Skripsi Sarah Rayhana Hamdani - 1710413028
Skripsi Sarah Rayhana Hamdani - 1710413028
Oleh:
SARAH RAYHANA HAMDANI
NIM. 1710413028
Oleh:
SARAH RAYHANA HAMDANI
NIM. 1710413028
Skripsi diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
i
INTISARI
Oleh:
Sarah Rayhana Hamdani (BP: 1710413028)
Pembimbing:
Prof. Dr. Zulkarnain Chaidir dan Dra. Elida Mardiah, M.S
Enzim bromelin diisolasi dari bonggol buah nanas menggunakan aseton 60%,
selanjutnya bromelin hasil isolasi dilakukan amobilisasi dengan matriks zeolit.
Amobilisasi dilakukan dengan memvariasikan berat zeolit 0,2; 0,4 dan 0,6 g.
Pengukuran kadar protein ditentukan dengan metoda Bradford dan aktivitas enzim
ditentukan dengan metoda Anson yang menggunakan kasein sebagai substratnya.
Efektivitas amobilisasi didapatkan sebesar 63% berat zeolit 0,4 g. enzim bromelin
bebas mempunyai suhu optimum 50oC dan pH optimum 7, sedangkan enzim bromelin
amobil mempunyai suhu optimum 70 oC dan pH optimum 7,5. Pada kondisi
optimumnya enzim bromelin amobil mempunyai aktivitas 23,450 unit/mL dan aktivitas
enzim bromelin bebas 26,183 unit/mL. Hasil uji FTIR membuktikan terjadinya
amobilisasi enzim bromelin ke dalam matriks zeolit. Bromelin amobil dapat digunakan,
dengan sebanyak 3 kali pengulangan bromelin amobil dapat mempertahankan
stabilitas 64,23% dengan aktivitas 15,176 unit/mL.
Kata Kunci: Bromelin, Zeolit, Amobilisasi, Bonggol nanas
ii
ABSTRACT
By:
Sarah Rayhana Hamdani (BP: 1710413028)
Advisor:
Prof. Dr. Zulkarnain Chaidir and Dra. Elida Mardiah, M.S
Bromelain enzyme isolated from pineapple core using 60% acetone, then the isolated
bromelin were immobilized using zeolite matrix. Immobilization was carried out by
varying the zeolite weight of 0.2; 0.4 and 0.6 g. The protein content was measured
using the Bradford method and the enzyme activity was determinated by the Anson
method using substrate casein. The immobilization effectiveness was obtained 63%
by using 0.4 g zeolite weight. Free bromelain enzyme optimum temperature is 50oC
and optimum pH 7, while immobilized bromelain has optimum temperature up to 70oC
and optimum pH 7,5. At its optimum condition, the activity of immobilized bromelain
enzyme is 23,450 units/mL and free bromelain enzyme is 26,183 units/mL. The FTIR
test results prove the bromelain enzyme immobilized into the zeolite matrix.
Immobilized bromelain can be used repeatedly for 3 times with a stability percentage
of 64,23% with 15,176 units/mL activity.
Keywords: Bromelain, Zeolite, Immobilization, Pineapple core
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji beserta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi berjudul “Amobilisasi Enzim Bromelin dari Buah Bonggol Nanas (Ananas
comosus) dengan Matriks Zeolit” diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sains (S1), Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Andalas. Penulis banyak menerima bimbingan,
petunjuk dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak baik yang bersifat moral
maupun material. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua Orangtua tercinta, Ayah (Muhammad Hamdani Hasan) dan Mama (Juita
Nuryasari) yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam bentuk
perhatian, kasih sayang, semangat, serta doa yang tidak henti-hentinya
mengalir demi kelancaran dan kesuksesan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
2. Kedua adikku, Putri Sofiah Hamdani dan Muhammad Siroj Hamdani yang selalu
memberikan support dan menjadi teman cerita penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Zulkarnain Chaidir selaku dosen pembimbing tugas akhir dan
pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dorongan,
dan semangat kepada penulis. dan Ibu Dra. Elida Mardiah, MS, selaku dosen
pembimbing yang tidak hentinya memberikan ilmu dan nasihat terbaik bagi
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
4. Ibu Prof. Dr. Sumaryati Syukur, ibu Dr. Armaini dan ibu Admi, M.Si selaku dosen
penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk menyempurnakan
skripsi ini.
5. Bapak Dr. Mai Efdi selaku ketua Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Andalas.
6. Bapak Dr. Syukri selaku Kaprodi S1 Jurusan Kimia, Universitas Andalas.
7. Bapak Ibu dosen Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Andalas yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama
perkuliahan.
8. Analis laboratorium dan civitas akademik Jurusan Kimia, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas.
iv
9. Rekan kerja di Laboratorium Biokimia, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas.
10. Teman-teman terdekat saya Iqamatulhaq Rakayama, Adetya Putri, Farras
Hasri, Rifi Iron Akhfifni, Syafira Riyanti, Ayu Valeri, Muhammad Hafiz Feza,
Nirwan Advani yang hadir sejak awal maupun di akhir masa perkuliahan dan
telah banyak serta memberikan dukungan penuh dalam masa sulit penelitian
tugas akhir penulis.
