Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke khadirat Allah SWT, atas hidayah dan perkenan-Nya
laporan pelaksanaan pendampingan Teaching Factory (TEFA) selesai.

Laporan ini berisikan tentang hasil kegiatan sosialisasi dan pendampingan yang dilaksanakan
pada tanggal 29 sd.31 Oktober 2021, di lingkungan SMK YASIPA TERPADU
PALABUHANRATU, meliputi hasil analisis jenis usaha (SWOT) yang menghasilkan jenis
usaha, lembar informasi, job sheet, lembar penilaian, RPP dan jadwal pembelajaran system
blok. Selain itu, laporan ini dilengkapi juga dengan lampiran-lampiran.

Demikian, laporan ini dibuat, kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran
pendampingan, khususnya keluarga besar SMK YASIPA TERPADU PALABUHANRATU ,
saya haturkan terima kasih.

Sukabumi, 31 Oktober 2021.

Drs PEPE SAPE’I, M.Pd


DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Landasan Hukum
C. Tujuan
D. Hasil Yang Diharapkan
BAB II. Konsep TEFA
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Prinsip TEFA
D. Ciri SMK Dengan Model Pembelajaran TEFA
BAB III. Pelaksanaan Sosialisasi dan Pendampingan
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
B. Peserta Pendampingan
C. Hasil Pendampingan
D. Permasalaahan dan Alternatif Solusi
E. Rencana Tindak Lanjut
BAB IV. Penutup
A. Simpulan
B. Saran
Lampiran:
- Surat Keputusan Tim TEFA
- Undangan
- Daftar Hadir
- Struktur Organsasi dan Uraian Pekerjaan
- Jadwal Pendampingan
- Photo Kegiatan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah berupaya secara


maksimal meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui berbagai
program pendidikan, menanamkan jiwa wirausaha di setiap jenjang dan tingkat
pendidikan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Direktorat PSMK)
berpartisipasi dengan berupaya meningkatkan kompetensi kerja dan jiwa wirausaha
lulusan SMK. Direktorat Pembinaan SMK dalam Rencana Strategis 2015 - 2019
memiliki visi terbentuknya insan dan ekosistem pendidikan SMK yang berkarakter
berlandaskan gotong royong.Salah satu program prioritas untuk merealisasikan visi
tersebut adalah dengan program pengembangan pembelajaran teaching factory. Dalam
RPJMN 2015 - 2019 telah ditargetkan 200 SMK akan mengikuti program pembelajaran
kewirausahaan dan teaching factory.
Pembelajaran teaching factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis
produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan
dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.Implementasi teaching
factory di SMK dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri,
dan kompetensi yang dihasilkan oleh SMK.Pelaksanaan teaching factory menuntut
keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil
pendidikan di SMK. Pelaksanaan teaching factory juga harus melibatkan pemerintah,
pemerintah daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan,
implementasi maupun evaluasinya.
Dalam proses pendidikan di SMK, keterlibatan DUDI dalam proses pembelajaran sangat
penting, karena perkembangan teknologi dan prosedur/proses produksi/jasa sangat pesat.
Penerapan teaching factory di SMK akan mendorong terbangunnya mekanisme
kerjasama antar SMK dan DUDI yang saling menguntungkan, sehingga SMK akan
selalu mengikuti perkembangan industri/Jasa secara otomatis dalam transfer teknologi,
manajerial, perkembangan kurikulum, prakerin dan lainnya.
Dengan menerapkan pembelajaran teaching factory diharapkan akan meningkatkan
kompetensi lulusan SMK yang relevan dengan kebutuhan
industri/jasa sehingga akan berdampak pada penguatan daya saing tenaga kerja dan
industri di Indonesia.

