i
TENTANG BUKU INI
Diterbitkan oleh
Program Studi Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Pelindung
Dr. dr. Hermina Sukmaningtyas, M.Kes, Sp.Rad (K)
Pembina
dr. Helmia Farida, M.Kes , Ph.D, Sp.A
dr. Julian Dewantiningrum, M.Si.Med, Sp.OG (K)
Penyusun
Harold Jefferson Matthew Charlex, S.Ked
Editor
dr. Helmia Farida, M.Kes , Ph.D, Sp.A
dr. Julian Dewantiningrum, M.Si.Med, Sp.OG (K)
Desain
Shalsabila Refithania, S.Ked
Alamat Sekretariat
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H Tembalang Semarang Kode Pos 50275
Telp. (024) 76928010, Fax. (024) 76928011
Email/Website Sekretariat
pspd@fk.undip.ac.id/ www.fk.undip.ac.idsatgascovidppp71@gmail.com
ii
Pedoman Pelaksanaan KKB-P Pendidikan Profesi Dokter Di Masa Pandemi
COVID-19 Edisi ke-3 merupakan edisi pembaharuan dan penyempurnaan dari Edisi ke-
2 yang disusun oleh PPP69. Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kami ucapkan
kepada:
Penyusun Edisi ke-2 : Satuan Gugus Tugas COVID-19 Koas PPP69
iii
Tim Humas : 1. Farih Amanil Wafa, S.Ked (081235363005)
2. Nadia Dwi Rahmawati, S.Ked (082223580114)
3. Nabilah Saniyya W., S.Ked (082136484358)
iv
PRAKATA
Pertama-tama, puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah yang
diberikan kepada semua orang yang berperan dalam penyusunan buku Pedoman
Pelaksanaan KKB-P edisi ke- ini sehingga dapat disusun sebaik mungkin dan dapat
digunakan selama teman-teman PPP 69 hingga PPP72 menjalankan KKB-PS selama
pandemi COVID-19.
Sebagai Koordinator Tim Satgas COVID-19 dan atas nama anggota tim, kami
mengucapkan terima kasih kepada Ketua Prodi Pendidikan Profesi Dokter, Sekretaris
Prodi Pendidikan Profesi Dokter, Tim Satgas COVID-19 PPP70, dan seluruh pihak yang
telah memberi arahan dan dukungan sehingga terwujudnya buku pedoman ini. Ucapan
terima kasih dan penghargaan juga kami sampaikan terutama kepada seluruh anggota Tim
Satgas yang telah mendedikasikan waktu dan tenaganya sehingga buku pedoman ini
dapat dipublikasikan.
Buku pedoman ini disusun untuk seluruh koas dalam pelaksanaan kepaniteraan
klinik di masa pandemi COVID-19. Isi buku pedoman disesuaikan dengan guidelines dan
panduan yang perlu diperhatikan di masa pandemi COVID-19 dan disesuaikan dengan
panduan dari Kemenkes serta standar RSUP dr Kariadi, Semarang.
BAGIAN 1 Sikap Dasar Peserta Stase dalam Masa Pandemi COVID-19 berisi
hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seluruh koas, sebagai calon dokter, selama
menempuh pendidikan di masa pandemi COVID-19.
BAGIAN 2 Surveilans. Berisi panduan pelaporan dugaan kasus atau penemuan
gejala COVID-19 pada koas, dilengkapi dengan tautan formulir pelaporan yang diisi oleh
chief stase setiap hari,
BAGIAN 3 Protokol Kesehatan. Berisi tentang segala bentuk protokol kesehatan
yang harus dipatuhi oleh seluruh koas selama mengikuti kepaniteraan klinik di rumah
sakit, dilengkapi dengan protokol kesehatan yang harus dipraktikkan ketika koas kembali
ke tempat tinggal masing-masing yang bertujuan mengurangi kemungkinan transmisi
SARS-CoV-2.
BAGIAN 4 Akademik. Berisi tentang rencana kegiatan akademik ke depan,
kendala yang ditemui selama kepaniteraan klinik dilakukan melalui mekanisme
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dan rencana menanggulangi kendala yang ditemui selama
proses kepaniteraan klinik.
Kami menyadari bahwa buku pedoman ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mohon kepada seluruh pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran yang
v
membangun untuk buku pedoman ini. Harapan kami kepada seluruh pengguna pedoman
agar dapat memanfaatkan pedoman ini sebaik-baiknya dan bermanfaat bagi diri sendiri
dan orang sekitar.
vi
KATA SAMBUTAN
vii
DAFTAR ISI
viii
STRUKTUR ORGANISASI SATGAS COVID-19
x
BAGIAN 1
1. Sesuai dengan SKDI 2012, salah satu Area Kompetensi yang harus dicapai saat
lulus dokter adalah: MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI. Stase di
masa pandemi COVID-19 ini harus digunakan juga untuk mengasah kompetensi
mahasiswa dalam area kompetensi ini, di samping kompetensi Ketrampilan Klinik
2. Oleh karena itu Koas FK Undip yang melaksanakan stase di masa pandemi
COVID-19 ini harus mengembangkan sikap MAWAS DIRI.
