Anda di halaman 1dari 18

KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

TIM KEPERAWATAN GLOBAL


Mengapa Kesehatan Jiwa?
Prevalensi Gangguan Jiwa saat ini :
• Prevalensi gangguan jiwa berat (psikosis/skizofrenia)
adalah 1,7 permil dari semua kelompok umur atau
sejumlah 400.000 orang.
• Proporsi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang
pernah mengalami pemasungan secara rata-rata
nasional adalah 14,3%, di daerah perkotaan 10,7%
dan di pedesaan 18,2%.

Diperkirakan jumlah ODGJ yang dipasung lebih kurang


50.000 orang.
Seberapa besar permasalahannya
• Satu diantara empat orang akan
mengalami efek gangguan jiwa
pada satu saat dalam
kehidupannya
• Empat dari lima orang dengan
gangguan jiwa di negara
berkembang tidak menerima
pengobatan
• Setiap 40 detik seseorang
melakukan bunuh diri
Beban Global Penyakit
PENYEBAB UTAMA BEBAN PENYAKIT BERDASARKAN
DALYs
1990
2020
Infeksi pernafasan bawah 1 1 Penyakit jantung iskemik
Penyakit diare 2 2 Depresi mayor unipolar
Keadaan yang timbul pd 3 Kecelakaan lalu lintas
periode perinatal 3 4 Penyakit serebrovaskular
Depresi mayor unipolar 4 5 Penyakit paru obstruktif
Penyakit jantung iskemik 5 kronik
Penyakit serebrovaskular 6 6 Infeksi pernafasan bawah

(Global Burden of Disease – WHO)


Years Lived with Disability
(Tahun Hidup dengan Disabilitas) di
Indonesia
• Gangguan jiwa no.2
terbesar penyebab beban
akibat penyakit,
berdasarkan Tahun Hidup
dengan Disabilitas
• Usia terbanyak: usia
produktif (15 – 45 tahun)
• Berdasarkan DALYs: saat
ini gangguan depresi no.8
penyebab beban dari
seluruh penyakit di
Indonesia
Apa yang akan terjadi jika tidak ditangani?

• Kematian/bunuh diri
• Disabilitas
• Menderita
• Pelanggaran hak asasi,
stigma dan diskriminasi
• Child and
Adolescent
Mental
Disorders
• Depression
• Developme
ntal
disorders
• Behavioural
disorders
33 RSJ Pemerintah, 15 RSJ swasta dan 1 RSKO terdapat di 27 Prov dari 34 Prov
di Indonesia
8 Provinsi tidak mempunyai RSJ (Kep Riau, Banten, Gorontalo, Kaltara, NTT, Sulawesi
barat, Maluku Utara dan Papua Barat)
3 Provinsi yang tidak memiliki psikiater; Kepri, Malut dan Papua
Fasilitas & Layanan Keswa
RSJ & RSKO (n=49 di 27 dari 34 provinsi)
• Emergensi psikiatri, one stop center termasuk layanan sub-
spesialisasi
RSU dengan layanan jiwa (n= 249 atau 55,95% dari
445)
• Emergensi psikiatri, poliklinik psikiatri, liaison psychiatry

Puskesmas dengan layanan jiwa (n=4182 atau 46,44 %


dari 9005)
• Emergensi psikiatri, penyuluhan keswa, konseling, layanan kesehatan
jiwa dasar yang terintegrasi di poli umum, kunjungan rumah,
outreach, rujukan
Tenaga Kesehatan Jiwa
• Tenaga kesehatan jiwa profesional: 1.07 per 100,000
populasi.
– Psikiater: 773 (0.32 per 100.000 populasi)
– Psikolog klinis: 451 (0.19 per 100.000 populasi)
– Perawat jiwa: 6500 (2 per 100.000 populasi)
 Distribusi tidak merata, hanya terdapat di
kota besar.

