Koordinat
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah yang
diampu oleh
Dr. Ir. H. Iskandar Muda P, M.T.
OLEH :
Zahra Aulia Mulyadi
1700240
BAB IV PENUTUP........................................................................................................... 12
A. Simpulan ...........................................................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis telah mampu menyelesaikan makalah ini yang bertemakan mengenai
Proyeksi Peta, Universal Transverse Mercator (UTM) dan Sistem Koordinat. Maklah ini
disusun untukk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah.
Seperti yang kita ketahui bahwa bentuk bumi sebenarnya bukan bulat tetapi
menyerupai ellips tiga dimensi atau ellipsoid, maka dari itu perlu diketahui suatu cara dalam
menyajikan suatu bentuk yang mempunyai dimensi tertentu ke dimernsi yang lain atau
disebut juga dengan proyeksi. Lalu apakah yang dimaksud dengan Proyeksi peta? Proyeksi
apa saja yang digunakan? Apakah yang dimaksud dengan Proyeksi UTM dan Bagaimanakah
Sistem Koordinat permukaan bumi? Pertanyaaan-pertanyaan tersebut menjadi fokus makalah
yang penulis susun. Dengan uraian yang komprehensif ini, diharapkan pemahaman mengenai
Proyeksi Peta, Proyeksi UTM dan Sistem Koordinat.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan laporan makalah ini banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Ir. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, MT., selaku dosen dosen mata kuliah Ilmu Ukur
Tanah;
2. Wira Arga Waringga, selaku asisten dosen mata kuliah Ilmu Ukur Tanah;
3. para senior dan rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan
penyusunan makalah ini;
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda.
Makalah ini bukanlah hasil karya yang sempurna karena masih banyak kekurangan, baik
dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Amin.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seperti yang kita ketahui bahwa bentuk bumi sebenarnya bukan bulat tetapi
menyerupai ellips tiga dimensi atau ellipsoid, maka dari itu perlu diketahui suatu cara dalam
menyajikan suatu bentuk yang mempunyai dimensi tertentu ke dimernsi yang lain atau
disebut juga dengan proyeksi, dan teknik-teknik serta penggambarannya dikenal dengan
proyeksi peta.
Dalam proyeksi peta terdapat beberapa macam, dilihat dari berbagai kriteria,
diantaranya dilihat dari sipat, bidang, serta kedudukan bidang proyeksi. Dari berbagai macam
kriteria tersebut Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator) merupakan sistem yang
digunakan untuk kepentingan pemetaan (proyeksi silinder) dan bersipat Universal sebagai
sistem Pemetaan Nasional, keuntungan dan kerugian sistem UTM, serta gambaran kedudukan
bidang proyeksi silinder terhadap bumi pada proyeksi UTM dan kemudian untuk melihat
serta menghitung suatu proyeksi diperlukan sistem koordinat.
Berkenaan dengan urgensi pembahasan Proyeksi Peta, UTM, dan Sistem Koordinat
tersebut, perlu disusun sebuah makalah yang mampu menjadi wahana bagi para dosen
maupun para mahasiswa untuk memperoleh wawasan, pengetahuan, dan konsep keilmuan,
berkenaan dengan Proyeksi Peta, sistem UTM dan Sistem Koordinat baik secara teoritis
maupun secara praktis. Oleh sebab itu, penulis menulis sebuah makalah yang berjudul
“Proyeksi Peta, Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator) dan Sistem Koordinat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan proyeksi peta ?
2. Apakah tujuan, cara dan pembagian sistem proyeksi pada peta?
3. Apakah yang dimaksud dengan UTM (Universal Transverse Mercator) ?
4. Bagaimana ketentuan UTM ?
5. Apa saja ciri-ciri Proyeksi UTM ?
6. Mengapa UTM dijadikan sebagai sistem Proyeksi Pemetaan Nasional ?
7. Apa saja keuntungan dan kerugian sistem UTM ?
8. Bagaimanakah sistem koordinat bentuk permukaan bumi ?
2
1
C. Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Pengertian proyeksi peta;
2. Tujuan, cara, dan pembagian sistem proyeksi pada peta;
3. Pengertian UTM;
4. Ketentuan-ketentuan proyeksi UTM;
5. Ciri-ciri proyeksi UTM;
6. Alasan UTM dijadikan sistem Proyeksi Nasional;
7. Keuntungan dan kerugian menggunakan UTM;
8. Sistem koordinat bentuk permukaaan bumi;
D. Manfaat Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep
pengetahuan mengenai proyeksi UTM. Secara praktis makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi :
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya
tentang konsep Ilmu Ukur Tanah mengenai proyeksi peta;
2. Pembaca/dosen/mahasiswa, sebagai media informasi tentang proyeksi UTM baik
secara teoritis maupun secara praktis.
