Askep Atelektasis Paru - Compress
Askep Atelektasis Paru - Compress
ATELEKTASIS PARU
Disusun oleh :
Kelompok V
Nama NPM
Puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, dimana kami telah menyelesaikan
makalah yang berjudul “Atelektasis Paru”. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang
definisi sampai komplikasi tentang Atelektasis Paru.
Makalah ini menjelaskan tentang penyakit Atelektasis Paru yang berkenaan
dengan kolaps dari bagian paru. Ataletasis paru dapat terjadi pada wanita dan pria
termasuk bayi dan dapat terjadi pada semua usia.
Dalam penulisan makalah ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ns
Resdi Budaya S.kep selaku dosen pembimbing beserta teman-teman yang ikut membantu
dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Hormat Kami
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................ 1
C. Sistematika Penulisan................................................................................ 1
BAB II KONSEP TEORI........................................................................................... 3
A.Definisi....................................................................................................... 3
B. Etiologi...................................................................................................... 3
C. WOC........................................................................................................ 4
D. Patofisiologi............................................................................................. 5
E. Dampak Berbagai Sistem Tubuh.............................................................. 6
F. Manifestasi Klinis.................................................................................... 6
G. Pemeriksaan Diagnostik........................................................................... 7
H. Penatalaksanaan....................................................................................... 7
I. Komplikasi............................................................................................... 7
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN....................................................... 8
A. Pengkajian................................................................................................ 8
B. Diagnosa keperawatan............................................................................. 10
C. Intervensi.................................................................................................. 10
D. Implementasi dan Evaluasi...................................................................... 12
BAB IV PENUTUP................................................................................................... 15
A. Kesimpulan.............................................................................................. 15
B. Saran......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atelektasis berkenaan dengan kolaps dari bagian paru. Kolaps ini dapat meliputi
subsegmen paru atau seluruh paru. Ataletasis paru dapat terjadi pada wanita dan pria
termasuk bayi dan dapat terjadi pada semua usia. Atelektasis lebih sering terjadi pada
anak yang lebih muda daripada anak yang lebih tua dan remaja.
Stenosis dengan penyumbatan efektif dari suatu bronkus mengaktifkan Atelektasis
(kolaps) dari suatu lobus dan radiograf akan menunjukkan suatu bayangan yang homogen
dan tanfa pengempisan lobus. Secara patologi, hampir selalu ada kelainan-kelainan lain
disamping tidak adanya udara pada lobus dan posisi yang disebakannya daripada
dinding-dinding alveolar dan bronkeolar.
B. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian Atelektasis paru
Untuk mengetahui etiologi Atelektasis paru
Untuk mengetahui patofisiologi Atelektasis paru
Untuk mengetahui dampak berbagai system tubuh Atelektasis paru
Untuk mengetahui manifestasi klinis Atelektasis paru
Untuk mengetahui pemeriksaan diagnosa Atelektasis paru
Untuk mengetahui penatalaksanaan Atelektasis paru
Untuk mengetahui komplikasi Atelektasis paru
C. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1
C. Sistematika Penulisan
BAB II KONSEP TEORI
A.Definisi
B. Etiologi
C. WOC
D. Patofisiologi
