Anda di halaman 1dari 4

SPO

ASFIKSI PADA BBL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Banjararum Selatan No. 3
Singosari – Malang 01 1/4

Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Prima Husada
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

suatu tindakan untuk menangani kegagalan nafas secara


Pengertian spontan dan teratur pada bayi segera setelah lahir

Petugas mampu mengambil tindakan yang tepat dan


melakukan penyelamatan jiwa bayi baru lahir yang
Tujuan mengalami asfiksia

1. Peraturan Direktur Rumah Sakit Prima Husada Nomor :


Kebijakan ………………………….
2. Dilakukan oleh bidan dan perawat perinatologi
Prosedur Peralatan yang disiapkan:

Kain 3 buah ( untuk


mengerigkan,
membungkus, dan
menganjal bahu )
2. Alat pengisap
lender
3. Tabung dan
sungkup
4. Kotak alat
SPO
ASFIKSI PADA BBL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Banjararum Selatan No. 3
Singosari – Malang 01 2/4

Resusitasi
5. Sarung Tangan
6. Jam atau pencatat
waktu
Kain 3 buah ( untuk
mengerigkan,
membungkus, dan
menganjal bahu )
2. Alat pengisap
lender
3. Tabung dan
sungkup
4. Kotak alat
Resusitasi
5. Sarung Tangan
SPO
ASFIKSI PADA BBL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Banjararum Selatan No. 3
Singosari – Malang 01 3/4

6. Jam atau pencatat


waktu
1) Kain 3 buah (untuk mengeringkan, membungkus dan
ganjal bahu)
2) Selang dan tabung suction
3) Mucus
4) Set resusitasi (bagging atau neopuff, ETT, mayo dan
laringoskop)
5) Tabung oksigen
6) Meja resusitasi atau infant warmer
7) Sarung tangan
8) Stetoskop
9) Obat-obatan adrenalin

Prosedur :
1. Petugas meletakkan bayi di meja resusitasi
a. Bila bayi bernafas spontan,LDJ> 100 X/mnt dan
tonus otot baik, lakukan perawatan BBL normal
b. Petugas memposisikan kepala bayi pada posisi
setengah menghidu yaitu kepala sedikit ekstensi
dengan mengatur tebal kain ganjal bahu yang
telah disiapkan
c. Bila bayi tetap tidak bernafas / megap – megap /
LDJ < 100 x/mnt, tonus otot lemah/keple maka
lakukan ventilasi tekanan positif ( VTP ) dengan
CPAP selama 30 detik konsentrasi O2, 30 %
tekanan udara 7 mmHg dan aliran O2 4 liter/mnt
d. Lakukan penilaian terhadap LDJ dan
pengembangan dada
e. Bila dada tidak mengembang, evaluasi : posisi
kepala,obstruksi/sumbatan jalan nafas, kebocoran
sungkup, tekanan puncak inspirasi cukup / tidak
f. Bila dada mengembang adequate namun LDJ <
60x/mnt : VTP (O2 100%) + kompresi dada ( 3
kompresi tiap 1 nafas ) yang dilakukan 2 X 30 detik
2. Petugas mengobservasi LDJ,usaha nafasd an tonus
otot tiap 30 detik
a. Jika LDJ < 60/mnt, pertimbangkan pemberian obat
dan cairan intra vena melalui infuse umbilical
(Lihat SOP pemasangan infus umbilical)
b. Epineprin 1 : 10.000 ( sediaan yang ada 1 : 1000,
ambil 0,1 ml epineprin dioplos dengan NaCl 0,9 ml
sehingga menjadi 1 ml) dengan dosis 0,1 sampai
0,3 ml / kg BB, dimulai dari dosis terkecil
SPO
ASFIKSI PADA BBL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Banjararum Selatan No. 3
Singosari – Malang 01 4/4

3. Petugas mengevaluasi usaha nafas, LDJ dan tonus


otot
a. Bila usaha nafas baik,LDJ 100 X/mnt dan tonus
otot baik, lanjutkan perawatan BBL pasca
resusitasi
b. Bila usaha nafas spontan tidak terjadi, LDJ ,
60x/mnt dan tonus otot lemah, lakukan rujukan
dengan CPAP terpasang dan metode kangguru
c. Bila bayi tidak bias dirujuk dan tidak bias bernafas
hentikan ventilasi setelah 20 mnt, konseling
dukungan emosional, pencatatan bayi meninggal.

Unit Terkait 1. Instalasi Kandungan, Kebidanan dan Perinatologi

Anda mungkin juga menyukai