Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH KEPEMIMPINAN CHUN DOO-HWAN DALAM

PERKEMBANGAN POLITIK DI KOREA SELATAN

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sejarah Indonesia Timur
yang dibina oleh Dra. Yuliati, M.Hum.

Oleh
Apriani Charlin Talip (140731600269)
Ayu Fitri Wahyuni Keluanan (140731600817)
Ganang Whisnu Oktavia. A (140731602187)
Muh. Naufal Afif (140731606733)
Rika Widhi Astari (140731600861)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH
Oktober 2015
DAFTAR ISI

Daftar Isi..........................................................................................................i
Daftar Gambar................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan.................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Kondisi Politik Korea Sebelum Masa Kepemimpinan Chu
Doo-Hwan..........................................................................................4
B. Kondisi Politik Korea Ketika Masa Pemerintahan
Chun Doo-Hwan.................................................................................7
C. Kelebihan dan Kelemahan Pemerintahan Chun Doo-Hwan.............11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................14
B. Saran.................................................................................................14

DAFTAR RUJUKAN

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Presiden Rhee dan Perdana Menteri Chang Myon..............................5


Gambar 1.2 Jendral Park Chung-Hee......................................................................6
Gambar 2.1 Presiden Chun Doo-Hwan...................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam suatu negara, sistem pemerintahan yang dipakai oleh
pemimpin negara satu dengan pemimpin negara yang sebelumnya
memiliki perbedaan. Setiap pemimpin negara mempunyai kebijakan-
kebijakan yang digunakan untuk menyejahterakan rakyat dari negara yang
dipimpinnya. Sangat jarang seorang pimpinan negara yang berasal dari
negara lain maupun satu negara mempunyai gaya dan kebijakan yang
sama dalam memimpin. Biasanya gaya seseorang dalam memimpin suatu
bangsa dipengaruhi oleh latar belakang pekerjaan atau lingkungan yang
dia tempati sebelum memimpin. Sebagai contoh seorang yang lahir dari
latar belakang pengusaha, cenderung mengambil kebijakan–kebijakan
layaknya seorang pengusaha untuk mengatasi permasalahan ekonomi di
negaranya. Seseorang yang berlatar belakang militer akan cenderung keras
dan otoriter dalam menetapkan suatu peraturan di negara yang
diperintahnya. Apapun peraturan yang telah ada harus ditaati, siapapun
yang melanggar akan ditindak sesuai hukum yang ada tanpa pengecualian.
Dalam memimpin suatu negara tentu bukanlah hal yang mudah.
Diperlukan keahlian khusus dalam memadukan dan menyelaraskan pikiran
serta kepentingan banyak pihak agar tidak terjadi konflik. Namun, sebaik
apapun usaha untuk menghindari terjadinya konflik dalam pengambilan
kebijakan, tetap saja banyak pro kontra yang hadir dalam pengambilan
kebijakan tersebut. Tidak terkecuali seperti yang terjadi di negara Korea
Selatan, dimana sebuah negara yang kini kita kenal sebagai salah satu
negara yang besar dan maju dalam bidang industri dikawasan Asia ini
juga mengalami masalalu pemerintahan yang rumit dan berkelok
sebagaimana dialami oleh negara lain di dunia.