Strategi penerapan TeFa di SMK dilakukan secara bertahap dengan terlebih dahulu
mengevaluasi dan memverifikasi sejumlah sekolah untuk ditetapkan sebagai sekolah
yang berpotensi untuk memulai mengembangkan dan menerapkan pembelajaran model
TeFa. Untuk keperluan tersebut, Direktorat PSMK memberikan dukungan/bantuan dana
stimulan guna membiayai program kegiatan pengembangan/penerapan TeFa di sekolah.
Agar pelaksanaan pembelajaran model TEFA berjalan sesuai harapan, maka Direktorat
PSMK memberikan pendampingan ke setiap sekolah yang mendapat bantuan
tersebut.Pendampingan dilakukan dengan berkunjung ke sekolah yang telah ditetapkan
sebagai penerima bantuan pengembangan TeFa untuk secara langsung membantu,
mengarahkan, membimbing sekolah dalam mengenalkan, merancang dan menyelesaikan
program kegiatan pengembangan model pembelajaran TeFa yang telah tertuang dalam
Rencana Penggunaan Dana (RPD), khususnya kegiatan Sosialisasi untuk Pengenalan
Model Pembelajaran TeFa dan yang paling penting adalah pendampingan untuk
Penyusunan Perangkat Pembelajaran TeFa

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Peraturan Presiden nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Kerja Nasional
Indonesia (KKNI).
4. Peraturan Pemerintah nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan
Sumberdaya Industri.
5. Instruksi Presiden nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK.

C. Tujuan Pendampingan
Tujuan pendampingan adalah membeikan arahan dan bimbingan kepada sekolah dalam
mempersiapkan pelaksanaan TEFA, mulai dari menganalisis potensi,
perangkat pembelajaran beserta jadwal blok, sumber daya manusia dan bengkel atau
tempat workshop, sehingga semuanya berstandar industry.

Yang perlu dilakukan oleh Tim Pendamping adalah:


1. Melakukan persiapan melalui “Pemahaman Mandiri”, dengan mempelajari konsep
pembelajaran model TeFa dan informasi terkait lainnya sehingga benar- benar paham,
2. Mengkaji data/informasi terkait profil SMK yang akan didampingi terutama
Kompetensi Keahlian apa yang akan dikembangkan model pembelajaran TeFa nya
serta produk/jasanya agar pelaksanaan pendampingan dapat dirancang dan dilakukan
secara effisien dan effektif.
3. Melakukan komunikasi dengan SMK yang bersangkutan untuk menentukan dan
menyepakati jadwal pelaksanaan pendampinagn baik “Pengenalan maupun
Penyusunan Perangkat Pembelajaran”.

D. Hasil Yang diharapkan


Hasil yang diharapkan dari kegiatan sosialisasi dan pendampingan adalah:
1. Terpahaminya konsep TEFA oleh warga sekolah
2. Terbentuknya jenis usaha produk/jasa sesuai dengan kompetensi keahlian
3. Tersedianaya bengkel/lab TEFA sesuai standarisasi Dunia kerja
4. Tersusunnya perangkat pembelajaran TEFA
5. Terjadwalnya pembelajaran dengan system blok
BAB II
KONSEP TEACHING FACTORY (TEFA)

A. Pengertian
Teaching factory dapat didefinisikan sebagai model pembelajaranberbasis industr i
(produk dan jasa) melalui sinergi sekolah dengan DUDI untuk menghasilkan lulusan yang
kompeten sesuai dengan kebutuhan pasar. Model pembelajaran berbasis industri berarti
bahwa setiap produk praktik yang dihasilkan adalah sesuatu yang berguna dan bernila i
ekonomi atau daya jual dan diterima oleh pasar. Sinergi antara SMK dengan industr i
merupakan elemen kunci sukses utama dalam teachingfactory, dimanaTeaching factory
akan menjadi sarana penghubung untuk kerjasama antara sekolah dan industry

B. Tujuan
Meningkatkan kesiapan kerja, menyelaraskan kompetensi dan membangun berkarakter
kerja lulusan SMK sesuai tuntutan dunia Usaha dan Industri (DUDI) melalui proses
pembelajaran berbasis produk/jasa (rekayasa Perangkat Pembelajaran) yang
diselenggrakan di lingkungan, suasana, tatakelola dan aturan standar DUDI atau tempat
kerja/usaha sebenarnya

