Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH RESPIRASI

ATELEKTASIS PARU

Disusun oleh :
Kelompok V

Nama NPM

Reny Eryani 0826010051


Syahrudin 0826010021
Pipin Herawati 0826010014
Herlina Farista 0826010031
Maryanto Saputra 0826010018
Deka Fitria 0826010052
Ezi Nuvita Sari 0826010037
Eva Meiliani 0826010053
Leni Yulianti 0826010040

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, dimana kami telah menyelesaikan
makalah yang berjudul “Atelektasis Paru”. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang
definisi sampai komplikasi tentang Atelektasis Paru.
Makalah ini menjelaskan tentang penyakit Atelektasis Paru yang berkenaan
dengan kolaps dari bagian paru. Ataletasis paru dapat terjadi pada wanita dan pria
termasuk bayi dan dapat terjadi pada semua usia.
Dalam penulisan makalah ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ns
Resdi Budaya S.kep selaku dosen pembimbing beserta teman-teman yang ikut membantu
dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Hormat Kami

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................ 1
C. Sistematika Penulisan................................................................................ 1
BAB II KONSEP TEORI........................................................................................... 3
A.Definisi....................................................................................................... 3
B. Etiologi...................................................................................................... 3
C. WOC........................................................................................................ 4
D. Patofisiologi............................................................................................. 5
E. Dampak Berbagai Sistem Tubuh.............................................................. 6
F. Manifestasi Klinis.................................................................................... 6
G. Pemeriksaan Diagnostik........................................................................... 7
H. Penatalaksanaan....................................................................................... 7
I. Komplikasi............................................................................................... 7
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN....................................................... 8
A. Pengkajian................................................................................................ 8
B. Diagnosa keperawatan............................................................................. 10
C. Intervensi.................................................................................................. 10
D. Implementasi dan Evaluasi...................................................................... 12
BAB IV PENUTUP................................................................................................... 15
A. Kesimpulan.............................................................................................. 15
B. Saran......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Atelektasis berkenaan dengan kolaps dari bagian paru. Kolaps ini dapat meliputi
subsegmen paru atau seluruh paru. Ataletasis paru dapat terjadi pada wanita dan pria
termasuk bayi dan dapat terjadi pada semua usia. Atelektasis lebih sering terjadi pada
anak yang lebih muda daripada anak yang lebih tua dan remaja.
Stenosis dengan penyumbatan efektif dari suatu bronkus mengaktifkan Atelektasis
(kolaps) dari suatu lobus dan radiograf akan menunjukkan suatu bayangan yang homogen
dan tanfa pengempisan lobus. Secara patologi, hampir selalu ada kelainan-kelainan lain
disamping tidak adanya udara pada lobus dan posisi yang disebakannya daripada
dinding-dinding alveolar dan bronkeolar.

B. Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian Atelektasis paru
 Untuk mengetahui etiologi Atelektasis paru
 Untuk mengetahui patofisiologi Atelektasis paru
 Untuk mengetahui dampak berbagai system tubuh Atelektasis paru
 Untuk mengetahui manifestasi klinis Atelektasis paru
 Untuk mengetahui pemeriksaan diagnosa Atelektasis paru
 Untuk mengetahui penatalaksanaan Atelektasis paru
 Untuk mengetahui komplikasi Atelektasis paru

C. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan

1
C. Sistematika Penulisan
BAB II KONSEP TEORI
A.Definisi
B. Etiologi
C. WOC
D. Patofisiologi
E. Dampak Berbagai Sistem Tubuh
F. Manifestasi Klinis
G. Pemeriksaan Diagnostik
H. Penatalaksanaan
I. Komplikasi
BAB III KONSEP ASKEP
A. Pengkajian
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi
D. Implementasi dan Evaluasi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

2
BAB II
KONSEP TEORI

A. Definisi
Atelektasis adalah istilah yang berarti “ pengembangan paru –paru yang tidak
sempurnadan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru-paru yang terserang
tidak mengandungudara dan kolaps ( sylvia A .price, patofisiologi edisi 4, EGS)

Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat


penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernapasan yang
sangat dangkal. (www. Atelektasis paru.com)