1
Semula setelah memisahkan diri dengan saudara kembar mereka
yaitu Korea Utara karena perbedaan ideologi kebangsaan, Korea Selatan
lantas berkiblat pada paham liberal dan demokrasi sekaligus menggunakan
asas politik yang dicetuskan oleh Nicolo Machiavelli yang kita kenal
dengan asas Trias Politica. Dalam konsep politik Machiavelli menurut
Fajrina (2014) “negara kekuasaan dimana kedaulatan tertinggi terletak
pada kekuasaan penguasa dan bukan rakyat dan prinsip-prinsip hukum”.
Dengan dasar inilah tidak terjadi kestabilan politik pada awal berdirinya
Korea Selatan, hal ini terjadi karena paham yang dianut oleh penguasa saat
itu Rhee Syngman cenderung otoriter dan tidak cocok digunakan kepada
negara modern seperti Korea Selatan.
Setelah melalui pemberontakan militer, akhirnya pemimpin baru
jatuh ketangan militer dan dari sinilah pemerintahan militer Korea Selatan
berjalan, tak jauh berbeda dengan pemerintah sebelumnya pemerintahan
militer yang dipimpin Park Chung-Hee ini terkesan jauh dari kata
demokrasi dan justeru menciderai cita-cita bangsa Korea Selatan itu
sendiri. Pemberontakan berdarah kembali dilakukan dengan terbunuhya
presiden Park Chung-Hee, dengan meninggalnya beliau dampuk
kepemimpinan diganti oleh Presiden Chun Do Hwan yang berhasil
membangun KoreaSelatan menjadi negara yang terpandang dan maju
dikawasan Asia.
Pada makalah ” Pengaruh Kepemimpinan Chun Doo Hwan dalam
Perkembangan Politik di Korea Selatan” akan ditampilkan bagaimana
presiden Chun Doo Hwan merubah Korea Selatan menjadi sebuah negara
besar dan benar-benar menjalankan asas politik yang sesuai denganapa
yang dicita-citakanoleh bangsa Korea Selatan.

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kondisi politik Korea sebelum masa kepemimpinan Chun
Doo-Hwan?
2. Bagaimanakah kondisi politik Korea ketika masa pemerintahan Chun Doo-
Hwan?
3. Bagaimanakah kelemahan dan kelebihan pemerintahan Chun Doo-Hwan?

C. Tujuan
1. Mendekripsikan kondisi politik Korea sebelum masa kepemimpinan Chun
Doo-Hwan
2. Mendeskripsikan kondisi politik Korea ketika masa pemerintahan Chun
Doo- Hwan
3. Mendeskripsikan kelemahan dan kelebihan pemerintahan Chun Doo-Hwan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Politik Korea Sebelum Masa Kepemimpinan Chun Doo-Hwan


Setelah dibentuknya Republik Pertama di Korea pada 15 Agustus 1948,
Presiden Rhee Syngman secara resmi membuka pemerintahan yang baru.
Pemerintahan ini bebas dari penjajahan atau pendudukan bangsa Asing di
Korea. Hubungan Korea dengan bangsa asing hanya dalam bentuk kerjasama
politk. Setelah pecahnya perang Korea yang terjadi akibat perbedaan paham
antara Korea Utara yang menganut paham komunis dan Korea Selatan yang
ingin menganut paham liberalis, hubungan politik dengan Amerika Serikat pun
semakin kuat. Menurut Seung-Yoon & Mohtar (2004:60) “Di masa
pemerintahan Presiden Rhee, kebijakan pemerintah lebih dipusatkan pada
kebijakan luar negeri yang sebagian besarnya berkaitan dengan hubungan
Korea Selatan-AS”. Amerika Serikat sebagai negara liberal yang merupakan
pelopor demokrasi membuat Korea berkiblat pada paham liberal dan
demokrasi. Rhee memerintah dengan berpedoman pada Undang-Undang Dasar
yang telah dibentuk pada 17 Juli 1948. Undang-Undang Dasar ini salah satu
isinya mengatur tentang pembagian kekuasaan pemerintahan yang biasa
dikenal dengan trias politica. Penggunaan konsep demokrasi pada
pemerintahannya ini dinilai terlalu berani karena sebelumnya tidak akar
demokrasi pada masyarakat Korea yang saat itu lebih mengenal tentang konsep
konfusius. Sehingga ada beberapa keputusan presiden yang memicu timbulnya
reaksi ketidaksukaan mahasiswa yang kemudian menjalankan aksi revolusi
mahasiswa pada 19 April 1960. Salah satu keputusan Rhee tersebut adalah
mengatur tentang pembatasan persaingan antar partai politik dan beliau
menganut konsep politik Machiavenis. Menurut Seung-Yoon & Mochtar
(2003:30) “Presiden Rhee Syngman menggunakan konsep politik Machiavelis
sehingga tradisi untuk mengganti pemerintahan secara bebas dan damai
menurut prinsip persaingan antar partai politik tidak dapat tercipta di Korea”.