11. Teman seperbimbingan saya Annisa Frina Nabila dan Urwatul Wusqa yang
telah berjuang bersama dan selalu membantu dari awal penelitian.
12. Sahabat perkuliahan saya Ayuzia Puspa Indah, Firni Angreni, Vanny Andirosze,
Araffianti Kusuma Martin, Rifa Cantika, Amelia Effendi, Camilla Luqyana yang
selalu memberikan dukungan kepada penulis.
13. Sahabat SMA saya Afifah Aulia, Fathia Salzabila, Azmii Hanifah, Alia
Ramadhani, Nadhiva Yulishawn, Nabila Farah, Aldea Karinta, Rifdah Dinda,
Audrey Kurnia, Revino Fauzan, Fitrasha Niken yang selalu siap mendengarkan
keluh kesah dan suka duka penulis dalam masa perkuliahan.
14. Serta semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu yang juga berperan
dalam masa perkuliahan penulis.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti umumnya kepada para
pembaca.
Penulis
v
DAFTAR ISI
INTISARI......................................................................................................................... ii
2.1 Nanas................................................................................................................. 4
vi
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................ 12
3.3.2 Bahan............................................................................................................... 12
LAMPIRAN ................................................................................................................... 29
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Buah Nanas............................................................................... 4
Gambar 2.2 Struktur Enzim Bromelin .......................................................... 7
Gambar 2.3 Struktur Zeolit .......................................................................... 11
Gambar 4.1 Enzim Bromelin yang Telah Teradsorpsi dalam Matriks
Zeolit....................................................................................... 17
Gambar 4.2 Grafik Aktivitas Enzim Bromelin Setelah Amobilisasi ............ 18
Gambar 4.3 Spektrum FT-IR....................................................................... 19
Gambar 4.4 Pengaruh Suhu Optimum Enzim Bromelin ............................ 20
Gambar 4.5 Pengaruh pH Optimum Enzim Bromelin ................................ 21
Gambar 4.6 Aktivitas Enzim Amobil Pada Pemakaian Berulang ............... 22
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sifat Fisikokimia Ekstrak Bonggol Nanas ..................................... 6
Tabel 4.1 Efektivitas Amobilisasi Enzim Bromelin pada Matriks Zeolit ..... 17
Tabel 4.2 Stabilitas Enzim Bromelin Bebas dan Amobil ............................ 23
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Isolasi Enzim Bromelin............................................................ 29
Lampiran 2. Aktivasi Zeolit .......................................................................... 29
Lampiran 3. Pembuatan Larutan Standar BSA .......................................... 30
Lampiran 4. Amobilisasi Enzim Bromelin pada Zeolit Alam....................... 30
Lampiran 5. Penentuan Kadar Protein Enzim Bromelin............................. 31
Lampiran 6. Pembuatan Larutan Standar Tirosin ...................................... 31
Lampiran 7. Penentuan Aktivitas Enzim ..................................................... 32
Lampiran 8. Analisis FT-IR .......................................................................... 35
Lampiran 9. Data Kurva Standar BSA ........................................................ 36
Lampiran 10. Data Kurva Standar Tirosin .................................................. 37
Lampiran 11. Data Kadar Protein Enzim Bromelin Bebas ......................... 37
Lampiran 12. Data Aktivitas Enzimatis Enzim Bromelin Bebas ................. 37
Lampiran 13. Data Aktivitas Enzimatis Enzim Bromelin Amobil pada
Variasi Zeolit ................................................................................................ 38
Lampiran 14. Data Aktivitas Enzim Bromelin Bebas dan Amobil pada
Variasi Suhu ................................................................................................ 38
Lampiran 15. Data Aktivitas Enzim Bromelin Bebas dan Amobil pada
Variasi pH .................................................................................................... 38
Lampiran 16. Perhitungan Pembuatan Larutan ......................................... 38
Lampiran 17. Contoh Perhitungan Pengenceran Larutan ......................... 40
Lampiran 18. Contoh Perhitungan Kadar Protein ...................................... 40
Lampiran 19. Contoh Perhitungan Efektivitas Amobilisasi ........................ 40
Lampiran 20. Contoh Perhitungan Aktivitas Bromelin................................ 40
Lampiran 21. Contoh Perhitungan Stabilitas Amobilisasi .......................... 41
x
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Pemakaian
Singkatan Arti Pertama pada
Halaman
pH Power of Hydrogen 6
USFDA U.S Food and Drug Administration 8
BSA Bovine Serum Albumin 13
Pemakaian
Lambang Arti Pertama pada
Halaman
% Persen 1
C Derajat Celcius 6
µg/mL Mikrogram per Mililiter 6
U/mL Unit per Mililiter 6
mL Mililiter 13
Panjang Gelombang 13
nm Nanometer 13
mg/L Miligram per Liter 13
g Gram 13
xi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Enzim merupakan salah satu produk bioteknologi yang potensial dan dapat
dimanfaatkan untuk berbagai industri seperti industri kertas, pangan, farmasi,
pertanian, kosmetik dan lain sebagainya. Penggunaan enzim semakin meluas dan
meningkat setiap tahunnya. Salah satu alasan pemanfaatan enzim di berbagai proses
industri adalah karena sifat enzim yang memiliki efisiensi tinggi, spesifik, dan kerja
yang selektif serta reaksi tanpa menghasilkan produk samping. Enzim adalah protein
yang mampu mempercepat laju reaksi kimia (biokatalisator) dalam suhu dan derajat
keasaman yang lembut. Pada umumnya, enzim dihasilkan pada makhluk hidup seperti
mikroorgnisme dan beberapa buah-buahan, salah satunya adalah enzim bromelin.
