Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Uraian Tugas

Menurut Suharto (1995) kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu


kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan
alokasi sumber dana tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang
sasarannya telah digariskan dengan tegas. Banyaknya kegiatan dan pihak-pihak
yang terlihat didalam pelaksanaan proyek konstruksi menimbulkan banyak
permasalahan yang bersifat komplek. Terdapat berbagai jenis proyek, yaitu
Proyek Bangunan Perumahan atau Pemukiman, Proyek Bangunan Gedung, dan
Proyek Konstruksi Teknik Sipil. Dari berbagai macem jenis proyek konstruksi,
Proyek Bangunan Gedung merupakan proyek yang jumlahnya terus menerus
meningkat dari tahun ke tahun. Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan memanfaatkan sumber
daya (manusia, uang, alat dan material) yang tersedia, untuk mencapai tujuan
yaitu mewujudkan suatu bangunan. Bangunan sebagai tujuan proyek yang bersifat
unik yang bearti hanya satu. Suatu proyek dapat dikatakan berhasil jika tujuannya
tercapai, tepat waktu, dan sesuai dengan biaya.

Biaya konstruksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu


proyek. Kebijakan pembiayaan biasanya dipengaruhi oleh kondisi keuangan
perusahaan yang bersangkutan. Pada dasarnya anggaran disusun kenyataannya
terkadang tidak sesuai dengan realisasinya karena adanya perubahan pada kondisi-
kondisi tertentu misalnya perubahan kondisi ekonomi sehingga adanya selisih
antara anggaran dan realisasinya. Kemudian, yang menjadi masalah apabila selisih
tersebut tidak menguntungkan perusahaan. Bragg (2014) menjelaskan adanya
ketidakakuratan karena anggaran mendasar pada asumsi dengan melihat kondisi
operasi pada saat anggaran tersebut dirumuskan. Akibatnya jika kondisi ekonomi
mengalami penurunan yang mendadak, karena anggaran telah ditetapkan pada jumlah
tertentu dan tidak mendukung adanya perubahan kondisi ekonomi, sehingga
manajemen diharuskan bertindak cepat agar tidak terjadi penurunan laba.
Perhitungan biaya proyek sangat penting dilakukan dalam mengendalikan sumber
daya yang ada mengingat sumber daya yang ada semakin terbatas. Untuk itu,
peran seorang cost engineer ada dua yaitu, memperkirakan biaya proyek dan
mengendalikan (mengontrol) realisasi biaya sesuai dengan batasan-batasan yang
ada pada estimasi.

Estimasi adalah perkiraan yang mendekati kenyataan berdasarkan data-


data yang akurat. Estimasi merupakan bagian yang fundamental dalam proyek
konstruksi karena kesuksesan atau kegagalan dalam suatu proyek konstruksi salah
satunya berdasarkan keaurasian estimasi yang dilakukan selama masa proyek.
Estimasi biaya yang baik yaitu estimasi yang mendekati kenyataan biaya proyek
yang sebenarnya. Pada umumnya sebuah proyek konstruksi membutuhkan biaya
yang cukup besar. Kesalahan yang dapat terjadi dalam penyediaannya akan
berakibat kurang baik pada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Bagi pemilik
proyek, estimasi biaya diperlukan sebagai pegangan dalam menentukan kebijakan
yang dipakai untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Estimasi
biaya dalam proyek konstruksi dapat berupa rencana anggaran biaya bangunan
atau disebut RAB. RAB (Rencana Anggaran Biaya) adalah perhitungan biaya
bangunan berdasarkan gambar bangunan dan spesifikasi pekerjaan konstruksi
yang akan di bangun, sehingga dengan adanya RAB dapat dijadikan sebagai acuan
pelaksanaan pekerjaan.

