Anda di halaman 1dari 3

3.

Di Korea Utara, sistem politik yang ada saat ini adalah sistem satu partai yang dipimpin
oleh Partai Buruh Korea (Korean Workers' Party). Kepemimpinan dalam sistem ini sangat
otoriter dan diatur dengan tangan besi oleh pemimpin tertinggi, yaitu Kim Jong-un.
Kim Jong-un adalah ketua Partai Buruh Korea, pemimpin tertinggi militer, dan juga
pemimpin tertinggi Korea Utara. Kepemimpinannya bersifat otokratis, di mana ia memiliki
kontrol penuh atas pemerintah, militer, dan masyarakat Korea Utara. Ia menempatkan dirinya
sebagai pemimpin tunggal yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun.
Sistem satu partai di Korea Utara memastikan bahwa kekuasaan hanya dipegang oleh Partai
Buruh Korea, dan partai tersebut memiliki kendali penuh atas semua aspek kehidupan di
negara tersebut. Partai tersebut memerintah melalui komite sentral, dan setiap anggota partai
harus tunduk pada perintah partai dan kebijakan partai.
Kepemimpinan di Korea Utara dipenuhi dengan propaganda yang mengagungkan Kim Jong-
un dan keluarganya. Pemerintah mengontrol media dan informasi, sehingga masyarakat
hanya menerima informasi yang disetujui oleh pemerintah. Pemerintah juga sering
melakukan tindakan represif terhadap siapa saja yang dianggap mengancam kekuasaannya.
Secara umum, kepemimpinan di Korea Utara sangat otoriter dan diatur dengan tangan besi
oleh pemimpin tunggal yang tidak dapat diganggu gugat. Partai Buruh Korea memiliki
kendali penuh atas seluruh aspek kehidupan di negara tersebut, dan propaganda
mengagungkan pemimpin sebagai sosok yang hampir setara dengan dewa.
Kebijakan pemerintah Korea Utara yang otoriter dan mengontrol seluruh aspek kehidupan di
negara tersebut, telah sangat mempengaruhi kehidupan orang-orang di negara tersebut pada
zaman sekarang.
Pemerintah Korea Utara menerapkan kebijakan yang sangat ketat dan mengekang kebebasan
individu, termasuk hak-hak asasi manusia seperti kebebasan berbicara, berkumpul, dan
beragama. Pemerintah juga menerapkan sistem kelas, di mana status sosial dan akses
terhadap fasilitas publik seperti makanan dan perumahan tergantung pada status politik dan
keluarga seseorang.
Karena pemerintah Korea Utara mengendalikan informasi dan media, banyak warga negara
tidak memiliki akses ke informasi yang benar dan lengkap tentang dunia luar dan keadaan di
dalam negeri mereka sendiri. Mereka juga terbatas dalam memilih karir, tempat tinggal, dan
bahkan pasangan hidup.
Kebijakan pemerintah juga menghasilkan ekonomi yang lemah dan terisolasi dari dunia luar.
Kondisi ekonomi yang buruk menyebabkan kekurangan makanan dan bahan bakar, serta
rendahnya tingkat hidup dan standar kesehatan bagi banyak orang. Akibatnya, warga negara
Korea Utara menghadapi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Meskipun kebijakan pemerintah Korea Utara telah memberikan stabilitas politik dan
keamanan di negara tersebut, namun kebijakan tersebut juga telah mempengaruhi kebebasan
dan kesejahteraan orang-orang di Korea Utara. Karena terbatasnya akses informasi dan
media, sulit untuk mengetahui secara pasti seberapa besar dampaknya pada warga negara.
Namun, ada banyak laporan dan bukti bahwa kebijakan pemerintah Korea Utara telah
menghambat kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di negara tersebut.
4. Sistem kontrol atau sistem check and balances yang ada di Korea Utara saat ini tidak
sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi yang umumnya diterapkan di banyak negara.
Sistem politik Korea Utara adalah sistem otoriter yang dipimpin oleh satu partai, di mana
kekuasaan terpusat pada pemimpin tertinggi.
Pemimpin Korea Utara, saat ini Kim Jong-un, memiliki kekuasaan mutlak dalam mengambil
keputusan politik, militer, dan ekonomi. Ia juga memiliki kendali atas semua institusi
pemerintah, termasuk partai, militer, dan aparat keamanan. Tidak ada mekanisme yang
efektif untuk melakukan pengawasan atau keseimbangan terhadap kekuasaan pemimpin.
Partai Buruh Korea memiliki peran sentral dalam sistem politik Korea Utara. Partai ini
mengontrol semua aspek kehidupan politik dan memiliki otoritas untuk mengambil keputusan
politik penting. Struktur partai termasuk komite sentral dan politbiro, di mana keputusan
utama dibuat oleh pemimpin dan elit partai. Namun, ini tidak membentuk sistem check and
balances yang seimbang.
Selain itu, aparat keamanan negara memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas rezim
dan mengawasi masyarakat. Mereka bertanggung jawab untuk menekan oposisi politik dan
menindak individu atau kelompok yang dianggap sebagai ancaman terhadap kekuasaan
pemerintah.
Dalam konteks Korea Utara, mekanisme kontrol yang ada lebih bersifat vertikal dan
hierarkis, di mana semua institusi dan individu diharapkan tunduk pada keputusan pemerintah
dan partai. Pengawasan dan kritik terhadap pemerintah atau pemimpin secara terbuka tidak
diizinkan, dan ekspresi politik yang berbeda pendapat jarang diterima.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sistem kontrol atau sistem check and balances
dalam arti tradisional tidak ada di Korea Utara saat ini. Kekuasaan dan otoritas terpusat pada
pemimpin dan partai, tanpa adanya mekanisme efektif untuk mengimbangi atau mengontrol
kekuasaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai