Anda di halaman 1dari 11

OPERASIONAL RISET

Dosen Pengajar : Dr. Sri Sarjana

Disusun oleh :

Nama : Nur Rizqy Aufa Safitri

Notar : 1901320

No. Absen : 18

Kelas : TD 2.9

D-IV TRANSPORTASI DARAT

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA - STTD

2021
ANALISA PEMILIHAN METODE PEMBAYARAN PARKIR
YANG EFISIEN DI KABUPATEN BANGKALAN

PERMASALAHAN
Kabupaten Bangkalan merupakan sebuah kota kecil di Pulau Madura yang
memiliki jumlah penduduk 1.076.330 jiwa pada tahun 2020 dengan luas wilayah
1.260,15 km2. Kabupaten ini memiliki 18 kecamatan yang dibagi atas 273 desa
dan 8 kelurahan dengan ibu kota pada Kecamatan Bangkalan.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kepemilikan
kendaraan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kegiatan
manusia Kendala muncul ketika sistem yang berjalan pada proses pembayaran
parkir masih belum baik dalam pengolahan data kendaraan masuk dan keluar.
Oleh karena itu diperlukan adanya sistem yang baik untuk mempermudah petugas
parkir dalam melaksanakan tugasnya.
Saat ini, metode pembayaran parkir yang banyak berlaku di kota lain seperti
metode konvensional, berlangganan, serta cashless (smart parking). Namun,
beberapa metode tersebut belum bisa diterima oleh masyarakat Kab. Bangkalan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan solusi pembayaran parkir yang efisien
saat ini dengan membandingkan metode antara parkir konvensional, parkir
berlangganan, dan cashless (smart parking). Selanjutnya akan dianalisis
menggunakan metode Analytic Hierarchy Project (AHP) dengan bantuan apliakasi
expert choice.

RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “Manakah metode pembayaran parkir
yang paling efisien di Kab. Bangkalan saat ini?”

STRUKTUR HIERARKI

Metode Pembayaran Parkir Yang Paling Efisien Di Kab. Bangkalan

Biaya Pengadaan Manfaat Perawatan Partisipasi Masyarakat

Konvensional Berlangganan Cashless


KARAKTERISTIK RESPONDEN AHLI
Penelitian ini mengangkat tema parkir dimana ini menjadi ranah Dinas
Perhubungan Kabupaten Bangkalan khususnya pada bidang Lalu Lintas. Oleh
karena itu dilakukan wawancara dengan responden ahli seorang Kepala Bidang
Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Bangkalan, yaitu Bapak M. Arief, S.T.
Bapak ini merupakan sudah puluhan tahun berada di Dinas Perhubungan
khususnya di bidang Lalu Lintas. Maka dari itu beliau dianggap kompeten untuk
menjawab kuisioner yang akan diteliti kali ini.

PAIRWISE COMPARISON

1. Kriteria
Pemilihan kriteria merujuk kepada literatur yang telah diorganisasikan
sedemikian rupa. Kriteria yang mempengaruhi pemilihan metode parkir
antara lain adalah biaya pengadaan, manfaat, biaya perawatan, dan
partisipasi masyarakat. Hal ini didasarkan pada data yang di asumsikan.
Pembobotan keempat kriteria tersebut dilakukan dengan menggunakan
metode AHP dengan memanfaatkan perangkat lunak expert choice dengan
mengambil penilaian dari literatur. Bobot masing-masing kriteria dapat
dilihat pada Gambar di bawah ini.

Gambar 1 Pairwise Comparison Kriteria

Gambar 2 Bobot Masing-masing Kriteria


Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa bobot tertinggi pada kriteria
perawatan (0,415), lalu diikuti oleh manfaat (0,293), biaya pengadaan
(1,85), dan partisipasi masyarakat (0,107). Hal ini menunjukkan bahwa
perawatan menjadi hal yang paling berpengaruh pada pemilihan metode
parkir yang efisien. Semakin tinggi biaya perawatan maka semakin banyak
pula biaya yang harus dikeluarkan pemerintah, mengingat karakteristik
warga Bangkalan yang cenderung sedikit kriminal, maka kriteria ini
dianggap begitu penting oleh responden ahli.

