Anda di halaman 1dari 42

DESAIN EKSPERIMENTAL

Kelompok 3
Prihandriyo Sri Hijranti 1406594045
Hanitya D. Ratnasari 1506704503
Grace Stefanus 1506705866
Rahimul Yakin 1506785085
Sistematika Presentasi

I. Pengertian Studi Eksperimental

II. Obyektif Studi Eksperimental

III. Jenis-jenis Studi Eksperimental

IV. Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental

V. Tantangan dan Solusi Pelaksanaan Studi Eksperimental

VI. Kelebihan dan Kekurangan Studi Eksperimantal

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 2


Pengertian Studi Eksperimental
Dalam konteks ilmu epidemiologi
Trials = to try atau put something to a test (Gertsman, 2013)
Dalam epidemiologi,
Alat uji paling baik untuk membuktikan hubungan sebab-akibat

Desain eksperimental
o Memberi jawaban hubungan sebab-akibat
o Adanya manipulasi (perlakuan) terhadap subyek penelitian
o Di-follow up untuk diamati efek dari manipulasi (perlakuan)
o Berbagai jenis bias dapat dikurangi atau ditiadakan
o Hasil studi didasarkan pada perbedaan efek kelompok yang mendapat perlakuan dengan kelompok kontrol
(tidak mendapat perlakuan)
o Sering digunakan untuk membandingkan satu jenis intervensi dengan intervensi lainnya
o Mirip studi kohort
Eksperimental: alokasi subyek dan metode perlakuan ditentukan peneliti
Kohort: hanya observasi, tanpa perlakuan

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 3


Pengertian Studi Eksperimental

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 4


Obyektif Studi Eksperimental

Intervensi preventif
o Untuk mencegah penyakit
o Contoh: studi efektivitas vaksin, aspirin untuk mencegah PJK, modifikasi diet,
olahraga, berhenti merokok

Intervensi terapi
o Biasanya dilakukan oleh perusahaan farmasi untuk menguji obat baru untuk
mengobati penyakit

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 5


Jenis-jenis Studi Eksperimental

Jenis-jenis Studi Eksperimental


1. Berdasarkan Gerstman, 2013 dan Sastroasmoro, 2002
a. Pure experimental (randomized controlled trials/clinical trials)
b. Field trials
c. Community trials/community intervention study
d. Laboratorium trials
e. Quasi experimental
2. Berdasarkan Noor, 2008
a. Randomisasi murni
b. Randomisasi semu

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 6


Jenis-jenis Studi Eksperimental

1. Berdasarkan Gerstman, 2013

Pure Experimental Quasi Experimental


a. Randomized Controlled Trials a. One Group Post-test Only Design
b. Post-test Only Design with Non-equivalent Group
c. One Group Pre-test and Post-test
d. Untreated Control Group Design with Pre-test and
Post-test

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 7


Jenis-jenis Studi Eksperimental

a. One Group Post-test Only Design


o Hanya ada 1 kelompok yang diamati tanpa kelompok pembanding dan hanya
dilakukan pengukuran (tes) sekali saja
b. Post-test Only Design with Non-equivalent Group
o Ada 2 kelompok atau lebih yang diamati, antar kelompok berbeda karakteristik,
perlakuan yang diberikan berbeda tiap kelompok
c. One Group Pre-test and Post-test
o Hanya ada 1 kelompok yang diamati, pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah
perlakuan diberikan
d. Untreated Control Group Design with Pre-test and Post-test
o Ada 2 kelompok yang diamati, yaitu kelompok yang diberi perlakuan, dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan (kontrol)

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 8


Jenis-jenis Studi Eksperimental

Jenis Studi Nama Lain Kegunaan Unit Penelitian


Randomized Clinical Trials Mengetahui obat atau prosedur Pasien
Controlled Trials pengobatan baru yang dapat
mengurangi symptoms, mencegah
recurrence, atau menurunkan risiko
kematian
Field Trials - Mengetahui prosedur baru atau agen Populasi sehat
yang dapat mencegah terjadinya
penyakit
Community Trials Community Mengetahui prosedur baru atau agen Komunitas
Intervention Study yang dapat mencegah terjadinya
penyakit

