Anda di halaman 1dari 18

Makalah Proyeksi Peta, UTM , dan Sistem

Koordinat

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah yang
diampu oleh
Dr. Ir. H. Iskandar Muda P, M.T.

OLEH :
Zahra Aulia Mulyadi
1700240

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................................1

A.       Latar Belakang Masalah..................................................................................................................1


B.         Rumusan Masalah 2.......................................................................................................................2
C.         Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................................................2
D.        Manfaat Penulisan Makalah ...........................................................................................................2
E.         Prosedur Makalah ..........................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................3


1.       Proyeksi Peta.....................................................................................................................................3
2.       Universal Transverse Mercator (UTM) ...........................................................................................6
3.       Sistem Koordinat ..............................................................................................................................8

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................10


A.       Proyeksi Peta ..................................................................................................................................10
B.        Universal Transverse Mercator......................................................................................................10
C.        Sistem Koordinat ............................................................................................................................11

BAB IV PENUTUP........................................................................................................... 12
A.     Simpulan ...........................................................................................................................................12
B.     Saran...................................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................

ii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Halaman


1 Jenis bidang proyeksi dan kedudukannya pada biadang dan datum 4

2 Jenis bidang proyeksi dan kedudukannya pada bidang dan datum 4

3 Proyeksi kerucut bidang datum dan bidang proyeksi 6

4 Proyeksi polyeder bidang datum dan bidang proyeksi 6

5 Kedudukan bidang proyeksi silinder terhadap bola bumi pada proyeksi 6


UTM
6 Konvergensi meridian pada proyeksi UTM 8

7 Sistem koordinat geografis 9

8 Bumi sebagai spheroid 9

9 Jenis bidang proyeksi 10

10 Gambar UTM kota Bandung 10

iii
DAFTAR TABEL

NO Judul Tabel Halaman


1 Kelas proyeksi peta 5

iv
KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis telah mampu menyelesaikan makalah ini yang bertemakan mengenai
Proyeksi Peta, Universal Transverse Mercator (UTM) dan Sistem Koordinat. Maklah ini
disusun untukk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah.
            Seperti yang kita ketahui bahwa bentuk bumi sebenarnya bukan bulat tetapi
menyerupai ellips tiga dimensi atau ellipsoid, maka dari itu perlu diketahui suatu cara dalam
menyajikan suatu bentuk yang mempunyai dimensi tertentu ke dimernsi yang lain atau
disebut juga dengan proyeksi. Lalu apakah yang dimaksud dengan Proyeksi peta? Proyeksi
apa saja yang digunakan? Apakah yang dimaksud dengan Proyeksi UTM dan Bagaimanakah
Sistem Koordinat permukaan bumi? Pertanyaaan-pertanyaan tersebut menjadi fokus makalah
yang penulis susun. Dengan uraian yang komprehensif ini, diharapkan pemahaman mengenai
Proyeksi Peta, Proyeksi UTM dan Sistem Koordinat.
            Penulis menyadari bahwa selama penulisan laporan makalah ini banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Dr. Ir. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, MT., selaku dosen dosen mata kuliah Ilmu Ukur
Tanah;
2.      Wira Arga Waringga, selaku asisten dosen mata kuliah Ilmu Ukur Tanah;
3.      para senior dan rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan
penyusunan makalah ini;
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda.
Makalah ini bukanlah hasil karya yang sempurna karena masih banyak kekurangan, baik
dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Amin.