C. Prinsip TEFA
1. Perangkat pembelajaran dirancang berbasis produk/jasa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada umumnya.
2. Siswa terlibat sepenuhnya secara langsung dalam proses pembelajaran berbasis
produksi, sehingga kompetensi siswa terbangun melalui pengalaman pribadi dalam
membuat, mengerjakan dan atau menyelesaikan produk/jasa berdasarkan standar,
aturan dan norma-norma kerja di DUDI.
3. Sesuai dengan tingkatannya, perangkat pembelajaran dirancang dengan berorientasi
pada pembuatan produk/jasa sesuai faktor psikologi peserta didiknya (CBT – PBT)
sehingga mampu meningkatkan kompetensi, meningkatkan kesiapan kerja dan
membangung karakter kerja serta peserta didik sesuai kebutuhan DUDI.
4. Sertifikasi kompetensi siswa dapat atau dimungkinkan dirterbitkan disetiap tingkatan
kompetensinya sesuai dengan produk/jasa yang telah diselesaikan.
5. Fungsi dan keberadaan semua sumber daya sekolah dari fasilitas, tenaga pengajar,
staff, bahan dan tatakelola dikondisikan/difungsikan untuk membangun lingkungan
dan suasana DUDI atau tempat kerja/usaha yang sebenarnya.
6. Pelaksanaan kegiatan produksi atau layanan jasa bersifat nirlaba/non-profit karena
merupakan bagian dari proses pembelajaran TeFa yang dilakukan oleh siswa.
7. Pemanfaatan produk/jasa pembelajaran berbasis TeFa dilakukan sesuai dengan
ketentuan dan aturan yang berlaku.

D. Ciri SMK Dengan Model Pembelajaran TeFa


1. Produk baik barang maupun jasa selaras dengan kompetensi keahlian dan dibutuhkan
masyarakat pada umumnya, dibuat oleh siswa dengan kualitas standard DUDI (mutu,
proses, waktu pengerjaannya), layak pakai dan jual.
2. Pengerjaan dan penyelesaian pembuatan barang atau jasa seluruhnya telah
menggunakan perangkat pembelajaran yang dirancang khusus untuk pembelajaran
model TeFa (silabus, RPP, Instrument penilaian, Lembar pembelajaran dan Jadwal
blok).
3. Worksop/ruang praktek/bengkel/lahan untuk melaksanakan model pembelajaran TeFa
telah dikondisikan sesuai dengan standar DUDI atau tempat kerja/usaha sebenarnya
termasuk lingkungan, suasana, tatakelola dan aturannya (SOP).
4. Adanya organisasi dan sistem manajemen produksi (analisa produk, proses, evaluasi,
pengembangan/inovasi produk dan penyimpanan/pemanfaatan produksi baik barang
maupun jasa) internal maupun eksternal memenuhi kebutuhan masyarakat.
5. Mempunyai sistem atau tata kelola pemanfaatan produk baik barang maupun jasa
(outlet, business center, show room, pemasaran daring/online atau strategi lainnya.
6. Bermitra atau berpartner kerja dengan DUDI yang sesuai dengan kompetensi keahlian
TeFa.
BAB III

PELAKSANAAN PENDAMPINGAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Sosialisasi dan pendampingan dilaksanaan selama tiga hari, yaitu pada hari Senin sampa i
dengan Rabu tanggal 29 dan 31 Oktober 2021, mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul
16.00 WIB. (Jadwal Terlampir)

