‪karena Allah melainkan karena tujuan-tujuan lain, maka sia-sialah umur kita dan‬‬
‫‪alangkah ruginya waktu kita.‬‬
‫إن هللاَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َسا ِن َوِإ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى ويَ ْنهَى َع ِن‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪َّ ،‬‬
‫‪Hadirin rahimakumullah, Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan‬‬
‫‪bermanfaat bagi kita semua. ‬‬
‫الفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َوالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن‪ .‬فَاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬
‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَ ُر‬
‫َأقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي ٰه َذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم‪ ،‬فَا ْستَ ْغفِر ُْوهُ‪ِ ،‬إنَّهُ هُ َو ْال َغفُ ْو ُر‬
‫َّح ْي ُم‬
‫الر ِ‬
‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫صلِّ ْي َوُأ َسلِّ ُم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ْال ُمصْ طَفَى‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه‬
‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َو َكفَى‪َ ،‬وُأ َ‬
‫َوَأصْ َحابِ ِه َأ ْه ِل ْال َوفَا‪ ،‬ـ‬

‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم‬ ‫َأ َّما بَ ْع ُد‪ ،‬فَيَا َأيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُم ْو َن‪ُ ،‬أ ْو ِ‬
‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َعلَى نَبِيِّ ِه‬ ‫َوا ْعلَ ُم ْوا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر َع ِظي ٍْم‪َ ،‬أ َم َر ُك ْم بِال َّ‬
‫ين آ َمنُوا‬ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا َأيُّهَا الَّ ِذ َ‬ ‫ُصلُّ َ‬
‫ال‪ِ :‬إ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي َ‬ ‫ْال َك ِري ِْم فَقَ َ‬
‫ٰ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل‬ ‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‪ ،‬اَللّهُ َّم َ‬ ‫َ‬
‫ْت َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫صلَّي َ‬ ‫َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬
‫ت َعلَى َسيِّ ِدنَا‬ ‫ار ْك َ‬ ‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫َوبَ ِ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪ .‬اَ ٰللّهُ َّم‬ ‫آل َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِه ْي َم‪ ،‬فِ ْي ْال َعالَ ِمي َْن ِإنَّ َ‬ ‫ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫ت اَأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫وال ُمْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت ْ‬ ‫ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ت‪ ،‬اللهم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَاَل َء َو ْالغَاَل َء َو ْال َوبَا َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر‬ ‫َواَأْل ْم َوا ِ‬
‫ظهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن‪،‬‬ ‫ف ْال ُم ْختَلِفَةَ َوال َّش َداِئ َد َو ْال ِم َح َن‪َ ،‬ما َ‬ ‫َو ْالبَ ْغ َي َوال ُّسي ُْو َ‬
‫ك َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء‬ ‫صةً َو ِم ْن ب ُْل َدا ِن ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َعا َّمةً‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫ِم ْن بَلَ ِدنَا هَ َذا َخا َّ‬
‫قَ ِد ْي ٌر‬

Anda mungkin juga menyukai