Anda di halaman 1dari 28

PSIKOLOGI DALAM MENGHADAPI

KEGAWATDARURATAN

Rika Kisnarini, M.Psi.Psikolog


Kehamilan merupakan transisi, yakni suatu masa
antara kehidupan sebelum memiliki anak yang
sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan
nanti setelah anak tersebut lahir. Perubahan status
yang radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu
krisis disertai periode tertentu untuk menjalani
proses persiapan psikologis yang secara normal
sudah ada selama kehamilan dan mengalami
puncaknya pada saat bayi lahir
Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil
cukup labil, Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan suasana
hatinya kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan
persepsi mengenai kehidupan juga dapat mengalami perubahan.
Ia menjadi sangat sensitif dan cenderung akan bereaksi
berlebihan.Wanita hamil memiliki kondisi sangat rapuh. Mereka
sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri maupun pada
bayinya.Mereka cemas akan hal hal yang tidak dipahami karena
mereka merasa tidak dapat mengendalikan tubuhnya dan
kehidupan yang mereka jalani sedang berada dalam suatu proses
yang tidak dapat berubah kembali.
KEGAWAT DARURATAN PADA IBU HAMIL
• Catat Bawaan
• IUFD ( Intrauterine Fetal Death) / Kematian Perinatal
• TOKSOPLASMOSIS
• SINDROMA ANTIBODI ANTIFOSFOLIPID
• SINDROMA ANTIBODI ANTIFOSFOLIPID DAN
KEHAMILAN
PERSIAPAN MENGHADAPI KEGAWAT
DARURATAN
Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah melalui Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).
Program ini dilakukan dengan pemasangan stiker P4K pada rumah
ibu hamil yang telah dilakukan konseling oleh bidan terkait
persiapan persalinan dan kesigaan kegawatdaruratan. Dalam P4K
dengan stiker, bidan diharapkan berperan sebagai fasilitator dan
dapat membangun komunikasi persuasive dan setara di wilayah
kerjanya agar dapat terwujud kerja sama dengan ibu, keluarga dan
masyarakat terhadap upaya menurunkan AKI dan peningkatan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
KONSELING PERSIAPAN PERSALINAN DAN
KESIAGAAN KEGAWATDARURATAN:

• Menjelaskan maksud dan tujuan konseling.