E. Dampak Berbagai Sistem Tubuh
F. Manifestasi Klinis
G. Pemeriksaan Diagnostik
H. Penatalaksanaan
I. Komplikasi
BAB III KONSEP ASKEP
A. Pengkajian
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi
D. Implementasi dan Evaluasi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
2
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi
Atelektasis adalah istilah yang berarti “ pengembangan paru –paru yang tidak
sempurnadan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru-paru yang terserang
tidak mengandungudara dan kolaps ( sylvia A .price, patofisiologi edisi 4, EGS)
B. Etiologi
Penyebab atelektasis ada beberapa, tergantung kepada telektasis itu sendiri :
Untuk atelektasis bawaan penyebabnya adalah ketidak sempurnaan pembentukan
paru-paru pada saat janin berkembang
Untuk atelektasis Resorbsi penyebabnya adalah adanya hambatan pada jalan
napas yang mengakibatkan udara dalam alveolus diserap sehingga alveolus
mengempis kembali (timbul pada penyakit membran hyaline)
Untuk atelektasis didapat (obstruksi) penyebabnya adalah:
1. Adanya obstruksi total pada jalan napas mulai dari laring sampai dengan
bronkiolus
2. Melemahnya gerakan napas (otot parasternal/diafragma)
3. Usia
4. Kondisi tubuh dengan kesadaran menurun
3
Untuk atelektasis didapat (kompresi) atelektasis ini di akibatkan karena adanya
tekanan dari luar, baik secara menyeluruh (complete) maupun sebagian (parsial)
C. WOC
Tidak Hambatan Obstruksi Melemahnya Usia
sempurna jalan napas total pada gerakan napas tua/anak-
pembentukan jalan napas anak
paru
Udara dalam
alveolus Udara dalam
alveolus Kesadaran
Penapasan diserap menurun
buruk diserap
(pengaruh
anastesi)
Alveolus Rongga
Paru-paru mengempis alveolus
tampak kembali kolaps Kelemahan
padat, otot-otot napas
kempis dan
tidak berisi
udara Tidak dapat
mengeluarkan
jalan napas
ATELEKTASIS
Udara dalam
O2 paru tidak
keluar
Jaringan o2
menurun Tekanan di rongga
dada
Gangguan
pemenuhan
o2 MK : Gangguan rasa
nyaman (Nyeri)
nyeri
MK : Gangguan
pernapasan
4
D. Patofisiologi
Atelektasis dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Atelektasis Bawaan (Neonatorum)
Atelektasis bawaan adalah atelektasis yang terjadisejak lahir, di mana paru-paru
tidak dapat berkembang sempurna. Terjadi pada bayi (aterm/premature) yang
dilahirkan dalam kondisi telah meninggal (still born) atau lahir dalam kedaan hidup
lalu bertahan hanya beberapa hari dengan pernapasan buruk. Paru-paru tampak padat,
kempis, dan tidak berisi udara.
Atelektasis Resorbsi yaitu kondisi bayi yang mampu bernapas dengan baik,
tetapi terjadi hambatan pada jalan napas yang mengakibatkan udara dalam alveolus
diserap sehingga alveolus mengempis kembali (timbul pada ‘penyakit membran
hyaline’).
2. Atelektasis Didapat
Atelektasis didapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Atelektasis Obstruksi
Terjadi akibat adanya obstruksi total pada jalan nafas, mulai dari laring sampai
dengan brunkhiolus. Udara dalam alveolus diserap sampai rongga alveolus kolaps.
Taktor lain penyebab atelektasis adalah melemahnya gerakan nafas ( otot
parestenal/diafragma).
Atelektasis obstruksi dapat terjadi pada pasien dengan:
Asma Bronkhial
Bronkhitis Kronis
Bronkhiektasis
Aspirasi benda asing
Pasca bedah
Aspirasi darah beku
Neoplasma Bronkhus
5
Kondisi lain yang dapat menyebabkan atelektasis obstruksi antara lain : usia
(sudah tua atau usia anak-anak) dan kondisi tubuk dengan kesadaran menurun
(pengaruh anestesi) yang mengakibatkan kelemahan otot-otot napas sehingga tidak
dapat mengeluarkan sumbatan pada jalan napas.
Gejala klinis : Dispnea, Sianosis dan Kolaps, bagian dada yang atelektasis tidak
bergerak, dan pernapasan terdorong ke arah yang sakit. Pada pemeriksaan foto toraks
didapatkan bayangan padat serta diafragma menonjol ke atas.
b. Atelektasis Kompresi
Terjadi akibat adanya tekanan dari luar. Tekanannya dapat bersifat :
1. Menyeluruh (Complete)
a. Terjadi bila tekanan besar dan merata.
b. Terjadi pada : Hidrotoraks, Hemotoraks, Empiema, dan Pneumotoraks.
c. Terjadi terutama pada bagian basal.
2. Sebagian (Partial)
a. Terjadinya bila tekanan hanya terlokalisasi (setempat)
b. Terjadinya misalnya pada : Tumor dan kardiomegali.
