Anda di halaman 1dari 6

A.

Ruang Lingkup
1. Link and (Super) Match
1) Kurikulum ( Sri Utiarsi )
Kurikulum disusun bersama DUDIKA sejalan dengan penguatan aspek softskills,
hardskills dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja. Industri yang
terlibat aktif mulai dari penyusunan kurikulum, mengajar, magang sampai komitmen
penyerapan, dan pengembangan riset terapan. Tentunya diaplikasikan secara berkala,
pelaksanaan kurikulum dievaluasi untuk menyempurnakan kurikulum di tahun-tahun
mendatang. Peningkatan minat peserta didik khususnya siswa SMK untuk lebih
kreatif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian peluang untuk memperoleh
lulusan

2) Pembelajaran ( Noor Rahmad)


Pembelajaran diupayakan berbasis Teaching Factory dan berbasis proyek riil dari
dunia kerja (PjBL) untuk memastikan hardskills, softskills dan karakter yang kuat.
penerapan project based learning atau pembelajaran berbasis proyek riil
diimplementasikan untuk mencapai beberapa hal. Di antaranya adalah karakter
softskills yang seimbang sesuai dengan kebutuhan industri.

3) Guru Tamu (Agung)


Peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun pakar dari dunia
kerja. Peningkatan jumlah dan peran guru tamu secara signifikan sampai minimal
mencapai 50 jam/semester/program keahlian.

4) Magang atau Praktek Kerja Industri (Bejo Sulasih)


Guru per kompetensi kejuruan melaksanakan magang di DUDIKA. Praktik
kerja lapangan/industri siswa minimal satu semester.
5) Sertifikasi Kompetensi ( Budhi Susilo)
Sertifikasi kompetensi yang diakui oleh industri. Bagi lulusan dan bagi
guru/instruktur. Sertifikasi kompetensi harus sesuai dengan standar dan kebutuhan
dunia kerja.
6) Pembaharuan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Wahyu Agus H)
Guru/instruktur perlu ditekankan untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan
secara rutin dari dunia kerja.
7) Teaching Factory/Teaching Industry (Semua Kakom)
Perlu diadakan riset terapan yang mendukung pengembangan teaching factory
1
berdasarkan kasus atau kebutuhan DUDIKA.
8) Komitmen Serapan (Ahmad Munir)
Komitmen satuan pendidikan terhadap peningkatan serapan lulusan oleh dunia kerja.
Lulusan SMK arahnya adalah Wirausaha – Bekerja – Melanjutkan (WBM). Bekerja
adalah melakukan kegiatan/pekerjaan paling sedikit satu jam berturut-turut selama
seminggu yang lalu dengan maksud untuk memperoleh atau membantu memperoleh
pendapatan atau keuntungan. Berwirausaha adalah suatu kegiatan usaha yang
melibatkan kemampuan untuk melihat kesempatan- kesempatan usaha yang kemudian
mengorganisisr, mengatur, mengambil resiko, dan mengembangkan usaha yang
diciptakan tersebut guna meraih keuntungan.
9) Beasiswa atau Ikatan Dinas (Muzaki)
Membuka kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan dengan dunia kerja. Di
antaranya beasiswa dan/atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium
dan lainnya.
2. Aspek Lainnya
a) Sarana Prasarana (Arziska & Mudiyaningsih)
Sarana prasarana pembelajaran Tefa dan PjBL yang berstandar industri. Sekolah
bekerjasama dengan DUDIKA dalam pemenuhan sarana praktik di sekolah sesuai
dengan tuntutan pekerjaan industri. Sekolah memiliki rasio alat praktik yang sesuai
dengan ketentuan. Sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah dimanfaatkan
dengan optimal dalam proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan DUDIKA

b) Tata Kelola
Penguatan manajemen sekolah sangat diperlukan dalam mencapai visi, misi dan
tujuan sekolah. Oleh sebab itu, penyusunan struktur organisasi, prosedur kerja,
pengelolaan SDM, pelayanan serta kebijakan akuntabilitas yang berbasis pada
kinerja haruslah dijadikan pedoman dalan Tata Kelola sekolah. Hal tersebut dapat
dicapai apabila sekolah dapat menyusun peta jalan (Rencana Kerja Jangka Menengah
4 tahun), Rencana Kerja Tahunan serta Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS) dengan mempertimbangkan kondisi yang ada dan potensi sekolah kedepan.