4
Konsep politik Machiavelis yang berkuasa secara penuh ini membuat Presiden
Rhee berkuasa di Korea selama 16 tahun tanpa adanya pemilihan umum
presiden dan wakil presiden. Dalam konsep politik Machiavelli menurut
Fajrina (2014) “negara kekuasaan dimana kedaulatan tertinggi terletak pada
kekuasaan penguasa dan bukan rakyat dan prinsip-prinsip hukum”. Meskipun
dalam pemerintahannya telah diupayakan untuk membagi kekuasaan antara
legislatif, yudikatif, dan eksekutif tetap saja kekuasaan tertinggi berada pada
tangan penguasa. Tujuan dari digunakannya konsep politik seperti ini memang
bagus, tetapi tetap saja hasil akhirnya harus kembali lagi kepada rakyat, bukan
kepada penguasa. Kesalahan persepsi dalam menjalankan sebuah konsep ini
yang mengantarkan Presiden Rhee “digulingkan” dari jabatannya.
Setelah terjadinya aksi revolusi mahasiswa, kekuasaan diambilalih oleh
Presiden Yu Po-Seon, yang merupakan presiden boneka, dengan kekuatan
berada ditangan Perdana Menteri Chang Myon dan partai demokrat (lihat
gambar 1.1)

Gambar 1.1 Presiden Rhee dan Perdana Menteri Chang Myon


Beliau beserta partai pendukungnya ingin menggantikan politik liberal
yang berlaku sebelumnya menjadi sistem politik demokrasi. Bila dilihat dari
latarbelakang pendidikan, sebenarnya perdana menteri Chang Myon adalah
negarawan yang demokratis hanya saja beliau bukan seorang politikus yang
berkemampuan tinggi. Beliau selalu menghormati prosedur demokrasi dan
berusaha mewujudkannya. Akan tetapi usahanya ini mengalami kegagalan
karena tidak adanya keseimbangan antara efisiensi sistem politik dengan
keadilan politik, adanya konflik antara kaum elit politik yang menghalang-
halangi usaha pergantian sistem ke demokrasi, dan yang terakhir adalah perlu

5
adanya kesadaran politik masyarakat. Selain itu pemerintahan yang ada hanya
berfokus terhadap pergantian dalam pemerintahan dan tidak memikirkan
tentang permasalahan yang terjadi di Korea saat itu karena hal tersebutlah
kemudian terjadi kekacauan politik yang memicu terjadinya kudeta militer
yang dipimpin oleh Jendral Park Chung-Hee (lihat gambar 1.2).

Gambar 1.2 Jendral Park Chung-Hee


Terjadinya kudeta oleh Park Chung-Hee ini memiliki alasan untuk
menyelamatkan rakyat dari kemiskinan dan juga dari ketidakstabilan politik
yang semakin parah. Namun, pasca pengambilalihan pemerintah oleh pihak
militer, terjadi penyimpangan atau pertentangan. Menurut Seung-Yoon
(2003:32) “Di sisi negatif, partai politik dan pemerintahan parlementer yang
ada hanya menjadi suatu simbol pemerintahan saja karena elit militerlah yang
menguasai semua kekuatan politik”. Dominasi yang dilakukan elit militer itu
kemudian membuat sistem pemerintahan Korea sedikit demi sedikit menjadi
pemerintahan yang otoriter. Budaya militer pun menjadi bagian dari
masyarakat Korea. Mereka lebih mengedepankan kepentingan negara daripada
kepentingan pribadi mereka sendiri. Perubahan sosial yang terjadi membuat
perkembangan industrialisasi dan modernisasi berkembang dengan sangat
pesat. Sedikit demi sedikit tingat kemiskinan penduduk Korea mulai menurun.
Banyak masyarakat Korea yang kemudian mulai mendukung pemerintahan
Park. Terlepas dari keberhasilannya mengangkat perekonomian masyarakat
Korea, beberapa masyarakat yang kontra dengan kebijakannya semakin
menekan kebijakan-kebijakan yang dibuat olehnya. Sehingga Presiden Park
kemudian membuat sebuah keputusan untuk membentuk pemerintahan
dibawah pimpinannya sendiri. Keputusan yang dibuat adalah pemberlakuan