6
Terjadi karena adanya penekanan rongga dada oleh alveolus sehingga dapat
menyebabkan trauma pada rongga dada sehingga timbul rasa nyeri.
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan radiology pada atelektasis dengan penyebab TB paru sering
ditemukan adanya infiltrate khas TB Paru dan gambar adanya Elektasis paru.dan terapi
anti biotic bergantian seperti sefuroksin, dan sefalosporin.
H. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk memperbaiki ventilasi dan membuang
sekresi. Jika atelektasis terjadi sebagai akibat efusi pleura atau pneumotoraks tekanan,
cairan atau udara mungkin di buang dengan aspirasi jarum. Jika obstruksi bronchial
adalah penyebabnya, obstruksi harus di hilangkan untuk memungkinkan udara
memasuki bagian paru tersebut kembali. Jika tindakan perawatan pernapasan tidak
berhasil untuk menghilangkan obstruksi, dilakukan broncoskopi. Intubasi endotrakeal
dan ventilasi mekanik mungkin diperlukan. Tindakan yang segera, mengurangi resiko
pneumonia dan obses paru.
I. Komplikasi
Asthma Bronchiale
Bronchotis Chronica
Bronchiektasis
Aspirasi Benda Asing
Keadaan Pasca Bedah
Aspirasi Beku Darah (Operasi Rongga Mulut)
Neoplasma Bronchus
7
BAB III
KONSEP ASKEP
A. Pengkajian
1. pengkajian
1. Identitas Klien
Nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, pekerjaaan, pendidikan terakhir,
alamat
2. Alasan kunjungan ke RS.
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang seperti gelisah, bingung, cemas dan demam
Riwayat kesehatan dahulu
Apakah pernah mengalami asma, pneumonia dll.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ad diantara anggota keluarga pasien ada yang mengalami penyakit yang
sama dengan pasien.
4. Kebiasaan sehari-hari
a. Biologis
Pola makan : frekuensi, jumlah porsi yang habis, cara makan, makanan yang
disukai dan tidak disukai.
Pola minum : frekuensi
Pola tidur : jumlah tidur, kesulitan dalam tidur
Aktifitas sehari-hari : Kegiatan yang dilakukan dari bangun tidur sampai mau
tidur krmbali
b. Psikologis
8
Keadaan emosi : kondisi psikologis
9
Rencana Pemulangan : Bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan/perawatan
rumah.
9. Pemeriksaan Diagnostik
Sinar x dada : menyatakan adanya daerah bebas udara di paru-paru
GDA/nadi oksimetri : Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang
terlibat dan penyakit paru yang ada
Makroskpis ; Paru-paru yang kolaps tampak cekung, berwarna merah kebiruan, padat,
dan pleura pada daerah tersebut mengkerut.
Mikroskopis : a. Alveolus yang menyempit tampak sebagai celah yang memanjang
b. Sumbatan pada pembuluh darah septum alveolus.
B. Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan adanya benda asing
dalam saluran pernapasan yang menyebabkan sumbatan.
Ansietas yang berhubungan dengan perasaan mendekati kematian.
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli
atau ke bagian utama paru..
C. Intervensi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan adanya benda asing
dalam saluran pernapasan yang menyebabkan sumbatan.
Intervensi mandiri
Kaji kepatenan jalan nafas
Evaluasi gerakan dada dan auskultasi untuk bunyi nafas bilateral.
Awasi frekuensi/kedalaman pernafas. Catat kemudahanbernafas,
auskultasi bunyi nafas, selidiki kegelisahan, dispenia, dan terjadinya
sianosis.
Tinggikan kepala 30-45 derajat
Intervensi kolaborasi
Berikan fisiotherapi sesuai indikasi, contoh: drinase, postural, perkusi.
10
Berikan bronkodilator IV dan aerosol sesuai indikasi.
Bantu bronkoskipi serat optic, bila diindikasikan
Berikan humidifikasi tambahan.
Awasi seri GDA/nadi oksimetri, foto dada.
11
Obserfasi sianosis secara menyeluruh pada jaringan hangat, seperti daun
telinga, bibir, lidah, dan membrane lidah.