Bandung, Maret 2018

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah
            Seperti yang kita ketahui bahwa bentuk bumi sebenarnya bukan bulat tetapi
menyerupai ellips tiga dimensi atau ellipsoid, maka dari itu perlu diketahui suatu cara dalam
menyajikan suatu bentuk yang mempunyai dimensi tertentu ke dimernsi yang lain atau
disebut juga dengan proyeksi, dan teknik-teknik serta penggambarannya dikenal dengan
proyeksi peta.
            Dalam proyeksi peta terdapat beberapa macam, dilihat dari berbagai kriteria,
diantaranya dilihat dari sipat, bidang, serta kedudukan bidang proyeksi. Dari berbagai macam
kriteria tersebut Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator) merupakan sistem yang
digunakan untuk kepentingan pemetaan (proyeksi silinder) dan bersipat Universal sebagai
sistem Pemetaan Nasional, keuntungan dan kerugian sistem UTM, serta gambaran kedudukan
bidang proyeksi silinder terhadap bumi pada proyeksi UTM dan kemudian untuk melihat
serta menghitung suatu proyeksi diperlukan sistem koordinat.
            Berkenaan dengan urgensi pembahasan Proyeksi Peta, UTM, dan Sistem Koordinat
tersebut, perlu disusun sebuah makalah yang mampu menjadi wahana bagi para dosen
maupun para mahasiswa untuk memperoleh wawasan, pengetahuan, dan konsep keilmuan,
berkenaan dengan Proyeksi Peta, sistem UTM dan Sistem Koordinat baik secara teoritis
maupun secara praktis. Oleh sebab itu, penulis menulis sebuah makalah yang berjudul
“Proyeksi Peta, Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator) dan Sistem Koordinat.
B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan proyeksi peta ?
2.      Apakah tujuan, cara dan pembagian sistem proyeksi pada peta?
3.      Apakah yang dimaksud dengan UTM (Universal Transverse Mercator) ?
4.      Bagaimana ketentuan UTM ?
5.      Apa saja ciri-ciri Proyeksi UTM ?
6.      Mengapa UTM dijadikan sebagai sistem Proyeksi Pemetaan Nasional ?
7.      Apa saja keuntungan dan kerugian sistem UTM ?
8.      Bagaimanakah sistem koordinat bentuk permukaan bumi ?
2
1
C.           Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan :
1.      Pengertian proyeksi peta;
2.      Tujuan, cara, dan pembagian sistem proyeksi pada peta;
3.      Pengertian UTM;
4.      Ketentuan-ketentuan proyeksi UTM;
5.      Ciri-ciri proyeksi UTM;
6.      Alasan UTM dijadikan sistem Proyeksi Nasional;
7.      Keuntungan dan kerugian menggunakan UTM;
8.      Sistem koordinat bentuk permukaaan bumi;
D.           Manfaat Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep
pengetahuan mengenai proyeksi UTM. Secara praktis makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi :
1.      Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya
tentang konsep Ilmu Ukur Tanah mengenai proyeksi peta;
2.      Pembaca/dosen/mahasiswa, sebagai media informasi tentang proyeksi UTM baik
secara teoritis maupun secara praktis.
E.            Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang
digunakan adalah metode noninteraktif model analisis teks. Melalui metode ini penulis
menguraikan secara komprehensif permasalahan yang akan dibahas. Data teoritis dalam
makalah ini dikumpulkan dengan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data
melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data
tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta
mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.    Proyeksi  Peta
A.  Pengertian Proyeksi Peta
Proyeksi adalah suatu cara dalam menyajikan suatu bentuk yang mempunyai
dimensi tertentu ke dimensi yang lain. Sedangkan yang dimaksud dengan proyeksi peta
yaitu teknik-teknik untuk menggambarkan sebagian atau atau keseluruhan permukaan tiga
dimensi secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi
sesedikit mungkin.
Sistem proyeksi peta dibuat untuk mereduksi  sekecil mungkin distorsi dengan :
1.        Membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian-bagian yang terlalu luas.
2.        Menggunakan bidang peta berupa bidang datar atau bidang yang dapat ditatarkan
tanpa mengalami distorsi seperti bidang kerucut dan bidang silinder.
B.  Tujuan, Cara dan Pembagian Proyeksi Peta
a)    Tujuan Sistem Proyeksi Peta dibuat dan dipilih untuk:
         Menyatakan posisi titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang
datar yang nantinya bisa digunakan untuk perhitungan jarak dan arah antar titik.
         Menyajikan secara grafis titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat
bidang datar yang selanjutnya bisa digunakan untuk membantu studi dan pengambilan
keputusan berkaitan dengan topografi, iklim, vegetasi, hunian dan lain-lainnya yang
umumnya berkaitan dengan ruang yang luas.
b)   Cara proyeksi peta bisa dipilih sebagai:
      Proyeksi langsung (direct projection): yaitu dari ellipsoid langsung ke bidang proyeksi.
      Proyeksi tidak langsung (double projection): yaitu proyeksi yang dilakukan
menggunakan "bidang" antara, ellipsoid ke bola dan dari bola ke bidang proyeksi.
c)    Pembagian Sistem Proyeksi Peta
Pembagian sistem proyeksi peta biasanya dikelompokan berdasarkan
pertimbangan ekstrinsik dan intrinsik. Berdasarkan pertimbangan ekstrinsik dapat
diklasifikasikan berdasarkan :