Bromelin adalah nama yang umum diberikan untuk enzim proteolitik yang terdapat
pada jaringan nabati seperti kulit, batang, buah dan daun dari family Bromeliaceae,
termasuk nanas (Ananas comosus)1. Enzim proteolitik dapat mengkatalisis reaksi
hidrolisis dari protein dengan cara memutuskan jalan ikatan peptida dan menghasilkan
protein yang lebih sederhana. Karena kemampuannya, enzim ini banyak digunakan
dalam industri makanan, medis-farmasi, kosmetik dan lainnya. Contohnya pada
industri makanan, enzim ini digunakan untuk pelunakan daging, penjernihan bir,
produksi protein hidrolisat dan mencegah pencoklatan pada jus apel. Kemudian,
dalam industri kosmetik bromelin digunakan sebagai bahan aktif untuk memberikan
efek pengelupasan yang lembut, dan banyak lagi kegunaan bromelin pada berbagai
macam industri2.
Nanas merupakan buah tropis yang mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap
seperti, protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Buah ini selain dapat
dikonsumsi secara langsung, dapat juga diproses dalam berbagai macam produk
seperti produk kalengan, jus, acar, selai dan perasa nanas. Saat proses produksi,
berbagai produk tersebut menghasilkan limbah organik dalam bentuk mahkota, inti,
kulit dan hiasan buah sekitar 55-70% dari berat nanas3, Biasanya limbah tersebut
dialokasikan ke ladang sebagai bahan pupuk untuk pembenahan tanah atau bisa
diolah menjadi dedak untuk pakan ternak. Padahal limbah tersebut bisa dimanfaatkan
dengan optimal menjadi produk dengan nilai tinggi dan banyak dibutuhkan oleh
berbagai industri karena memiliki kandungan enzim bromelin yang tinggi. Berdasarkan
beberapa penelitian mengenai keberadaan enzim bromelin pada buah nanas telah di-
1
2
lakukan, umumnya enzim tersebut diekstrak dari mahkota bunga, buah, batang,
bonggol dan kulitnya. Bonggol nanas merupakan salah satu penyumbang limbah pada
proses yaitu sekitar 14-20%. Selain itu, bagian bonggol nanas memiliki konsentrasi
bromelin yang paling tinggi. Untuk mengurangi limbah yang berlebih, bonggol nanas
yang terbuang bisa diproduksi menjadi enzim dengan nilai tinggi 4.
Pada penggunaannya, enzim memerlukan biaya yang cukup tinggi karena
penggunaannya yang terbatas hanya sekali pakai saja. Sehingga setiap mulai
pengolahan atau analisis lagi harus menggunakan enzim yang baru karena enzim
yang sudah dipakai dalam larutan akan sulit untuk dipisahkan dan tidak dapat
dipergunakan lagi. Karena itu perlu diatasi dengan teknologi enzim yaitu enzim amobil.
Amobilisasi enzim artinya enzim dibatasi atau terlokalisir sehingga enzim dapat
digunakan secara kontinyu atau berulang-ulang5. Teknologi ini dapat dilakukan
dengan beberapa metode, salah satunya yang sering digunakan adalah metode
adsorpsi enzim dalam kisi matriks zeolit. Zeolit merupakan mineral yang cukup
berlimpah di Indonesia. Mineral ini memiliki sifat yang memungkinkan untuk
dimodifikasi menjadi matriks pengamobil. Material berpori mikro ini berperan penting
pada beberapa teknologi karena memiliki spesifik area yang tinggi dan kemampuan
menyerap. Zeolit memiliki komponen kristal aluminasilikat dengan struktur tridimensi
yang berkombinasikan tetrahedron TO4 (T = Si, Al) berikatan dengan atom oksigen.
Menurut Calgaroto et al, semakin banyak rasio Si/Al makan semakin banyak enzim
yang teradsorpsi ke dalam pori zeolit6. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan
zeolit untuk amobilisasi enzim bromelin dari bonggol nanas.
1. Apakah zeolit bisa digunakan untuk amobilisasi enzim bromelin dari bonggol
nanas?
Secara penampilan, tanaman nanas memiliki batang yang pendek kekar dengan
daun bertekstur keras dan berlilin. Saat produksi buahnya, biasanya dapat
menghasilkan hingga 200 bunga dan pada kultivar berbuah besar bisa melebihi. Sekali
berbunga, buah individu dari bunga bergabung bersama untuk menciptakan buah yang
disebut sebagai nanas. Buah ini dapat melakukan fotosintesis CAM dimana pada
malam hari nanas memperbaiki karbondioksida dan menyimpannya sebagai asam
dasda
4
5
malat, kemudian dilepaskannya di siang hari untuk membantu proses fotosintesis 10.
