Anda di halaman 1dari 33

penelitian eksperimental terencana yang

dilakukan pada manusia


Perlakuandiukur out come
Variabel perancu dikendalikan
Merupakan rangkaian drug discovery
Tahapan penemuan obat:
Uji praklinis
Uji klinis
Uji praklinis:
Uji invitro: sitotoksik, antibakteri dll
Uji pada hewan uji (invivo)
uji efek farmakologis
Uji ketokiskan akut &subkronis
Uji kemandulan
Uji teratogenik
Etc
Uji klinis
Tahap I : pd orang sehat
Tahap II : pd orang sakit terbatas
Tahap III : pada orang sakit jumlah>banyak
Tahap IV : post marketing survailance
Phase I
20 - 100 healthy volunteers take
drug for about one month
Information Learned
1. Absorption and metabolism
2. Effects on organs and tissue
3. Side effects as dosage is increased

Remote data entry

Phase II
Several hundred health-impaired patients Information Learned
1. Effectiveness in treating disease
Treatment Group Control Group 2. Short-term side effects in health -impaired patients
3. Dose range

Phase III Information Learned


1. Benefit/risk relationship of drug
Hundreds or thousands of health- 2. Less common and longer term side effects
impaired patients 3. Labeling information

Compassionate Use
Uji klinis yang sahih: RCT (Randomized controle trial)
Persamaan & Perbedaan uji klinis (RCT) dnegan
kohort???????CARI
Desain paralelperbandingan antar
kelompok (group comparison), bisa bersifat
pasangan serasi (matched pairs) atau bukan.
Desain menyilang (cross-over design)
Desain paralel
Paling banyak digunakan, baik pada penyakit akut
maupun kronik.
Dibuat 2 kelompok atau lebih
Pengobatan pada tiap kelompok tersebut dilakukan
secara paralel atau simultan.
Paling sering dgn dua kelompok; kelompok
pertama memperoleh pengobatan baru, sedangkan
kelompok lainnya menerima pengobatan standar
dan berlaku sebagai kontrol.

Untuk menjamin kesahihan /meminimalisir bias


dilakukan:
randomisasi
Dengan pemilihan pasangan serasi (matching)
Dengan demikian, perbedaan efek pada kedua
kelompok akibat perlakuan yang diberikan.
Desain paralel tanpa matching lebih sering
digunakan, karena pada desain dengan matching
untuk mencari subyek yang serasi dalam
pelbagai variabel prognosis yang mungkin
berperan seringkali sangat sulit.
Deasin uji menyilang
Tiap subyek menjadi kontrol bagi dirinya ( before and
after design). sekelompok subyek diberikan perlakuan,
hasil perlakuan dibandingkan dengan keadaan
sebelumnya.
Subyek di randomisasi; kelompok A menerima obat yang
diteliti; kelompok B menjadi kontrol. Setelah waktu
tertentu, jenis pengobatan dipertukarkan, dan
sebaliknya.
Cocok pada penyakit kronik yang relatif stabil seperti
hipertensi, asma, hiperlipidemia.
Keuntungan: dapat menyingkirkan variasi individu
lebih peka dan lebih sedikit subyek yang diperlukan
(separuh dari desain paralel).
Kerugia:Waktu penelitian menjadi lebih lama,
kemungkinan drop out yang lebih besar
Beberapa hal yg wajib diperhatikan pada
desain menyilag/cross over:
a. efek carry over : efek obat pertama belum
habis pada saat dimulai pengobatan kedua.
b. efek order: terjadi perubahan derajat berat
penyakit selama penelitian berlangsung.
c. Periode wash out : waktu untuk
menghilangkan efek obat awal, sebelum
pengobatan kedua dimulaidipengaruhi jensi
obat
Langkah langkah sebelum uji klinis:
Penyiapan protokol uji
Bentuk organisasi uji klinis
Informed consent
Protokol uji harus memuat:
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
2. Menentukan desain uji klinis yang sesuai
3. Menetapkan subyek penelitian
4. Mengukur variabel data
5. Melakukan randomisasi
6. Melaksanakan perlakuan
7. Mengukur variabel efek
8. Menganalisis data
Menetapkan Pertanyaan Penelitian Dan
Hipotesis
Tentukan masalah yg akan diteliti
Menentukan Desain
Berdasarkan hipotesis ditetapkan jenis
desain yang akan dipergunakan, apakah akan
dipakai desain paralel atau desain menyilang,
ataukah dengan desain lain yang lebih
kompleks.
Menetapkan Subyek Penelitian
Popupasi target
Populasi terjangkau
Tentukan kriteria populasi terjagkau/sampel
(eligibility criteria)
Inclusion criteria
Exlusion criteria
Menetapkan Besar Sampel.
Banyak faktor: populasi, dana, waktu dll
Terlalu sedikit??????
Terlalu banyak?????
Pengukuran variabel data dasar
Data demografis, klinis, dan laboratorium relevan
dengan pertanyaan penelitian.
Data klinis seperti umur, jenis kelamin, diagnosis,
dan lain-lain yang relevan dengan harus di catat,
Prinsip-prinsip pengukuran yang sahih harus selalu
di penuhi
Melakukan randomisasi
Aspek yang terpenting di dalam uji klinis, adalah
randomisasi yi:alokasi acak (random allocation), untuk
menentukann subyek penelitian mana yang akan
mendapat perlakuan dan mana yang menjadi kontrol
(beda dengan pemilihan sunyek secara random).
Tujuan : mengurangi bias seleksi dana perancu
(confounding), yakni dengan terbaginya variabel-
variabel yang tak di teliti secara se imbang pada
kelompok yang ada.
Sehingga bila terdapat perbedaan unsur terapi,
perbedaan tersebut semata-mata di sebabkan oleh
karena perbedaan perlakuan, dan bukan karena
perbedaan karakteristik subyek pada kedua kelompok
Cara randomisasi:
Simple Randomization
Randomisasi Blok
Randomisasi Berstrata (Stratified Randomization)
Simple randomization
DeNgan DeKeping mata uang
Tabel random
Kekurangan: sering jumlah subyek tidak sama antar
kelompok
Randamisasi blok
Untuk menghindari jumlah subyek yg tidak
samarandomisasi blok.
Tujuan: untuk membuat setiap kelompok mempunyai
jumlah subyek yang sebanding pada suatu saat. Bila kita
mempunyai 400 subyek, dengan cara randomisasi
sederhana diharapkan pada akhir randomisasi akan
terdapat jumlah subyek yang seimbang pada kedua
kelompok, katakanlah pada kelompok terapi 406 orang,
pada kelompok kontrol 394 orang. Namun bila ingin
dilakukan analisi interim (analisis sebelum penelitian
berakhir), misalnya pada saat jumlah subyek (100 orang)
telah diteliti,mungkin pada kelompok terapi terdapat 42
orang dan pada kelompok kontrol 58 orang, keadaan yang
tidak seimbang. Randomisasi dalam blok dapat mengatasi
keadaan tersebut.
Stratified Randomization
Jika terdapat factor prognosis penting yang akan
mempengaruhi hasil penelitian, maka perlu
dilakukan stratifikasi prognosisagar diperoleh sub
kelompok (strata) yang lebih homogen
Intervensi
Kelompok intervensi
Kelompok kontrol
Kelompok plasebo???/masking/ketersamaran
Plasebo digunkanan jika:
Belum ada obat standar
Plasebo sbg tambahan obat standar
Penyakit yg ringan
Penggunaan plasebo(masking/ketersamaran):
open clinical trial: peneliti dan subyek tahu
plasebonya. Biasanya studi pendahuluan
Uji klinis Tersamar tunggal/single mask:Peneliti
tahu obatnya, sedang subyek tidak tahubias
Uji klinis Tersamar ganda/double mask:peneliti dan
subyek tidak tahulebih valid
Tripel mask: peneliti, subyek, evaluator tidak tahu
Variabel efek :
Efek yang terjadi diukur
Analisis data
Tergantung jenis data, jenis uji
a. Uji klinis dengan variable bebas berskala nominal 2
kelompok (obat baru-obat standaar) dan variable
efek nominal (sembuh-tidak sembuh), sampel dipilih
secara independen , uji hipotesis dengan uji kuadrat.
Jila sampel dipilih secara serasi/berpasangan harus
dipergunakan uji kai-kuadrat untuk kelompok
berpasangan(uji. Mc.nemar)
b. variable bebas nominal 2 kelompok (misalnya lelaki-
perempuan)dan variable efek berskala numerik
(misalnya kadar gula), maka uji yang dipergunakan
adalah uji T, yakni uji T untuk 2 kelompok
independent atau uji T untuk kelompok berpasangan.
Apabila distribusi data tidak normal dipakai uji non
parametric.
c. Bila variable bebas berskala nominal tetapi
lebih dari dua kelompok, sedangkan variable
efeknya berskala numeric, maka
dipergunakan uji beda analisis varians(anova)
Keuntungan uji klinis:
Lebih sahih karena dilakukan randominasi

Lebih efisien karena kriteria inklusi, perlakuan dan


outcome telah ditentuakan terlebih dahulu.
Kerugian uji klinis:
Mahal
Lama
Tidak semua subyek setujuinformed consent
Kadang tidak menggambarkan populasi target
Kendala etik

Anda mungkin juga menyukai