3. Dalam konteks ini MAWAS DIRI berarti:
a. Memahami bagaimana transmisi SARS-CoV-2 terjadi dan memahami
serta bersedia menerapkan protokop pencegahan transmisi secara
konsisten.
b. Menyadari potensi risiko transmisi yang meningkat pada diri dan orang
lain di sekitarnya (sesama koas, petugas kesehatan, pasien, keluarga
pasien, keluarga koas) sebagai konsekuensi kehadiran koas di lokasi
pelayanan pasien. Kesadaran dan kepedulian akan hal ini haruslah
menambah motivasi untuk melakukan protokol kesehatan dengan cara
yang terbaik agar diri sendiri dan orang lain terlindungi dari risiko
transmisi COVID-19
c. Menyadari adanya tambahan beban bagi RS pendidikan, FK Undip, para
dokter dan dosen pendidik klinik, petugas administrasi, serta petugas di
RS dengan kehadiran koas untuk melaksanakan pembelajaran klinik di
RS. Sehingga dengan mawas diri ini diharapkan akan meningkatkan
kemauan untuk disiplin dan mandiri, serta bekerja sama dengan semua
pihak agar tercapai sinergi dan memaksimalkan tujuan stase di masa
pandemi ini
d. Menyadari bahwa dalam situasi pandemi ini kesempatan belajar dengan
pasien dibatasi waktu, dan dibatasi jumlah dan variasi kasus sehingga
1
meningkatkan motivasi untuk belajar lebih keras, disiplin, serta proaktif
dan kerja sama dengan sesama koas untuk memanfaatkan waktu dan
kesempatan yang terbatas tersebut demi tercapainya ketrampilan klinis
yang diharapkan.
e. Menyadari bahwa situasi pandemi di RS secara keseluruhan
membutuhkan adaptasi yang baik yang mungkin sekali tidak mudah,
sehingga Koas perlu meningkatkan sikap sabar serta saling membantu dan
mendukung dengan sesama Koas. Juga Koas harus menyadari bila ia
2
membutuhkan bantuan khusus dan ke mana meminta bantuan. Bila ragu-
ragu dapat menghubungi Ketua atau Sekretaris Program Studi sewaktu-
waktu.
4. Sebagai bentuk mawas diri dan kewaspadaan diri, maka Koas harus
mengembangkan perilaku berikut:
a. Menggunakan APD sesuai dengan risiko transmisi
b. Mengenakan dan melepas APD dengan cara yang aman
c. Menerapkan jaga jarak minimal 1 m
d. Sering melakukan cuci tangan atau hand rub
e. Mengenakan face shield ketika berada di area perawatan, khususnya
ketika benar-benar sulit mempraktikkan physical distancing. Face
shield didisinfeksi ketika meninggalkan lokasi tersebut
f. Meminimalisasi keberadaan di ruang tertutup bersama dengan > 5 orang
g. Tidak makan / minum di ruang tertutup bersama dengan orang lain
h. Menggunakan perlengkapan makan dan minum pribadi
i. Menggunakan perlengkapan shalat pribadi
j. Apabila perlu berkumpul untuk diskusi dengan sesama koas, sebaiknya di
luar (misal di teras samping atau di koridor)
k. Mengenakan baju jaga selama di RS, dan baju jaga ini tidak dikenakan di
luar RS.
l. Segera pulang ke rumah setelah selesai melaksanakan aktivitas di rumah
sakit, dan menerapkan protokol “Pulang dari Rumah Sakit” ketika tiba di
rumah
m. Berpartisi aktif dalam surveilans yang dikoordinir oleh Satgas COVID
n. Bersikap proaktif, disiplin, dan mandiri untuk mengejar kompetensi
klinik dalam waktu yang sangat terbatas.
o. Tidak melakukan perjalanan ke luar kota selama menyelesaikan KKB-P,
kecuali terpaksa (harus pergi) dan ketentuan:
i. Meminta izin dari Ketua / Kordik Bagian.
ii. melaporkan kepergiannya kepada Satgas Covid melalui Ketua
Regu
3
p. Menjaga kesehatan dan kebugaran:
i. Jaga stamina: cukup istirahat dan cukup olah raga
ii. Nutrisi sehat dan berimbang, Vitamin C dan Vitamin D
iii. Doa mohon keselamatan dan kelancaran stase KKB-P
4
BAGIAN 2
SURVEILLANS
A. PENDAHULUAN
1. Surveilans merupakan langkah pertama untuk menjamin keamanan dan
keselamatan Koas selama stase dalam masa pandemi COVID-19, oleh karena
itu mutlak dilaksanakan setiap hari dan didukung oleh semua Koas
2. Surveilans dilakukan dengan tujuan :
a. Mendeteksi secara dini kemungkinan koas tertular COVID-19 dengan
mendata secara dini munculnya gejala-gejala seperti demam, meriang
(malaise), gejala infeksi saluran pernapasan atas, anosmia atau hilangnya
kemampuan pengecapan, kontak dengan pasien, petugas, atau orang lain
yang terkonfirmasi sebagai COVID (+), atau melakukan perjalanan ke
luar daerah
b. Memberi informasi secara dini perihal poin “a” di atas kepada Ketua
Program Studi (KPS) dan Sekretaris Program Studi (SPS)
3. Surveilans dilakukan dengan cara pengisian Form Umum Harian dan Form
Khusus:
Untuk form laporan sbb :
a) Form Laporan Umum Harian (bit.ly/FormHarianPPP707172)
b) Form Laporan Khusus (tracing kontak erat dan pemantauan koas kasus
suspek / probable / konfirmasi / kontak erat) (melalui media LINE
dengan format khusus sesuai poin D dan E)
5
a. Stase :
b. Periode stase :
c. Angkatan PP :
d. Nama lengkap pengisi :
e. Kondisi kesehatan :
i. Anggota stase tidak ada gejala
ii. Anggota stase dengan gejala atau riwayat demam >37.3 C (aksiler) atau
37.8 (digital) atau perasaan meriang
iii. Anggota stase dengan gejala batuk dan/ atau nyeri telan
iv. Anggota stase dengan gejala sesak napas
v. Anggota stase dengan gejala anosmia atau hilangnya pengecapan
vi. Anggota stase dengan gejala lainnya (diare, mata merah, dll)
f. Riwayat kontak dengan kasus COVID-19 positif
i. Lokasi terjadinya kontak :
ii. Tanggal dan jam terjadinya kontak :
iii. Durasi terjadinya kontak :
iv. Jarak terjadinya kontak :
v. Kegiatan yang dilakukan saat kontak :
vi. APD yang digunakan saat kontak (oleh koas dan oleh pasien /tenaga
kesehatan / orang lain yang positif COVID-19):
vii. Tempat yang dikunjungi setelah kontak :
viii. Orang yang ditermui setelah kontak :
g. Kondisi APD yang rusak / hilang / habis:
i. Masker bedah
ii. Face shield
iii. Masker N95 atau yang setara
iv. Handsanitizer
v. Gown/ Apron/ Hazmat
vi. Deskripsi kerusakan APD
h. Menyaksikan adanya pelanggaran protokol kesehatan berupa:
i. Pembatasan jumlah orang < 5 :
6
- Nama pelanggar, Angkatan PPP
- Lokasi
- Waktu
ii. Physical distancing tidak terpenuhi :
- Nama pelanggar, Angkatan PPP
- Lokasi
- Waktu
iii. Tidak patuh APD :
- Jenis APD
- Lokasi
- Waktu
4. Apabila Chief Stase tidak dapat mengisi laporan google form
(bit.ly/FormHarianPPP6869), maka dapat menunjuk teman 1 stase untuk
mengisikan, tetapi tanggung jawab tetap pada Chief Stase.