6
sistem Yu Shin yang dinilai akan mampu memodernisasikan tanah air dan juga
industrialisasi perekonomian. Dengan sistem ini kekuasaan presiden berada
diatas tiga lembaga kenegaraan.
Dalam politik Yu Shin itu, presiden berhak memilih sepertiga
anggota DPR, membubarkan DPR dan juga memiliki hak-hak
khusus dalam situasi darurat. Pada saat itu DPR tidak berhak untuk
memanggil presiden ke DPR, memeriksa anggaran belanja badan
eksekutif, serta campur tangan dalam hal pengangkatan dan
penurunan kepala Mahkamah Agung (Agung, 2013:34)

Tidak berfungsinya tiga badan kenegaraan ini membuat presiden Park


berkuasa selama lima periode (tahun 1963-1979). Selama itu kebebasan rakyat
dalam mengeluarkan pendapat sangat diawasi oleh pemerintah militer. Sistem
demokrasi yang dijadikan pedoman bernegara oleh Korea tidak dijalankan
dengan baik. Meskipun sistem politik dan bernegara yang dijalankan tidak
sesuai dengan porsinya/menyimpang, tetapi perekonomian Korea berkembang
pesat pada saat itu. Perekonomian yang tumbuh begitu pesat membuat angka
kematian akibat kelaparan mulai menurun dan angka ekspor mulai meningkat.
Disisi lain, masyarakat/aktivis yang menginginkan demokrasi kembali
berlaku dengan normal di Korea membuat kelompok-kelompok
antipemerintah. Kelompok ini menentang setiap kebijakan yang dibuat oleh
pemerintahan Park. Anggota kelompok antipemerintah ini kebanyakan berasal
dari kalangan bawah yang merasakan langsung bagaimana dampak
ketimpangan demokrasi saat itu. Kekacauan politik kemudian berakhir ketika
Presiden Park dibunuh oleh Kim Jae Kyu yang merupakan kepala Badan
Intelijen Korea. Pembunuhan itu merupakan sebuah puncak atas kerumitan
politik yang terjadi selama pemerintahan Prak Chung-Hee. Dengan
meninggalnya Presiden Park, kepemimpinan pun langsung dambil alih oleh
Chun Doo-Hwan.

B. Kondisi Politik Korea Ketika Masa Kepemimpinan Chun Doo-Hwan


Presiden Park Chun Hee terbunuh pada tahun 1979 dan ia digantikan oleh
Chun Doo Hwan menjadi presiden ke lima di Korea Selatan, pada upacara
pelantikan Chun Doo Hwan menegaskan bahwa tugas utama bangsa adalah
meletakan dasar yang kuat dalam sektor kehidupan rakyat korea. Selama

7
pemerintaha Chun Doo Hwan (lihat gambar 2.1) ia berhasil dalam menjalankan
tugasnya menjadi pemimpin negaranya menuju negara yang maju. Berdasarkan
kenyataan ini, dia merasa yakin akan terus dapat membangun suatu landasan
kemajuan yang kokoh dalam kurun waktu empat tahun sisa masa jabatannya
(Agung, 2012:145). Karena dalam pemerintahanya beliau telah mengatasi
segala permasalahan yang terjadi di Korea Selatan yang terjadi sebelum
pemerintahannya.