2
BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI SEKOLAH

A. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Visi:
“PROFESIONAL, BERKARAKTER DAN DIPERCAYA PUBLIK”

Misi:
1. Mengembangkan kurikulum berbasis pada dunia kerja dan kewirausahaan.

2. Meningkatkan kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk memberikan pelayanan


prima.

3. Mengoptimalkan ketersediaan sarana prasarana untuk menunjang ketercapaian kompetensi


peserta didik.

4. Mewujudkan peserta didik berkarakter melalui proses belajar mengajar yang menyenangkan.

5. Memfasilitasi kegiatan intra dan ekstra kurikuler guna pengembangan potensi peserta didik.

6. Menghasilkan lulusan yang siap berwirausaha, bekerja, dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi

7. Membangun kemitraan dengan dunia kerja dalam dan luar negeri.

Tujuan:
1. Mempersiapkan kurikulum dan sarana prasarana yang disesuaikan dengan Dunia Kerja dan
Kewirausahaan

2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi Pendidik/Tenaga Kependidikan untuk


menyesuaikan perkembangan IPTEK

3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap, seni dan budaya agar
mampu mengembangkan diri baik dalam bekerja, berwirausaha maupun melanjutkan ke
Perguruan Tinggi.

4. Menjadikan sekolah sebagai pusat pelatihan dan sertifikasi kompetensi bagi peserta didik
maupun masyarakat

5. Menjalin kerjasama dengan Dunia Kerja untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan lulusan

3
BAB III

PENYUSUNAN PETA JALAN SMK

A. ANALISIS SWOT

Analisis tentang kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknessess) internal, serta


peluang (opportunities) dan ancaman (threats) eksternal, dilakukan terhadap masing masing
Aspek Link and Match (8+i) dan Aspek Pendukungnya.

Tabel 1. Matriks Analisis SWOT


(Untuk Setiap Aspek Link and Match/ 8+i dan Aspek Pendukung)

(7) Teaching Factory/Teaching Industry

INTERNAL STRENGTHS WEAKNES


( Susun Daftar kekuatan) ( Susun Daftar kelemahan)
1. Fasilitas sarana prasarana 1. Kemampuan menjalin
untuk dilaksanakan kerjasama dengan mitra
program teaching factory industri dalam melakukan
cukup memadai teaching factory terbatas
2. Mempunyai tenaga 2. Keterbatasan kemampuan
pendidik yang kompeten dan pengalaman
dan bersertifikat bnsp manajemen teaching
factory

EKSTERNAL
OPPORTUNITIES ( Susun Strategi SO Strategi WO
daftar peluang) ( Pake daftar kekuatan ( Tanggulangi kelemahan
1. Adanya mitra industri yang untuk memanfaatkan dengan memanfaatkan
siap bekerjasama dalam peluang peluang)
melakukan teaching factory 1. Mengundang mitra 1. Memperlebar kerjasama
2. Lokasi SMK yang tepat di industry untuk dengan mitra industri lain
pinggir jalan sehingga bekerjasama dalam yang sesuai dengan bidang
mudah diakses pengoptimalkan teaching kompetensi keahlian
3. Tingginya kebutuhan pasar factory sesuai sarana 2. Pelatihan manajemen
akan produk atau jasa yang prasarana sekolah teaching factory dengan
ditawarkan 2. Pelatihan tenaga pendidik industri mitra dan tenaga
produktif bersama mitra ahli di bidang teaching
industri untuk pembuatan factory
produk atau jasa yang 3. Study banding ke SMK
berstandar industri yang sudah berhasil
melaksanakan teaching
factory