Lakukan tindakan untuk memperbaiki/mampertahankan jalan nafas.
Tinggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan/tolerasi pasien.
Awasi tanda vital.
Kaji tingkat kesedaran/perubahan mental.
Intervensi kolaborasi
Awasi seri GDA/nadi oksimetris
Berikan oksigen dengan metode yang tepat.
12
dan batuk preaktif nafas
sementara duduk A : tujuan tercapai
tinggi Klien dapat
Memberikan obat dan mempertahankan jalan
terapi sesuai indikasi nafas dengan bunyi
serta memberikan O2 nafas yang jernih dan
tambahan. ronchi, tidak ada
sumbatan, bernafas
dengan lega,
memoerlihatkan
tingkah laku
mempertahankan jalan
nafas.
P ; intervensi di hentikan
Tanda tangan perawat
Ansietas Mempertahankan S:
berhubungan lingkungan yang Klien mengtakan sudah
dengan tenang dengan bisa tidur nyenyak dan
perasaan memenimalkan bisa tenang
mendekati stimulasi Klien mengatakan rasa
kematian Memberikan teknik cemas sudah tidak ada dan
relaksasi, mediasi emosi yang sudah stabil
kepada pasien agar O:
bila menerima situasi Klien bisa tidur
untuk menanggulangi nyenyak
rasa cemas Klien sudah tenang dan
tidak cemas
A:
Tujuan tercapai
Klien dapat
mengungkapkan
13
perasaan cemasnya
secara verbal
Klien mengakui dan
mendiskusikan
ketakutannnya/masalah
nya, reasa cemasnya
mulai berkurang
Klien mampu
menunjukkan rentang
perasaan yang tepat dan
penampilan wajah
tampak rileks/istirahat.
P : Intervensi dihentikan.
Tanda tangan perawat
Kerusakan Mengkaji status S:
pertukaran gas pernapasan, Klien mengatakan
berhubungan peningkatan respirasi sudah bisa bernafas
dengan atau perubahan pola dengan normal.
gangguan nafas. Klien mengatakan
aliran udara ke Mengobservasi dapat beristirahat
alveoli atau ke adanya cianosis, dengan tenang.
bagian utama somnolen, confusion, O :
paru apatis, dan Klien dapat
ketidakmampuan memperlihatkan
beristirahat. ventilasi dan oksigenasi
Memberikan yang adekuat.
humidifier ksigen Klien bebas dari gejala
dengan masker. distress pernafasan
Mengawasi review X- A :
Ray dada. Tujuan tercapai
Klien dapat
14
memperlihatkan
ventilasi dan oksigenasi
yang adekuat dank lien
bebas dari gejala
distress pernafasan.
P : Intervensi dihentikan
Tanda tangan perawat
.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Atelektasis adalah suatu keadaan dimana paru-paru tidak dapat mengembang
secara sempurna. Penyebab utama penyakit atelektasis adalah obstruksi bronkus.
Obstruksi tersebut menganggu jalannya udara dari dan ke alveoli yang normalnya
menerima udara melalui bronkus. Udara alveolar yang terperangkap terserap kembali
ke pembuluh darah tatapi udara luar tidak dapat menggantikan udara yang diserap
karena obstruksi. Akibatnya, bagian paru yang terisolasi mengalami kekurangan
udara dan ukurannya menyusut. Hal ini menyebabkan bagian paru lainya( sisanya)
mengembang secara berlebihan.
Atelektasis tidak akan menimbulkan dampak yang terlalu besar pada tubuh bila
tidak disertai dengan infeksi. Untuk pengobatan Atelektasis paru tanpa infeksi
pengobatannya cukup sederhana dan mudah namun, bila disertai infeksi harus
diberikan antibiotik.
B. Saran
Perawat bisa mengenal dengan cepat ciri-ciri dari Atelektasis.
Perawat bisa menangani pasien dengan penyakit Atelektasis dengan cepat, teliti
dan terampil.
Perawat dapat bekerjasama dengan baik dengan tim kesehatan lain maupun pasien
dalam tahap pengobatan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16