5. Koas dengan demam >38°C dengan atau tanpa gejala pernapasan wajib melapor
kepada Chief Stase, selanjutnya Chief Stase mengisikan ke Form Umum Harian.
Koas dengan gejala tersebut akan mendapat pertanyaan- pertanyaan yang akan
disampaikan oleh Satgas Covid PPP69-72 melalui LINE, dan harus menjawab
dengan jujur. Berikut format pertanyaan melalui LINE:
Yth Teman Sejawat X…. stase ..........., PPP69, izin bertanya untuk pendataan
gejala.
1. Apakah Anda ada kontak dengan pasien/ tenaga kesehatan/ orang lain yang
terkonfirmasi COVID (+)?
7
2. Jika ya, mohon detail kontak:
• tanggal kontak :
• lama kontak :
• tempat kontak :
• jarak (< atau > 1 m) :
• riwayat kontak (pemeriksaan fisik/ronde/dst):
• APD yang digunakan:
• Oleh koas :
• Oleh pasien :
3. Apakah Anda memiliki komorbiditas penyakit?
4. Apakah Anda ada keluhan saat ini?
5. Mulai kapan gejala Anda muncul?
6. Setelah kejadian tersebut (maupun mulai muncul gejala) bagaimana
kronologis aktivitas Anda?
7. Adakah gejala lain (demam, anosmia, hilang kemampuan pengecapan, dll)?
8. Adakah gejala penyakit lain sebelumnya (mis. GERD, tonsilitis kronik, rinitis
alergi / vasomotor, sinusitis, asma, bronkitis dll)
9. Tanggal berapa Anda tes Swab PCR terakhir?
10. Dengan siapa saja Anda kontak erat (>15 menit) dalam 14 hari? Mohon
dibuat daftarnya.
11. No. HP :
Terima kasih, Sejawat!
3. Selanjutnya Koas tersebut akan di follow up setiap hari secara langsung oleh tim
Satgas Covid PPP 69-72 melalui LINE.
4. Seksi Surveilans Satgas COVID-19 melaporkan hasil pengisian form di atas dan
hasil rekapan kasus ke Grup Satgas COVID-19 setiap hari. Simpulan rekapan
kasus dibuat sesuai lampiran 1.
5. Apabila ada koas yang memiliki gejala tersebut di atas, atau kontak dengan
pasien / petugas/ residen/ dosen/ DPJP/ orang lain dengan RT-PCR COVID-19
(+), maka selanjutnya KPS/ SPS akan menindaklanjuti dengan mengatur
pemeriksaan swab-PCR dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan untuk
8
memitigasi transmisi sekaligus mengoptimalkan kelangsungan pembelajaran
koas tersebut.
6. Apabila hasil swab PCR menunjukkan COVID (+) pada koas yang bergejala
(simptomatik), maka Seksi Surveilans Satgas COVID-19 melakukan tracing
riwayat kontak dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala sampai dinyatakan
positif, dan melaporkan hasilnya ke grup WA Satgas COVID untuk
ditindaklanjuti KPS/ SPS
7. Apabila hasil swab PCR menunjukkan COVID (+) pada koas yang tidak
bergejala (asimptomatik), maka Seksi Surveilans Satgas COVID-19 melakukan
tracing riwayat kontak dalam 2 hari sebelum dan 14 hari setelah tanggal
pengambilan spesimen kasus konfirmasi, dan melaporkan hasilnya ke grup WA
Satgas COVID untuk ditindaklanjuti KPS/ SPS
2.Kasus Probable
Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis
yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium
RT-PCR.
9
3.Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan
dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
a) Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
b) Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
4.Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi
COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
a) Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus
konfirmasidalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau
lebih.
b) Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi
(sepertibersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).
c) Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable
ataukonfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.
d) Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan
penilaianrisiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi
setempat.
Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik), untuk
menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus
timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk menemukan
kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14 hari setelah
tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi.
5.Pelaku Perjalanan
Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik) maupun
luar negeri pada 14 hari terakhir.