1.2 Maksud Tujuan


Tugas Besar Estimasi Biaya Kontruksi merupakan bagian dari kurikulum Fakultas
Teknik Jurusan Sipil Universitas Teuku Umar. Tujuan dari penyusunan Tugas
Besar ini adalah mahasiswa/i dapat menyusun sistem penjadwalan, dan prediksi
kejadian pada proses pelaksanaan suatu kegiatan proyek. Pada perancangan ini
mahasiswa juga dapat mengetahui cara menjaga kesesuaian antara perencanaan
dan pelaksanan dan mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan serta
kendala terjadinya keterbatasan waktu pelaksanaan.

1.3 Metode Yang Digunakan


Untuk lebih mudah dipahami dan dimengerti maka, dalam penyusunan
laporan mempunyai tahap-tahap atau urutan, dimana dalam penyelesaian
penyusunan laporan ini pada tahap awal adalah pembuatan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS). Rencana Kerja dan Syarat-syarat meliputi uraian pekerjaan
dan persyaratan material yang akan digunakan dalam melaksanakan pembangunan
rumah tersebut. Setelah pembuatan RKS selesai maka dilanjutkan dengan
perhitungan volume pekerjaan yang disajikan dalam bentuk BOW disertai dengan
rekapitulasi hasil perhitungan volume. Bagian terakhir yaitu estimasi perhitungan
biaya pelaksanaan proyek dengan perhitungan analisa harga satuan, dilanjutkan
dengan perhitungan biaya proyek dan rekapitulasi disajikan dalam bentuk tabel.
Bagian akhir penyusunan laporan ini yaitu pembahasan hasil dimana hasil
perhitungan biaya dikelompokkan berdasarkan sumberdaya yang akan dipakai.
Adapun sumber daya yang akan dipakai yaitu bahan, upah, peralatan, dan
overhead.

 Luas bangunan/luas tanah


Luas bangunan/luas tanah dapat diketahui dari perhitungan dan informasi
yang diberikan pada gambar bestek yang telah dibuat oleh konsultan perencana.
Pada Mata Kuliah Estimasi Biaya Konstruksi ini diambil bangunan gedung
dengan luas 294,5 m²/Lantai.

 Bentuk/tipe bangunan
Pada Mata Kuliah Estimasi Biaya Konstruksi ini diambil bangunan gedung
dengan luas 294,5 m2/Lantai yang merupakan bangunan dua lantai yang
diperuntukan sebagai Ruang Kelas Belajar (RKB).

 Bahan-bahan yang dipakai


Proyek bangunan 2 (dua) lantai ini terbuat dari konstruksi beton
bertulang.

N
URAIAN PEKERJAAN
O

1 2
A PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lokasi Pekerjaan
2 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
3 P3K dan keselamatan Kerja
4 Papan Nama Proyek
5 Administrasi dan Dokumentasi
         
B PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah Pondasi
2 Urugan Kembali Tanah Galian
3 Urugan Pasir Alas Pondasi
4 Urugan Pasir Bawah Lantai
5 Urugan Tanah Bawah Lantai
         
PEKERJAAN PASANGAN, PLESTERAN, DAN
C
LANTAI
1 Sloof Uk. 20/30 Cm
2 Pondasi Tapak
3 Kolom Uk. 30/30 Cm
4 Ring Balok Uk. 15/20 Cm
         
D PEKERJAAN PASANGAN, DAN PLESTERAN
1 Pas. Bata 1 : 2
2 Pas. Bata 1 : 4
3 Plasteran Bata 1 : 2
4 Plasteran Bata 1 : 4
         
E PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
1 Rangka Atap Baja Ringan
2 Atap genteng metal
3 Rabung genteng metal
4 Lisplank 2x3/30 cm
5 Rangka Plafond (60 x 120) Cm
6 Plafond gypsum
7 List Plafond
8 Kayu Profil Plafond, Uk. 5/5 Cm
         