2. Alternatif
Penetuan alternatif diambil dengan melihat banyaknya contoh sistem
pembayaran di kota lain yang dapat dibilang sukses dapat menerapkan
metodenya. Diharapkan salah satu metode ini dapat berhasil di Kabupaten
Bangkalan. Pembobotan alernatif daerah berdasarkan masing-masing
kriteria dilakukan dengan menggunakan meode AHP (perangkat lunak
expert choice).
2.1 Biaya Pengadaan
Biaya pengadaan merupakan kriteria dalam pemilihan metode
pembayaran parkir karena berkaitan dengan anggaran daerah.
Bobot alternatif berdasarkan biaya pengadaan dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Gambar 3 Pairwise Comparison Biaya Pengadaan

Gambar 4 Bobot Alternatif Berdasarkan Kriteria Biaya Pengadaan


Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa Parkir berlangganan
memiliki bobot tertinggi (0,558) pada kriteria biaya pengadaan. Hal
ini dapat terjadi karena parkir berlangganan memiliki biaya
pengadaan paling murah yaitu hanya mencetak sticker untuk setiap
kendaraan. Selanjutnya diikuti oleh parkir konvensional (0,32)
dibutuhkan untuk mencetak tiket parkir yang diberikan pada setiap
juru parkir agar tidak terjadi kecurangan. Lalu terakhir parkir
cashless (0,122) membutuhkan biaya paling tinggi karena biayanya
yang tidak murah.

2.2 Manfaat

Manfaat merupakan kriteria dalam pemilihan metode pembayaran


parkir karena berkaitan dengan kemajuan kota Bangkalan itu sendiri.
Bobot alternatif berdasarkan manfaat dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Gambar 5 Pairwise Comparison Manfaat

Gambar 6 Bobot Alternatif Berdasarkan Kriteria Manfaat

Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa Parkir cashless memiliki


bobot tertinggi (0,691) pada kriteria manfaat. Hal ini dapat terjadi
karena parkir cashless memiliki manfaat paling besar untuk
kemajuan kota karena dapat memanfaatkan teknologi. Selanjutnya
diikuti oleh parkir berlangganan (0,32) . Lalu terakhir parkir
konvensional (0,091) karena dianggap paling kuno.

2.3 Perawatan
Perawatan merupakan kriteria dalam pemilihan metode pembayaran
parkir karena berkaitan dengan keberlangsungan alternatif itu
sendiri. Bobot alternatif berdasarkan biaya perawatan dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

Gambar 7 Pairwise Comparison Perawatan

Gambar 8 Bobot Alternatif Berdasarkan Kriteria Perawatan

Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa Parkir berlangganan


memiliki bobot tertinggi (0,582) pada kriteria perawatan. Hal ini
dapat terjadi karena parkir berlangganan memiliki perawatan paling
mudah dengan biaya paling murah. Seperti hanya mencetak ulang
sticker apabila habis autau rusak. Selanjutnya diikuti oleh parkir
konvrnsional (0,309) yang perawatannya dengan mencetak ulang
tiket parkir dengan jumlah yang cukup besar. Lalu terakhir parkir
cashless (0,109) karena dianggap paling mahal.
2.4 Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat menjadi kriteria dalam pemilihan metode
pembayaran parkir karena berkaitan dengan kemauan masyarkat
untuk menggunakan metode tersebut. Bobot alternatif berdasarkan
biaya partisipasi masyarakat dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 9 Pairwise Comparison Partisipasi Masyarakat

Gambar 10 Bobot Alternatif Berdasarkan Kriteria Partisipasi Masyarakat

Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa Parkir konvensional


memiliki bobot tertinggi (0,691) pada kriteria partisipasi masyarakat.
Hal ini dapat terjadi karena parkir konvensional tidak rumit dalam
penggunaannya dan dianggap tidak merugikan masyarakat.
Selanjutnya diikuti oleh parkir berlangganan (0,218) yang dianggap
cukup rumit karena tidak semua tempat dilakukan parkir
berlangganan. Lalu terakhir parkir cashless (0,091) yang dianggap
paling rumit karena harus memiliki e-money.