6.Discarded
Discarded apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:
a) Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan RT-PCR
2 kali negatif selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu >24 jam.
b) Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan masa
karantina selama 14 hari.
10
7.Selesai Isolasi
Selesai isolasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:
a) Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yang tidak dilakukan
pemeriksaan follow up RT-PCR dengan ditambah 10 hari isolasi mandiri
sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
b) Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang tidak
dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dihitung 10 hari sejak tanggal
onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan
gejalademam dan gangguan pernapasan.
c) Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang
mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif, dengan
ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam
dan gangguan pernapasan.
8.Kematian
Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans adalah kasus
konfirmasi/probable COVID-19 yang meninggal.
11
D. TRACING KONTAK ERAT
Satgas COVID-19 juga melakukan tracing apabila ada pasien di zona kuning
kemudian terdapat informasi baru berupa swab positif dari pasien tersebut, atau
apabila terdapat tenaga kesehatan yang terbukti RT-PCR COVID-19 (+), maka Koas
yang kontak dengan pasien maupun tenaga kesehatan tersebut WAJIB melaporkan diri
lalu dipantau. Dalam hal ini Satgas bertugas:
a. Menginformasikan adanya pasien maupun tenaga kesehatan positif berdasarkan
informasi dari Grup Satgas COVID-19 dengan KPS dan SPS.
b. Tim Satgas COVID-19 PPP 69-72 menghubungi dan mengonfirmasi ke chief
stase terkait untuk melaporkan nama-nama koas yang telah melakukan kontak
dengan pasien atau tenaga kesehatan tersebut beserta contact person (no.
handphone).
c. Tim Satgas Covid PPP 69-72 akan menghubungi koas tersebut melalui LINE
dengan format:
Yth Teman Sejawat X…. stase , Angkatan PPP68/69, izin bertanya untuk
pendataan kontak dengan pasien kasus suspek/probable/konfimasi.
b. Chief Stase melaporkan kepada Satgas COVID PPP 69-72 melalui link Google
Form, untuk selanjutnya dilaporkan ke KPS/ SPS melalui Grup WA. KPS/ SPS
berkonsultasi ke Tim COVID-19 FK Undip.
c. Hari Pertama ditetapkan sebagai suspek / probable / konfirmasi / kontak erat,
Koas wajib segera melaporkan kondisi kesehatannya dengan mengisi format
pertanyaan-pertanyaan yang akan dikirimkan melalui LINE oleh Satgas COVID
PPP 69-72 Seksi Surveillance.
d. Satgas COVID-19 menjadwalkan pengambilan swab bagi koas kasus suspek /
probable / konfirmasi / kontak erat dengan berkoordinasi dengan Tim COVID- 19
RSND dengan sepengetahuan KPS/ SPS
e. Bagi koas dengan hasil pemeriksaan swab PCR positif, koas wajib melakukan
karantina mandiri selama 10 hari di hitung setelah tanggal pemeriksaan swab dan
menunggu gejala hilang. Koas tidak perlu dilakukan pemeriksaan swab PCR
ulangan setelah 10 hari.
f. Selanjutnya, secara rutin Koas yang bersangkutan wajib melaporkan
perkembangan kondisi kesehatannya melalui LINE selama 1x dalam 1 hari
selama 14 hari (Kasus Suspek/Konfirmasi/Kontak Erat) setelah kontak dengan
pasien kasus suspek/probable/konfimasi kepada Satgas COVID PPP 69-72 Seksi
Surveillance sampai:
13
i. 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi (bagi koas
konfirmasi tanpa gejala)
ii. 10 hari sejak tanggal onset gejala ditambah 3 hari setelah tidak lagi
menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan (bagi koas
konfirmasi dengan gejala)
Format pelaporan sebagai berikut:
Nama :
Angkatan :
Tanggal :
Hari ke- :
Gejala ISPA :
Gejala lainnya :
Suhu :
Pemeriksaan lain :
Kronologis kontak :
Tanggal kontak :
Waktu kontak :
Durasi kontak :
Lokasi kontak :
Jarak (< atau >1 m) :
Riwayat kontak :
APD yang digunakan :
- Oleh koas
- Oleh Tenaga kesehatan / Pasien konfirmasi
Kegiatan yang dilakukan setelah kontak:
Jam :
Durasi :
Lokasi :
Orang-orang yang ditemui :
Kegiatan surveilans terhadap koas kasus suspek/probable/konfirmasi/kontak
erat dilakukan berkala untuk mengevaluasi gejala selama 14 hari. Satgas
14
memantau kondisi dari koas terkait melalui pelaporan dengan format chat di
atas, yang akan direkap dalam formulir 2 (lampiran 2). Pemantauan dilakukan
dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining gejala harian.
Kasus Probable
Koas Kontak Dilakukan swab PCR sesuai jadwal oleh
dengan pasien Mengkomunikasikan
dengan Satgas KPS/SPS
konfirmasi
COVID-19 Covid PPP68-69 via Pemantauan di FKRTL
LINE
Kasus Konfirmasi
Satgas menghubungi Dilakukan swab PCR sesuai jadwal oleh
koas terkait KPS/SPS
Lapor diri setiap hari selama 14 hari
Kontak erat
Chief stase menginfokan Dilakukan swab PCR sesuai jadwal oleh
dan mendapatkan kontak KPS/SPS
LINE koas yang Lapor diri setiap hari selama 14 hari
melakukan kontak erat
dengan pasien
15
Lampiran 1. Formulir 1 (Format rekap, diisi oleh Tim Surveilans)
16
Lampiran 2. Pendataan Kasus (Format rekap, diisi oleh Tim Surveilans) dan Advis
17
Kuning A (Kontak erat, tak bergejala)
- Isoman 10 hari atau sampai ada hasil swab negatif dengan tetap tak bergejala
- Bila akan melakukan swab mandiri, maka dilakukan paling cepat setelah H+5 dari
kejadian kontak erat
- Bila hasil swab positif--> ikuti alur Oranye
- Bila swab negatif dengan tetap tanpa gejala --> discarded (Biru)
Kuning B (Gejala ringan, belum ada hasil swab):
- Isolasi mandiri sambil menunggu hasil swab PCR/antigen
- Lapor gejala tiap hari ke Satgas
- Bila kemudian PCR/ swab antigen positif → lapor status kesehatan tiap hari dan lapor ke
D-DART untuk mendapat paket obat gejala ringan (selanjutnya warna berubah menjadi
Oranye)
- Bila PCR negatif → discarded → warna berubah menjadi Hijau
Biru (Bukan kontak erat, tak bergejala):
- Perketat protol kesehatan (6M)
- Tidak perlu lapor tiap hari, tidak isolasi mandiri
- Lapor Satgas bila mulai bergejala
Hijau (telah menyelesaikan isoman dengan baik):
- Lepas dari observasi
18
Lampiran 3. Panduan Isolasi Mandiri
Gejala Covid-19
Tanpa gejala : Frekuensi napas 12-20 kali / menit dan saturasi > 95%
Gejala Ringan :
▪ Sakit tenggorok
▪ Sakit Kepala
▪ Pilek
▪ Demam
▪ Batuk, umumnya kering ringan
▪ Fatigue/ malaise
▪ Anoreksia
▪ Kehilangan penciuman/ anosmia
▪ Kehilangan pengecapan / ageusia
▪ Mual, muntah, nyeri perut
▪ Diare
▪ Konjungtivitis
▪ Ruam kulit
19
▪ Pantau laju pernapasan
▪ Makan makanan bergizi
Kegiatan harian
▪ Buka jendela kamar → sinar matahari dan sirkulasi udara
▪ Berjemur matahari → 10-15 menit, jam 10.00-13.00
▪ Rutin cuci tangan → air mengalir dengan sabun atau hand sanitizer
▪ Olahraga → 3-5 kali seminggu
▪ Makanan bergizi → makan terpisah dengan orang lain
▪ Pisahkan cucian dengan orang lain
▪ Bersihkan kamar tiap hari → gunakan APD, minimal masker
▪ Cuci alat makan sendiri
▪ Tidur di kamar terpisah
Lama perawatan
▪ Tanpa gejala → 10 hari sejak terkonfirmasi positif
▪ Gejala ringan → 10 hari sejak simtomatik, minimal 3 hari bebas gejala
Waspada gejala pneumonia
Tanda klinis pneumonia adalah:
Demam, batuk, sesak, napas cepat ditambah satu dari
1. Frekuensi pernapasan >30x/menit
2. Distres pernapasan berat
3. SpO2 <93% pada udara ruangan
Proning
Proning dilakukan jika saat isolasi mandiri didapatkan saturasi oksigen <94%. Berikut adalah
langkah-langkah untuk melakukan proning.
20
Lampiran 4. Panduan Latihan Fisik Pasien COVID-19 selama Isolasi Mandiri
PRONE POSITION
21
Latihan Pernafasan
22
Latihan Fisik Dekondisi
Selama isolasi, tetap jaga kebugaran anda dengan tetap aktif dan hindari berdiam diri di atas tempat tidur.
Berikut latihan yang bisa dilakukan selama didalam ruangan :
SIT TO STAND
Lakukan duduk dan berdiri dengan menggunakan kursi
tanpa bantuan lengan anda. Lakukan 3x sehari, 3-5x
seminggu dan 5-10x repetisi setiap kali latihan
23
BAGIAN 3
24
Zone Kuning Zone Kuning dengan indikasi AGP/
Splash
dan Oranye
Stase: Psikiatri, IKM, Stase: Anestesi, Bedah, IKA, Interna,
Neurologi,
Obsgin, Gimul, THT-KL, Mata
Radiologi, IKFR, Kulit-
Kelamin,Forensik
Hand Handsanitizer
sanitizer Masker bedah
Masker Face shield
bedah Masker N95
Face Gaun (khusus Anestesi, Gigi-Mulut,
shield THT, Obsgin)
25
15. Koas tidak diperkenankan menetap di kamar koas (MARKO) untuk urusan
apapun. Setelah selesai kegiatan KKB-PS diharapkan langsung pulang ke rumah.
16. Melaksanakan Protokol Kesehatan “Pulang dari Bepergian” setiba di rumah/ kos
dengan disiplin
17. Tidak melakukan perjalanan keluar kota kecuali sangat penting sesuai dengan
ketentuan pemerintah setempat
B. Protokol Kesehatan Selama KKB-P di Luar Rumah Sakit/ Ruang PelayananPasien
1. Pembelajaran KKB-P di skill lab, baik dengan pasien simulasi maupun manekin,
maupun kegiatan lain di luar RS tetap dilaksanakan dengan memerhatikan
protokol kesehatan di lingkungan kerja dengan disiplin tinggi
2. Koas mengenakan pakaian putih hitam, dengan APD masker bedah dan face
shield.