F PEKERJAAN LANTAI
1 Beton Cor 1 : 3 : 5, T = 5 Cm
2 Memasang Lantai Granit Uk. (60 x 60) Cm
3 Keramik Lantai (20 x 20) Cm
4 Keramik Dinding (20 x 25) Cm
5 Bon-bon Keramik
         
PEKERJAAN KOZEN, PINTU, JENDELA
G
VENTILASI
1 Kozen Pintu Jendela Dan Ventilasi  
2 Pintu 1  
3 Pintu 2  
4 Pintu 3  
5 Pintu 4  
6 Pintu 5  
7 Pintu PJ  
8 Jendela Kaca 1  
9 Jendela Kaca 2  
10 Jendela Kaca 3  
11 Jendela Kaca 4  
12 Jendela Kaca 5  
13 Jendela Kaca 6  
14 Ventilasi kaca 1  
15 Ventilasi kaca 2  
         
H PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG
1 Pacok Pintu
2 Kunci Tanam Pintu
3 Engsel Pintu
4 Pacok Jendela Kaca
5 Engsel Jendela Kaca
6 Kait Angin Jendela Kaca
         
I PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1 MCB 2 Group (6 A) + Box
Instalasi Titik Lampu + Fitting, Instalasi Termasuk Kabel
2 NYA 2,5 mm Dalam Pipa PVC dan Kelengkapan Instalasi
Terpasang

Instalasi Titik Stop Kontak, Instalasi Termasuk Kabel


3 NYA 2,5 mm Dalam Pipa PVC, Kotak Kontak dan
Kelengkapan Instalasi Terpasang

Instalasi Titik Saklar + Mangkok, Instalasi Fitting


4 Termasuk Kabel NYA 2,5 mm Dalam Pipa PVC Untuk
Lampu dan Kelengkapan Instalasi Terpasang
5 Armatur
  Lampu SL 26 WATT
  Lampu SL 18 WATT
  Lampu SL 13 WATT
6 Stop Kontak
7 Saklar Setara Broco
  - Saklar Tunggal
  - Saklar Ganda
  - Saklar Triple
         
J PEKERJAAN INSTALASI AIR
1 Inst. Pipa Air Bersih + Aksesoris (Terpasang)
2 Inst. Pipa Kotoran + Aksesoris (Terpasang)
3 Closet Jongkok
4 Closet duduk
5 Kran Air
6 Floor Drain
7 Septic Tank
  - Galian Tanah
  - Beton Cor 1 : 3 : 6, T = 13 Cm
  - Pas. Bata 1 : 2
  - Plasteran Bata 1 : 2
  - Kolom 13/13 Cm
  - Balok 15/20 Cm
  - Plat Beton, T = 12 Cm
  - Pipa Hawa
8 Resapan
         
K PEKERJAAN PENGECATAN DAN FINISHING
1 Cat Dinding (L/D)
2 Cat Plafond
3 Cat Kosen, Pintu, Jendela dan Ventilasi
4 Cat Lisplank dan List Profil Plafond
5 Cat List Plafond
BAB II
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

2.1 Uraian Pekerjaan


Uraian yang dilaksanakan meliputi jenis–jenis pekerjaan sebagai berikut :
Tabel 2.1 Uraian Pekerjaan

2.2 RKS ( Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat)


2.2.1 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan terdiri dari pekerjaan pembersihan lapangan kerja,
pengukuran dan pemasangan bowplank.

2.2.2 Pembersihan Lapangan


Sebelum digunakan, lapangan kerja telebih dahulu dibersihkan dari sisa
penebangan pohon dan semak semak dari lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk
direksi/pengawas. Pembersihan lapangan kerja ini bertujuan untuk menghindari
kesukaran dalam pelaksanaan pekerjaan kontruksi, pembersihan lapangan sesuai
dengan gambar rencana.