3
4

1.      Bidang proyeksi yang yang digunakan :


a.       Proyeksi azimuthal/zenithal : bidang proyeksi bidang datar.
b.      Proyeksi kerucut : bidang proyeksi bidang selimut kerucut
c.       Proyeksi silinder : bidang proyeksi bidang selimut silinder.
2.      Persinggungan bidang proyeksi dengan bola bumi
a.       Proyeksi tangen : bidang proyeksi bersinggungan dengan bola bumi.
b.      Proyeksi secant : bidang proyeksi berpotongan dengan bola bumi.
c.       Proyeksi polysuperficial : banyak bidang proyeksi.

Gambar 1.Jenis bidang proyeksi dan kedudukannya pada bidang datum

3.      Posisi sumbu bidang proyeksi terhadap sumbu bumi


a.       Proyeksi normal : sumbu simetri bidang proyeksi berimpit dengan sumbu bola bumi.
b.      Proyeksi miring : sumbu simetri bidang proyeksi miring terhadap sumbu bola bumi.
c.       Proyeksi transversal : sumbu simetri bidang proyeksi terhadap sumbu bola bumi.

Gambar 2. Jenis bidang proyeksi kedudukannya pada bidang dan datum


5

Sedangkan berdasarkan pertimbangan intrinsik dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


1)   Sifat asli yang dipertahankan
a.       Proyeksi ekuivalen : luas daerah dipertahankan, luas pada peta setelah disesuaikan
dengan skala peta sama dengan luas asli pada muka bumi.
b.      Proyeksi conform : bentuk daerah dipertahankan, sehingga sudut-sudut pada peta
dipertahankan sama dengan sudut-sudut di muka bumi.
c.       Proyeksi ekuidistan : Jarak antar titik di peta setelah disesuaikan dengan skala peta
sama dengan jarak asli di muka bumi.
2)   Cara penurunan peta:
a)         Proyeksi Geometris: Proyeksi perspektif atau proyeksi sentral.
b)        Proyeksi Matematis: Semuanya diperoleh dengan hitungan matematis.
c)         Proyeksi Semi Geometris: Sebagian peta diperoleh dengan cara proyeksi dan
sebagian lainnya diperoleh dengan cara matematis.
3)   Pertimbangan dalam pemilihan proyeksi peta untuk pembuatan peta skala besar adalah:
1)        Distorsi pada peta berada pada batas batas kesalahan grafis.
2)        Sebanyak mungkin lembar peta yang bisa digabungkan.
3)        Perhitungan plotting setiap lembar sesederhana mungkin.
4)        Plotting manual bisa dibuat dengan cara semudah-mudahnya.
5)        Menggunakan titik-titik kontrol sehingga posisinya segera bisa diplot.