3. Mematuhi protokol dan penggunaan APD standar di lingkungan kerja yaitu
a. Mencuci tangan dengan air mengalir atau hand rub sebelum masukruangan
b. Selalu menjaga prinsip physical distancing. Tidak berkerumun danmenjaga
jarak di lift dengan posisi saling membelakangi.
c. Bersihkan meja/area kerja dengan desinfektan.
d. Tidak berjabat tangan atau berpelukan
e. Melakukan cuci tangan setelah kontak dengan pasien simulasi ataumanikin
f. Melakukan cuci tangan setelah selesai kegiatan
g. Pelepasan APD (gaun/apron) harus dilepaskan sebelum meninggalkan ruang di
pelayanan pasien dimana gaun/apron itu digunakan
h. Apabila hendak ganti baju, APD harap dimasukkan dalam tas plastik/kedap air,
tidak boleh dibawa keluar/ditenteng dengan tangan saatberpindah area.
26
i. Pergantian baju di ruang J/D masuk melalui pintu masuk, tanpa menggunakan
APD dan cuci tangan, lalu ke luar melalui pintu keluar danmelakukan cuci tangan
C. Protokol Kesehatan Untuk “Pulang Dari Rumah Sakit”
1. Lepaskan sepatu di luar rumah (pastikan aman). Lepaskan masker bedah dan
segera buang
2. Buang barang-barang yang tidak terpakai (nota, kartu parkir, tas kresek, masker
bedah, dsb)
3. Lakukan disinfeksi benda-beda seperti kunci kendaraan, handphone, tas, face-
shield, kemudian lakukan cuci tangan/ hand rub
- Sediakan disinfektan dan / atau antiseptic di luar rumah
- Bila selama di rumah sakit HP dimasukkan ke dalam sarung plastic, maka
disinfeksi dilakukan pada sarung plastik tersebut, atau buang sarung plastik (bila
menggunakan sarung plastik sekali pakai)
4. Masuk ke rumah langsung ke kamar mandi. Jangan ke mana-mana dan jangan
menyentuh permukaan sebelum mandi. Bila kamar mandi masih terpakai
sebaiknya menunggu di luar rumah atau di dekat kamar mandi tanpa menyentuh
permukaan dalam rumah
5. Tanggalkan pakaian ke dalam keranjang pakaian kotor siap cuci bertutup. Mandi
dengan sabun. Lakukan keramas bila sebelumnya tidak mengenakan cap atau
jilbab
6. Siap berinteraksi dengan keluarga atau melakukan kegiatan lainnya di dalam
rumah
7. Tidak keluar rumah lagi kecuali untuk alasan yang sangat penting
27
3. Bila makan bersama dengan orang lain, tetap jaga jarak minimal 1.5 m, dan
hindari posisi saling berhadapan
4. Jangan berbicara selama makan
5. Setelah selesai makan, kenakan masker dengan cara yang benar (hanya
memegang tali masker)
6. Cuci tangan sebelum dan setelah memasang masker
F. Protokol Berkumpul
1. Tidak berkumpul > 5 orang dalam 1 ruangan
2. Bila memungkinkan, lakukan pertemuan di luar ruangan
3. Hindari berkumpul di ruang dengan ventilasi kurang baik
4. Tetap kenakan masker dan jaga jarak
5. Cuci tangan ketika keluar dari ruangan
G. Pelanggaran Protokol
1. Setiap Koas wajib menjaga keptuhan terhadap protokol kesehatan selama pandemi
2. Setiap Koas wajib menegur teman sejawat sendiri apabila terlihat melakukan
pelanggaran yang tidak sesuai dengan protocol. Pelanggaran yang dapat berpotensi
menyebabkan terjadinya penularan penyakit selama pandemi
28
dilaporkan kepada tim surveilans melalui tautan google form yang telah disediakan.
( https://bit.ly/FormHarianPPP6869 )
3. Setiap laporan yang masuk akan ditindaklanjuti berupa edukasi, pengawasan gejala,
dan upaya khusus lainnya yang disetujui oleh Kaprodi supaya pelanggaran tidak
terjadi lagi dan semua koas dapat terhindar seoptimal mungkin dari infeksi penyakit
di Rumah Sakit
H. Protokol Kesehatan 6M
1. Mengenakan masker
2. Menjaga jarak
3. Mencuci tangan
4. Menghindari kerumunan
5. Mengurangi mobilitas
6. Menghindari makan bersama orang lain
29
Lampiran 1. Ketentuan Zonasi Penggunaan APD di RSUP Dr. Kariadi*
*: SKB Direktur RSDK – Dekan FK Undip terkait stase Koas di masa Pandemi (SKno 159/UN7.5.4.2/hk.2020,
SK no HK 02.03/I.II/45
30
31
32
Lampiran 2. Ketentuan Zonasi Penggunaan APD di RS Nasional Diponegoro
10.
VK
33
Lampiran 3. Tata tertib Stase Coass di RSND selama masa pandemi Covid-19
1. Menggunakan seragam dan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai ketentuan.
2. Saat masuk melalui pintu RSND harus melalui pemeriksaan thermogun.
3. Mematuhi aturan social distancing (jarak 2 meter) dengan orang lain, tidak boleh
bergerombol di ruang tunggu, ruang jaga, ruang diskusi, dll.
4. Mematuhi aturan zonasi (terlampir)
5. Dalam satu ruangan periksa (rawat jalan, rawat inap, VK) pada satu waktu hanya
diperkenankan maksimal dua orang coass, untuk alur rotasi coass akan diatur
oleh Ketua KSM/DPJP pembimbing coass.
6. Pada saat melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun Tindakan terhadap
pasien harus memenuhi prinsip safety precaution dan PPI.
7. Mematuhi jadwal stase yang telah ditentukan oleh masing-masing bagian
dengan taat.
8. Setelah selesai jadwal stase di RSND langsung pulang ke rumah/kos masing-
masing dan mandi serta berganti pakaian.
9. Bagi coass yang merasakan gejala-gejala yang mengarah ke COVID-19,
mohonsegera menghubungi SATGAS COVID sesuai alur yang berlaku.