• Menanyakan (memastikan kembali) identitas pasien: nama ibu, umur
ibu, nama suami, alamat.
• Menanyakan (memastikan kembali): gravida (jumlah kehamilan), dan
taksiran persalinan.
• Menanyakan (dan menjelaskan) pentingnya mengetahui golongan
darah ibu.
• Menanyakan nama calon pendonor darah.
• Menanyakan (dan menjelaskan) rencana penolong dan tempat
persalinan.
• Menanyakan rencana pendamping persalinan.
• Menanyakan (dan menjelaskan) tentang persiapan/ketersediaan biaya
persalinan.
• Menanyakan lokasi tempat tinggal ibu dengan rencana tempat melahirkan.
• Menanyakan (dan menjelaskan) tentang persiapan/ketersediaan alat transportasi
yang akan digunakan dalam keadaan darurat.
• Menanyakan (dan menjelaskan) tentang persiapan peralatan yang dibutuhkan
ibu dan bayi.
• Menanyakan tentang pembuatan keputusan dalam keluarga dan siapa yang
SIAGA saat persalinan (dilibatkan dan menjadi pendamping saat persalinan).
• Menanyakan (dan menjelaskan) tentang siapa yang menjaga anak di rumah saat
persalinan (saat ibu dirawat). (Untuk ibu primi/multipara dengan anak hidup).
• Menanyakan pengetahuan ibu (dan menjelaskan) tentang tanda bahaya
kehamilan dan persalinan.
• Menanyakan pengetahuan ibu (dan menjelaskan) tentang tanda-tanda
persalinan
• Menanyakan tentang rencana penggunaan kontrasepsi setelah melahirkan.
• Menjelaskan tentang komitmen/kesediaan ibu dan suami (keluarga) untuk:
suami menjadi pendamping persalinan, melakukan inisiasi menyusu dini, dan
pemeriksaan nifas.
• Melakukan evaluasi konseling.
• Melakukan dokumentasi pada kartu amanat persalinan dan form
perencanaan persalinan sesuai tanggal pelaksanaan.
PSIKOLOGIS DALAM MENGAHADAPI KELAINAN
PADA JANIN
Adapun beberapa gejala yang dapat terjadi pada ibu beserta penanganannya, yaitu:
a. Pseudosyesis
Ø Wanita tidak hamil yang percaya bahwa dirinya hamil, diikuti dengan munculnya gejala dan tanda (dugaan)
kehamilan
Ø Lakukan anamnese terarah yang akurat (termasuk latar belakang psikis), pemeriksaan fisik
(khoasma/hiperpegmentasi, pelunakan dan keunguan pada serviks, pembesaran uterus) dan pemeriksaan
tambahan (USG dan uji kehamilan)
Ø Lakukan konseling bahwa kehamilan harus dipastikan (perdarahan lucut dengan kombinasi estrogen -
progesteron), akan dilakukan upaya pemeriksaan dan pengobatan untuk kehamilan dan dukungan psikososial
b. Reaksi cemas
Ø Gangguan ini ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan
Ø Kecemasan baru terlihat apabila wanita tersebut mengungkapkannya karena gejala klinik yang ada, sangat
tidak spesifik (twitching, tremor, berdebar-debar, kaku otot , gelisah, dan mudah lelah, insomnia)
Ø Timbul gejala-gejala somatik akibat hiperaktifitas otonom (palpitasi, sesak nafas, rasa dingin di telapak
tangan, berkeringat, pusing, rasa terganjal pada leher)
Ø Tenangkan dengan psikoterapi. Walau kadang kadang upaya ini kurang memberi hasil tetapi prosedur ini
sebaiknya paling pertama dilakukan
Ø Bila pasien tidak mampu untuk melakukan kegiatan sehari-hari atau kekurangan asupan kalori /gizi maka
harus dilakukan rawat inap di rumah sakit.
c. Reaksi panik
Ø Ditandai dengan rasa takut dan gelisah yang hebat, terjadi dalam periode yang relatif singkat dan tanpa sebab -sebab
yang jelas.
Ø Pasien mengeluhkan nafas sesak atau rasa tercekik, telinga berdenging, jantung berdebar, mata kabur, rasa
melayang, takut mati, atau merasa tidak tertolong lagi.
Ø Pemeriksaan fisik menunjukan pasien gelisah dan ketakutan, muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, dan
cepat dan takhikardi.
Ø Karena reaksi panik hanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, cukup diberikan dosis tunggal diazepam 5
mg IV.
d. Reaksi obsesif-kompulsif
Ø Gambaran spesifik dari gangguan ini adalah selalu timbulnya perasaan, rangsangan, atau pikiran untuk melakukan
sesuatu, tanpa objek yang jelas, diikuti dengan perbuatan yang dilakukan secara berulang kali.
Ø Pengulangan perbuatan tersebut dapat mencelakai dirinya, bayi yang dikandung atau orang lain.
Ø Adanya potensi gawat darurat pada wanita hamil dengan reaksi obsesif-kompulsif menjadi alasan untuk dirawat
dirumah sakit atau dalam pengawasan tim medis yang memadai. Psikoterapi cukup membantu untuk mengembalikan
wanita ini pada status emosional yang normal.
Ø Pada kasus yang berat diberikan diazepam 5 mg IV dan observasi ketat
e. Depresi berat
Ø Depresi pada wanita hamil, ditandai oleh perasaan sedih, tidak bergairah, menyendiri penurunan berat badan,
insomnia, kelemahan, rasa tidak dihargai dan pada kasus yang berat, ada keinginan untuk melakukan bunuh diri.
Ø Penelitian di RS Dr. Sutomo Surabaya (1999) menunjukan angka kejadian depresi pasca persalinan
(Postpartum Blues) sebesar 15,2% (persalinan fisiologis) dan 46,2% (persalinan patologis).
Ø Sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung menarik diri, tidak mampu berkomunikasi,
kurang perhatian dan sulit untuk mengingat sesuatu.
f. Reaksi mania
Ø Reaksi mania ditandai dengan rasa gembira yang berlebihan (eforia), mudah terangsang, hiperaktif, banyak
bicara (logore), mengganggu dan rasa percaya diri yang berlebihan.
Ø Reaksi mania dalam kehamilan merupakan masalah yang cukup rumit karena obat lithium karbonat, dapat
menimbulkan berbagai akibat yang merugikan pada janin (Ebstein’s abnormality, kelemahan tonus otot dan
menurunnya kemampuan menghisap pada bayi yang baru dilahirkan).
Ø Pasien-pasien yang terkontrol pada saat hamil, cenderung mengalami episode mania pada 7-14 hari saat
pasca persalinan.
g. Skizofrenia
Ø Skizofrenia ditandai dengan gangguan proses berpikir, persepsi dan realita. Pada tingkat
tertentu, dapat dijumpai halusinasi, waham kebesaran, gangguan bicara dan hilangnya asosiasi dan
realita dan lingkungan sekitarnya.
Ø Obat untuk penderita skizofrenia diekskresi melalui ASI sehingga tidak dianjurkan untuk
menyusui bayinya. Bila psikofarmaka tidak dapat digunakan, dapat digunakan terapi kejut listrik
(ECT)
h. Rasa kehilangan
Ø Rasa kehilangan merupakan adaptasi dari kemarahan, kekecewaan dan kesedihan yang harus
dihadapi dan diatasi.
Ø Lakukan konseling dan minta pasangan tersebut untuk memutuskan apa yang terbaik bagi yang
mereka (menyimpan hasil konsepsi, menyaksikan cacat yang terjadi, mendekap janin yang telah
dilahirkan, meminta otopsi ) agar proses adaptasi terhadap berjalan baik.
Ø Beri kesempatan (paling tidak 6 bulan) untuk resolusi, sebelum memulai kehamilan berikutnya.
KESEDIHAN DAN DUKA CITA