Tabel 1. Kelas proyeksi peta

Kelas

1. Bid. Proyeksi Datar Kerucut Silinder

Pertimbangan 2.
Tengent Secant Superficial
Ekstrinsik Persinggungan

3. Posisi Normal Miring Transversal

Pertimbangan 4. Sifat Ekuidistan Ekuivalen Konform


Instrinsik 5. Generasi Geometris Matematis Semi Geometris

Bidang datum dan bidang proyeksi:


a)      Bidang datum adalah bidang yang akan digunakan untuk memproyeksikan titik-titik yang
diketahui koordinatnya (j ,l )
b)      Bidang proyeksi adalah bidang yang akan digunakan untuk memproyeksikan titik-titik yang
diketahui koordinatnya (X,Y).
6

Proyeksi Polyeder
Sistem proyeksi kerucut, normal, tangent dan konform. Proyeksi ini digunakan untuk
daerah 20 x 20 (37 km x 37 km), sehingga bisa memperkecil distorsi. Proyeksi polyeder di
Indonesia digunakan untuk pemetaan topografi dengan cakupan: 94° 40’ BT - 141° BT, yang
dibagi sama tiap 20 atau menjadi 139 bagian, 11° LS - 6° LU, yang dibagi tiap 20 atau
menjadi 51 bagian. Keuntungan proyeksi polyeder  yaitu karena perubahan jarak dan sudut
pada satu bagian derajat 20 x 20, sekitar 37 km x 37 km bisa diabaikan, maka proyeksi ini
baik untuk digunakan pada pemetaan teknis skala besar. Kerugian proyeksi polyeder yaitu
untuk pemetaan daerah luas harus sering pindah bagian derajat, memerlukan tranformasi
koordinat, grid kurang praktis karena dinyatakan dalam kilometer fiktif, tidak praktis untuk
peta skala kecil dengan cakupan luas dan kesalahan arah maksimum 15 m untuk jarak 15 km.

Gambar 3. Proyeksi polyeder bidang datum dan bidang proyeksi

Gambar 4. Proyeksi kerucut bidang datum dan bidang proyeksi

2. UTM (Universal Transverse Mercator  )


1)      Pengertian Universal Transverse Mercator (UTM)
Proyeksi UTM adalah proyeksi yang memiliki mercator dengan sifat-sifat khusus. UTM
merupakan sistem proyeksi silinder,konform, secant, transversal.
7
Gambar 5. Kedudukan bidang proyeksi silinder terhadap bola bumi pada proyeksi UTM
2)      Ketentuan UTM
·         Bidang silinder memotong bola bumi pada dua buah meridian yang disebut meridian
standar dengan faktor skala 1.
·           Lebar zone 6° dihitung dari 180° BB dengan nomor zone 1 hingga ke 180° BT dengan
nomor zone 60. Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri.
·           Perbesaran di meridian tengah = 0,9996.
·           Batas paralel tepi atas dan tepi bawah adalah 84° LU dan 80° LS.
3)      Ciri Proyeksi UTM
Ciri proyeksi UTM adalah :
a)      Proyeksi bekerja pada setiap bidang Ellipshoid yang dibatasi cakupan garis meridian
dengan lebar  yang disebut zone.
b)      Proyeksi garis meridian pusat (MC) merupakan garis vertikal pada bidang tengah
poyeksi.
c)      Proyeksi garis lingkar equator merupakan garis lurus horizontal di tengah bidang
proyeksi.
d)     Grid merupakan perpotongan garis-garis yang sejajar dengan dua garis proyeksi pada
butir dua dan tiga dengan interval sama. Jadi garis pembentukan gridn bukan hasil dari
garis Bujur atau Lintang Ellipshoide (kecuali garis Meridian Pusat dan Equator).
e)      Penyimpangan arah garis meridian terhadap garis utara grid di Meridian Pusat = , atau
garis arah meridian yang melalui titik luar Meridian Pusat tidak sama dengan garis arah
Utara Grid Peta yang disebut Konvegerensi Meridian. Dalam luasan dan skala tertentu
tampilan simpangan ini dapat diabaikan karena kecil.
4)      UTM digunakan sebagai sistem Proyeksi Pemetaan Nasional
Universal Transverse Mercator (UTM) merupakan sistem proyeksi yang digunakan secara
nasional di wilayah Indonesia. Berikut ini akan dijelaskan lasan mengapa sistem UTM
dipakai :
a.       Kondisi geografi negara Indonesia membujur disekitar garis khatulistiwa atau garis lintang
equator dari barat sampai ke timur yang relative seimbang.
b.      Untuk kondisi seperti ini, sistem proyeksi Tansverse Mecator/ Silinder Melintang Mecator
adalah paling ideal (memberikan hasil dengan distorsi mnimal).
c.       Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka akan dipilih sisatem proyeksi Universal
Transverse Mecator yang memberikan batasan luasan bidang  antara dua garis bujur dan
ellipsoide yang dinyatakan sebagai zone.

