Anda di halaman 1dari 2

Contoh 17.

11 Perlakuan akuntansi untuk kontrak konstruksi yang mengalami


kerugian

PT Ambrawa membangun jembatan untuk pelanggannya. Di tahun kedua, estimasi


biaya penyelesaian kontrak adalah sebesar Rp 3.250.000.000 (revisi) dan biaya
yang terjadi tahun kedua adalah Rp 2.000.000.000. Nilai kontrak adalah Rp
5.500.000.000. Data tahun pertama adalah sebagai berikut :

Harga kontrak Rp 5.500.000.000


Beban periode berjalanRp 1.000.000.000
Estimasi biaya penyelesaian Rp 4.000.000.000
Persentase penyelesaian 25%
Pendapatan yang diakui Rp 1.375.000.000
Laba kotor tahun pertama Rp 375.000.000

Persentase penyelesaian tahun kedua adalah 57,14% (2.000.000.000 +


1.000.000.000 / Rp 5.250.000.000.. Pendapatan yang dapat diakui sampai tahun
kedua adalah 57,14% dari Rp 5.500.000.000 atau sebesar Rp 3.142.587.000.
Pendapatan diakui pada tahun kedua adalah sebesar Rp 1.767.587.000 (diperoleh
dari Rp 3. 142.587.000 dikurangi pendapatan yang sudah diakui tahun pertama Rp
1.375.000.000. Dengan demikian, pada tahun kedua PT Ambrawa mengalami rugi
besar :

Pendapatan Kontrak Rp 1.767.587.000


Beban Kontrak Rp 2.000.000.000
Rugi Rp 232.413.000

Ayat jurnal yang dibuat ketika mengakui pendapatan dan beban kontrak adalah
sebagai berikut :

Beban Kontrak Rp. 2.000.000.000


Pendapatan Kontrak Rp. 1.767.587.000
Pekerjaan dalam proses (Rugi) Rp. 232.413.000

PT Ambarbawa akan melaporkan rugi sebesar Rp 232.413.000 pada periode


berjalan (tahun kedua). Total nilai kontrak masih memberikan laba sebesar Rp
250.000.000 (Rp 5.500.000.000) harga kontrak dikurangi estimasi biaya terakhir
total sebesar Rp 5.250.000.000).
Contoh 2 http://admisibisnis.blogspot.com/2012/08/pengakuan-pendapatan-dalam-
metode.html

Anda mungkin juga menyukai