Berdasarkan laporan dari Ardi et al, tanaman nanas diklasifikasikan sebagai berikut11:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyte
Kelas : Angiospermae
Sub Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Farinosae
Famili : Bromeiaceae
Genus : Ananas
Spesies : Ananas comosus (L.) Merr
memiliki sifat fisikokimia dan kandungan senyawa yang dilaporkan oleh Chaurasiya et
al sebagai berikut 15 :
– Gly – Asp – Pro – Cys – Gly – Ala – Cys – Cys – Trp. Dimana Sistein (Cys)
menunjukkan tempat lokasi aktifnya17. Bromelin terdiri dari 212 asam amino dan berat
molekul 33 kDa. Bromelain stabil pada pH 3,0-6,5. Setelah dikombinasikan dengan
substratnya, aktivitas tersebut tidak lagi rentan terhadap pengaruh pH. Kisaran suhu
efektif adalah 40oC - 65 oC dengan suhu optimum 50 oC - 60 oC. Bromelain dapat
diaktivasi oleh kalsium klorida, sistein, garam bisulfat, NaCN, H 2S, Na2S dan benzoat.
Namun, bromelain biasanya cukup aktif tanpa penambahan aktivator. Bromelain
dihambat oleh Hg++, Ag+, Cu++, iodoasetat18. Adapun struktur 3 dimensi enzim bromelin
dapat dilihat pada gambar 2.2 :
biasanya memiliki daya konsentrasi tinggi namun dengan pemurnian yang rendah.
Kemudian metode yang lebih modern seperti kromatografi afinitas, pertukaran ionik,
filtrasi gel. Salah satu metoda paling sederhana dalam isolasi dan pemurnian enzim
yaitu pengendapan menggunakan pelarut organik seperti aseton. Langkah efektif
dalam proses pemurnian enzim tidak selalu harus menggunakan perlakuan tertentu,
seperti halnya pengendapan menggunakan ammonium sulfat yang memerlukan tahap
dialisis setelahnya untuk menyesuaikan kekuatan ion pada tingkat yang
memungkinkan untuk dilakukannya kromatografi penukar ion23. Penambahan pelarut
organik umumnya menurunkan konstanta dielektrik larutan sehingga gaya
elektrostatik yang melindungi gugus fungsi yang polar dan bermuatan pada protein
menurun dan interaksi tarik menarik antar molekul protein meningkat yang
mengakibatkan protein mengendap. Protein dapat diendapkan dengan pelarut organik
tanpa merusak struktur protein bila diendapkan pada suhu di bawah 4 oC24. Metode
pengendapan pelarut organik dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu
konsentrasi atau kejenuhan pelarut, pH dan waktu inkubasi setelah penambahan
pelarut25.
Adsorpsi enzim ke pendukung yang tidak larut adalah suatu metode yang
sederhana yang memiliki aplikasi luas dan kemampuan tinggi. Selain itu, metode
adsorpsi fisik tidak memberikan perubahan konformasi pada enzimnya ataupun
destruksi pada pusat aktif enzim. Enzim dapat diimobilisasi hanya dengan
mencampurkan enzim dengan adsorben yang sesuai pada kondisi pH dan ionik yang
sesuai kekuatannya. Setelah mencuci enzim yang terikat longgar dan tidak terikat,
Enzim yang teradsorpsi dapat dilindungi dari aglomerasi, proteolisis dan interaksi
dengan antarmuka hidrofobik28-35. Pemilihan adsorben dilakukan untuk meminimalkan
kebocoran enzim. Untuk mencegah modifikasi kimia dan kerusakan enzim, sifat
permukaan enzim yang ada dan dukungan perlu diperhatikan untuk menjaga ikatan
saat adanya perubahan pH dan suhu. Adsorpsi melalui metode fisik umumnya
melibatkan adsorpsi antara satu protein molekul dan sejumlah situs pengikatan pada
permukaan imobilisasi28.
2.5 Zeolit
Mineral zeolit disebut juga sebagai sedimen alami atau zeolit alami, yang terdiri dari
aluminosilikat dengan tiga dimensistruktur rangka AlO4 dan SiO4 tetrahedra. Senyawa
ini dihubungkan satu sama lain dengan saling berbagi oksigen untuk membentuk
kerangka yang saling berhubungan dan saluran yang berisi molekul air bergerak dan
alkali (natrium, kalium, litium, dan sesium) atau alkali tanah (kalsium, strontium, barium,
dan magnesium) kation. Kation yang dapat dipertukarkan ini menimbulkan sifat
pertukaran ion material36. Muatan negative pada kerangka zeolit diseimbangkan oleh
adanya kation, biasanya Na+, K+ dan Ca+ yang terletak di rongga-rongga di dalamnya.