• Kemurungan masa nifas


Kemurungan masa pada masa nifas masih dapat dianggap normal.
Hal ini disebabkan oleh perubahan yang dalam tubuh seorang
wanita selama kehamilan dan persalinan serta perubahan dalam
irama/cara kehidupan ibu setelah bayinya lahir. Seorang ibu lebih
beresiko mengalami kemurungan pasca persalinan, karena ia
masih mudah mempunyai masalah dalam menyusui bayinya.
Kemurungan pada masa nifas merupakan hal yang umum dan
perasaan-perasaan itu demikian biasanaya hilang sendiri dalam
dua minggu sesudah melahirkan.
Tanda–tanda dan gejala dari kemurungan post
partum sebagai berikut:
• sangat emosional
• sedih
• khawatir
• mudah tersinggung
• cemas
• merasa hilang semangat
• mudah marah
• sedih tanpa sebab
• labil
• tidak bisa tidur
• nafsu makan menurun
• merasa tidak mampu untuk merawat diri dan
bayi
• ingin menciderai diri / bayinya
• menangis berulang kali.
Jika tanga dan gejala tersebut dibiarkan, maka ibu
akan mengalami keadaan yang makin memburuk
dan dapat berdampak menjadi sebuah gangguan
psikologi ibu yakni halusinasi. Halusinasi
merupakan sikap ibu yang merasa mendengar
suara-suara (bisikan) atau tidak dapat berpikir
secara jernih.
• Etiologi terjadinya kemurungan postpartum yakni
adanya berbagai perubahan yang terjadi
didalam tubuh wanita sealama kehamilan dan
perubahan dengan cara hidupnya sesudah
mempunyai bayi. Perubahan hormonal yang
cepat sementara tubuh pada keadaan tidak
hamil dan sementara proses menyesuai telah
terjadi.adanya perasaan kehilangan fisik
sesudah melahirkan yang menjurus pada
perasaan sedih.
• Kemurungan akan semakin menjadi parah oleh
adanya ketidaknyamanan jasamani, rasa letih,
stres, atau kecemasan.
PENATALAKSANAN DARI KEMURUNGAN
POSTPARTUM