34
Lampiran 4. Cara Memakai APD
(Khusus
pemeriksaan
fisik infeksius)
35
Lampiran 5. Periksa kerapatan (Fit test) Masker N95
36
Lampiran 6. Cara Melepas APD
37
Lampiran 7. Cara Menyimpan Masker Bedah Secara Sementara
4. Tekuk kertas/penyimpan
masker ke samping
38
Lampiran 8 – Penyimpanan Masker N95/KN95
39
BAGIAN 4
AKADEMIK
1. BENTUK KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran selama stase KKB-P dilakukan secara Blended Learning yang terdiri
dari :
a. Kegiatan bersama pasien
b. Kegiatan di skill lab
c. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
2. PROTOKOL AKADEMIK
1. Setiap koas mencetak rekap capaian target pembelajaran dari e-logbook dan
menyerahkan kepada ketua regu, untuk diteruskan kepada Kordik Bagian melalui
Chief Stase. Rekap capaian pembelajaran ini setelah ditandatangani Kordik
kemudian dimintakan tanda tangan Dosen Wali saat melakukan Bimbingan
Akademik (Perwalian)
2. Koas selalu siap melaksanakan pembelajaran yang dilaksanakan dengan “Blended
Learning” yang berupa :
a. Aktivitas tatap muka dengan pasien di rumah sakit
b. Aktivitas di skill lab
c. Pembelajaran jarak jauh
3. Koas lebih proaktif dan berkoordinasi dengan teman-teman dalam stase yang
sama dalam mendapatkan kasus-kasus dan ketrampilan klinik level 3A, 3B, 4A
sebanyak mungkin karena terbatasnya waktu.
4. Semua Peraturan akademik lain sesuai Panduan Akademik dan Tata Tertib
Program Studi Pendidikan Profesi Dokter tetap berlaku selama masa pandemi
COVID ini
40
3. JADWAL AKADEMIK SEMENTARA PPP 69
• OSCE prekompre dan CBT
a. Tetap dilaksanakan karena merupakan evaluasi tahap akhir
b. Pelaksanaannya disesuaikan menurut sikon (Offline / Online)
c. Skenario 1 : di antara Kompre-KDK online – offline ( 27 Juli – 6 Agustus 2021, atau
16-27 Agustus)
d. Skenario 2 : setelah selesai Kompre-KDK (27 Sept – 8 Oktober)
• Kompre – KDK mulai 5 Juli 2021
e. Ada 1 minggu tenggang (28 Jun – 1 Juli) → untuk mengejar kekurangan/ tanggungan
f. Batas pendaftaran Kompre-KDK : 1 Juli 2021 jam 15.00
g. Dilaksanakan sebagai 25% (3 minggu) online +75% (9 minggu) offline atau 50%
(6 minggu) online + 50% (6 minggu) offline
h. Skenario 1 : Kompre selesai 9 Oktober 2021 (karena ada 2 minggu utk OSCE-CBT)
i. Skenario 2 : Kompre-KDK selesai 25 September 2021 → lanjut CBT dan OSCE
• Registrasi UKMPPD : 12-13 Oktober
41
5. EVALUASI STASE KKB – PJJ*
Berikut adalah hasil evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berupa penilaian kepuasan
dan masukan yang dikumpulkan berdasarkan survey google form yang sudah disebar ke
masing – masing regu Coass PPP 68-69.
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Materi
4
3,5 3,6
3,33 3,4
3,5 3,2 3,17 3,2
3,12 3,1
2,88 2,9
3 2,75 2,75
2,5
2,5 2,3
1,5
0,5
Keterampilan Klinis
42
Grafik Evaluasi Kepuasan Diskusi dengan Supervisor (Skala 0 – 5)
5 4,75
4,5 4,5 4,4
4,5 4,17 4,27
4 4 3,9 4
4 3,68 3,8
3,5 3,33
3,19 3,08
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Diskusi
43
No. Nama Stase Evaluasi dan
Masukan
1. Ilmu Secara keseluruhan PJJ sudah berjalan baik, webinar
Kesehatan sebaiknya diadakan rutin setiap minggu, lebih baik diberi
Anak evaluasi apakah keterampilan klinis sudah benar atau belum
dan video panduan
pemeriksaan fisik yang benar
2. Obstetri Secara keseluruhan PJJ sudah berjalan baik ditambah dengan
dan kasus dari laporan jaga dan evaluasi perminggu, namun ada
Ginekologi kesulitan dalam
menyesuaikan jadwal kuliah dan jadwal supervisor, dan akan
lebihbaik jika pengajaran dengan video asli agar bisa memberi
gambaran.
3. Ilmu Kulit Secara keseluruhan PJJ sudah berjalan cukup baik, namun
dan Kelamin sebagian besar pembelajaran diberikan dalam bentuk tugas
karena supervisor berhalangan.
4. Ilmu Secara keseluruhan PJJ sudah berjalan baik, namun terdapat
Kedokteran kendalapenyusunan jadwal yang kurang jelas dan tiba – tiba,
Forensik sehingga koas
kurang bisa mempersiapkan diri sebelum kuliah, akan lebih baik
jikalatihan kasus diperbanyak.
5 Radiologi Secara keseluruhan PJJ sudah berjalan baik, tentiran materi
dan keterampilan yang diberikan sudah jelas, pembagian
jadwal juga sudah jelas, akan lebih baik jika diskusi lebih
sering diadakan dan bahan materi bisa diunggah ke kulon
agar bisa dibaca sebelum
memulai kuliah.
