https://www.kemkes.go.id/
Saran pengutipan:
Didukung Oleh:
United Nations Development Programme (UNDP) dan
Pemerintah Jepang.
Mitra Kerja:
United States Agency for International Development
(USAID).
DAFTAR ISI
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital 02
Kesehatan 2024
Daftar Isi 04
Daftar Gambar 06
Daftar Singkatan dan Akronim 08
Kata Pengantar 10
Ringkasan Eksekutif 12
BAB I 14
Situasi dan Tantangan Kesehatan
1.1. Tantangan 14
1.2. Permasalahan Pelayanan Kesehatan 16
1.2.1. Layanan Primer dan Sekunder 16
1.2.2. Layanan Farmalkes 18
1.2.3. Layanan Ketahanan Kesehatan 19
1.2.4. Layanan Sumber Daya Manusia Kesehatan 21
1.2.5. Layanan Pembiayaan Kesehatan 22
1.2.6. Layanan Manajemen Internal 23
1.2.7. Layanan Bioteknologi 24
BAB II 26
Transformasi Teknologi Kesehatan
Kesimpulan 74
Daftar Pustaka 76
DAFTAR GAMBAR
P
andemi COVID-19 yang dihadapi oleh
Indonesia menyuguhkan berbagai
tantangan mulai dari akses layanan
kesehatan yang masih belum merata
hingga rasio fasilitas Kesehatan serta tena-
ga kesehatan yang tidak sebanding den-
gan jumlah penduduk Indonesia. Salah
satu solusi untuk menghadapi tantangan
tersebut dengan memanfaatkan teknologi
informasi digital saat melakukan strategi
pengujian, penelusuran, dan pengobatan
penanganan pandemi COVID-19.
S
alah satu permasalahan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
kesehatan di Indonesia Indonesia (Permenkes RI) No. 21
saat ini adalah data Tahun 2020 yang telah mensyaratkan
kesehatan yang adanya upaya perubahan tata kelola
terfragmentasi karena banyaknya pembangunan kesehatan yang
aplikasi dan keterbatasan meliputi integrasi sistem informasi,
regulasi dalam standardisasi dan penelitian, dan pengembangan
pertukaran data. Berdasarkan hasil kesehatan. Transformasi digital
pemetaan saat ini, terdapat lebih kesehatan Indonesia ditargetkan
dari 400 aplikasi kesehatan yang mampu menghasilkan sumber daya
dikembangkan oleh pemerintah manusia (SDM) yang berkapasitas
pusat dan daerah. Kondisi ini dalam menganalisa data kesehatan.
menjadikan kebijakan kesehatan Hal tersebut bertujuan untuk
belum sepenuhnya berlandaskan menyusun kebijakan berbasis data di
pada data yang menyeluruh serta setiap instansi kesehatan.
pelayanan kesehatan yang kurang
efisien. Berkenaan dengan hal di atas,
Kemenkes RI merumuskan Cetak Biru
Pandemi COVID-19 dan Strategi Transformasi Digital Kesehatan
perkembangan teknologi 2024 yang berlandaskan semangat
mendorong Kemenkes RI mewujudkan Indonesia Sehat secara
untuk segera melakukan kolaboratif bersama seluruh ekosistem
transformasi digital kesehatan pelaku industri kesehatan dalam suatu
sebagai lompatan menuju Platform Indonesia Health Services
sektor kesehatan Indonesia yang (IHS). Platform IHS merupakan sebuah
semakin maju dan berkeadilan. platform ekosistem digital kesehatan
Kemenkes RI memiliki visi yang menyediakan konektivitas
untuk melakukan digitalisasi data, analisis, dan layanan untuk
di sektor kesehatan sejak awal mendukung dan mengintegrasikan
kehidupan di dalam kandungan berbagai aplikasi kesehatan di
hingga pelayanan kesehatan Indonesia. Platform IHS dibangun
terpadu bagi pasien lansia. Visi berdasarkan enam prinsip utama.
tersebut tertuang di dalam
BAB I
Situasi dan Tantangan
Kesehatan Digital Indonesia
1.1. Tantangan
P
erkembangan era digital aplikasi spesifik, baik yang dibuat oleh
menjadikan integrasi data yang pihak ketiga maupun yang dibuat
rutin dan berkualitas menjadi oleh institusi kesehatannya itu sendiri.
suatu komponen penting dalam Masalah digitalisasi kesehatan yang
mewujudkan transformasi digital. lainnya terjadi ketika ditemukannya
Presiden Joko Widodo menyampaikan banyak data kesehatan yang masih
bahwa data yang terintegrasi serta terdokumentasi secara manual. Data
sistem pelayanan kesehatan yang lebih kesehatan di beberapa daerah masih
sederhana merupakan salah satu aspek terdokumentasi menggunakan kertas
yang harus terus ditingkatkan untuk dan tidak terintegrasi secara digital.
mencapai Indonesia Sehat.