Gambar 2.1 Presiden Chun Doo-Hwan


Masa kepemimpinan Chun Doo Hwan terjadi peristiwa penting yang perlu
diketahui karena hal ini merupakan suatu ujian yang sangat besar dalam
pemerintahannya. Peristiwa ini yakni, 1). Penembakan pesawat jet penumpang
KAL yang dilakukan oleh Uni Soviet, 2). Pengeboman di Rangoon yang
mengakibatkan banyak yang tewas dalam peristiwa itu karena dalam peristiwa
itu merupakan suatu rombongan para Menteri. Dalam menghadapi kedua krisis
yang besar itu, Chun Doo Hwan dinilai lulus ujian karena keberaniannya serta
kebijakannya. Ia memperoleh gelar dan rasa hormat dari banyak orang baik di
dalam maupun di luar negeri (Agung, 2012:147). Berdasarkan keberaniannya
dalam memimpin Korea Selatan, ia memiliki kewenangan untuk
menghapuskan suatu kekerasan yang terjadi Korea Selatan, kekerasaan
merrupakan suatu keterjadi kerasan yang terjadi dalam kehidupan berpolitik.
Karena dalam kekerasaan politik ini merupakan suatu permasalah utama yang
terjadi dari pemerintahan sebelumnya atau sebuah warisan yang diterima
Presiden Chun Doo Hwan dari Presiden sebelumnya yang telah menjabat
Korea Selatan. Dengan permasalahn ini Presiden Chun Doo Hwan berusaha
untuk menghapuskannya kekerasaan di bidang politik karena dengan

8
dihapusnya permasalahn ini akan memberikan dampak yang baik untuk
perkembangan di Korea Selatan karena negara Korea Selatan bisa mencapai
stabilitas politik yang meyakinkan dan memberikan suatu pertahanan untuk
bangsanya agar tidak menjadi suatu negara yang dipengaruhi oleh negara lain.
Dalam upaya perbaikan dalam bidang politik ini merupakan suatu usaha
pertama yang dilakukan oleh Presiden Chun Doo Hwan dalam membangun dan
mengapdikan masa hidupnya untuk negaranya yakni Korea Selatan, dalam
melakukan sebuah perkembangan politik ini merupakan suatu syarat untuk
tercapainya suatu pembangunan dan perkembangan ekonomi dan sosial dalam
Korea Selatan. Ketika Korea Selatan di pimpin oleh Chun Doo Hwan banyak
mengalami kemajuan dan banyak para pengunjung yang datang dari luar
karena ingin melihat kemajuan yang terjadi di Korea Selatan dalam segala
aspek, karena sebelum dibawah pimpinan Chun Doo Hwan Korea Selatan
banyak mengalami permasalahan dan tertinggal dari negara tetangganya dan
pemerintahan sebelumnya tidak mengalami kemajuan bagi negaranya, tetapi
setelah dipimpin oleh Chun Doo Hwan negara Korea Selatan banyak
mengalami kemajuan.
Karena presiden Chun Doo memiliki tekad untuk menekankan dalam masa
pemerintahannya ia akan mewujudkan bahwa politik adalah suatu pelayanan
untuk masyarakat. Dalam sebuah acara beliau berpidato dan presiden Chun
Doo Hwan berkata “ Keinginan saya yang sederhana hanyalah supaya saya
nanti dicatat oleh para sejarah sebagai seorang presiden yang mengabdikan diri
sepenuhnya kepada suatu penciptan masyarakat yang adil sekaligus pula
sebagai seorang presiden yang giat dan jujur”. (Agung, 2012:147).
Dengan isi pidato ini merupakan sebuah janjinya untuk mengorbankan
semua hidupnya untuk negara Korea Selatan. Karena dalam masa
kepemimpinannya ia bisa mencapai sebuah kemajuan untuk negara Korea
Selatan, hal ini merupakan suatu perkembangan dalam bidang politik karena
dalam melakukan kewajibannya ia telah berjanji untuk memajukan negara
dalam bidang poilik karena sebelum masa pemerintahannya negara Korea
Selatan dalam keadaan kacau dan banyak para pemimpin yang korupsi dan
keadaan dalam pemerintahan dan politik yang kacau. Oleh karena itu, ia akan