2.2.3 Pengukuran dan pemasangan bowplank


Pengukuran dan pemasangan bowplank dimulai setelah lokasi dibersihkan
sehingga penarikan as pondasi dan kolom dapat dilaksanakan dengansempurna
dan sesuai dengan gambar rencana. Pemasangan bowplank harus siku, lurus, tegak
dan kuat. Jarak bowplank dari as bangunan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu galian tanah.
Patok yang digunakan kayu ukuran 5/5 cm yang diruncingkan. Papan
bowplank digunakan ukuran 3/25 cm yang sisi bagian atas diketam rata,
dipakukan dengan kuat pada kotak. Ketinggian lantai dasar (peil) ± 0,00 diambil
kira – kira 0,6 meter diatas muka tanah.
2.2.4 Pekerjaan Pondasi
Galian tanah secara keseluruhan meliputi tanah pondasi menerus dan
untuk septictank. Pekerjaan tanah dengan menggunakan sekrup dan cangkul.
Galian tanah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu bowplank
maupun pekerjaan berikutnya, serta mudah diambil untuk urugan kembali.

a. Urungan kembali
urugan kembali dikerjakan setelah pengecoran pondasi setempat,
pemasangan batu pondasi tapak, dan pengecoran sloof selesai dikerjakan.
Diperkirakan volume urugan 25% dari volume galian.

b. Urungan tanah
Urugan tanah dilakukan mulai dari tanah dasar sampai mencapai
ketinggian yang telah ditentukan seperti yang tertera dalam gambar bestek.
Sebelum pekerjaan urugan tanah dikerjakan, semua bahan – bahan bekas
yang terdapat dalam galian harus dibuang terlebih dahulu. Lubang bekas galian
yang sudah terpasang pondasi di urug kembali pada celah – celahnya. Tanah
bekas galian dapat digunakan sejauh kualitasnya baik (banyak mengandung
butiran serta tidak mengandung bahan organik seperti akar tumbuhan, sampah
serta bahan – bahan lainnya. Pekerjaan urugan tanah dilakukan lapis demi lapis
kemudian dipadatkan dengan manual sampai mencapai kepadatan maksimum.

c. Urungan pasir
Urugan pasir dilakukan pada dasar pondasi dan pada dasar lantai seperti
yang tertera pada gambar. Bahan urugan yang digunakan adalah pasir pasang.
Selama masa pelaksanaan pekerjaan dan masa pemeliharaan harus diadakan
tindakan pencegahan terhadap genangan air yang menyebabkan terjadinya erosi.

2.2.5 Pekerjaan Beton Bertulang


Pekerjaan beton bertulang terdiri dari lingkup pekerjaan syarat bahan-
bahan untuk beton dan pembongkaran cetakan. Beton bertulang dipakai pada
bagian – bagian yang memikul beban yaitu balok sloof, kolom dan ring balk.
a. Lingkup pekerjaan
Pasangan beton bertulang dengan adukan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil,
digunakan pada kolom 15/15, balok sloof dan lainnya. Pekerjaan beton bertulang
bertujuan untuk memikul beban kontruksi. Besar beban yang ditahan oleh
kontruksi beton bertulang tergantung dari ukuran, mutu bahan, dengan volume
masing – masing.

b. Syarat – syarat bahan untuk beton


Bahan–bahan yang digunakan pada pekerjaan beton bertulang yaitu
semen, kerikil, pasir, air, baja tulangan, dan kaeat ikatan.

 Semen
merek semen yang dipakai adalah setara dengan semen Andalas Indonesia
dari semen Portland type I. Pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan.
Semen yang sampai di tempat pekerjaan harus dalam kantong yang utuh/tidak
koyak. Semen harus disimpan pada tempat yang terlindungi dari cuaca dan tidak
menyinggung diding beton dan lantai. Penumpukan semen dilakukan maksimum
setinggi 2 meter. Semen yang telah mengumpal/membatu tidak diperkenankan
untuk dipakai.
 Kerikil
Kerikil yang digunakan bermutu baik, bersih, tidak mengandung kotoran –
kotoran atau bahan organic, bergradasi rapat serta kekerasan harus sesuai dengan
syarat SK–SNI–Tabel–1991–03 dengan diameter maksimum 2,5 cm. Penempatan
kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa sehingga tidak tercampur tanah saat
pemakain.

