0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan28 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang psikologi ibu hamil dalam menghadapi kelainan pada janin dan kesedihan pasca melahirkan. Terdapat beberapa reaksi psikologis yang mungkin dialami ibu hamil seperti kecemasan, panik, depresi, serta cara menangani gejala-gejala tersebut secara medis maupun psikologis. Dokumen juga menjelaskan tentang kemurungan pasca melahirkan yang umumnya disebabkan perubahan hormon
Dokumen tersebut membahas tentang psikologi ibu hamil dalam menghadapi kelainan pada janin dan kesedihan pasca melahirkan. Terdapat beberapa reaksi psikologis yang mungkin dialami ibu hamil seperti kecemasan, panik, depresi, serta cara menangani gejala-gejala tersebut secara medis maupun psikologis. Dokumen juga menjelaskan tentang kemurungan pasca melahirkan yang umumnya disebabkan perubahan hormon
Dokumen tersebut membahas tentang psikologi ibu hamil dalam menghadapi kelainan pada janin dan kesedihan pasca melahirkan. Terdapat beberapa reaksi psikologis yang mungkin dialami ibu hamil seperti kecemasan, panik, depresi, serta cara menangani gejala-gejala tersebut secara medis maupun psikologis. Dokumen juga menjelaskan tentang kemurungan pasca melahirkan yang umumnya disebabkan perubahan hormon
Kehamilan merupakan transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir. Perubahan status yang radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai periode tertentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada selama kehamilan dan mengalami puncaknya pada saat bayi lahir Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup labil, Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan suasana hatinya kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga dapat mengalami perubahan. Ia menjadi sangat sensitif dan cenderung akan bereaksi berlebihan.Wanita hamil memiliki kondisi sangat rapuh. Mereka sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri maupun pada bayinya.Mereka cemas akan hal hal yang tidak dipahami karena mereka merasa tidak dapat mengendalikan tubuhnya dan kehidupan yang mereka jalani sedang berada dalam suatu proses yang tidak dapat berubah kembali. KEGAWAT DARURATAN PADA IBU HAMIL • Catat Bawaan • IUFD ( Intrauterine Fetal Death) / Kematian Perinatal • TOKSOPLASMOSIS • SINDROMA ANTIBODI ANTIFOSFOLIPID • SINDROMA ANTIBODI ANTIFOSFOLIPID DAN KEHAMILAN PERSIAPAN MENGHADAPI KEGAWAT DARURATAN Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program ini dilakukan dengan pemasangan stiker P4K pada rumah ibu hamil yang telah dilakukan konseling oleh bidan terkait persiapan persalinan dan kesigaan kegawatdaruratan. Dalam P4K dengan stiker, bidan diharapkan berperan sebagai fasilitator dan dapat membangun komunikasi persuasive dan setara di wilayah kerjanya agar dapat terwujud kerja sama dengan ibu, keluarga dan masyarakat terhadap upaya menurunkan AKI dan peningkatan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. KONSELING PERSIAPAN PERSALINAN DAN KESIAGAAN KEGAWATDARURATAN:
• Menjelaskan maksud dan tujuan konseling.