• % puskesmas dengan petugas yang pernah


mengikuti pelatihan kesehatan jiwa: baru
46.5%.
ISU-ISU STRATEGIS KESWA
1. Memberikan perlindungan dan menjamin
upaya/pelayanan kesehatan jiwa berdasarkan HAM
– Secara terintegrasi dan berkesinambungan
– Sejak fase janin, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga lansia
– melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
2. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya
dalam upaya kesehatan jiwa
3. Integrasi layanan keswa di fasyankes primer serta
penguatan sistem rujukan
4. Penguatan upaya promotif dan preventif bagi masyarakat
umum dan population at risk
5. Penguatan keterlibatan masyarakat dan koordinasi lintas
sektor di bidang kesehatan jiwa
STRATEGI
KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
No Sasaran Strategis indikator

1 Terwujudnya upaya 1) Jumlah provinsi yang menyelenggarakan


kesehatan jiwa yang lebih Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
responsif, menyeluruh, (UKBM) terintegrasi keswa dan/atau napza.
terpadu, berkesinambungan 2) Jumlah Komunitas Peduli Keswa dan/atau
dan terukur Napza di Provinsi yang mendapatkan
pengetahuan terkait keswa dan/atau napza.
3) Tingkat pengetahuan masyarakat tentang
keswa dan/atau napza
2 Terwujudnya layanan 1) Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki
kesehatan jiwa yang lebih puskesmas yang menyelenggarakan upaya
terstruktur dan terstandar kesehatan jiwa sesuai kriteria.
2) Jumlah Provinsi yang memiliki fasilitas
pelayanan di luar sektor kesehatan yang
bekerja sama dengan puskesmas.
3 Terwujudnya program promosi 1) Jumlah program nasional promosi keswa
keswa dan prevensi dan/atau napza, dan prevensi gangguan jiwa
gangguan jiwa. dan/atau gangguan penggunaan napza.
2) Jumlah provinsi yang menyelenggarakan
kampanye publik keswa dan/atau napza
melalui media massa.
No Sasaran Strategis indikator

4 Terwujudnya sistem koordinasi 1) Jumlah integrasi program keswa dengan


dan kolaborasi dengan para lintas program kesehatan.
pemangku kepentingan keswa. 2) Jumlah kerjasama program keswa
dengan lintas sektor.
3) Jumlah Provinsi yang memiliki wadah
koordinasi keswa.

5 Terwujudnya sistem informasi dan 1) Tersedianya data keswa dan/atau napza


monitoring evaluasi keswa di Sistem Informasi Kesehatan Nasional
2) Tersedianya data puskesmas
penyelenggara pelayanan keswa dan/atau
napza di website “SIAP” Kemenkes

6 Terwujudnya SDM keswa dan/atau 1) Jumlah tenaga kesehatan puskesmas


napza yang kompeten Kabupaten/Kota yang terlatih (kompeten)
keswa dan/atau napza.

7 Terwujudnya sarana dan Jumlah Provinsi yang memiliki ketersediaan


prasarana keswa dan/atau napza psikofarmaka sesuai Formularium Nasional
sesuai standar
No Sasaran Strategis indikator

8 Terwujudnya dukungan regulasi 1) Tersedianya Peta Strategi Keswamas


dan kebijakan keswamas Tersedianya regulasi tentang keswamas.
2) Jumlah Provinsi yang memiliki
regulasi/kebijakan yang mendukung
program keswa.

9 Terwujudnya data keswa dan/atau 1) Jumlah kerjasama data keswa dengan


napza yang terpadu data lintas sektor
2) Jumlah Provinsi yang memberikan data
tahunan keswa dan napza
3) Jumlah kajian terkait layanan keswa.

10 Terwujudnya penganggaran yang 1) Jumlah Provinsi yang memiliki anggaran


optimal dan berkelanjutan bidang bagi program keswa dan/atau napza.
keswa dan/atau napza
TIADA SEHAT TANPA SEHAT JIWA

Anda mungkin juga menyukai