Atelektasi adalah suatu kondisi dimana paru-paru tidak dapat mengembang


dengan sempurna. (Asuhan Keperawatan Untuk Pasien Dengan Atelektasis BAB 18 )

B. Etiologi
Penyebab atelektasis ada beberapa, tergantung kepada telektasis itu sendiri :
 Untuk atelektasis bawaan penyebabnya adalah ketidak sempurnaan pembentukan
paru-paru pada saat janin berkembang
 Untuk atelektasis Resorbsi penyebabnya adalah adanya hambatan pada jalan
napas yang mengakibatkan udara dalam alveolus diserap sehingga alveolus
mengempis kembali (timbul pada penyakit membran hyaline)
 Untuk atelektasis didapat (obstruksi) penyebabnya adalah:
1. Adanya obstruksi total pada jalan napas mulai dari laring sampai dengan
bronkiolus
2. Melemahnya gerakan napas (otot parasternal/diafragma)
3. Usia
4. Kondisi tubuh dengan kesadaran menurun

3
 Untuk atelektasis didapat (kompresi) atelektasis ini di akibatkan karena adanya
tekanan dari luar, baik secara menyeluruh (complete) maupun sebagian (parsial)

C. WOC
Tidak Hambatan Obstruksi Melemahnya Usia
sempurna jalan napas total pada gerakan napas tua/anak-
pembentukan jalan napas anak
paru

Udara dalam
alveolus Udara dalam
alveolus Kesadaran
Penapasan diserap menurun
buruk diserap
(pengaruh
anastesi)

Alveolus Rongga
Paru-paru mengempis alveolus
tampak kembali kolaps Kelemahan
padat, otot-otot napas
kempis dan
tidak berisi
udara Tidak dapat
mengeluarkan
jalan napas

ATELEKTASIS
Udara dalam
O2 paru tidak
keluar

Jaringan o2
menurun Tekanan di rongga
dada
Gangguan
pemenuhan
o2 MK : Gangguan rasa
nyaman (Nyeri)
nyeri
MK : Gangguan
pernapasan

4
D. Patofisiologi
Atelektasis dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Atelektasis Bawaan (Neonatorum)
Atelektasis bawaan adalah atelektasis yang terjadisejak lahir, di mana paru-paru
tidak dapat berkembang sempurna. Terjadi pada bayi (aterm/premature) yang
dilahirkan dalam kondisi telah meninggal (still born) atau lahir dalam kedaan hidup
lalu bertahan hanya beberapa hari dengan pernapasan buruk. Paru-paru tampak padat,
kempis, dan tidak berisi udara.
Atelektasis Resorbsi yaitu kondisi bayi yang mampu bernapas dengan baik,
tetapi terjadi hambatan pada jalan napas yang mengakibatkan udara dalam alveolus
diserap sehingga alveolus mengempis kembali (timbul pada ‘penyakit membran
hyaline’).

2. Atelektasis Didapat
Atelektasis didapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Atelektasis Obstruksi
Terjadi akibat adanya obstruksi total pada jalan nafas, mulai dari laring sampai
dengan brunkhiolus. Udara dalam alveolus diserap sampai rongga alveolus kolaps.
Taktor lain penyebab atelektasis adalah melemahnya gerakan nafas ( otot
parestenal/diafragma).
Atelektasis obstruksi dapat terjadi pada pasien dengan:
 Asma Bronkhial
 Bronkhitis Kronis
 Bronkhiektasis
 Aspirasi benda asing
 Pasca bedah
 Aspirasi darah beku
 Neoplasma Bronkhus

5
Kondisi lain yang dapat menyebabkan atelektasis obstruksi antara lain : usia
(sudah tua atau usia anak-anak) dan kondisi tubuk dengan kesadaran menurun
(pengaruh anestesi) yang mengakibatkan kelemahan otot-otot napas sehingga tidak
dapat mengeluarkan sumbatan pada jalan napas.
Gejala klinis : Dispnea, Sianosis dan Kolaps, bagian dada yang atelektasis tidak
bergerak, dan pernapasan terdorong ke arah yang sakit. Pada pemeriksaan foto toraks
didapatkan bayangan padat serta diafragma menonjol ke atas.

b. Atelektasis Kompresi
Terjadi akibat adanya tekanan dari luar. Tekanannya dapat bersifat :
1. Menyeluruh (Complete)
a. Terjadi bila tekanan besar dan merata.
b. Terjadi pada : Hidrotoraks, Hemotoraks, Empiema, dan Pneumotoraks.
c. Terjadi terutama pada bagian basal.
2. Sebagian (Partial)
a. Terjadinya bila tekanan hanya terlokalisasi (setempat)
b. Terjadinya misalnya pada : Tumor dan kardiomegali.