E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang
digunakan adalah metode noninteraktif model analisis teks. Melalui metode ini penulis
menguraikan secara komprehensif permasalahan yang akan dibahas. Data teoritis dalam
makalah ini dikumpulkan dengan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data
melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data
tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta
mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Proyeksi Peta
A. Pengertian Proyeksi Peta
Proyeksi adalah suatu cara dalam menyajikan suatu bentuk yang mempunyai
dimensi tertentu ke dimensi yang lain. Sedangkan yang dimaksud dengan proyeksi peta
yaitu teknik-teknik untuk menggambarkan sebagian atau atau keseluruhan permukaan tiga
dimensi secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi
sesedikit mungkin.
Sistem proyeksi peta dibuat untuk mereduksi sekecil mungkin distorsi dengan :
1. Membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian-bagian yang terlalu luas.
2. Menggunakan bidang peta berupa bidang datar atau bidang yang dapat ditatarkan
tanpa mengalami distorsi seperti bidang kerucut dan bidang silinder.
B. Tujuan, Cara dan Pembagian Proyeksi Peta
a) Tujuan Sistem Proyeksi Peta dibuat dan dipilih untuk:
Menyatakan posisi titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang
datar yang nantinya bisa digunakan untuk perhitungan jarak dan arah antar titik.
Menyajikan secara grafis titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat
bidang datar yang selanjutnya bisa digunakan untuk membantu studi dan pengambilan
keputusan berkaitan dengan topografi, iklim, vegetasi, hunian dan lain-lainnya yang
umumnya berkaitan dengan ruang yang luas.
b) Cara proyeksi peta bisa dipilih sebagai:
Proyeksi langsung (direct projection): yaitu dari ellipsoid langsung ke bidang proyeksi.
Proyeksi tidak langsung (double projection): yaitu proyeksi yang dilakukan
menggunakan "bidang" antara, ellipsoid ke bola dan dari bola ke bidang proyeksi.
c) Pembagian Sistem Proyeksi Peta
Pembagian sistem proyeksi peta biasanya dikelompokan berdasarkan
pertimbangan ekstrinsik dan intrinsik. Berdasarkan pertimbangan ekstrinsik dapat
diklasifikasikan berdasarkan :
3
4
Kelas
Pertimbangan 2.
Tengent Secant Superficial
Ekstrinsik Persinggungan
Proyeksi Polyeder
Sistem proyeksi kerucut, normal, tangent dan konform. Proyeksi ini digunakan untuk
daerah 20 x 20 (37 km x 37 km), sehingga bisa memperkecil distorsi. Proyeksi polyeder di
Indonesia digunakan untuk pemetaan topografi dengan cakupan: 94° 40’ BT - 141° BT, yang
dibagi sama tiap 20 atau menjadi 139 bagian, 11° LS - 6° LU, yang dibagi tiap 20 atau
menjadi 51 bagian. Keuntungan proyeksi polyeder yaitu karena perubahan jarak dan sudut
pada satu bagian derajat 20 x 20, sekitar 37 km x 37 km bisa diabaikan, maka proyeksi ini
baik untuk digunakan pada pemetaan teknis skala besar. Kerugian proyeksi polyeder yaitu
untuk pemetaan daerah luas harus sering pindah bagian derajat, memerlukan tranformasi
koordinat, grid kurang praktis karena dinyatakan dalam kilometer fiktif, tidak praktis untuk
peta skala kecil dengan cakupan luas dan kesalahan arah maksimum 15 m untuk jarak 15 km.
Koordinat adalah posisi titik yang dihitung dari posisi nol sumbu X dan posisi nol
sumbu Y.
Sistem koordinat permukaan bumi keseluruhan menggunakan sistem koordinat
geografik (Geodetik) yang diukur dengan menggunakan derajat (degree) garis-garis lingkaran
yang menghubungkan kutub utara ke kutub selatan dikenal dengan nama garis bujur
9
(longitude) atau garis-garis meridian. Garis-garis lingkaran yang) tegak lurus terhadap garis
meridian dikenal dengan nama garis lintang (latitude.
12
DAFTAR PUSTAKA
Purwaamijaya, I.M. 2008. Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.