Kehadiran rongga struktural yang saling terkait dengan bentuk dan ukuran tertentu
membedakan struktur zeolit dari alumosilikat dan bahan kristal lainnya 37. Struktur zeolit
dapat dilihat pada gambar 2.3 :
Rumus kimia zeolit secara umum ditulis berdasarkan satuan sel kristal sebagai
M2/nOAl2O3aSiO2bH2O atau Mc/n{(AlO2)c(SiO2)d}bH2O, dimana n merupakan valensi
logam, a dan b adalah molekul silikat dan air, c dan d sebagai jumlah tetrahedra
alumina dan silika. Berdasarkan laporan Las et al rasio d/c atau SiO2/Al2O bervariasi
dari 1-5 dan saat ini sudah diketahui struktur dari zeolit alam yang tersebar sekitar 40
jenis serta 120 zeolit sintesis38.
Sebagai material anorganik tradisional, zeolit telah menjadi bahan pendukung
yang ideal untuk amobilisasi enzim karena struktur porinya yang beragam, sifat
permukannya yang dapat disesuaikan, stabilitas termal yang baik biayanya yang
rendah serta memiliki kompatibilitas lingkungan yang baik. Selain itu, zeolit sendiri
merupakan bahan katalitik kimia yang sangat baik, dan terkadang saat direaksikan
dengan biokatalis enzim dapat meningkatkan reaksi atau mencapai reaksi kemo
enzimatik39.
BAB III. METODE PENELITIAN
12
13
sampai air pencucian tidak berwarna kekuningan dan pH netral. Lalu dikeringkan
dalam oven pada suhu 105oC selama 5 jam.
Folin-Ciocalteu. Setelah itu diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang dan diukur
absorbansinya pada = 660 nm.
U C x V1
Aktivitas bromelin ( )=
mL t xV2
Keterangan:
C = konsentrasi tirosin yang terbentuk
V1 = total volume yang digunakan dalam uji aktivitas sampel
t = waktu inkubasi enzim-substrat
V2 = volume sampel ekstrak enzim yang digunakan
diinkubasi pada suhu ruang selama 20 menit. Absorbansi larutan diukur pada = 660
nm. Penentuan pH optimum dilakukan pada temperatur optimum yang diperoleh.
Kasein ditambahkan larutan buffer dengan variasi nilai pH 6,0; 6,5; 7,0; 7,5; dan 8,0.
aktivitas pemakaian ke n
Stabilitas (%) = x100%
aktivitas pemakaian awal
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
16
17
Pada gambar 4.1 dapat dilihat hasil enzim bromelin amobil yang berbentuk serbuk
setelah proses amobilisasi selama 1 jam dan pengeringan di dalam lemari pendingin.
(a) (b)
Gambar 4.1 Enzim Bromelin yang telah teradsorpsi dalam Matriks Zeolit : a) enzim
bromelin amobil dalam proses penyaringan b) enzim bromelin amobil kering
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa zeolit dengan berat 0,4 gram memiliki
persen efektivitas amobilisasi sebesar 63%. Dapat disimpulkan bahwa pada berat
zeolit 0,4 gram memberikan efektivitas amobilisasi yang maksimal, hal ini terjadi
karena interaksi antara enzim dengan matriks paling banyak dan enzim bromelin dapat
terikat dengan baik pada matriksnya. Penurunan persen efektivitas terjadi pada
penambahan 0,6 gram zeolit, karena kelebihan zeolit akan mengganggu pada
pengukuran aktivitas enzim. Pada berat zeolit 0,2 gram persen efektivitas menurun
yaitu 57%, hal tersebut dikarenakan jumlah matriks yang tidak cukup untuk mengikat
enzim yang menyebabkan banyak enzim yang lepas dari permukaan matriks.
18
18
Pada gambar 4.2 menunjukkan grafik aktivitas enzim bromelin amobil dengan variasi
berat matriks zeolit. Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa aktivitas tertinggi
didapatkan pada enzim bromelin yang teradsorpsi oleh matriks zeolit 0,4 gram dengan
aktivitas 15,572 unit/mL. karena pada penggunaan zeolit 0,4 g enzim bromelin paling
banyak teradsorpsi.
Gambar 4.3 Spektrum FTIR zeolit, enzim bromelin bebas, enzim bromelin amobil
30
Aktivitas Enzimatis (Unit/mL)
25
20
15
10
0
20 30 40 50 60 70 80 90
Suhu (o C)
Aktivitas Enzim Bebas Aktivitas Enzim Amobil
Dapat dilihat pada gambar 4.4, enzim bromelin yang diamobilisasikan pada zeolit
alam mempunyai aktivitas maksimum pada suhu 70 oC dengan aktivitas 19,745
unit/mL dibandingkan dengan bromelin bebas yang hanya mampu hingga suhu 50oC
dengan aktivitas 26,183 unit/mL. Hal yang sama juga dilaporkan oleh Ketnawa et al
yang melakukan uji suhu optimum bromelin bebas dari berbagai jaringan nanas yang
mendapatkan hasil aktivitas tertinggi bromelin bebas terdapat pada suhu 50 oC,
kemudian mengalami penurunan dengan aktivitas terendahnya pada suhu 90oC.