THREATS ( Susun Strategi ST ( Pake Strategi WT (Perkecil


daftar ancaman) Kekuatan Untuk Kelemahan dan Hindari
1. Harga produk atau jasa di Menghindari Ancaman) ancaman)
pasaran yang sangat 1. Mengawali proses 1. Memanfaatkan industri di
bersaing produksi atau pelayanan sekitar lingkungan sekolah
2. Tuntutan standarisasi jasa dalam skala kecil untuk menjalin kemitraan.
4
produk atau jasa yang sesuai dengan sarana dan 2. Bekerjasama dengan
sangat tinggi sesuai prasarana yang dimiliki alumni yang memiliki
permintaan industri 2. Pembekalan SDM sekolah home industri/ jasa sesuai
untuk pembuatan produk dengan kompetensi
atau jasa berstandar keahlian.
industri

Tabel 2 Rumusan Peta Jalan


No. Strategi Program Tahun
1 2 3 4
2021 2022 2023 2024
7) Teaching Factory/Teaching Industry
1 Mengundang mitra  Membentuk Tim V v v V
industry untuk pengembang
SO bekerjasama dalam teaching factory
pengoptimalkan  Mengundang mitra
teaching factory industry yang relevan
sesuai sarana untuk kerjasama
prasarana sekolah pembelajaran berbasis
teaching factory
 Pengesahan
dokumen MOU
teaching factory
oleh sekolah dan
mitra industri
 Sosialisasi hasil mou
kepada warga sekolah
dan stakeholder
2 Pelatihan tenaga  Bersama mitra industy V v v V
SO pendidik produktif memetakan jenis
bersama mitra produk atau jasa yang
industri untuk sesuai dengan
pembuatan produk pembelajaran teaching
atau jasa yang factory
berstandar industri  Mengadakan pelatihan
pembuatan produk atau
jasa yang sesuai dengan
standar industry

3 Memperlebar  Memetakan mitra V v v V


WO kerjasama dengan industry yang relevan
mitra industri lain dengan kompetensi
yang sesuai dengan keahlian
bidang kompetensi  MOU dengan beberapa
keahlian industry tersahkan

4 Pelatihan  Membentuk TIM V V V V


WO manajemen pengembang teaching
teaching factory factory di sekolah
dengan industri  Mengadakan pelatihan
mitra dan tenaga pembuatan produk atau
5
ahli di bidang jasa yang sesuai dengan
teaching factory standar industry
 Merumuskan SOP
teaching factory bersama
dengan industry mitra
5 Mengawali proses  Pelaksanaan V v v V
ST produksi atau teaching factory
pelayanan jasa pada masing-
dalam skala kecil masing kompetensi
sesuai dengan keahlian sesuai
sarana dan dengan sarana
prasarana yang prasarana
dimiliki  Membentuk tim
monitoring dan
evaluasi
pelaksanaan
teaching factory di
sekolah
6 Pembekalan SDM  Pelatihan guru dan V v v V
ST sekolah untuk siswa untuk jenis
pembuatan produk produk jasa
atau jasa berstandar berstandar industry
industri yang akan dibuat

7 Memanfaatkan  Pemetaan industry V v v V


WT industri di sekitar sekitar sekolah yang
lingkungan sekolah relevan dengan
untuk menjalin kompetensi keahlian
kemitraan. sekolah
 Menjalin kemitraan
dengan industry
sekitar sekolah

8 Bekerjasama  Pemetaan alumni V v v V


WT dengan alumni yang memiliki home
yang memiliki industri/ jasa sesuai
home industri/ jasa dengan kompetensi
sesuai dengan keahlian.
kompetensi  Menjalin kemitraan
keahlian. dengan alumni yang
memiliki home
industri/ jasa

Anda mungkin juga menyukai