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 9


Jenis-jenis Studi Eksperimental

Berdasarkan Sastroasmoro, 2002


o Field Trials
Efektivitas intervensi preventif pada individu
Contoh: efektivitas vaksin
o Community Trials
Efektivitas intervensi preventif pada kelompok (perumahan, sekolah, seluruh
komunitas)
Contoh: program berhenti merokok di 11 komunitas
o Clinical Trials
Efektivitas intervensi terapi pada individu yang sakit
Contoh: uji kemoterapi pada pengobatan kanker

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 10


Jenis-jenis Studi Eksperimental

2. Berdasarkan Noor, 2008


a. Eksperimental dengan randomisasi (murni)
b. Eksperimental tanpa randomisasi (semu)

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 11


Jenis-jenis Studi Eksperimental
a. Eksperimental dengan randomisasi (murni)
Populasi

Populasi sampel randomisasi

Kelompok studi eksperimental Kelompok kontrol

Pengambilan data awal Pengambilan data awal (bersamaan


(sebelum intervensi) waktunya dengan kelompok studi)
Perlakuan Tanpa perlakuan

Pengumpulan data akhir Pengumpulan data akhir (bersamaan


(setelah perlakuan selesai) waktunya dengan kelompok studi)

Bandingkan hasilnya
11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 12
Jenis-jenis Studi Eksperimental

Tiga hal pokok eksperimental dengan randomisasi (murni)


1. Adanya perlakuan
2. Adanya kelompok kontrol
3. Randomisasi, peneliti dengan teliti memilih kedua kelompok tersebut secara
random

Contoh penelitian eksperimental dengan randomisasi (murni)


o Laboratorium trials
o Clinical trials
o Community intervention study
o Field trials

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 13


Jenis-jenis Studi Eksperimental

b. Eksperimental tanpa randomisasi (semu)


Perbedaan mendasar antara randomisasi (murni) dan randomisasi (semu)
Salah satu persyaratan eksperimental murni tidak terpenuhi tanpa randomisasi
Menggunakan 2 kelompok atau lebih
Contoh:
Uji coba penyuluhan kesehatan yang diberikan kepada satu desa, sedangkan
desa lainnya tanpa penyuluhan kesehatan. Uji coba penyuluhan kesehatan
dilakukan sebelum pelaksanaan suatu kampanye imunisasi. Hasil penelitian
dibandingkan dengan melihat partisipasi masyarakat kedua desa tersebut pada
pelaksanaan kampanye imunisasi

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 14


Jenis-jenis Studi Eksperimental
b. Eksperimental tanpa randomisasi (semu)

Kelompok studi pada awal intervensi Kelompok studi pada akhir


penelitian penelitian

Dibandingkan

Kelompok kontrol pada awal Kelompok kontrol pada


penelitian akhirpenelitian

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 15


Jenis-jenis Studi Eksperimental
b. Eksperimental tanpa randomisasi (semu)

Kelompok pada awal penelitian intervensi Kelompok pada akhir penelitian

Dibandingkan

Contoh eksperimental semu dengan satu kelompok tanpa randomisasi

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 16


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental

1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis


2. Menentukan desain randomized controlled trials yang sesuai
3. Menetapkan subyek penelitian
4. Mengukur variabel data dasar
5. Melakukan randomisasi
6. Melakukan perlakuan
7. Mengukur variabel acak
8. Menganalisa data

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 17


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental

2. Menentukan desain randomized controlled trials yang sesuai


a. Desain paralel (parallel group design)
Desain paralel tanpa matching
Desain paralel dengan matching
b. Desain menyilang (cross-over design)
c. Dose-ranging studies
d. Factorial design

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 18


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental

a. Desain paralel
Paling banyak digunakan
Dibagi 2 kelompok atau lebih A

Kelompok pertama kelompok eksperimental R


A B
Kelompok kedua kelompok kontrol
N
Kedua kelompok yang diperbandingkan harus seimbang
D C
dalam hal faktor prognosis yang penting sehingga semua
variabel kedua kelompok sebanding, control
kecuali variabel perlakuan