B. Peserta Pendampingan
1. Kegiatn Sosilaisasi TEFA dihadiri oleh seluruh warga SMK YASIPA TERPADU
PALABUHANRATU, terdiri dari Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, ketua
kompetensi keahlian, guru-guru umum dan kejuruan,serta tenaga kependidikan, selain
itu dihadiri oleh, Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga, Pengawas Pembina, Ko mite
sekolah dan pihak DU/DI. Jumlah keseluruhan 52 orang.
2. Kegiatan pendampingan, dihadiri 24 orang, terdiri dari kepala, Kepala Sekolah, Wakil
Kepala Sekolah dan seluruh guru produktif kompetensi keahlian Tata Busana.
C. Hasil Pendampingan
Kegiatan pendampingan menghasilkan perangkat pembelajaran,meliputi: lembar
informasi, job sheet, lembar penilaian, RPP dan jadwal blok. Hasilnya seperti di bawah
ini.
D. Permasalaahan dan Alternatif Solusi
Pada persiapan pelaksanaan pembelajaran model TEFA, tentunya banyak permasalahan
yang muncul, seperti persiapan bengkel yang berstandar industry, membuat jadwal blok,
sumber daya manusia dan lain sebagainya. Namun demikian, sekolah mencoba mencari
berbagai alterntif solusi, sehingga permasalahan dapat diatasi, Lebih lengkapnya seperti
di bawah ini.
E. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Untuk melaksanakan persiapan pembelajaran model TEFA tentunya memerlukan waktu


yang lama. Kegiatan pendampingan untuk membuat perangkat pembelajaran dengan
waktu dua hari ternyata tidak cukup waktu, sehingga pekerjaan tidak tuntas. Untuk itu
sekolah membuat rencana tindak lanjut agar semua pekerjaan dapat diselesaikan sesuai
dengan waktu yang telah disepakati
Di bawah ini merupakan rencana tindak lanjut yang dibuat oleh sekolah.
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

SMK : SMK YASIPA TERPADU PALABUHANRATU


Kompetensi Keahlian: Desain Komunikasi Visual

No Rencana Kegiatan Waktu dan Pihak Terkait


Tempat
1. Struktur organisasi dan uraian tugas Selesai hari Kepala Sekolah Guru,
Rabu, tanggal 31 Waka
bulan Juli 2021 Kurikulum, Waka
Sarana, Waka
Kesiwaan, Tim TEFA

2. Menyempurnakan RPP dengan model Selesai hari Kepala Sekolah Guru,


pembelajaran teaching factory Rabu, tanggal 14 Waka
bulan November Kurikulum, Waka
2021 Sarana, Waka
Kesiwaan, Tim TEFA

3. Menyempurnakan lembar informasi Selesai hari Kepala Sekolah Guru,


teaching factory Rabu, tanggal 14 Waka
bulan November Kurikulum, Waka
2021 Sarana, Waka
Kesiwaan, Tim TEFA

4. Menyempurnakan lembar Selesai hari Kepala Sekolah Guru,


kerja/jobsheet model pembelajaran Rabu, tanggal 14 Waka
teaching factory bulan November Kurikulum, Waka
2021 Sarana, Waka
Kesiwaan, Tim TEFA

5. Menyempurnakan lembar penilaian Selesai hari Kepala Sekolah Guru,


dengan model pembelajaran teaching Rabu, tanggal 14 Waka
factory bulan November Kurikulum, Waka
2021 Sarana, Waka
Kesiwaan, Tim TEFA

6. Menyempurnakan jadwal blok Selesai hari Kepala Sekolah


pembelajaran teaching factory Rabu, tanggal 14 Guru, Waka
bulan November Kurikulum, Waka
2021 Sarana, Waka
Kesiwaan, Tim TEFA

7. Melaksanakan pembelajaran dengan Mulai Januari Kepala Sekolah


model teaching factory 2022 Guru, Waka
Kurikulum, Waka
Sarana, Waka
Kesiwaan, Tim
TEFA, Siswa, DUDI