5)     Keuntungan dan Kerugian


Keuntungan:
a.  Proyeksi simetris selebar 6° untuk setiap zone.
b. Transformasi koordinat dari zone ke zone dapat dikerjakan dengan rumus yang sama untuk
setiap zone di seluruh dunia.
c.  Distorsi berkisar antara - 40 cm/ 1.000 m dan 70 cm/ 1.000 m.
Kerugian :
a.    Karena pembesaran jarak dan konvergensi meridian, maka unsur ini harus diperhatikan
dalam perhitungan.
b.    Walaupun satu derajat bagian meliputi daerah luas akan tetapi masih dibutuhkan hitungan-
hitungan pemindahan bagian derajat, menjadi tidak praktis.
c.    Konvergensi meridian pada jarak 15 km maksimum dapat mencapai lebih kurang 150 meter.
Konvergensi adalah serangkaian garis searah yang menuju suatu titik pertemuan dan 
Konvergensi Meridian adalah ukuran lembar peta dan cara menghitung titik sudut lembar
peta UTM .

Gambar 6. Konvergensi meridian pada proyeksi UTM

3.    Sistem Koordinat

Koordinat adalah posisi titik yang dihitung dari posisi nol sumbu X dan posisi nol
sumbu Y.
Sistem koordinat permukaan bumi keseluruhan menggunakan sistem koordinat
geografik (Geodetik) yang diukur dengan menggunakan derajat (degree) garis-garis lingkaran
yang menghubungkan kutub utara ke kutub selatan dikenal dengan nama garis bujur
9
(longitude) atau garis-garis meridian. Garis-garis lingkaran yang) tegak lurus terhadap garis
meridian dikenal dengan nama garis lintang (latitude.

Gambar 7. Sistem koordinat geografis


Beberapa ketentuan yang berhubungan dengan pemodelan bumi sebagai spheroid adalah:
- Meridian dan meridian utama.
- Paralel dan paralel NOL atau ekuator.
- Bujur (longitude - j), bujur barat (0° - 180° BB) dan bujur timur (0° - 180° BT).
- Lintang ( latitude - l ), lintang utara (0° - 90° LU) dan lintang selatan (0° – 90°LS).

Gambar 8. Bumi sebagai spheroid


BAB III
PEMBAHASAN
A.    Proyeksi Peta
1.    Dalam pengertiannya proyeksi adalah suatu cara dalam menyajikan suatu bentuk yang
mempunyai dimensi tertentu ke dimensi yang lain dan proyeksi peta adalah teknik-teknik
yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi
yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit
mungkin. Tujuan dari sistem proyeksi peta dibuat dan dipilih untuk menyatakan dan
menyajikan secara grafis posisi titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat
bidang datar. Tujuan sistem proyeksi peta dibuat dan dipilih untuk menyatakan dan
menyajikan secara grafis posisi titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat
bidang datar dan cara proyeksi peta dapat dilakukan dengan cara proyeksi langsung (direct
projection) dan proyeksi tidak langsung (double projection). Secara garis besar sistem
proyeksi peta bisa dikelompokkan berdasarkan pertimbangan ekstrinsik dan intrinsik.