Dengan meningkatnya suhu, molekul memiliki energi kinetik yang cukup untuk
berjalannya reaksi. Jika suhu dinaikkan diatas titik optimum maka energi kinetik
mokekul enzim dan air sangat besar sehingga struktur molekul enzim mulai
terganggu14. Sedangkan untuk enzim amobil dapat mencapai suhu 70 oC dikarenakan
enzim yang terserap ke dalam matriks pendukung terlindungi dan tahan terhadap
lingkungannya yang mengakibatkan aktivitas katalitiknya stabil. Pergeseran suhu
optimum antara bromelin bebas dengan amobil dijelaskan oleh Banerjee et al akibat
pembentukan interaksi antara protein enzim dengan matriks dapat memberikan
ketahanan dan melindunginya dari kerusakan dengan adanya pertukaran panas 3.
21
30
Aktivitas Enzimatis (Unit/mL)
25
20
15
10
0
5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
itu penurunan aktivitas enzim juga dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar sisi aktif
enzim mengalami kekurangan jumlah proton dan terjadi peningkatan pKa17,47.
25
Aktivitas Enzimatis (U/mL)
20
15
10
0
1 2 3
Pemakaian ke-
Pada tabel 4.2 dapat dilihat aktivitas enzim bromelin bebas dan amobil serta stabilitas
bromelin amobil terhadap pemakaian berulang sebanyak 3 kali. Bromelin bebas
maupun amobil diuji aktivitasnya pada suhu dan pH optimum. Aktivitas enzim
didapatkan dari reaksi hidrolisis substrat kasein. Pada perlakuan ulangan kedua enzim
amobil didapatkan persentase stabilitas sebesar 70,77% dan pada pemakaian ketiga
sebesar 64,23%. Enzim bromelin amobil mempunyai aktivitas lebih rendah dari enzim
bebas. Interaksi enzim dengan zeolit terjadi melalui adsorpsi fisik dan adsorpsi kimia.
Karena adanya ikatan kimia dapat menyebabkan perubahan konformasi dekat situs
aktif enzim yang menyebabkan aktivitas enzim menurun. Kemampuan pori-pori zeolit
tidak maksimal dalam menyerap enzim. tidak semua enzim yang terikat secara kimia
dengan zeolit. Enzim yang hanya terserap ke dalam pori akan mudah lepas pada
proses pencucian. Hal ini menyebabkan penurunan stabilitas.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa proses amobilisasi dapat
dilakukan dan enzim terperangkap di dalam matriks zeolit. Efektivitas amobilisasi
sebesar 63% dengan menggunakan zeolit sebanyak 0,4 gram. Suhu optimum enzim
bromelin bebas berada pada suhu 50oC, sedangkan bromelin amobil mempunyai suhu
optimum 70oC. bromelin bebas mempunyai pH optimum pada pH 7 dan bromelin
amobil mempunyai nilai pH optimum 7,5. Pada kondisi optimum enzim bromelin bebas
mempunyai aktivitas 26,183 unit/mL, enzim amobil mempunyai aktivitas 23,450
unit/mL. Data FTIR menunjukkan terjadinya amobilisasi dengan bergesernya bilangan
gelombang antara bromelin bebas dan amobil. Spektrum bromelin amobil
memperlihatkan adanya pita-pita karakteristik zeolit di dalamnya dimana terjadi ikatan
kimia antara atom O pada zeolit dengan atom H dari gugus amina pada enzim. Enzim
bromelin yang diamobilisasi dengan menggunakan zeolit, dapat dipakai sebanyak 3
kali pengulangan memberikan persentase kestabilan 64,23% dengan aktivitas 15,176
unit/mL.
5.2 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya
melakukan aktivasi zeolit dengan menggunakan konsentrasi asam dan lama
pengeringan yang bervariasi supaya didapatkan pori-pori zeolit yang mempunyai
kemampuan lebih besar dalam menyerap enzim. Selain itu, menambahkan siklus
pengujian pemakaian berulang enzim amobil sampai tidak terdapat aktivitas.
24
DAFTAR PUSTAKA
(1) Bresolin, I. R. A. P.; Bresolin, I. T. L.; Silveira, E.; Tambourgi, E. B.; Mazzola, P.
G. Isolation and Purification of Bromelain from Waste Peel of Pineapple for
Therapeutic Application. Brazilian Arch. Biol. Technol. 2013, 56 (6), 971–979.
(2) Ketnawa, S.; Rawdkuen, S.; Chaiwut, P. Two Phase Partitioning and Collagen
Hydrolysis of Bromelain from Pineapple Peel Nang Lae Cultivar. Biochemistry.
Engineering Journal 2010, 52 (2–3), 205–211.
(3) Banerjee, S.; Arora, A.; Vijayaraghavan, R.; Patti, A. F. Extraction and
Crosslinking of Bromelain Aggregates for Improved Stability and Reusability
from Pineapple Processing Waste. International Journal Biological
Macromolecul, 2020, 158, 318–326.
(4) Wiyati, P. I.; Tjitraresmi, A. Karakterisasi, Aktivasi, Dan Isolasi Enzim Bromelin
Dari Tumbuhan Nanas (Ananas Sp.). Farmaka 2018, 16 (2), 179–185.
