MIOPIA PATOLOGI
Oleh :
Nur Afiyat, S.Ked
K1B1 20 061
Pembimbing :
dr. Rizky Magnadi, Sp.M
dimana pada waktu otot siliaris relaksasi (tidak berakomodasi), cahaya dari
objek jauh difokuskan didepan retina.1 Secara harfiah miopia berarti menutup
mata. Istilah ini mungkin berawal dari perlunya penderita miopia menyipitkan
atau menutup matanya sebagian untuk memperjelas obyek yang dilihat pada
jarak jauh. Hal ini terlihat pada penderita miopia yang koreksinya tidak
patologi atau degeneratif.2 Miopia patologis sampai saat ini masih belum jelas
dimana menrut David A.Goss miopia patologi adalah miopia tinggi terkait
miopia yang meningkat cepat (4,00 D tiap tahun) dan terkait dengan
faktor risiko pada miopia tinggi adalah riwayat keluarga menderita miopia
tinggi, penyakit ibu selama kehamilan, bayi berat lahir rendah, bayi lahir
Pada umunya miopia simpel menjadi stabil pada usia 12-20 tahun,
lebih muda yaitu 5-15 tahun, yang disebut dengan miopia infatil.
3. Miopia Didapat
ini dapat terjadi pada semua usia, misalkan pada anak-anak setelah
menderita morbili, panas ataupun malnutrisi, ataupun pada orang dewasa
C. ETIOLOGI
merupakan faktor etiologi utama terjadi miopia patologi. Cara transmisi dari
miopia patologi adalah autosomal resesif, autosomal dominan, sex linked dan
Bukti yang ada menunjukkan bahwa faktor prenatal dan perinatal turut
patologi adalah kelahiran prematur yakni berat badan lahir kurang dari 2.500
gram. Brain menyebutkan bahwa hal ini berkaitan dengan defek mesodermal
D. PATOFISIOLOGI
mengenai miopia degenaratif, tetapi ada dua teori pokok yang saling
bertentangan yaitu:5
1. Teori Mekanik
Adanya konvergensi yang berlebihan, akomodasi yang terus menerus
Selain itu, pada akomodasi dimana terjadi kontraksi muskulus ciliaris akan
a. Kongesti sklera
b. Inflamsi sklera
c. Malnutrisi
d. Endokrin
e. Keadaan umum
f. Skleromalasia
seseorang.
2. Teori Biologi
mata.
retina masih tumbuh terus sehingga bagian posterior sklera menjadi paling
tipis.
E. KLINIS
1. Gejala
jelas.2,5
lensa koreksi, dimana kacamata untuk miopia tinggi biasanya berat dengan
Penderita merasa tidak nyaman, tetapi juga tidak bisa melakukan aktivitas
tanpa kacamatanya.
lebih cair dan mempunyai prevalensi yang tinggi untuk pelepasan vitreus
posterior (PVD). Proses ini menyebabkan filament-filamen vitreus
2. Tanda-tanda
a. Status Okulomotor
b. Segmen Anterior
kornea akan lebih datar dan tipis, pupil akan mengalami dilatasi, bilik
mata depan akan lebih dalam. Banyak penderita akan mengalami sklera
yang translusen dan tampak biru. Badan siliaris biasanya terletak lebih
c. Lensa
dari populasi normal, dan terjadi pada usia-usia awal, umumnya nuklear
ekstraksi katarak.2,5
d.Vitreus
besar dan bentuknya oval vertikal. Rasio mangkok pada diskus (CD
nasal.
Myopic crescent lebih besar terjadi pada panjang aksial bola mata lebih
dari 25 mm. 2
Gambar 1. Myopic Crescent pada Miopia.6
lattice degeneration.
g. Sklera
Sklera tidak memberikan dukungan yang memadai bagi bola
usia 9 tahun sampai dengan usia 26 tahun dan paling sering terjadi
h.Koroid
yang pasti dari degenerasi dan atrofi koroid masih belum diketahui,
Lacquer cracks.
degenerasi kistik serta atrofi. Perubahan yang sering terjadi pada area
bulat atau oval dan elevated, batas tegas, dikelilingi retina yang tampak
lebih kecil atau lebih besar dari discus opticus. Perubahan lain pada
macula adalah macular holes yang disebabkan oleh efek traksi dari
vitreoretinal.2,5
F. PEMERIKSAAN KLINIS
1. Tajam Penglihatan
posterior.2
3. Lapang Pandang
a. Kelainan yang tipik, yaitu pelebaran bintik buta dan adanya skotoma
didaerah temporosuperior.
4. Elektrofisiologik
ini dapat ditunjukkan pada pemeriksaan ERG dan EOG. Perubahan yang
terjadi pada ERG berupa pembesaran gelombang “a” relatif dan depresi
G. KOMPLIKASI
2. Skotoma
Sering terjadi pada obliterasi dini pembuluh darah kecil. Biasanya terjadi
4. Ablasio Retina
5. Glaukoma Simpel
6. Katarak
H. PENATALAKSANAAN
koreksi refraktif baik dengan lensa kontak atau lensa oftalmik. Koreksi
aberasi.2,11
2. Modifiasi Lingkungan
3. Tindakan Operatif
4. Fotokoagulasi Laser
mata tersebut.12
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton AC. 1994. Textbook of Medical Physiology 7th W.B. Saunder Co.p.9.
2. David A.Goss, et al. 1987. Myopia. In: John F. Amos, OD ed. Diagnosis and
7. Kanski J.J. et al. 2005. Disease of the Ocular Fundus. Elsevier Limited, United
Kingdom. p. 111.
1222.
587-595.
Disease Management.
13. Spectacie Lenses. In: Textbook of Ophtalmology Vol. 9. Podos SM, Yanoff
14. Charles A.P. 1957. Disease of Eye. Baltimore the Williams dan Willenis. Co.
p. 207-208.
15. Deborah Pavan L. 2002. Manuel of Ocular Diagnosis and Therapy. V th.
16. Miller K.M. et al. 2001-2002. Basic and Clinical Science Course. Section 3,
Ophthalmology. P. 124-126.
17. Van Hauven W.A.J. et. Al. 2000. Decision Making In Ophthalmology.