E. Dampak Berbagai Sistem Tubuh


 Dispenea
 Sianosis dan Kolaps
 Bagian dada yang atelektasis tidak bergerak
 Pernapasan terdorong kearah yang sakit
 Pada pemeriksaan foto toraks didapat bayangan padat serta difragma menonjol ke
atas.
F. Manifestasi Klinis
 Gangguan pernapasan
Diakibatkan karena produksi oksigen menurun yang mengakibatkan jaringan dan
tubuh kekurangan oksigen sehingga menimbulkan gangguan pernapasan.
 Nyeri

6
Terjadi karena adanya penekanan rongga dada oleh alveolus sehingga dapat
menyebabkan trauma pada rongga dada sehingga timbul rasa nyeri.

G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan radiology pada atelektasis dengan penyebab TB paru sering
ditemukan adanya infiltrate khas TB Paru dan gambar adanya Elektasis paru.dan terapi
anti biotic bergantian seperti sefuroksin, dan sefalosporin.

H. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk memperbaiki ventilasi dan membuang
sekresi. Jika atelektasis terjadi sebagai akibat efusi pleura atau pneumotoraks tekanan,
cairan atau udara mungkin di buang dengan aspirasi jarum. Jika obstruksi bronchial
adalah penyebabnya, obstruksi harus di hilangkan untuk memungkinkan udara
memasuki bagian paru tersebut kembali. Jika tindakan perawatan pernapasan tidak
berhasil untuk menghilangkan obstruksi, dilakukan broncoskopi. Intubasi endotrakeal
dan ventilasi mekanik mungkin diperlukan. Tindakan yang segera, mengurangi resiko
pneumonia dan obses paru.

I. Komplikasi
 Asthma Bronchiale
 Bronchotis Chronica
 Bronchiektasis
 Aspirasi Benda Asing
 Keadaan Pasca Bedah
 Aspirasi Beku Darah (Operasi Rongga Mulut)
 Neoplasma Bronchus

7
BAB III
KONSEP ASKEP

A. Pengkajian
1. pengkajian
1. Identitas Klien
Nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, pekerjaaan, pendidikan terakhir,
alamat
2. Alasan kunjungan ke RS.
3. Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang seperti gelisah, bingung, cemas dan demam
 Riwayat kesehatan dahulu
Apakah pernah mengalami asma, pneumonia dll.
 Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ad diantara anggota keluarga pasien ada yang mengalami penyakit yang
sama dengan pasien.
4. Kebiasaan sehari-hari
a. Biologis
 Pola makan : frekuensi, jumlah porsi yang habis, cara makan, makanan yang
disukai dan tidak disukai.
 Pola minum : frekuensi
 Pola tidur : jumlah tidur, kesulitan dalam tidur
 Aktifitas sehari-hari : Kegiatan yang dilakukan dari bangun tidur sampai mau
tidur krmbali
b. Psikologis

8
Keadaan emosi : kondisi psikologis

2. Dasar Data Pengkajian Pasien


1. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan
Tanda : penurunan toleransi terhadap aktivitas
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat penyakit asma, pneumonia
Tanda : Sianosis.
3. Intergritas Ego
Gejala : Ketakutan, gelisah
4. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada, meningkat gangguan pernapasan dan batuk
Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit
5. Pernapasan
Gejala : Kesulitan bernapas
Riwayat adanya Pneumonia dan Asma
Tanda : Perkusi : bunyi pekak di atas area yang terisi cairan
Bunyi napas : menurun atau tak ada (sisi yang terlibat)
Kulit : pucat, sianosis, berkeringat
Mental : gelisah, bingung, cemas
7. Keamanan
Gejala : Riwayat pembedahan, adanya trauma dada
Demam 39,4 C
Tanda : berkeringat
Gemetar
8. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat mengalami terapioksigen yang berlebihan

9
Rencana Pemulangan : Bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan/perawatan
rumah.
9. Pemeriksaan Diagnostik
Sinar x dada : menyatakan adanya daerah bebas udara di paru-paru
GDA/nadi oksimetri : Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang
terlibat dan penyakit paru yang ada
Makroskpis ; Paru-paru yang kolaps tampak cekung, berwarna merah kebiruan, padat,
dan pleura pada daerah tersebut mengkerut.
Mikroskopis : a. Alveolus yang menyempit tampak sebagai celah yang memanjang
b. Sumbatan pada pembuluh darah septum alveolus.