• Ajaklah ibu untuk membicarakan hal yang


dialami oleh ibu.
• Dampingi ibu dan bayi agar ibu tidak merasa
kesepian dan murung untuk beberapa hari atau
beberapa minggu.
• Berikan kesempatan yang luas untuk bertanya
kepada ibu
• Bantu ibu untuk merawat dirinya dan bayinya
agar ibu merasa diprehatikan
• Berikan dukungan atau dorongan pada ibu untuk
merwat bayinya.

• §
TERCIPTANYA IKATAN ANTARA IBU DAN ANAK

• Menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam


pertama setelah melahirkan yaitu dengan cara mendorong
pasangan orang tua memegang bayinya, serta memberikan
kesempatan untuk mengeksplor tubuh bayi dan memberikan
komentar positif tentang bayinya.
• Perilaku normal orang tua untuk menyentuh dan mengeksplor
bayinya ketika mereka pertama kali melihat bayinya serta
mengusap tubuh bayinya dengan telapak tangan lalu
mengedongnya dilengan dan memposisikanya sedemikian rupa
sehingga matanaya bertatapan langsung dengan mata bayi.
PERILAKU YANG MERUPAKAN TANDA YANG HARUS DIWASPADAI DALAM KAITANNYA
DENGAN IKANTAN ANTARA IBU ADALAH SIKAP BERMUSUHAN YANG DITUNJUKKAN IBU.
HAL INI DAPAT DITUNJUKKAN DENGAN ADANYA TANDA GEJALA SEBAGAI BERIKUT:

• Ibu tidak mau menatap bayinya


• Ibu acuh terhadap bayi
• Ibu tidak mau menyentuh dan mengekplor bayi
• Terlihat adanya kekecewaan terhadap bayinya yang
disebabkan oleh suatu hal (jenis kelamin tidak sesuai
dengan keinginan)
• Memberikan komentar yang negatif pada bayinya
PENATALAKSANAAN DARI TIDAK ADANYA IKATAN YANG BAIK
ANTARA IBU DAN BAYI DIANTARANYA :
• Berikan dukunagn kepada ibu untuk mengekplor dan menerima keadaan bayinya.
• Ciptakan suasana yang dapat menumbuhkan rasa percayadiri ibu.
• Lakukan pengamatan terhadap sikap ibu terhadap bayinya secara continue.
• Lakukan rujukan jika sikap bermusuhan pada ibu yang berkelanjutan.
Kesedihan dan dukacita sering terjadi pada ibu nifas. Hal ini biasanya terjadi pada ibu yang merasa
kekecewaan terhadap bayi yang dilahirkan atau merasa kehilangan bayinya.
• Guna pencegahan untuk keadaan ini diantaranya sebagai berikut:
• o Menyadari keadaan dirinya dan janin selama masa kehamilan.
• o Berikan dukungan untuk ibu dari keluarga dan lingkungan sekitar
• o Anjurkan ibu untuk selalu mengingat Maha Pencipta atau mendekatkan diri kepada Tuhan.
• o Berikan kepercayaan ibu selama kehamilan dan persalinan
• o Anjurkan ibu untuk melakukan aktifitas yang bermanfaat untuk dirinya (mengisi waktu luang)
DISKUSI KELOMPOK

• Apa yang dimaksud dengan kegawat


daruratan
• Sebutkan kondisi apa saya yang menjadi
keadaan gawat darurat pada ibu hamil atau
melahirkan
• Bagaimana psikologi ibu tersebut
• Bagaimana cara mengatasinya

Anda mungkin juga menyukai