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 19


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental
Desain paralel tanpa matching
o Subyek yang memenuhi kriteria penelitian dilakukan randomisasi, sehingga terbentuk
kelompok eksperimen dan kontrol
o Pengobatan, perlakuan, dan perawatan pada kedua kelompok harus sama, kecuali
terhadap intervensi yang dilakukan pada kelompok eksperimen
Desain paralel dengan matching
o Setiap subyek yang masuk kelompok eksperimen dicarikan padanannya, yaitu
subyek lain dengan karakteristik klinis yang sama dalam hal faktor prognosis (umur,
jenis kelamin, derajat penyakit) matching variables
o Jarang dilakukan karena kesulitan memperoleh kontrol dengan matching variables
yang banyak

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 20


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental
b. Desain menyilang (cross-overr design)
Menggunakan pasien sebagai kontrol
Subyek dirandomisasi untuk mendapatkan rangkaian perlakuan (A lalu B, atau B lalu A)
Setelah dilakukan randomisasi, subyek kelompok
eksperimental mendapat perlakuan dan subyek W ASH -OU T
kelompok kontrol dibiarkan natural apa adanya
Setelah waktu tertentu jenis perlakuan dipertukarkan
antara kedua kelompok A B
Ada periode wash-out untuk menghilangkan efek
R
A
perlakuan
N
Diterapkan pada penyakit kronik yang relatif stabil,
D
misalnya: hipertensi, asma, hiperlipidemia
B A
Pada penyakit yang perjalanannya tidak stabil sulit untuk
menilai hasil karena mungkin derajat penyakit berbeda pada
saat menjadi kelompok eksperimen dan kontrol

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 21


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental
Desain menyilang (cross-over design)

Kelebihan cross-over design


o Perbandingan perlakuan hanya bisa dinilai tiap individu, bukan antara individu
mengurangi jumlah sampel
Kelemahan cross-over design
o Terjadi drop-out sebelum perlakuan kedua

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 22


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental

c. Dose-ranging studies

high dose

R
A medium dose
N
D low dose

control

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 23


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental
d. Factorial design
Meneliti hasil evaluasi 2 intervensi dibandingkan dengan kontrol dalam sebuah penelitian
Konsep yang ingin diteliti adalah interaksi (efek modifikasi)
Efek interaksi antara perlakuan A yang dipengaruhi ada/tidaknya intervensi B atau sebaliknya
Kelebihan
o Bila tidak ada interaksi, dapat dilakukan 2 eksperimen sekaligus dengan jumlah pasien yang lebih sedikit dibandingkan bila dijalankan
sebagai 2 eksperimen terpisah
o Dapat memeriksa interaksi obat bila diperlukan
Kelemahan
A + B
o Lebih kompleks
o Peningkatan efek kerja obat akibat penggunaan polifarmasi
Contoh:
R
A A + c o n tr o l
Penelitian pada dokter umum yang dirandomisasi untuk
mendapatkan terapi: N
Aspirin (mencegah terjadinya CVD) D B + c o n tr o l
Beta carotene (mencegah terjadinya kanker)
Aspirin dan beta-carotene
Pemberian placebo c o n tr o l + c o n tr o l

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 24


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental

c. Menetapkan subyek penelitian


Menetapkan populasi terjangkau
Populasi terjangkau: bagian dari populasi target yang merupakan sumber
subyek yang akan diteliti
Karakteristik subyek harus sesuai dengan pertanyaan penelitian dan efek yang
akan diamati
Menentukan kriteria pemilihan (eligibility criteria)
Membatasi karakteristik populasi terjangkau yang telah memenuhi persyaratan
untuk randomized controlled trials
Menentukan besar sampel
Sampel harus cukup besar agar dapat mewakili populasi terjangkau, tetapi harus
sesuai dengan dana dan waktu

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 25


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental
Menentukan kriteria pemilihan

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi


Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh Keadaan yang menyebabkan subyek
subyek agar dapat diikutsertakan ke dalam yang memenuhi kriteria inklusi tidak
penelitian
dapat diikutsertakan dalam penelitian
Karakteristik klinis, demografis, periode waktu
Kontraindikasi keadaan atau
Harus diperhitungkan faktor penyakit lain yang mempengaruhi
kemampulaksanaan, kemungkinan variabel yang diteliti, kepatuhan pasien,
generalisasi dan spesifisitas yang diperlukan
subyek yang menolak diteliti, masalah
Longgar mudah mendapatkan subyek etika
dan generalisasi ke populasi, tetapi subyek
sangat heterogen
Ketat pasien homogen, tetapi sulit
memperoleh kasus dan generalisasi
11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 26
Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental

Menentukan besar sampel


o Analisa hasil studi eksperimental dapat dilakukan dalam dua bentuk luaran:
Hasil luaran dalam bentuk dikotonom seperti sembuh dan tidak sembuh, sembuh
dan meninggal. Nilai rate pada kelompok eksperimen (P1) akan dibandingkan
dengan nilai rate pada kelompok kontrol (P0)
Hasil luaran dalam bentuk kontinu seperti perubahan tekanan darah, kadar gula
darah, dll. Nilai rate pada kelompok eksperimen (1) akan dibandingkan dengan
nilai rate pada kelompok kontrol (0)

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 27


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental

Bentuk luaran dikotonom

z= P P1 p 1 p 1N0 + 1N1
0

o Nilai perkiraan besarnya P1 dan P0 adalah P1 dan P0


o P = r1/N1
1

o P = r0/N0
0

o r1 dan r0 adalah jumlah kejadian pada kelompok eksperimen dan kontrol


o N1 dan N0 adalah subyek masing-masing kelompok
o Bila nilai N1 dan N0 cukup besar maka statistik Z akan mendekati kurva normal

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 28


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental

Untuk besarnya sampel dengan tingkat kesalahan dengan kekuatan tes sebesar 1
untuk mendeteksi besarnya perbedaan yang sebesar antara antara rerata P1 dan
P0 dapat digunakan rumus:

2
2 z 2
P 1
P + z P0 1 P0 + P1 1 P1
2n =
(P0 + P1 )2

Dimana 2n = total besarnya sampel (subyek eksperimen dan kontrol)


Untuk nilai P = (P0 + P1)
Nilai z dan z dapat dipilih sesuai kebutuhan penelitian

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 29


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental
Bentuk luaran kontinu
o Dengan menggunakan hipotesis Ho : = 0 - 1 = 0 dengan tes dua arah,
serta H1 : = 0 - 1 = 0 dengan varian yang diketahui, maka analisa statistik adalah:

0 1
=
10 + 11

o Berlaku untuk standar distribusi normal dengan nilai rate dan 1 yang merupakan
mean hasil pengamatan kedua kelompok yang diamati
o Besarnya sampel:
2
4 + 2
2 =
2

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 30


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental

Contoh:
Bila seseorang ingin menghitung besarnya sampel yang diperlukan untuk mendeteksi
perbedaan 10 md/dL kadar kolesterol pada percobaan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Varian dari hasil penelitian lain menunjukkan sebesar (50 mg/dL)2
dan untuk tes dua arah dengan 0,05 dan besarnya z = 1,96, sedangkan untuk
power test 90% dengan besarnya z = 1,282.

4 1,96+1,282 2 502
2 = = 1051 subyek (kelompok eksperimen dan kontrol)
102

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 31


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental
5. Melakukan randomisasi

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 32


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental

Randomisasi
o Randomisasi sederhana (simple randomization)
Setiap subyek tidak dapat diduga akan memperoleh perlakuan apa
Kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan jumlah subyek dalam kelompok
eksperimen dan kontrol selalu ada, bergantung pada besar sampel. Makin kecil
jumlah subyek, risiko untuk tidak sebanding makin besar
Jumlah subyek 2 kelompok biasanya akan seimbang apabila jumlah seluruh
subyek lebih dari 200 orang
Metode melemparkan mata uang logam untuk melakukan randomisasi dianggap
terlalu kaku, memakan waktu, dan tidak elegan digunakan tabel random

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 33


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental
Randomisasi blok (block randomization)
o Membuat tiap kelompok mempunyai jumlah
subyek yang sebanding pada suatu saat

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 34


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental
Randomisasi dalam strata (stratified randomization)
o Randomisasi dilakukan pada tiap strata secara terpisah, kemudian subyek yang
terpilih digabungkan kembali dalam kelompok yang sesuai