Gambar 9.Jenis bidang proyeksi

B.       UTM (Universal Transverse Mercator)


Sistem proyeksi yang digunakan di Indonesia diantaranya ada sistem proyeksi Polyeder
dan proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM), yang dijadikan sebagai sistem proyeksi
nasional di Indonesia adalah proyeksi UTM karena sistem ini memiliki tingkat distorsi yang
lebih minimum dibanding polyeder yaitu berkisar antara -40 cm/ 1000 m dan 70cm/ 1000 cm.
Selain itu Proyeksi UTM pun memiliki sifat-sifat khusus yaitu :
1)      Proyeksi Transverse Mecator dengan lebar zone ,
2)      Sumbu pertama (ordinat/ Y) : Meridian sentral dari tiap zone,
3)      Sumbu kedua (absis/ X) : equator,
4)      Satuan : meter 11
5)      Absis semu (T) :500.000 meter padqa meridian sentral,
6)      Ordinat semu (U) : 0 meter di equator untuk belahan bumi bagian utara dan
10.000.000 meter di equator untuk bagian belahan bumi bagian selatan,
10
7)      Faktor skala : 0,9996 (pada meridian sentral),
8)      Penomoran zone : dimulai dengan zone 1 dari  BB s.d  BB, Tzone 2 dari  s.d , dan
seterusnya sampai zone  yaitu dari  BB s.d  BT,
9)      Batas lintang :  LU dan  dengan lebar lintang untuk masing-masing zone adalah ,
kecuali untuk bagian lintang x yaitu ,
10)  Penomoran bagian derajat lintang : dimulai dari notasi C, D, E, F, sampai X (notasi
huruf I dan O tidak digunakan).
C.           Sistem Koordinat
             Sistem koordinat permukaan bumi keseluruhan menggunakan sistem koordinat geografik
(Geodetik) yang diukur dengan menggunakan derajat (degree) garis-garis lingkaran yang
menghubungkan kutub utara ke kutub selatan dikenal dengan nama garis bujur (longitude)
atau garis-garis meridian. Garis-garis lingkaran yang tegak lurus terhadap garis meridian
dikenal dengan nama garis lintang (latitude).
BAB IV
PENUTUP
A.           Simpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut :
1.      Proyeksi Peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian
atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke
permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin.
2.      Tujuan sistem Proyeksi Peta dibuat dan dipilih untuk menyatakan dan menyajikan
secara grafis posisi titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang
datar.
3.      Cara proyeksi peta dapat dilakukan dengan cara proyeksi langsung (direct projection)
dan proyeksi tidak langsung (double projection). Secara garis besar sistem proyeksi
peta bisa dikelompokkan berdasarkan pertimbangan ekstrinsik dan intrinsik.
4.      Proyeksi UTM merupakan sistem proyeksi silinder, conform, secant, transversal.
5.      UTM banyak digunakan, dan di Indonesia sistem Proyeksi UTM digunakan sebagai
sistem Pemetaan Nasional karena memiliki nilai distorsi yang minimum, kondisi
geografi Indonesia, serta pertimbangan kepentingan teknis.
6.      Parameter koordinat UTM terdiri atas komponen North/East dan informasi zone.
7.      Sistem koordinat permukaan bumi keseluruhan menggunakan sistem koordinat
geografik (Geodetik) yang diukur dengan menggunakan derajat (degree) garis-garis
lingkaran yang menghubungkan kutub utara ke kutub selatan dikenal dengan nama
garis bujur (longitude) atau garis-garis meridian. Garis-garis lingkaran yang tegak
lurus terhadap garis meridian dikenal dengan nama garis lintang (latitude).
B.     Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut:
1.      Dosen hendaknya dapat memberikan penjelasan yang dapat dimengerti oleh para
mahasiswanya ketika masuk kepada materi proyeksi peta, sistem UTM dan sistem
koordinat.
2.      Mahasiswa hendaknya belajar memahami serta banyak membaca khususnya
mengenai materi proyeksi peta, UTM dan sistem koordinat ini, agar ada korelasi dari
apa yang dijelaskan oleh dosen.

12
DAFTAR PUSTAKA

Purwaamijaya, I.M. 2008. Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Anda mungkin juga menyukai