(5) Wuryanti. Amobilisasi Enzim Bromelin Dari Bonggol Nanas Dengan Bahan
Pendukung (Support) Karagenan Dari Rumput Laut (Euchema Cottonii). Jurnal
Kimia Sains & Aplikasi, 2006, Vol. IX. N, 59.
(6) Calgaroto, C.; Scherer, R. P.; Calgaroto, S.; Oliveira, J. V.; De Oliveira, D.;
Pergher, S. B. C. Immobilization of Porcine Pancreatic Lipase in Zeolite MCM
22 with Different Si/Al Ratios. Appl. Catal. A Gen. 2011, 394 (1–2), 101–104.
(7) Astri, N.; Sukohar, A. Pengaruh Ekstrak Nanas ( Ananas Comosus ( L ) Merr )
sebagai Antihelmintik. Journal of Agromedicine, 2019. Vol. No 1. 173-179.
(8) Salahudin, F. Pengaruh Bahan Pengendap Pada Isolasi Enzim Bromelin Dari
Bonggol Nanas. Biopropal Industri, 2011, 02 (01), 27–31.
(9) Hassan, A.; Othman, Z.; Siriphanich, J. Pineapple (Ananas Comosus L. Merr.);
Woodhead Publishing Limited, 2011; Vol. 4.
(10) Prasenjit, D.; Prasanta, D.; Abhijit, C.; Tejendra, B. A Survey on Pineapple and
Its Medicinal Value. Scholars Academic Journal of Pharmacy 2012, 1 (1), 24–
29.
(11) Melia Akrinisa, SP .MP,. Muhammad Arpah. M.Si, J. A. Keragaman Morfologi
Tanaman Nanas (Ananas Comosus (L) Merr) Di Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal
Agro Indragiri 1970, 4 (1), 34–38.
(12) Rugayah, A. I.; Yohannes C. G. Pengaruh Konsentrasi Dan Cara Aplikasi IBA
(Indole Butiric Acid) Terhadap Pertumbuhan Bibit Nanas (Ananas Comosus [L.]
Merr.). J. Agrotropika 2012, 17 (1), 35–38.
25
26
Viride Dengan Matriks Zeolit. Kimia Student Journal. 2014, 2 (1), 421–427.
(27) Ardian, A.; Roosdiana, A.; Sutrisno. Pengaruh Suhu Dan Lama Penyimpanan
Terhadap Kestabilan Aktivitas Xilanase Diamobilisasi Dalam Pasir Laut. Kimia
Student Journal, 2014, 2 (1), 386–392.
(28) Meryam Sardar, R. A. Enzyme Immobilization: An Overview on Nanoparticles as
Immobilization Matrix. Biochemistry Analytic. 2015, 04 (02).
(29) Liese, A.; Hilterhaus, L. Evaluation of Immobilized Enzymes for Industrial
Applications. Chem. Soc. Rev. 2013, 42 (15), 6236–6249.
(30) Datta, S.; Christena, L. R.; Rajaram, Y. R. S. Enzyme Immobilization: An
Overview on Techniques and Support Materials. 3 Biotech 2013, 3 (1), 1–9.
(31) Hartmann, M.; Kostrov, X. Immobilization of Enzymes on Porous Silicas –
Benefits and Challenges. Chem. Soc. Rev. 2013, 42 (15), 6277–6289.
(32) Grosová, Z.; Rosenberg, M.; Rebroš, M.; Šipocz, M.; Sedláčková, B. Entrapment
of β-Galactosidase in Polyvinylalcohol Hydrogel. Biotechnol. Lett. 2008, 30 (4),
(33) Deshpande, A.; D’souza, S. F.; Nadkarni, G. B. Coimmobilization of D-Amino
Acid Oxidase and Catalase by Entrapment of Trigonopsis Variabilis in Radiation
Polymerised Polyacrylamide Beads. J. Biosci. 1987, 11 (1–4), 137–144.
(34) Sheldon, R. A. Enzyme Immobilization: The Quest for Optimum Performance.
Adv. Synth. Catal. 2007, 349 (8–9), 1289–1307.
(35) Fadillah Mufida; Anna Roosdiana; Sasangka Prasetyawan. Amobilisasi
Pektinase Dari Bacillus Subtilis Menggunakan Matriks Pasir Laut Yang
Diaktivasi NaOH. Kimia Jurnal. 2013, 1 (1), 43–49.
(36) Englert, A. H.; Rubio, J. Characterization and Environmental Application of a
Chilean Natural Zeolite. International Journal Mineral Process. 2005, 75 (1–2),
21–29. https://doi.org/10.1016/j.minpro.2004.01.003.
(37) Elaiopoulos, K.; Perraki, T.; Grigoropoulou, E. Monitoring the Effect of
Hydrothermal Treatments on the Structure of a Natural Zeolite through a
Combined XRD, FTIR, XRF, SEM and N2-Porosimetry Analysis. Microporous
Mesoporous Mater. 2010, 134 (1–3), 29–43.
(38) Las, T.; Zamroni, H. Penggunaan Zeolit Dalam Bidang Industri Dan Lingkungan.
Jurnal Zeolit Indonesia 2002, 1 (1), 27–34.
