Anda di halaman 1dari 3

3.

Comparation Ya  Jurnal Utama


1. Metode: menggunakan quasi eksperimen dengan
pendekatan pre-post tes tanpa kontrol grup
2. Sampel: populasi dalam penelitian ini sebanyak 10
responden
3. Intervensi: pemberian rebusan kayu manis pada
pasien DM tipe II

 Jurnal Pembanding
1. Metode: menggunakan quasi eksperimen dengan
desain penelitian non randomized control grup.
2. Sampel: populasi dalam penelitian ini adalah 38
orang, diambil secara purposive sampling
sebanyak 20 orang yaitu 10 kelompok intervensi.
3. Intervensi: pemberian rebusan daun salam pada
pasien DM tipe II

 Critical Thinking
Quasi experiment merupakan experiment yang dalam
mengontrol situasi penelitian tidak terlalu ketat atau
menggunakan rancangan tertentu dan penunjukan
subjek penelitian secara tidak acak untuk
mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat faktor
penelitian. (Danim, 2013)
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat
populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui
sebelumnya. (Sugiyono, 2015)
4. Outcome Ya  Jurnal Utama
Sebelum intervensi
Rata-rata kadar gula darah responden sebelum
diberikan intervensi sebesar 286,10 mg/dL
Setelah intervensi
Rata-rata kadar gula darah responden setelah
diberikan intervensi sebesar 239,30 mg/dL
 Jurnal Pembanding
Sebelum intervensi
Tingkat kadar glukosa darah rata-rata sebelum
mengkonsumsi daun salam adalah 299,90 mg / dL
Setelah intervensi
Tingkat kadar glukosa darah rata-rata setelah
mengkonsumsi daun salam 207,20 mg / dL. Kadar
glukosa darah pada kelompok kontrol 263,20 mg / dL.
 Critical Thinking

Dengan pemberian rebusan kayu manis dapat


membantu peningkatan protein reseptor insulin pada
sel, sehingga dapat meningkatkan sensitivitas insulin
dan menurunkan kadar glukosa mendekati normal
(Farry, 2014). Mengkomsumsi 1 gram kayu manis per
hari dapat meningkatkan sensitivitas hormon insulin
sebagai pengatur glukosa darah sehingga bisa
membantu pengobatan Diabetes Melitus.
Terapi herbal menggunakan rebusan daun salam. Daun
salam kaya akan kandungan antidiabetik karena
memiliki senyawa aktif seperti quaretin, tannin, dan
flavonoid (Taufiqurrohman, 2015). daun salam juga
memiliki kemampuan anti- inflamasi, anti-oksidan,
antibakteri dan antijamur. Sifat anti-oksidan ini dapat
membantu mengatasi penyakit diabetes karena
memungkin tubuh untuk memproses insulin secara
efisiensi (Herliana, 2013).

Anda mungkin juga menyukai