8. Mengevaluasi pembelajaran dengan Mulai Februari Kepala Sekolah Guru,


model teaching factory 2022 Waka Kurikulum,
Waka Sarana, Waka
Kesiwaan, Siswa

9. Melaporkan seluruh kagiatan Selesai Minggu Kepala sekolah,


pembelajaran teaching factory Ke Dua Bulan Kaprog
Desember 2021

Sukabumi, 31 Oktober 2021


Kepala SMK YASIPA TERPADU
PALABUHANRATU

Drs PEPE SAPE’I, M.Pd


NIP.-
PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF
SOLUSI PELAKSANAAN
PENDAMPINGAN TEFA

SMK YASIPA TERPADU PALABUHANRATU

NO ASPEK PERMASALAHAN ALTERNATIF SOLUSI

1 Pemahaman warga terhadap Pemahaman warga Mengadakan sosialisasi


TEFA tentang TEFA masih secara berkelanjutan
kurang

2 Sumber Daya Manusia Belum semua guru Menjadwalkan dan


produktif melaksanakan melaksanakan
(Jumlah dan Kompetensi)
OJT/Magang OJT/Magang

3 Analisis KD terhadap Mengsinkronkan antara Mendiskusikan dengan


Produk/Jasa KD – KD mata pelajaran DUDI tentang KD yang
satu dengan yang lain sesuai/mendekati
yang sesuai di DUDI

4 Pembuatan Perangkat Belum optimal memahami Berdiskusi dengan nara


Pembelajaran perangkat pembelajaran sumber dan tim TEFA
model TEFA
Lembar informasi,Job sheet,
Lembar Penilaian dan RPP)

5 Pembuatan Jadwal Blok Jumlah siswanya banyak Mengoptimalkan


dan fasilitas terbatas fasilitas yang ada
dengan
mengelompokkan siswa
ke dalam bidang- bidang
yang sesuai dengan alur
kerja produksi di
workshop TEFA

6 Bengkel/Laboratorum Belum sesuai dengan Mengikuti dan


standar DUDI menyesuaikan dengan
(Luas, Lay out dan standar DUDI
Kerapihan)

7 Peralatan/Sarana (jumlah, Jumlahnya masih kurang Mengoptimalkan


Kualtitas dan Standarisasi) dan Belum standarisasi peralatan yang ada di
dengan DUDI sekolah dan
memanfaatkan fasilitas
DUDI

8 Jenis Produk/Jasa Kualitas belum standar Membuat standar


industri sesuai industry (SOP)
(Kualitas terstandar, Cost dan
Delivery)

9 Job order dan atau Non Order Belum maksimal Melakukan Promosi
dan Publikasi
Kejasama dengan mitra
industry Meminta order)

10 PelaksanaanPromosi dan Belum optimalnya Melakukan Promosi dan


Marketing promosi dan publikasi Publikasi secara
continue di lingkungan
internal dan external
baik ofline maupun
online

11 Dukungan Dunia Kerja Dukungan masih terbatas Optimalisasi dukungan


/belum maksimal insdtri dan mempeluas
jaringan industry.

Sukabumi, 31 Oktober 2021


Kepala SMK YASIPA TERPADU
PALABUHANRATU

Drs PEPE SAPE’I, M.Pd


NIP.-
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
1. Model pembelajaran TEFA perlu dilaksanakan di SMK, karena siswa dapat
melakukan pembelajaran secara riel sesuai dengan kondisi dan budaya kerja yang
terjadi di dnia industry

2. Pemahaman dan implementasi model pembelajaran TEFA di sekolah masih


variatif dan belum optimal, sehingga program soisialisasi dan pendampingan
penting untuk dilaksanakan agar pelakasanaan di sekolah terarah, dan sesuai
dengan prinsip pembelajaran TEFA .

B. Saran
1. Perlu verifikasi yang optimal untuk menentukan sekolah yang dapat bantuan
model pembelajaran TEFA
2. Waktu pelaksanaan pendampingan perlu ditambah, karena dengan waktu dua hari
tidak cukup untuk menyelesaikan pekerjaan perangkat pembelajaran secara utuh.

Anda mungkin juga menyukai