9
menepati janjinya untuk memajukan negara Korea Selatan dalam semua bidang
dan mensejahterakan rakyatnya. Menurut Agung, 2012:148. Dalam upaya
tersebut Presiden Chun Doo Hwan membebaskan lagi tahanan politik.
Tindakan ini membuktikan dua hal, yakni:
1. Keyakinan presiden Chun bahwa politik baru yang dicanangkannya
sudah stabil
2. Keinginannya hendak memperlihatkan bahwa rasa rekonsiliasi nasional
serta kerukunan masih hidup di dalam tubuh bangsanya. Dengan
keadaan yang baru ini merupakan menunjang peningkatan kegiatan
sosial dan ekonomi di negara Korea Selatan.
Untuk mencapai semua keinginan yang telah ia rencanakan yakni
menjadikan sebuah negara Korea Selatan yang maju dan makmur dengan
keadaan yang aman, bebas, serta sah dan diakuhi oleh semua negara lain dan
semua masyarakat internasional. Hal ini merupakan suatu tugas yang berat bagi
Presiden Chun Doo Hwan untuk mengejar ketertingalanya dan menjadikan
negara Korea Selatan memiliki kedudukan yang sama dari negara lain yang
telah maju dan berkembang seperti negara tetangga maupun negara
internasional. Dalam kaitan usaha yang dilakukan oleh Presiden Chun Doo
Hwan ini banyak yang menilai dan memberikan saran untuk mencapai semua
yang telah direncanakan untuk membangun politik yang berkembang sesuai
dengan keadaan sosial dan ekonomi di negara Korea Selatan.
Dalam masa pemerintahan Presiden Chun Doo Hwan ia ingin mencapai
sasaran yang telah ia rencanakan yakni ada tiga sasaran yang telah
direncanakan. 1). Keamanan nasional, 2). Perkembangan ekonomi, 3).
Demokrasi politik. Perkembangna dan kemajuan yang besar mengakibatkan
bahwa kepentingan masyarakat menjadi semakin beraneka ragam dan
majemuk.(Agung,L. 2012:149). Oleh karena itu, masa pemerintahanya
Presiden Chun Doo Hwan sangat menekankan suatu proses pemerintahan yang
lebih terbuka dan demokrasi. Dengan pemerintahan yang dipimpin oleh Chun
Doo Hwan ini memberikan pengaruh yang baru yakni konstitusi untuk negara
Korea Selatan dalam mencerminkan konsensus nasional akan perlunya dalam
demokrasi politik di Korea Selatan. Bertujuan untuk melakukan sebuah

10
pemilihan yang demokratis yakni pemerintahan yang berlaku selama tujuh
tahun dan digantikan dengan menggunakan jalur pemilihan oleh partai politik
yang akan bertanggung jawab. Perananan partai politik tidak hanya berperan
dan bertanggung jawab atas partainya tetapi mewujudkan keinginan semua
rakyatnya yang telah memilih dan mewakili semua suara rakyatnya untuk
mencapai keinginan dan menjadikan negara yang maju.

C. Kelemahan dan Kelebihan Pemerintahan Chun Doo-Hwan


Setelah presiden Park Chung Hee terbunuh pada tahun 1979, Chun Doo
Hwan tampil untuk menggantikannya. Pada upacara pelantikannya, ia
menegaskan bahwa tugas utama bangsa adalah meletakan dasar yang kuat
untuk stabilitas dalam setiap sektor kehidupan rakyat Korea dan ia berjanji
akan memimpin bangsanya menjalankan tugas yang besar itu (Agung, Leo
2012:145).

Sesudah tiga tahun berlalu banyak orang yang menilai kepemimpinan


Chun Doo Hwan. Ada bukti-bukti jelas bahwa presiden Chun Doo Hwan
berhasil memimpin negaranya menuju sasaran pembangunan suatu Negara
yang maju. Korea Selatan telah berhasil mengatasi berbagai percobaan dan
gangguan, dan Korea Selatan kini lebih mantap lagi meniti jalan menuju
terciptanya masyarakat yang maju, berdasarkan stabilitas politik dan social
yang telah tercapai dengan susah payah selama tiga tahun terakhir.