HASIL SINTESIS

Gambar 11 Hasil Analisis Dengan Mengacu Pada Goals


Setelah dilakukan perbandingan, maka dapat dilihat bahwa metode parkir yang
paling efisien dari semua kriteria adalah parkir berlangganan dengan bobot 0,447,
lalu diikuti dengan parkir konvensional dengan bobot 0,291, danyang terakhir
adalah parkir cashless dengan bobot 0,262. Pada analsis tersebut didapatkan hasil
inconsistency sebesar 0,03 dimana itu adalah kurang dari 0,1, artinya data ini
dianggap valid.

HASIL ANALISIS

Selanjutnya dapat dilakukan analisis terhadap prioritas global. Hasil analisis


pemilihan daerah potensial diperoleh dengan cara mengalikan mariks nilai bobot
kriteria dengan matriks bobot alernatif. Namun pada penelitian ini, perkalian
matriks tidak perlu dilakukan karena hasilnya akan keluar secara otomatis pada
aplikasi expert choice seperti gambar di bawah.

Gambar 12 Hasil Analisis Pada Performance Sensitivity

Grafik di atas menyajikan empat kriteria yaitu Biaya pengadaan, manfaat,


perawatan, dan partisipasi masyarakat. Setelah dibandingkan, dapat dilihat hasil
akhirnya pada grafik overall, terlihat bahwa parkir berlangganan (merah) berada
paling tinggi, lalu diikuti oleh parkir konvensional (biru), dan terakhir adalah parkir
cashless (hijau).
Gambar 13 Hasil Analisis Pada Dynamic Sensitivity

Gambar di atas menjelaskan bahwa kriteria Perawatan paling penting bagi


responden untuk menentukan metode parkir mana yang paling efisien di Kab.
Bangkalan yakni sebesar 41,5%, kemudian kriteria manfaat sebesar 29,3%,
kemudian diikuti oleh biaya pengadaan sebesar 18,5%, yang terakhir adalah
partisipasi masyarakat sebesar 10,7%. Selanjutnya urutan prioritas penentuan
metode adalah parkir berlangganan sebesar 44,7%, lalu parkir konvensional
sebesar 29,1%, dan terakhir parkir cashless sebesar 26,2%.

Gambar 14 Hasil Analisis Pada Gradient Sensitivity


Gambar di atas menunjukkan prioritas alternatif sehubungan dengan satu
tujuan pada suatu waktu tertentu. Garis merah vertikal merupakan prioritas tujuan
yang dipilih dan dibaca dari persimpangan sumbu X. Prioritas untuk alternatif baca
dari sumbu Y dan ditentukan oleh perpotongan alternatif ini sejalan dengan jalur
prioritas tujuan itu

Gambar 15 Hasil Analisis Pada Head To Head Sensitivity

Pada gambar diatas menunjukkan bagaimana dua alternatif dibandingkan


dengan satu sama lain terhadap tujuan dalam suatu keputusan. Salah satu
alternatif yang tercantum di sisi kiri grafik dan lainnya terdaftar di sebelah kanan.
Alternatif disebelah kiri adalah tetap, sementara memilih alternatif yang berbeda
pada grafik dapat menimbulkan variasi atas alternatif di sebelah kanan. Tujuan
dalam keputusan tercantum dalam grafik tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
- Penilaian kriteria berturut-turut dari yang terbesar adalah perawatan
dengan nilai bobot 0,415, lalu diikuti oleh manfaat dengan nilai bobot
0,293, biaya pengadaan dengan nilai bobot 1,85, dan partisipasi
masyarakat dengan nilai bobot 0,107.
- Hasil dari anailsis menunjukkan metode parkir yang paling efisien di
Kab. Bangkalan adalah parkir berlangganan dengan bobot 0,447, lalu
diikuti dengan parkir konvensional dengan bobot 0,291, danyang
terakhir adalah parkir cashless dengan bobot 0,262.
2. Saran
- Diharapkan Dinas Perhubungan Kab. Bangkalan dapat lebih
mensosialisasikan kembali terkait metode parkir yang akan dipakai,
yaitu parkir berlangganan, agar partisipasi masyarakat dapat terus
meningkat dan nantinya tidak ada lagi pro kontra di dalam
keputusannya
- Dengan kecanggihan tekonologi yang semakin berkembang,
diharapkan beberapa tahun kedepan Kabupaten Bangkalan, dapat
menerapkan Smart Parking (cashless) agar dapat menjadi salah satu
smart city di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai