KUMPULAN ASUHAN
KEPERAWATAN
(Askep Atelektasis)
2014
WWW.ISTANAKEPERAWATAN.BLOGSPOT.COM
KUTIPAN PASAL 72 :
Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta
(Undang-Undang No. 19 Tahun 2002)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmatNYA penulis
telah berhasil menyusun revisi kedua ebook Ratusan Askep untuk mahasiswa keperawatan.
Buku berbasis digital ini atau yang biasa disebut dengan ebook, merupakan inovasi terbaru
untuk para mahasiswa keperawatan dalam menghadapi era teknologi dan informasi yang
semakin berkembang. Dengan adanya buku berbasis digital, mahasiswa bisa membawa
ataupun menyimpan ebook ini dengan fleksibel dan praktis. Pada penulisan ebook ini, penulis
berusaha menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti sehingga dapat dengan
mudah dicerna dan diambil intisari dari materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan mahasiswa
dan dosen pengajar. Ebook ini juga diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa kesehatan
lainnya karena penulis berusaha melengkapi materi sesuai dengan kebutuhan materi
pembelajaran yang disempurnakan.
Penulis
ETIOLOGI
2. Non-obstruktif :
- Pasif → pneumothorax, operasi
- Cicatrix → perlekatan-perlekatan
- Adhesive → RDS (Respiratory Distress Syndrome)
Pneumonitis radiasi, pneumonia, uremia
- Kompresi → Pneumothorax, pleural effusion, tumor.
Obstruksi bronkhial karena adanya benda asing atau sumbatan eksudat kental
yang mengganggu saluran pernapasan dan menghambat udara masuk ke zona
alveolus dapat menyebabkan atelektasis. Udara yang berada dalam alveolus menjadi
sulit untuk keluar dari alveolus dan akan terabsorpsi sedikit demi sedikit ke aliran
darah yang menyebabkan alveolus kolaps (untuk mengembangkan alveolus yang
kolaps total diperlukan tekanan udara yang lebih besar seperti halnya seseorang harus
meniup balon lebih keras pada waktu mulai mengembangkan balon). Mekanisme ini
dikenal dengan atelektasis absorpsi dan dapat disebabkan oleh obstruksi bronkhus
intrinsik atau ekstrinsik.
Obstruksi bronkhus intrinsik paling sering disebabkan oleh sekret atau eksudat
yang tertahan, sedangkan obstruksi ekstrinsik pada bronkhus biasanya disebabkan
oleh neoplasma, pembesaran kelenjar getah bening, aneurisma, atau jaringan parut
paru akibat dari hiperakvitas dari proses tuberkulosis paru.
Risiko atelektasis meningkat pada klien dengan penurunan mekanis ketika
melakukan ventilasi seperti saat klien yang harus melakukan posisi supinasi,
membebat dada karena nyeri, depresi pernapasan akibat opioid, sedatif, retakan otot,
dan distensi abdomen. Penderita atelektasis biasanya banyak dijumpai pada balita
yang lahir prematur dimana paru tidak dapat mengembang dengan sempurna
sehingga paru tampak padat dan kempis. Namun atelektasis juga bisa terjadi pada
dewasa yang mengalami obstruksi jalan nafas (bronkus) jika terjadi penyumbatan
dalam saluran nafas maka udara di dalam alveoli akan terserap ke dalam aliran dalah
sehingga alveoli akan terserap ke dalam aliran darah sehingga alveoli akan menciut
dan memadat.
Atelektasis juga dapat terjadi akibat tekanan pada jaringan paru yang
menghambat ekspansi normal paru pada saat inspirasi. Mekanisme ini disebut dengan
atelektasis tekanan. Proses tekanan tersebut dapat diakibatkan oleh adanya
KLASIFIKASI ATELEKTASIS
Berdasarkan factor yang menimbulkan atelektasis dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Atelektasis Bawaan (Neonatorum)
Atelektasis bawaanadalah atelektasis yang terjadi sejak lahir, dimana paru-paru
tidak mengembang sempurna. Terjadi pada bayi(aterm?prematur) yang dilahirkan
dalam kondisi telah meninggal (still born) atau lahir dalam keadaan hidup lalu
bertahan hanya beberapa hari dengan pernafadan buruk.
Atelektasis resorbsi yaitu kondisi bayi yang mampu bernafas dengan baik,
tetapi terjadi hambatan pada jalan nafas yang mengakibatkan udara dalam
alveolus diserap sehinggga alveolus mengempis kembali.
2. Atelektasis didapat
Atelektasis didapat dibagi menjadi:
a) Atelektasis Obstruksi
Terjadi akibat adanya obstruksi total pada jalan nafas, mulai darri laring
sampai dengan bronkiolus. Udara dalam alveolus diserap sampai rongga
alveolikolaps. Actor lain penyebab atelektasis adalah melemahnya gerakan
nafas (otot parasternal/diafragma).