 Pasir
Butiran pasir yang digunakan berkualitas baik dari jenis keras, bersih,
tajam dan tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5% berat. Pasir laut tidak
diperkenankan untuk campuran beton. Pasir yang digunakan harus bersih dari
segala kotoran dan lumpur.

 Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus jernih, tidak berbau,
tawar, bersih dan tidak boleh mengandung bahan organik atau bahan yang lain
yang dapat merusak ikatan beton, dan tidak dibenarkan menggunakan air dari
selokan sekitar karena dapat mengurangi ikatan beton. Air juga tidak mengandung
lemak dan bahan kimia dalam hal ini sebaiknya air yang digunakan adalah air
bersih yang dapat diminum.

 Baja tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus bermutu baik, berpenampang bulat,
tidak patah dan tidak retak – retak jika dibengkokkan. Bahan tulangan harus
bersih dari minyak, gemok, atau bahan lain. Besi tulangan yang dibengkokkan
lebih satu kali tidak diperkenankan untuk dipakai lagi. Bahan yang didatangkan
ketempat kerja harus merupakan bahan baru dan disimpan ditempat penyimpanan
bahan terlindung. Besi beton yang digunakan pada balok lantai dan kolom adalah
besi bulat sesuai dengan yang digambarkan.

c. Cetakan (bekisting)
Pemasangan bekisting harus rapi agar di peroleh bidang – bidang yang
cukup rata. Sambungan papan cetakan diusahakan rapat agar tidak bocor pada saat
pengecoran. Bila menggunakan papan pada pekerjaan pelat lantai, maka harus
ditutup dengan plastik agar air semen tidak keluar sehingga tidak menurunkan
mutu beton.

d. Pelaksanaan pekerjaan pengecoran


Sebelum pengerjaan pengecoran dimulai, terlebih dahulu dipersiapkan
semua keperluan (bahan, peralatan tenaga kerja tukang dan tenaga ahli). Bahan
yang digunakan harus cukup tersedia ditempat pekerjaan dan peralatn dengan
kondisi siap pakai. Untuk menjaga kelancaran pekerjaan harus disediakan
peralatan cadangan.
Cetakan dan baja tulangan harus terpasang dengan baik. Pada permukaan
cetakan dan pemasangan dinding yang berhubungan beton harus dibersihkan dari
koptoran – kotoran dan dibasahi dengan air bersih sebelum diadakan pengecoran.
Campuran yang dimasukkan harus sesuai dengan mix desing. Beton harus diaduk
sampai homogen sehingga memberi warna yang sama. Waktu adukan tidak boleh
kurang dari 1,5 menit terhitung setelah seluruh komponen adukan masuk kedalam
mixer.
e. Perawatan beton
Paling lambat 3 jam setelah pengecoran berlangsung beton harus dibasahi
terus menerus sampai cetakan di bongkar. Terutama pada 14 hari pertama, cetakan
ini harus terus menerus dibasahi untuk mendapatkan pengerasan beton yang baik.
Bagian beton struktur tidak boleh dibebani muatan mati atau muatan hidup pada
umur yang masih muda.

f. Pembongkaran cetakan
Pembongkaran cetakan pada balok dan pelat lantai dapat dilakukan ketika
beton sudah berumur lebih dari 3 minggu. Bagian – bagian yang tidak sempurna
dapat dibongkar dan atau diperbaiki kembali.