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 35


Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Eksperimental
8. Menganalisis data
Ukuran dampak
Mengukur relative effect
1
RR =
0
Mengukur absolute effect
RD = R1 R0
R1 = insidens proporsi (risk) pada kelompok eksperimen
R0 = insidens proporsi (risk) pada kelompok kontrol
Mengukur prevented fraction
Efficacy = 1 RR
atau
( )

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 36


Tantangan dan Solusi Pelaksanaan Studi Eksperimental
1. Kelompok kontrol
Tantangan
Placebo effect
Efek positif pada subyek penelitian yang diberikan plasebo
Hawthorne effect
Tendensi subyek penelitian mengubah perilaku, sesuai dengan hasil yang
diinginkan oleh penelitian. Hal ini timbul karena subyek merasa sedang dalam
pengamatan
Solusi
Perlu membandingkan efek penelitian antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol
Perlu melakukan pengamatan dan memberi perhatian yang sama antara
kedua grup studi
11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 37
Tantangan dan Solusi Pelaksanaan Studi Eksperimental
2. Tantangan bias
o Reporting bias
o Observer bias
Solusi
o Randomisasi
Proses menentukan subyek penelitian mana yang akan mendapat perlakuan dan subyek mana
yang merupakan kontrol, berdasarkan peluang
Digunakan untuk mengalokasikan subyek untuk kelompok sehingga sebanding untuk semua
faktor kecuali faktor pajanan sehingga mengurangi bias seleksi dan perancu (confounding)
o Blinding
Membantu eliminasi bias
Single blinding pasien atau peneliti (salah satu) tidak mengetahui intervensi yang dilakukan
Double blinding baik pasien maupun peneliti tidak mengetahui intervensi yang dilakukan
Triple blinding pasien, peneliti, penganalisis data tidak mengetahui intervensi yang dilakukan

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 38


Tantangan dan Solusi Pelaksanaan Studi Eksperimental
3. Tantangan masalah etiksa
Untuk memikirkan masalah etika pada penelitian eksperimental, beberapa hal
berikut perlu mendapatkan perhatian tersendiri:
Prosedur atau agen tersebut dapat mencegah atau menurunkan risiko
Prosedur atau agen tersebut mempunyai benefit yang lebih dibandingkan prosedur atau
agen yang sudah ada

Solusi
Harus dipikirkan sebelumnya bahwa masalah yang akan diteliti merupakan hal yang penting
dengan keyakinan bahwa hasilnya akan banyak bermanfaat
Harus benar-benar menunjukkan bahwa penelitian pada binatang percobaan tidak
memungkinkan
Semua akibat negatif/akibat sampingan yang tidak diinginkan, sudah
diperhitungkan/diusahakan untuk dihindari atau dikurangi serendah mungkin
Harus memberikan kebebasan kepada individu sebagai objek penelitian untuk menarik diri
sewaktu-waktu
Agen atau prosedur yang membahayakan tidak diperbolehkan
11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 39
Kelebihan dan Kekurangan Studi Eksperimental
Kekurangan
1. Mahal dan memakan waktu
2. Tidak semua pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan desain eksperimen,
karena masalah etika, atau frekuensi outcome yang jarang
3. Standar intervensi eksposur mungkin dapat berbeda dengan sesungguhnya di
populasi
4. Cenderung membatasi scope penelitian
5. Sering tidak dapat dilakukan pada manusia karena faktor etika
6. Pada subyek dengan manusia sebagai makhluk sosial, sifat prilaku individu kadang-
kadang tidak dapat dikontrol

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 40


Kelebihan dan Kekurangan Studi Eksperimental
Kelebihan
1. Besarnya derajat pemaparan dapat diatur sesuai keinginan peneliti
2. Pengaruh faktor pemaparan dapat dimanipulasi melalui standarisasi perlakuan

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 41


Referensi

Bustan, M. Nadjib. (2012). Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.


Gerstman, B. Burt. (2013). Epidemiology Kept Simple: An Introduction to Traditional and
Modern Epidemiology (3rd ed.). Oxford: John Wiley & Sons.
Gordis, Leon. (2014). Epidemiology (5th ed.). Philadelphia: Elsevier Saunders.
Noor, Nur Nasry. (2008). Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sastroasmoro, Sudigdo, Ismaek Sofyan. (2002). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto.

11/13/2015 Kelompok 3 Epidemiologi Intermediet A101 42

Anda mungkin juga menyukai