Anda di halaman 1dari 26

Penelitian

eksperimental
Dan Uji Klinik

Dr.Si. dr. Syazili Mustofa, M.Biomed


Lektor Ilmu Biomedik
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Penelitian Eksperimental.
• dilakukan untuk mencari akibat dari sesuatu yang
dilakukan secara sengaja oleh para peneliti.

• suatu tindakan dan pengamatan yang dilakukan untuk


mengecek hipotesis atau mengenali hubungan sebab
akibat antara gejala.

• penyebab dari semua gejala akan diuji untuk


mengetahui sebab atau variabel bebas itu akan
mempengaruhi akibat atau variabel terikat.
Desain paralel (1)

• Paling banyak digunakan


• Bisa untuk penyakit akut atau kronis
• Bisa 2 kelompok atau lebih
• Perlu kelompok yang seimbang → harus dilakukan randomisasi
atau dibuat pasangan serasi
• Perlu penyamaran (kecuali untuk tindakan bedah)
Desain paralel (2)

Randomisasi
Perlakuan uji

Sampel Run-in
(Bila perlu) Perlakuan kontrol

= pengukuran
Desain paralel (3)

Kelebihan UK acak, tersamar, berpembanding:


• Bias kecil karena ada randomisasi dan
penyamaran
• Hasil yang > konklusif karena faktor perancu
dikontrol. Contoh: Berbagai studi observasional
secara konsisten membuktikan bahwa beta-
karoten menurunkan risiko mendapat kanker,
tapi 4 UK membuktikan sebaliknya (Marshal,
1999)
Desain paralel (4)

• Terkadang lebih cepat dan murah: untuk


penyakit yang berespons cepat terhadap
pengobatan. Mis. untuk mengetahui
efektivitas obat penurun kolesterol: tidak
mungkin memakai desain observasional.
Desain paralel (5)

Kekurangan:
• Kompleks, mahal
• Terkadang sangat makan waktu
• Seringterbentur masalah etis
karena memaparkan subyek
terhadap resiko dan
ketidaknyamanan
Mis: biopsi hati, endoskopi, pungsi
sumsum tulang
Desain menyilang (cross-over) (4)

randomisasi

Perlaku--an Perlaku-an
kontrol Washout uji

Sampel Run-in

Perlaku-an Perlaku--an
uji Washout
kontrol

= pengukuran variabel
Desain menyilang (cross-over) (1)

• Tiapsubyek menjadi kontrol bagi dirinya


sendiri
• Keuntungan:
 mengurangi variasi antar individu dan memperkecil sample size sampai 25%
dari desain paralel
 Cocok untuk peyakit kronik dan stabil
Desain menyilang (cross-over) (2)
• Kerugian:
 Tidak cocok untuk penyakit yang cepat sembuh atau yang sembuh dalam 1
x terapi
 Bisa ada carry over effect dan order effect
 Kemungkinan drop out lebih besar
 Perlu wash out period yang cukup
 Tidak dapat dikerjakan pada subyek dengan kepatuhan rendah
 Sering sulit mendapat data SDdiff
Desain menyilang (cross-over) (3)

Contoh:
• Uji perbandingan efektivitas obat untuk:
 asma kronik
 reumatoid artritis
 hiperkolesterolemia
 hipertensi

• Uji
bioekivalensi obat “copy drugs” versus
obat inovator
Desain Latin Square (2)

Periode
Pasien I II III IV
Grup 1 A B C D
Grup 2 B D A C
Grup 3 C A D B
Grup 4 D C B A

NB: A,B,C,D = jenis obat/perlakuan


Desain Latin square (1)
Sama dengan desain menyilang, kecuali
kelompok perlakuannya > 2
Keuntungan:
 Mengurangi jumlah sampel

Kerugian:
 Tidak dapat diterapkan pada penyakit yang sembuh cepat atau langsung
mati
 Membutuhkan subyek yang sangat kooperatif
 Butuh waktu lama
Pengacakan pasangan serasi
(randomization of matched pairs)
• Dicari
pasangan subyek (atau anggota
tubuh) yang serasi dalam berbagai variabel
prognostik
• Lalusecara acak salah satu dari pasangan
subyek dialokasikan untuk mendapat salah
satu perlakuan, subyek pasangannya
mendapat perlakuan alternatif
• Contoh:studi fotokoagulasi vs kontrol pada
retinopati diabetik
UK tanpa kontrol

• Yaitu UK tanpa grup kontrol


• Potensial
menghasilkan kesimpulan yang
sangat menyesatkan
• Sering
digunakan untuk tujuan promosi saja
(bukan tujuan ilmiah)
• Contoh: Publikasi UK obat2 psikofarmaka
(Foulds, 1958):
 Yang tanpa kontrol: keberhasilan 85% (n=52)
 Yang dengan kontrol: keberhasilan 25% (n=20)
Desain kontrol diri sendiri
(before and after)
• Membandingkan suatu parameter sebelum dan
sesudah perlakuan pada tiap subyek dalam 1
kelompok
• Tidak ada kelompok kontrol
• Mudah terjadi bias (efek Hawthorn): subyek
mengubah perilakunya karena ikut dalam UK
(bukan karena intervensi)
• Contoh:
membandingkan kadar trigliserid
sebelum dan sesudah perlakuan uji pada 1
kelompok subyek
UK dengan historical control
• Umumnya gagal memberikan hasil yang sahih
• Mengandung banyak peluang bias pada
pelaksanaan penelitian (mis. kriteria seleksi,
kriteria sembuh, beratnya penyakit,
kecenderungan mengeluarkan subyek yang
tidak responsif, dll)
• Secara umum terdapat kecenderungan yang
membesar-besarkan kelebihan obat baru
Clinical Trials What Are
Clinical Trials and Studies?
• Penelitian klinis adalah penelitian medis yang
melibatkan Manusia. Ada dua jenis, studi observasional
dan uji klinis.
Studi observasional
• mengamati orang-orang dalam keadaan normal.