B. Diagnosa Keperawatan
 Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan adanya benda asing
dalam saluran pernapasan yang menyebabkan sumbatan.
 Ansietas yang berhubungan dengan perasaan mendekati kematian.
 Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli
atau ke bagian utama paru..

C. Intervensi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan adanya benda asing
dalam saluran pernapasan yang menyebabkan sumbatan.
Intervensi mandiri
 Kaji kepatenan jalan nafas
 Evaluasi gerakan dada dan auskultasi untuk bunyi nafas bilateral.
 Awasi frekuensi/kedalaman pernafas. Catat kemudahanbernafas,
auskultasi bunyi nafas, selidiki kegelisahan, dispenia, dan terjadinya
sianosis.
 Tinggikan kepala 30-45 derajat
Intervensi kolaborasi
 Berikan fisiotherapi sesuai indikasi, contoh: drinase, postural, perkusi.

10
 Berikan bronkodilator IV dan aerosol sesuai indikasi.
 Bantu bronkoskipi serat optic, bila diindikasikan
 Berikan humidifikasi tambahan.
 Awasi seri GDA/nadi oksimetri, foto dada.

2. Ansietas yang berhubungan dengan perasaan mendekati kematian


Intervensi mandiri
 Observasi peningkatan kegagalan pernafasan, agitasi, gelisah, emisi labil.
 Pertahankan lingkungan tenang dengan sedikit sedikit rangsangan.
 Jadwalkan perawatan dan prosedur untuk memberikan periode istirahat tak
terganggu.
 Bantu dengan teknik relaksasi, meditasi, bimbingan imajinasi.
 Identifikasi persepsi pasien terhadp ancaman yang ada oleh situasi.
 Dorong pasien untuk mengakui dan menyatakan perasaan.
 Akui kenyataan stres tanpa manyngkal atau meyakinkan bahwa segalanya
akan baik.
 Identifikasi teknik yang telah digunakan pasien sebelumnya untuk mengatasi
ansietas.
 Bantu orang terdekat untuk berespon positif pada pasien.
Intervensi kolaborasi
 Berikan sedatif sesuai indikasi
 Awasi efek merugikan
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli
atau ke bagian utama paru.
Intervensi mandiri
 Catat frekuensi dan kedalaman pernafasan, penggunaan otot Bantu, nafas
bibir.
 Auskultasi paru untuk menurunkan adanya bunyi nafas.

11
 Obserfasi sianosis secara menyeluruh pada jaringan hangat, seperti daun
telinga, bibir, lidah, dan membrane lidah.
 Lakukan tindakan untuk memperbaiki/mampertahankan jalan nafas.
 Tinggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan/tolerasi pasien.
 Awasi tanda vital.
 Kaji tingkat kesedaran/perubahan mental.

Intervensi kolaborasi
 Awasi seri GDA/nadi oksimetris
 Berikan oksigen dengan metode yang tepat.

D. Implementasi dan Evaluasi


Hari Diagnosa
Implementasi Evaluasi
/tanggal Keperawatan
Bersihkan  Mengkaji frekuensi/ S:
jalan nafas kedalaman pernafasan  Klien mengatakan
tidak efektif dengan gerakan dada, sesaknya sudah banyak
yang pernafasan cepat dan berkurang
berhubungan dangkal, fromitus  Klien mengatakan
terdapatnya penurunan pada kedua sudah dapat bernafas
benda asing paru dengan agak lega
dalam saluran  Mengauskultasi area O:
peranfasan paru, mencatat area  Klien dapat
yang penurunan tidak ada mempertahankan jalan
menyebabkan aliran udara dan bunyi nafas dengan bunyi
penyumbatan nafas krekels, mengi, nafas yang jernih dan
(wheezing), stridor, ronchi
 Mengajarkan pasien  Klien memperlihatkan
latihan nafas dalam tingkah laki
dan batuk efektif, mempertahankan jalan
missal: menekan dada