2.2.6 Pekerjaan Batu dan Pasangan Plasteran


Setelah dilakukan pembongkaran cetakan terhadap kolom, maka
dilaksanakan pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan tersebut terdiri dari pekerjaan
lantai dan annstamping, pekerjaan pondasi batu gunung, pekerjaan pasangan bata
dan pekerjaan plesteran.
a. Pekerjaan lantai kerja
Pada seluruh pekerjaan pasangan pondasi batu gunung dipasang lantai
kerja dari susunan batu yang disusun tegak dan rongga yang ada diisi pasir sampai
penuh kemudian disiram dengan air supaya terjadi pemadatan. Batu yang
digunakan adalah batu gunung.Sebelum lantai kerja dilaksanakan, sebagian
lapisan dasar diberi urugan pasir sesuai dengan gambar.

b. Pekerjaan pondasi Tapak


Pasangan batu gunung dilaksanakan pada seluruh pondasi sebagaimana
yang tertera pada gambar rencana. Pondasi tapak yang direncanakan memiliki tiga
jenis tipe dengan ukuran yang berbeda-beda. pasir pasang yang digunakan
mempunyai butiran yang keras, tajam dan bersih dari tanah atau kotoran.
Pekerjaan pemasangan harus dengan campuran yang baik. Lubang – lubang
diantara tulangan besi selain diisi dengan adukan harus pula diisi dengan batu –
batu pecah yang kecil, dan spesi harus benar – benar berfungsi.

c. Pekerjaan pasangan bata


Batu bata yang digunakan harus berkualiatas baik dengan ukuran 5,5 cm x
11 cm x 22 cm. Batu bata harus kuat, tidak muadah pecah, dan mempunyai
ukuran yang seragam dengan pembakaran yang baik serta tidak cacat. Campuran
spesi yang digunakan adalah 1 Pc : 2 Ps digunakan pada ketinggian 80 cm. yaitu
untuk kaki dinding trasram pada lantai, pada dinding KM/WC pemasangan bata
dengan campuran 1 Pc : 2 Ps setinggi 1.5 meter. Pasangan bata dengan campuran
1 Pc : 4 Ps dipasang pada dinding mulai dari ketinggian 90 cm.
Pada pekerjaan pasangan, adukan harus diaduk dengan mesin pengaduk
(molen). Pasangan harus tegak lurus, waterpass dalam satu garis dan berjarak
sama dengan tebal spesi 1 – 2 cm. angker – angker yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan lainnya harus dipasang sesuai dengan kebutuhan.
d. Pekerjaan plesteran
Pekerjaan plesteran meliputi pekerjaan plesteran dalam dan luar bangunan
sesuai dengan gambar dan rencana. Sebelum diplester, semua permukaan dinding
dan beton harus diikat sampai bersih dan disiram air hingga jenuh. Plesteran
menggunakan perbandingan 1 Pc : 2 Ps pada dinding pasangan 1 : 2, plesteran
adukan 1 Pc : 4 Ps pada dinding lainnya (pasangan 1 : 4 ). Ketebalan plesteran
untuk seluruh konstruksi minimal 1 cm. untuk memperoleh permukaan yang
sempurna, bidang plesteran dibagi – bagi dengan kepala yang dipasang klos
sementara dari kayu. Pekerjaan plesteran harus sesuai dengan yang telah
ditetapkan dan harus kelihatan halus, rata, tidak retak, bergelombang dan harus
siku. Setelah pekerjaan plesteran selesai, yaitu dari proses pengerasan awal
sampai permukaan plesteran mongering maka harus dilakukan perawatan dengan
cara menyiramnya dengan air secara terus menerus.