• Menanyakan (memastikan kembali) identitas pasien: nama ibu, umur ibu, nama suami, alamat. • Menanyakan (memastikan kembali): gravida (jumlah kehamilan), dan taksiran persalinan. • Menanyakan (dan menjelaskan) pentingnya mengetahui golongan darah ibu. • Menanyakan nama calon pendonor darah. • Menanyakan (dan menjelaskan) rencana penolong dan tempat persalinan. • Menanyakan rencana pendamping persalinan. • Menanyakan (dan menjelaskan) tentang persiapan/ketersediaan biaya persalinan. • Menanyakan lokasi tempat tinggal ibu dengan rencana tempat melahirkan. • Menanyakan (dan menjelaskan) tentang persiapan/ketersediaan alat transportasi yang akan digunakan dalam keadaan darurat. • Menanyakan (dan menjelaskan) tentang persiapan peralatan yang dibutuhkan ibu dan bayi. • Menanyakan tentang pembuatan keputusan dalam keluarga dan siapa yang SIAGA saat persalinan (dilibatkan dan menjadi pendamping saat persalinan). • Menanyakan (dan menjelaskan) tentang siapa yang menjaga anak di rumah saat persalinan (saat ibu dirawat). (Untuk ibu primi/multipara dengan anak hidup). • Menanyakan pengetahuan ibu (dan menjelaskan) tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan. • Menanyakan pengetahuan ibu (dan menjelaskan) tentang tanda-tanda persalinan • Menanyakan tentang rencana penggunaan kontrasepsi setelah melahirkan. • Menjelaskan tentang komitmen/kesediaan ibu dan suami (keluarga) untuk: suami menjadi pendamping persalinan, melakukan inisiasi menyusu dini, dan pemeriksaan nifas. • Melakukan evaluasi konseling. • Melakukan dokumentasi pada kartu amanat persalinan dan form perencanaan persalinan sesuai tanggal pelaksanaan. PSIKOLOGIS DALAM MENGAHADAPI KELAINAN PADA JANIN Adapun beberapa gejala yang dapat terjadi pada ibu beserta penanganannya, yaitu: a. Pseudosyesis Ø Wanita tidak hamil yang percaya bahwa dirinya hamil, diikuti dengan munculnya gejala dan tanda (dugaan) kehamilan Ø Lakukan anamnese terarah yang akurat (termasuk latar belakang psikis), pemeriksaan fisik (khoasma/hiperpegmentasi, pelunakan dan keunguan pada serviks, pembesaran uterus) dan pemeriksaan tambahan (USG dan uji kehamilan) Ø Lakukan konseling bahwa kehamilan harus dipastikan (perdarahan lucut dengan kombinasi estrogen - progesteron), akan dilakukan upaya pemeriksaan dan pengobatan untuk kehamilan dan dukungan psikososial b. Reaksi cemas Ø Gangguan ini ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan Ø Kecemasan baru terlihat apabila wanita tersebut mengungkapkannya karena gejala klinik yang ada, sangat tidak spesifik (twitching, tremor, berdebar-debar, kaku otot , gelisah, dan mudah lelah, insomnia) Ø Timbul gejala-gejala somatik akibat hiperaktifitas otonom (palpitasi, sesak nafas, rasa dingin di telapak tangan, berkeringat, pusing, rasa terganjal pada leher) Ø Tenangkan dengan psikoterapi. Walau kadang kadang upaya ini kurang memberi hasil tetapi prosedur ini sebaiknya paling pertama dilakukan Ø Bila pasien tidak mampu untuk melakukan kegiatan sehari-hari atau kekurangan asupan kalori /gizi maka harus dilakukan rawat inap di rumah sakit. c. Reaksi panik Ø Ditandai dengan rasa takut dan gelisah yang hebat, terjadi dalam periode yang relatif singkat dan tanpa sebab -sebab yang jelas. Ø Pasien mengeluhkan nafas sesak atau rasa tercekik, telinga berdenging, jantung berdebar, mata kabur, rasa melayang, takut mati, atau merasa tidak tertolong lagi. Ø Pemeriksaan fisik menunjukan pasien gelisah dan ketakutan, muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, dan cepat dan takhikardi. Ø Karena reaksi panik hanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, cukup diberikan dosis tunggal diazepam 5 mg IV. d. Reaksi obsesif-kompulsif Ø Gambaran spesifik dari gangguan ini adalah selalu timbulnya perasaan, rangsangan, atau pikiran untuk melakukan sesuatu, tanpa objek yang jelas, diikuti dengan perbuatan yang dilakukan secara berulang kali. Ø Pengulangan perbuatan tersebut dapat mencelakai dirinya, bayi yang dikandung atau orang lain. Ø Adanya potensi gawat darurat pada wanita hamil dengan reaksi obsesif-kompulsif menjadi alasan untuk dirawat dirumah sakit atau dalam pengawasan tim medis yang memadai. Psikoterapi cukup membantu untuk mengembalikan wanita ini pada status emosional yang normal. Ø Pada