• Peneliti mengumpulkan informasi, mengelompokkan


sukarelawan menurut karakteristik yang luas, dan
membandingkan perubahan dari waktu ke waktu.
Misalnya, peneliti dapat mengumpulkan data melalui
pemeriksaan medis, tes, atau kuesioner tentang
sekelompok orang lansia dari waktu ke waktu untuk
mempelajari lebih lanjut tentang efek gaya hidup yang
berbeda pada kesehatan kognitif.

• Studi ini dapat membantu mengidentifikasi


kemungkinan baru untuk uji klinis.
Uji klinis
• penelitian yang
dilakukan pada orang
yang bertujuan untuk
mengevaluasi intervensi
medis, bedah, atau
perilaku.
• cara utama para peneliti
mengetahui apakah
pengobatan baru, seperti
obat baru atau diet atau
perangkat medis
(misalnya, alat pacu
jantung) aman dan
efektif pada manusia.
Uji klinis
• Seringkali uji klinis digunakan
untuk mengetahui apakah
pengobatan baru lebih efektif
dan/atau memiliki efek samping
yang lebih sedikit daripada
pengobatan standar.

• Sebelum uji klinis disetujui


untuk dimulai, para ilmuwan
melakukan tes laboratorium dan
penelitian pada hewan untuk
menguji keamanan dan
kemanjuran obat. Jika studi ini
menunjukkan hasil yang
menguntungkan, badan yang
berwenang, BPOM akan
memberikan persetujuan untuk
intervensi yang akan diuji pada
manusia.
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN 2014

• Uji Klinik adalah kegiatan penelitian dengan mengikutsertakan


subjek manusia disertai adanya intervensi Produk Uji, untuk
menemukan atau memastikan efek klinik, farmakologik dan/atau
farmakodinamik lainnya, dan/atau mengidentifikasi setiap reaksi
yang tidak diinginkan, dan/atau mempelajari absorbsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi dengan tujuan untuk memastikan
keamanan dan/atau efektifitas produk yang diteliti.
Uji klinis lanjut melalui
empat fase
• Tujuan :
 menguji pengobatan
 menemukan dosis yang tepat, dan
 mencari efek samping.

• Jika, setelah tiga fase pertama, peneliti menemukan


obat atau intervensi lain yang aman dan efektif, BPOM
menyetujuinya untuk penggunaan klinis dan terus
memantau efeknya.

• Uji klinis obat biasanya digambarkan berdasarkan


fasenya. Pengawas biasanya mengharuskan uji coba
Fase I, II, dan III dilakukan untuk menentukan apakah
obat tersebut dapat disetujui untuk digunakan.
• Uji coba Fase I menguji pengobatan eksperimental pada sekelompok kecil
orang yang sering kali sehat (20 hingga 80) untuk menilai keamanan dan efek
sampingnya serta untuk menemukan dosis obat yang tepat.
• Uji coba Fase II menggunakan lebih banyak orang (100 hingga 300). Sementara
penekanan pada Tahap I adalah pada keselamatan, penekanan pada Tahap II
adalah pada efektivitas. Fase ini bertujuan untuk mendapatkan data awal
apakah obat bekerja pada orang yang memiliki penyakit atau kondisi tertentu.
Uji coba ini juga terus mempelajari keamanan, termasuk efek samping jangka
pendek. Fase ini dapat berlangsung beberapa tahun.
• Uji coba Fase III mengumpulkan lebih banyak informasi tentang
keamanan dan efektivitas, mempelajari populasi yang berbeda dan dosis
yang berbeda, menggunakan obat dalam kombinasi dengan obat lain.
Jumlah subjek biasanya berkisar dari beberapa ratus hingga sekitar
3.000 orang. Jika FDA setuju bahwa hasil uji coba positif, itu akan
menyetujui obat atau perangkat eksperimental.

• Studi fase III dilakukan pada populasi yang lebih besar dan di berbagai
wilayah dan negara, dan seringkali merupakan langkah tepat sebelum
pengobatan baru disetujui.
• Uji coba Fase IV untuk obat atau perangkat dilakukan setelah FDA
menyetujui penggunaannya. Efektivitas dan keamanan perangkat
atau obat dipantau dalam populasi yang besar dan beragam.
Terkadang, efek samping obat mungkin tidak jelas sampai lebih
banyak orang meminumnya dalam jangka waktu yang lebih lama.

• Studi fase IV dilakukan setelah persetujuan negara dan ada


kebutuhan untuk pengujian lebih lanjut pada populasi yang luas
dalam jangka waktu yang lebih lama.

Anda mungkin juga menyukai