2.2.7 Pekerjaan Kayu dan Plafon


Setelah bagian-bagian kostruksi selesai dilaksanakan, maka selanjutnya
dilakukan pekerjaan kayu dan flafon.

a. Pekerjaan Kayu
Kusen pintu dan jendela terbuat dari kayu semantok. Mutu kayu yang
digunakan harus baik dan kering, dihindari dari mata kayu dan sambungan harus
rapat. Bahan untuk pekerjaan ini harus disimpan dibawah atap atau ventilasi baik.
Untuk penguat sambungan dapat digunakan paku, baut atau pasak kayu. Semua
kayu harus disemprot dengan zat anti rayap. Semua kayu yang tersembunyi
letaknya, sebelum dipasang harus dicat meni terlebih dahulu.
Pasangan kusen pintu dan jendela harus baik, tegak lurus dan siku – siku.
Dimensi kusen, daun pintu dan jendela harus sesuai dengan gambar rencana dan
dipsang pada tempat yang telah direncanakan. Tiap kusen yang berhubungan
dengan dinding diberi angker 3 buah untuk kusen pintu dan jendela. Setelah
terpasang, pintu dan jendela harus dapat dibuka dan ditutup dengan sempurna.
b. Pekerjaan Kaca
Kaca harus bermutu bagus, tidak retak, dan mempunyai bidang yang datar.
Jendela kaca terdiri dari kaca mati dan bening yang mempunyai ketebalan 5 mm.
c. Pekerjaan Plafon
Pemasangan plafon harus sesuai dengan pola yang terlihat pada potongan
memanjang dan melintang, plafon yang digunakan adalah plafon triplek dan
Gypsum. Tepi-tepinya dibuat lurus satu sama lain, letakan plafon tersebut juga
jangan sampai patah.

2.2.8 Pekerjaan Atap


Pekerjaan atap meliputi pemasangan rangka kuda-kuda dan gording dari
bahan Baja ringan. Bahan yang digunakan sebagai penutup atap adalah seng
genteng yang berkualitas baik, pemasangan sesuai dengan gambar detail yang
direncanakan. Penempatan letak gording yaitu jarak antara as gording satu dengan
gording lain adalah 75 cm sesuai dengan gambar rencana.

2.2.9 Pekerjaan Pengecatan


Agar bangunan terlihat indah dan rapi, maka perlu dicat. Pengecatan yang
dilakukan pada dinding, tembok atau beton, dan plafon dengan menggunakan cat
dasar satu kali dan cat warna untuk tembok dua kali. Untuk kayu, dicat sampai
tidak kelihatan warna kayu. Semua pekerjaan pengecatan harus sesuai dengan
spesifikasi, tidak bergelembung, mengelupas dan cacat lain.

2.2.10 Pekerjaan instalasi listrik


Sebelum dilakukan plesteran dan pengecoran, ditanam pipa PVC untuk
penempatan kabel listrik agar kelihatan lebih rapi. Jenis pekerjaan instalasi listrik
yang dilakukan seperti pemasangan lampu penerangan, semua pekerjaan ini
dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah ahli menurut yang telah direncanakan.
Kebutuhan pipa kabel disesuaikan menurut kebutuhan pada saat pemasangan,
lampu yang digunakan berkualitas baik dan tahan lama.

2.2.11 Pekerjaan Kunci dan Pengantung


Lingkup pekerjaan pada bagian ini adalah meliputi pengadaan dan
pemasangan alat pengantung dan pengunci untuk pintu, jendela dan ventilasi.
Peralatannya menyangkut engsel, kunci, pacok jendela, grandel, dan lain-lain.
Pemasangan engsel untuk pintu 2 buah dan untuk jendela 2 buah. Kebutuhan
menurut jumlah pintu dan jendela yang akan di pasang.

2.2.12 Pekerjaan Sanitasi Air


Pekerjaan yang dilakukan meliputi seluruh pekerjaan perlengkapan bahan-
bahan dan peralatan bantu yang dibutuhkan untuk keperluan KM/WC.
Pemasangan pipa PVC dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan. Diameter pipa sesuai
dengan yang direncanakan pada gambar. Kran-kran air digunakan yang
berkualitas baik boleh menggunakan produk dalam negeri asal kualitas terjamin.

Anda mungkin juga menyukai