kasus yang berat diberikan diazepam 5 mg IV dan observasi ketat e. Depresi berat Ø Depresi pada wanita hamil, ditandai oleh perasaan sedih, tidak bergairah, menyendiri penurunan berat badan, insomnia, kelemahan, rasa tidak dihargai dan pada kasus yang berat, ada keinginan untuk melakukan bunuh diri. Ø Penelitian di RS Dr. Sutomo Surabaya (1999) menunjukan angka kejadian depresi pasca persalinan (Postpartum Blues) sebesar 15,2% (persalinan fisiologis) dan 46,2% (persalinan patologis). Ø Sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung menarik diri, tidak mampu berkomunikasi, kurang perhatian dan sulit untuk mengingat sesuatu. f. Reaksi mania Ø Reaksi mania ditandai dengan rasa gembira yang berlebihan (eforia), mudah terangsang, hiperaktif, banyak bicara (logore), mengganggu dan rasa percaya diri yang berlebihan. Ø Reaksi mania dalam kehamilan merupakan masalah yang cukup rumit karena obat lithium karbonat, dapat menimbulkan berbagai akibat yang merugikan pada janin (Ebstein’s abnormality, kelemahan tonus otot dan menurunnya kemampuan menghisap pada bayi yang baru dilahirkan). Ø Pasien-pasien yang terkontrol pada saat hamil, cenderung mengalami episode mania pada 7-14 hari saat pasca persalinan. g. Skizofrenia Ø Skizofrenia ditandai dengan gangguan proses berpikir, persepsi dan realita. Pada tingkat tertentu, dapat dijumpai halusinasi, waham kebesaran, gangguan bicara dan hilangnya asosiasi dan realita dan lingkungan sekitarnya. Ø Obat untuk penderita skizofrenia diekskresi melalui ASI sehingga tidak dianjurkan untuk menyusui bayinya. Bila psikofarmaka tidak dapat digunakan, dapat digunakan terapi kejut listrik (ECT) h. Rasa kehilangan Ø Rasa kehilangan merupakan adaptasi dari kemarahan, kekecewaan dan kesedihan yang harus dihadapi dan diatasi. Ø Lakukan konseling dan minta pasangan tersebut untuk memutuskan apa yang terbaik bagi yang mereka (menyimpan hasil konsepsi, menyaksikan cacat yang terjadi, mendekap janin yang telah dilahirkan, meminta otopsi ) agar proses adaptasi terhadap berjalan baik. Ø Beri kesempatan (paling tidak 6 bulan) untuk resolusi, sebelum memulai kehamilan berikutnya. KESEDIHAN DAN DUKA CITA
• Kemurungan masa nifas
Kemurungan masa pada masa nifas masih dapat dianggap normal. Hal ini disebabkan oleh perubahan yang dalam tubuh seorang wanita selama kehamilan dan persalinan serta perubahan dalam irama/cara kehidupan ibu setelah bayinya lahir. Seorang ibu lebih beresiko mengalami kemurungan pasca persalinan, karena ia masih mudah mempunyai masalah dalam menyusui bayinya. Kemurungan pada masa nifas merupakan hal yang umum dan perasaan-perasaan itu demikian biasanaya hilang sendiri dalam dua minggu sesudah melahirkan. Tanda–tanda dan gejala dari kemurungan post partum sebagai berikut: • sangat emosional • sedih • khawatir • mudah tersinggung • cemas • merasa hilang semangat • mudah marah • sedih tanpa sebab • labil • tidak bisa tidur • nafsu makan menurun • merasa tidak mampu untuk merawat diri dan bayi • ingin menciderai diri / bayinya • menangis berulang kali. Jika tanga dan gejala tersebut dibiarkan, maka ibu akan mengalami keadaan yang makin memburuk dan dapat berdampak menjadi sebuah gangguan psikologi ibu yakni halusinasi. Halusinasi merupakan sikap ibu yang merasa mendengar suara-suara (bisikan) atau tidak dapat berpikir secara jernih. • Etiologi terjadinya kemurungan postpartum yakni adanya berbagai perubahan yang terjadi didalam tubuh wanita sealama kehamilan dan perubahan dengan cara hidupnya sesudah mempunyai bayi. Perubahan hormonal yang cepat sementara tubuh pada keadaan tidak hamil dan sementara proses menyesuai telah terjadi.adanya perasaan kehilangan fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada perasaan sedih. • Kemurungan akan semakin menjadi parah oleh adanya ketidaknyamanan jasamani, rasa letih, stres, atau kecemasan. PENATALAKSANAN DARI KEMURUNGAN POSTPARTUM
• Ajaklah ibu untuk membicarakan hal yang
dialami oleh ibu. • Dampingi ibu dan bayi agar ibu tidak merasa kesepian dan murung untuk beberapa hari atau beberapa minggu. • Berikan kesempatan yang luas untuk bertanya kepada ibu • Bantu ibu untuk merawat dirinya dan bayinya agar ibu merasa diprehatikan • Berikan dukungan atau dorongan pada ibu untuk merwat bayinya.