Atelektasis obstruksi dapat terjadi pada pasien dengan:
1) Asma Bronkial
2) Bronchitis kronis
3) Bronkhiektasis
4) Aspirasi benda asing
5) Pasca bedah
6) Aspirasi drah beku
7) Neoplasma bronkus
Kondisi lain yang dapat menyebabkan atelektasis obstruksi antara lain usia dan
kondisi tubuh dengan kesadaran menurun yang mengakibatkan kelemahan
otot-otot napas sehingga tidak dapat mengeluarkan sumbatan pada jalan nafas.
MANIFESTASI KLINIS
Atelektasis dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan sesak napas
yang ringan. Penderita sindroma lobus medialis mungkin tidak mengalami gejala
sama sekali, walaupun banyak yang menderita batuk-batuk pendek. Gejalanya bisa
berupa gangguan pernafasan, nyeri dada dan batuk. Jika disertai infeksi bias terjadi
demam dan peningkatan denyut jantung, kadang bias terjadi syok (tekanan darah
sangat rendah).
Gejala tergantung pada berapa banyak dari paru-paru yang terlibat. Seseorang
mungkin tidak menyadari atelektasis jika hanya sebagian kecil dari paru-paru yang
terlibat. Tetapi jika sebagian besar paru-paru yang terlibat, seseorang mungkin
memiliki gejala-gejala berikut :
- Sesak nafas
- Kelelahan
- Demam
- Nyeri dada pada sisi yang terkena
- Sianosis, warna biru di kulit menunjukan bahwa jaringan kekurangan oksigen.
GAMBAR-GAMBAR ATELETAKSIS
Foto PA
Foto PA
Foto Lateral
Terlihat densitas
berbentuk segitiga
dibagian depan,
menunjukkan kolaps lobus
medius (panah).
Foto PA
Foto PA
Foto PA
Foto lateral
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Bronkoskopi
2. Dapat ditemukan obstruksi
3. Masa
4. Corpus alienum
PENATALAKSANAAN
Tujuan dari penatalaksanaan yaitu untuk mengeluarkan dahak atau benda asing
dan kembali mengembangkan jaringan paru yang terkena.
1. Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang terkena kembali
bisa mengembang
PENCEGAHAN
Alveoli menciut
dan memadat
Infeksi
ATELEKTASIS
MK :
Nafsu makan MK :
Produksi Penyempit
Pola nafas
sekret an bronkus Intoleransi
tidak efektif
aktivitas
MK :
MK : Dypsnea
Suplay O2 Nutrisi <
Bersihan kebutuhan tubuh
dalam
jalan tidak Ekspansi paru
tubuh
efektif
Alveoli MK :
memadat
Utama Corporation www.istanakeperawatan.blogspot.com
Gangguan pertukaran gas Page 15
PENEGAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan fisik. Rontgen
dada akan menunjukkan adanya daerah bebas udara di paru-paru. Untuk menentukan
penyebab terjadinya penyumbatan mungkin perlu dilakukan pemeriksaan CT - scan atau
bronkoskopi serat optik.
Kolaps dapat didiagnosa dengan adanya :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan produk mucus berlebihan dan kental,
batuk tidak efektif.
2. Gangguan pertukaran gas b/d penurunan volume paru
3. Intolernsi aktifitas berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah (kelelahan)
sekunder terhadap peningkatan upaya pernapasan
4. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi paru
5. Cemas / takut berhubungan dengan hospitalisasi (ICU)
Intervensi
Diagnosa Intervensi
No Hasil yang diharapkan
Keperawatan
Ahmad A.K. 1995. Kamus Lengkap Kedokteran. Surabaya : Citas Media Pers
Anderson, Silvia. 1996. Patofisiologi : Konsep Klinik Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Baradero, Mary. 2009. Klien Gangguan Endokrin: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Behrman, Kliegman & Arvin. 2001. Ilmu Penyakit Anak. Jakarta : EGC
Benson & Martin, L. 2000. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC
Brashers, Valentina L. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan & Manajemen ed.2.
Jakarta: EGC
Brenda, Brace, dkk. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Bruce, Wingerd. 1994. The Human Body Concept of Anatomy and Physiology. Orlando
Florida : Harcourt Bruce College Publisher
Caplan, L.R. 2000. Neurovascular Disorders : Text Book of Clinical Neurology. Chicago :
Saudes
Charles, Noback. 1996. The Human Nervous System : Structure and Function. Ed. Ke 5.
Philadelphia : Lippincott William-Wilkins
Djuanda, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : EGC
Dona, Whalley & Wong. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC
Elaine, Marieb. 2001. Human Anatomy and Physiology. San Fransisco: Wesley Longman
Gibson, John. 2003. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC
Henderson & Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC
Hudak & Gallo. 1996. Keperawatan Kritis Pendidikan Holistik. Jakarta : EGC
John, Gibson. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC
Listiono, Djoko. 1998. Stroke Hemoragik Ilmu Bedah Saraf. Jakarta : Gramedia
Maryunani, Anik. 2008. Buku Saku Diabetes Pada Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media.
Ratna, Mardiati. 1997. Buku Kuliah Susunan Saraf Otak. Jakarta : Sagung Seto
RA, Nabyl. 2009. Cara Mudah Mencegah dan Mengobati Diabetes Melitus. Yogyakarta:
Aulia Publishing.
Wilson, M.N. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta : EGC