(39) Zhang, H.; Jiang, Z.; Xia, Q.; Zhou, D. Progress and Perspective of Enzyme
Immobilization on Zeolite Crystal Materials. Biochem. Eng. J. 2021, 172
(40) Homaei, A. A.; Sariri, R.; Vianello, F.; Stevanato, R. Enzyme Immobilization: An
Update. Journal of Chemical Biology. 2013, 6 (4), 185–205.
28
(41) Devakate, R. V.; Patil, V. V.; Waje, S. S.; Thorat, B. N. Purification and Drying of
Bromelain. Separation and Purification Technology, 2009, 64 (3), 259–264.
(42) Nor, M. Z. M.; Ramchandran, L.; Duke, M.; Vasiljevic, T. Characteristic
Properties of Crude Pineapple Waste Extract for Bromelain Purification by
Membrane Processing Journal Food Science Technol. 2015, 52 (11), 7103–
7112.
(43) Favvas, E. P.; Tsanaktsidis, C. G.; Sapalidis, A. A.; Tzilantonis, G. T.;
Papageorgiou, S. K.; Mitropoulos, A. C. Clinoptilolite, a Natural Zeolite Material:
Structural Characterization and Performance Evaluation on Its Dehydration
Properties of Hydrocarbon-Based Fuels. Microporous Mesoporous Mater. 2016,
225, 385–391.
(44) Nielsen, J. E.; Beier, L.; Otzen, D.; Borchert, T. V.; Frantzen, H. B.; Andersen,
K. V.; Svendsen, A. Electrostatics in the Active Site of an α-Amylase. European
Journal Biochemistry 1999, 264 (3), 816–824. https://doi.org/10.1046/j.1432-
1327.1999.00664.x.
(45) Wardoyo, F. A.; Kartika, A. I. Imobilisasi Enzim Lipase Pada Padatan Pendukung
Zeolit Alam. J. Muhammadiyah 2017, 141–145.
(46) Lehninger, A. L. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1; Erlangga, 1988.
(47) Kumaunang, Maureen; Tabaga, A. Amobilisasi Enzim Bromelin Yang Diisolasi
Dari Batang Nanas Dengan Menggunakan Karagenan. Jurnal Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetah. Alam, Univ. Sam Ratulangi, Manad. 2011, 85–
88.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Isolasi Enzim Bromelin dari Bonggol Nanas
Endapan
30 gram Zeolit
29
30
2 mL Enzim Bromelin
- disaring
- diambil 0,1 mL
-
Kadar protein
Enzim bebas
- diambil 0,1 mL
Tirosin
- ditambahkan 3 mL Na2CO3
Larutan Kasein 1%
- diambil 0,5 mL
Filtrat
- ditambahkan 3 mL Na2CO3
- ditambahkan 3 mL Na2CO3
• Penentuan pH Optimum
Campuran
- disentrifugasi selama 20 menit
Filtrat
- ditambahkan 3 mL Na2CO3
Filtrat
- ditambahkan 3 mL Na2CO3
Spektrum Enzim
Spektrum Enzim
Zeolit
Spektrum Enzim
36
Konsentrasi BSA
Absorbansi
(mg/L)
200 0,203
400 0,360
600 0,445
800 0,613
1000 0,723
0.7
0.6
0.5
Absorban
y = 0.0006x + 0.0809
0.4
R² = 0.9924
0.3
0.2
0.1
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100
Konsentrasi (mg/L)
37
Konsentrasi Tirosin
Absorbansi
(µg/mL)
10 0,137
15 0,214
25 0,366
35 0,477
45 0,648
55 0,768
65 0,900
0.5
0.4 y = 0.0139x + 0.0061
R² = 0.9983
0.3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Kosentrasi (mg/L)
Lampiran 13. Data Aktivitas Enzimatis Enzim Bromelin Amobil pada Variasi Zeolit
Aktivitas Enzimatis
Berat Zeolit (g) Absorban Kadar Tirosin (µg/mL)
(Unit/mL)
0,2 0,428 30,353 15,176
0,4 0,439 31,144 15,572
0,6 0,366 25,892 12,946
Lampiran 14. Data Aktivitas Enzim Bromelin Bebas dan Amobil pada Variasi Suhu
Aktivitas bromelin Aktivitas bromelin
Suhu
bebas amobil
(oC)
(Unit/mL) (Unit/mL)
30 9,493 9,097
40 12,766 9,277
50 26,183 11,363
60 22,335 13,701
70 9,637 19,745
80 4,853 10,608
Lampiran 15. Data Aktivitas Enzim Bromelin Bebas dan Amobil pada Variasi pH
Aktivitas bromelin bebas Aktivitas bromelin amobil
pH
(Unit/mL) (Unit/mL)
6 7,874 5,788
6,5 13,737 10,716
7 26,183 19,745
7,5 11,903 23,450
8 4,529 15,320
x = 808,500 mg/L
V1 = 5 mL
T = 20 menit
V2 = 0,5 mL
Maka aktivitas bromelin :
Unit 34,813 µg/mL x 5 mL
Aktivitas Bromelin ( mL ) = = 17,406 Unit/mL
20 menit x 0,5 mL
41