1. Kelebihan sistem pemerintahan Chu Doo Hwan


Dari pendahulunya presiden Chun Doo Hwan mewarisi beban yang
tidak dapat dikatakan ringan dan gampang yaitu adanya kekacauan politik,
kerusuhan social yang merajalela serta harga kebutuhan pokok rakyat
meningkat di masa sebelumnya. Akan tetapi Chun Doo Hwan bertekad
untuk mengakhiri keadaan yang suram tersebut. Yang sebelumya ada
konfrontasi dan demagogi kemudian diganti dengan politik dialog dan
kompromi selain itu juga ketahanan bangsa juga semakin kokoh dalam
menghadapi setiap kemungkinan dan ancaman cari luar. Selain itu juga, ia
menghapus beberapa larangan untuk kepentingan rakyat banyak yang

11
dijalankan pada pemerintahan sebelumnya yaitu (1) mencabut jam malam
yang berlangsung dari tengah malam sampai pukul 04.00, (2)
menghapuskan akian pakaian seragam murid-murid sekolah, (3)
menghapuskan peraturan mengenai gaya rambut siswa-siswi sekolah
menengah dan sekolah tinggi.
Selain itu juga presiden Chun Doo Hwan juga berhasil menghapuskan
kekerasan dari kehidupan politik. Beliau berpendapat bahwa politik yang
bebas dari kekerasan merupakan hak yang hakiki untuk tugas menegakan
demokrasi di negaranya ( Agung, Leo 2012:148). Tekad dan usaha
pemerintahan Chun Doo Hwan menormalisasikan kehidupan politik
ternyata bukan janji kosong. Terbukti dalam beberapa waktu yang singkat
Korea Selatan bisa mencapai stabilitas politik yang meyakinkan bahwa
stabilitas politik merupakan syarat mutlak untuk pembangunan dan
perkembangan ekonomi dan sosial.
Dalam upaya tersebut ia berhasil membebaskan 200 orang tahanan
politik. Tindakan itu memuktikan dua hal yaitu:
 Keyakinan presiden Chun bahwa politik baru yang dicanangkannya
sudah stabil
 Keinginannya hendak memperlihatkan bahwa rasa rekonsiliasi nasional
serta kerukunan masih hidup di dalam bangsa.

Di bawah pimpinan presiden Chun Doo Hwan, Korea Selatan ingin


membangun suatu bangsa yang maju dan makmur dengan status yang
bebas, aman, serta sah dalam lingkungan masyarakat internasional. Selain
itu juga, di bidang ekonomi campur tangan dan kontrol pemerintah
semakin banyak denga usaha swasta yang lebih besar. Keadaan seperti ini
bisa meningkatnya vitalitas dan dinamika kegiata bangsa di bidang sosial
dan ekonomi.

2. Kelemahan sistem pemerintahan Chun Doo Hwan


Ada dua pristiwa besar yang merupakan ujian terbesar bagi
kepemimpinan Chun Doo Hwan yaitu terjadi penembakan pesawat jet
penumang KAL ( perusahaan penerbangan Korea Selatan) oleh Uni Soviet

12
pada September 1983, dan terjadi pembunuhan besar-besaran dengan
ledakan bom di Rangoon, Ibu Kota Birma, yang menyebabkan tewasnya
sejumlah menteri yang ikut dalam rombongan presiden. Presiden Chun
Doo Hwan waktu itu tengah mengadakan kunjungan resmi ke Birma.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR RUJUKAN

Agung, L. S. 2012. Sejarah Asia Timur 2. Yogyakarta: Penerbit Ombak


Fajrina, A. H. 2014. Teori Negara dan Kekuasaan Machiavelli. (Online).
Amaliya-hidayatul-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-99138-PEMIKIRAN
%20POLITIK%20BARAT-TEORI%20NEGARA%20DAN%20KEKUASAAN
%20MACHIAVELLI.html ) diakses 30 September 2015
Seung-Yoon, Y & Mohtar, M. 2003. Masyarakat, Politik, dan Pemerintahan
Korea: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
______________. 2004. Politik Luar Negeri Korea Selatan: Penyesuaian Diri
Terhadap Masyarakat Internasional. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

14

Anda mungkin juga menyukai