12
dan batuk preaktif nafas
sementara duduk A : tujuan tercapai
tinggi  Klien dapat
 Memberikan obat dan mempertahankan jalan
terapi sesuai indikasi nafas dengan bunyi
serta memberikan O2 nafas yang jernih dan
tambahan. ronchi, tidak ada
sumbatan, bernafas
dengan lega,
memoerlihatkan
tingkah laku
mempertahankan jalan
nafas.
P ; intervensi di hentikan
Tanda tangan perawat
Ansietas  Mempertahankan S:
berhubungan lingkungan yang  Klien mengtakan sudah
dengan tenang dengan bisa tidur nyenyak dan
perasaan memenimalkan bisa tenang
mendekati stimulasi  Klien mengatakan rasa
kematian  Memberikan teknik cemas sudah tidak ada dan
relaksasi, mediasi emosi yang sudah stabil
kepada pasien agar O:
bila menerima situasi  Klien bisa tidur
untuk menanggulangi nyenyak
rasa cemas  Klien sudah tenang dan
tidak cemas
A:
 Tujuan tercapai
 Klien dapat
mengungkapkan

13
perasaan cemasnya
secara verbal
 Klien mengakui dan
mendiskusikan
ketakutannnya/masalah
nya, reasa cemasnya
mulai berkurang
 Klien mampu
menunjukkan rentang
perasaan yang tepat dan
penampilan wajah
tampak rileks/istirahat.
P : Intervensi dihentikan.
Tanda tangan perawat
Kerusakan  Mengkaji status S:
pertukaran gas pernapasan,  Klien mengatakan
berhubungan peningkatan respirasi sudah bisa bernafas
dengan atau perubahan pola dengan normal.
gangguan nafas.  Klien mengatakan
aliran udara ke  Mengobservasi dapat beristirahat
alveoli atau ke adanya cianosis, dengan tenang.
bagian utama somnolen, confusion, O :
paru apatis, dan  Klien dapat
ketidakmampuan memperlihatkan
beristirahat. ventilasi dan oksigenasi
 Memberikan yang adekuat.
humidifier ksigen  Klien bebas dari gejala
dengan masker. distress pernafasan
 Mengawasi review X- A :
Ray dada.  Tujuan tercapai
 Klien dapat

14
memperlihatkan
ventilasi dan oksigenasi
yang adekuat dank lien
bebas dari gejala
distress pernafasan.
P : Intervensi dihentikan
Tanda tangan perawat
.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Atelektasis adalah suatu keadaan dimana paru-paru tidak dapat mengembang
secara sempurna. Penyebab utama penyakit atelektasis adalah obstruksi bronkus.
Obstruksi tersebut menganggu jalannya udara dari dan ke alveoli yang normalnya
menerima udara melalui bronkus. Udara alveolar yang terperangkap terserap kembali
ke pembuluh darah tatapi udara luar tidak dapat menggantikan udara yang diserap
karena obstruksi. Akibatnya, bagian paru yang terisolasi mengalami kekurangan
udara dan ukurannya menyusut. Hal ini menyebabkan bagian paru lainya( sisanya)
mengembang secara berlebihan.
Atelektasis tidak akan menimbulkan dampak yang terlalu besar pada tubuh bila
tidak disertai dengan infeksi. Untuk pengobatan Atelektasis paru tanpa infeksi
pengobatannya cukup sederhana dan mudah namun, bila disertai infeksi harus
diberikan antibiotik.

B. Saran
 Perawat bisa mengenal dengan cepat ciri-ciri dari Atelektasis.
 Perawat bisa menangani pasien dengan penyakit Atelektasis dengan cepat, teliti
dan terampil.
 Perawat dapat bekerjasama dengan baik dengan tim kesehatan lain maupun pasien
dalam tahap pengobatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddart. 2002. Keperawatan Medical-Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC Volume I.
Fakultas Kedokteran UI. 1973. Patologi Anatomik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC.
Sylvia A .Price, Patofisiologi . EGC

16

Anda mungkin juga menyukai