• § TERCIPTANYA IKATAN ANTARA IBU DAN ANAK
• Menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam
pertama setelah melahirkan yaitu dengan cara mendorong pasangan orang tua memegang bayinya, serta memberikan kesempatan untuk mengeksplor tubuh bayi dan memberikan komentar positif tentang bayinya. • Perilaku normal orang tua untuk menyentuh dan mengeksplor bayinya ketika mereka pertama kali melihat bayinya serta mengusap tubuh bayinya dengan telapak tangan lalu mengedongnya dilengan dan memposisikanya sedemikian rupa sehingga matanaya bertatapan langsung dengan mata bayi. PERILAKU YANG MERUPAKAN TANDA YANG HARUS DIWASPADAI DALAM KAITANNYA DENGAN IKANTAN ANTARA IBU ADALAH SIKAP BERMUSUHAN YANG DITUNJUKKAN IBU. HAL INI DAPAT DITUNJUKKAN DENGAN ADANYA TANDA GEJALA SEBAGAI BERIKUT:
• Ibu tidak mau menatap bayinya
• Ibu acuh terhadap bayi • Ibu tidak mau menyentuh dan mengekplor bayi • Terlihat adanya kekecewaan terhadap bayinya yang disebabkan oleh suatu hal (jenis kelamin tidak sesuai dengan keinginan) • Memberikan komentar yang negatif pada bayinya PENATALAKSANAAN DARI TIDAK ADANYA IKATAN YANG BAIK ANTARA IBU DAN BAYI DIANTARANYA : • Berikan dukunagn kepada ibu untuk mengekplor dan menerima keadaan bayinya. • Ciptakan suasana yang dapat menumbuhkan rasa percayadiri ibu. • Lakukan pengamatan terhadap sikap ibu terhadap bayinya secara continue. • Lakukan rujukan jika sikap bermusuhan pada ibu yang berkelanjutan. Kesedihan dan dukacita sering terjadi pada ibu nifas. Hal ini biasanya terjadi pada ibu yang merasa kekecewaan terhadap bayi yang dilahirkan atau merasa kehilangan bayinya. • Guna pencegahan untuk keadaan ini diantaranya sebagai berikut: • o Menyadari keadaan dirinya dan janin selama masa kehamilan. • o Berikan dukungan untuk ibu dari keluarga dan lingkungan sekitar • o Anjurkan ibu untuk selalu mengingat Maha Pencipta atau mendekatkan diri kepada Tuhan. • o Berikan kepercayaan ibu selama kehamilan dan persalinan • o Anjurkan ibu untuk melakukan aktifitas yang bermanfaat untuk dirinya (mengisi waktu luang) DISKUSI KELOMPOK
• Apa yang dimaksud dengan kegawat
daruratan • Sebutkan kondisi apa saya yang menjadi keadaan gawat darurat pada ibu hamil atau melahirkan • Bagaimana psikologi ibu tersebut • Bagaimana cara mengatasinya