6. Psikiatri Secara keseluruhan PJJ sudah berjalan cukup baik, namun
karena setiap koas memiliki supervisor dan residen
pembimbing yang berbeda mungkin terdapat perbedaan
materi yang diterima.
Mungkin lebih diperbaiki untuk silabus materi yang wajib
dibahas agar tidak terjadi kesenjangan materi.
7. THT-KL Secara keseluruhan PJJ sudah berjalan cukup baik, sangat
memanfaatkan teknologi, diskusi sangat berbobot, dan koas
banyak
diajarkan softskill selama stase ini.
8. Neurologi Secara keseluruhan PJJ sudah berjalan cukup baik, namun
masih kurang dalam ketrampilan karena belum ada praktek
pemeriksaan secara langsung, jadwal tatapmuka masih sedikit
sekali, hanya ada
jurnal reading dan 1 penugasan sehingga sangat dituntut
untuk belajar mandiri dan sedikit bingung untuk belajarnya
9. Interna Secara keseluruhan PJJ sudah berjalan cukup baik, namun
masih diperlukannya video panduan keterampilan yang baik
dan benar perlu mungkin dapat ditingkatkan untuk diskusi
kasus dan
pembelajarannya
44
10. IKM-KP Secara keseluruhan PJJ sudah berjalan cukup baik, namun
karena kami tidak turun ke lapangan sehingga kurang paham
mengenak kebenaran data dan bagaimana mengolah data
tersebut.
11. IKGM Secara keseluruhan PJJ berjalan cukup baik. Namun masih
banyak teori dan kurang pembahasan mengenai praktik.
Lebih baik apabila disertai video pemeriksaan fisik.
12. IKFR Secara keseluruhan pembelajaran cukup baik namun
pembelajaran kurang interaktif karena terlalu banyak
menggunakan WAG (chat),
lebih baik apabila menggunakan media seperti zoom.
13. Anestesi Secara keseluruhan baik, namun kurang praktik. Pada koass
yang mendapatkan PJJ anestesi pertama kali kurang
mendapatkan ilmu karena belum adanya persiapan stase PJJ
yang baik. Untuk praktik
sebaiknya lebih ditekankan secara teoritis, karena terlalu
banyak materi (apabila menggunakan media online).
14. Bedah Secara keseluruhan berjalan cukup baik. Meskipun tidak ada
praktik, namun adanya diskusi terus menerus bersama
supervisor ataupun ikut laporan jaga dapat menambah ilmu
cukup banyak. Beberapa koass pada stase awal PJJ juga
mengeluh kurang mendapatkan ilmu.
15. Mata Secara keseluruhan berjalan baik. Namun dari segi praktik
masih banyak yang tidak mendapatkan bayangan dari
pemeriksaan fisik dan penggunaan alat-alatnya karena S1
belum terlalu banyak diajarkan mengenai alat-alat oftalmologi.
Dari segi materi, masih kurang adanya pendekatan dari segi
pemeriksaan pasien.
45
SARAN DAN SOLUSI
a. Mengumpulkan materi dan tugas yang didapat selama koas (baik stase KKB - PS
maupun KKB – PJJ)
• Dikumpulkan melalui Google Drive
• Dibuat google drive / folder per stase
b. Membuat kelompok dan jadwal tambahan keterampilan klinik*
• Membuat kelompok belajar per stase bagi semua koas yang stase-nyamenjalani KKB-
PS
• Mencari jadwal, mentor, dan peralatan untuk latihan ketrampilan klinik
• Usul mentor : DPJP, Residen, kakak tingkat, atau teman sendiri
• Usul tempat dan peralatan : dari masing-masing KSM atau Skill Lab di FK Undip –
Tembalang
• Usul jadwal : Weekend
*Masih merupakan usulan rencana yang harus disusun kembali praktek pelaksanaannya
secara komprehensif dan menyesuaikan dengan jadwal akademik yang telah disusun Kaprodi
46
PENUTUP
Jenjang Pendidikan Profesi Dokter tidak hanya memberikan bekal keilmuan bagi para
koas, tetapi juga bekal kesiapan untuk terjun langsung berhadapan dengan pasien dalam
memberikan pelayanan yang terbaik. Oleh karena itu, pembelajaran tentu harus dilakukan
dengan optimal dengan memaksimalkan kesempatan untuk berhadapan langsung dengan
pasien sebagai sarana melatih keterampilan sebagai seorang dokter.
Pandemi COVID-19 yang angkanya di Indonesia meningkat dari waktu ke waktu,
memberikan tantangan tersendiri bagi para koas dalam belajar dan berlatih untuk menjadi
seorang dokter. Di satu sisi, koas harus aktif dalam mencari pengalaman klinik, sebelum
akhirnya dapat dikatakan pantas untuk menyandang gelar dokter, namun di sisi lain koas juga
dituntut harus dapat berpikir dan bertanggung jawab atas kepatuhan protokol kesehatan yang
harus dilakukan sebagai tenaga medis.
Buku pedoman ini disusun agar seluruh koas dapat memahami dan melakukan segala
protokol kesehatan yang diperlukan selama kepaniteraan klinik di rumah sakit dilaksanakan.
Pemahaman yang baik terhadap protokol kesehatan ini adalah langkah awal yang utama untuk
mencegah risiko penularan kepada diri sendiri, juga orang-orang di sekitar kita.
47
DAFTAR PUSTAKA
10. Wang TJ, Chau B, Lui M, Lam GT, Lin N, Humbert S. Physical Medicine and
Rehabilitation and Pulmonary Rehabilitation for COVID-19. Am J Phys Med Rehabil.
2020 Sep;99(9):769-774. doi: 10.1097/PHM.0000000000001505. PMID: 32541352;
PMCID: PMC7315835.
48