Tantangan utama dalam mem-
Proses integrasi data pelayanan bangun data kesehatan nasional ada-
kesehatan yang lebih sederhana, lah lebih dari 80% fasilitas pelayanan
nyatanya memiliki banyak tantangan. kesehatan di Indonesia saat ini belum
Banyaknya aplikasi kesehatan yang tersentuh teknologi digital, data yang
terbangun oleh pemerintah pusat, terfragmentasi dan tersebar pada
daerah, maupun pihak swasta menjadi ratusan aplikasi sektor kesehatan
tantangan dalam menuju integrasi yang bervariasi, serta keterbatasan
sistem data kesehatan. Aplikasi yang regulasi dalam hal standardisasi dan
seharusnya memudahkan dan dapat pertukaran data.
meningkatkan pelayanan kesehatan
justru menimbulkan masalah baru, Jutaan data dan ratusan aplikasi
seperti tersebarnya data di berbagai Data kesehatan Indonesia kini masih
aplikasi yang ada dan memiliki standar tersebar dan terdapat banyak sistem
yang berbeda-beda sehingga tidak yang bervariasi. Provider layanan kese-
mudah diintegrasikan dan kurang hatan mendapatkan informasi parsial.
bisa dimanfaatkan. Berdasarkan Banyak yang belum terpetakan dari
hasil pemetaan saat ini terdapat data yang ada. Dibutuhkan platform
lebih dari 400 aplikasi kesehatan data terintegrasi untuk bisa men-
dibangun atau dikembangkan oleh dukung internal Fasyankes dalam me-
pemerintah pusat dan daerah. Jumlah maksimalkan pelayanan rumah sakit,
tersebut dapat bertambah banyak terutama untuk memprediksi penyakit
jika ditambahkan dengan aplikasi- pasien.
Situasi dan Tantangan Kesehatan Digital Indonesia
Data terfragmentasi
1.2. Permasalahan
Data kesehatan Indonesia kini masih
tersebar dan terdapat banyak sistem
Pelayanan Kesehatan
yang bervariasi. Provider layanan 1.2.1. Layanan Primer dan Sekunder
kesehatan mendapatkan informasi Layanan primer terdiri dari puskesmas,
parsial. Banyak yang belum terpetakan klinik, dan dokter umum, serta
dari data yang ada. Platform data layanan sekunder terdiri dari seluruh
terintegrasi sangat dibutuhkan untuk rumah sakit baik rumah sakit umum
dapat mendukung internal Fasyankes maupun rumah sakit khusus. Layanan
dalam memaksimalkan pelayanan primer dan sekunder berperan
rumah sakit, terutama untuk sebagai ujung tombak pelayanan
memprediksi penyakit pasien. kesehatan yang melayani sekitar
272 juta orang di seluruh Indonesia.
Pemanfaatan teknologi informasi di
Keterbatasan regulasi
bidang kesehatan sudah digunakan
Sektor kesehatan Indonesia cukup luas, dari perencanaan
mengalami keterbatasan untuk kesehatan hingga menyediakan data
proteksi data, standardisasi data, serta kesehatan yang beragam baik pada
hak dan privasi pasien. Kemampuan tingkat individu maupun masyarakat
interoperabilitas diperlukan untuk (Peraturan Menteri Kesehatan
dapat mengintegrasi semua sistem Republik Indonesia No 21 Tahun
informasi dan aplikasi ke dalam 2020 tentang Rencana Strategis
database terpusat. Hal tersebut Kementerian Kesehatan Tahun 2020-
bertujuan untuk memudahkan 2024). Namun, dengan beragamnya
pengguna, baik dari pasien maupun fungsi dari aplikasi yang sudah ada,
provider layanan. terjadi fragmentasi sistem informasi
kesehatan dan data yang ada tidak
Tantangan dalam layanan kesehatan dapat saling dipertukarkan.
menjadikan kebijakan kesehatan
belum sepenuhnya berlandaskan pada Dalam melaksanakan pelayanan
data yang menyeluruh, serta pelayanan kesehatan, World Health Organization
kesehatan belum terselenggara (WHO) menyatakan pentingnya
secara efisien. Oleh karena itu, perlu mengutamakan prinsip continuum
dipahami lebih lanjut permasalahan- of care dalam pelayanan kesehatan
permasalahan dalam ruang lingkup dimana Fasyankes melakukan
kesehatan yang ditinjau berdasarkan pengamatan kesehatan pasien
pengelompokan layanan: primer secara berkesinambungan (De Graft-
dan sekunder, farmalkes, ketahanan Johnson et al., 2006). Pengamatan
kesehatan, sumber daya manusia pasien secara berkesinambungan dan
kesehatan, pembiayaan kesehatan, komprehensif dapat membantu para
manajemen internal, dan bioteknologi. tenaga kesehatan dalam mengevaluasi
tata laksana kesehatan yang telah
diberikan. Hasil evaluasi tata laksana
yang baik dapat memudahkan
komunikasi antar Fasyankes untuk
pada tingginya opportunity cost dari Instruksi Presiden no. 4 Tahun 2019
stock out, serta adanya peredaran tentang Peningkatan Kemampuan
obat dan vaksin ilegal yang Dalam Mencegah, Mendeteksi, dan
membahayakan masyarakat. Merespons Wabah Penyakit, Pandemi
4. Proses perizinan dan monitoring Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi,
kepatuhan yang berulang dimana dan Kimia. Kementerian Kesehatan
mengharuskan pelaku industri mendapatkan instruksi untuk
farmasi dan alat kesehatan (Instruksi Presiden Republik Indonesia
melakukan proses registrasi dan No. 4 Tahun 2019):
pelaporan kepada berbagai pihak
yang berbeda dengan substansi 1. Meningkatkan kemampuan
laporan yang sama. dalam mencegah, mendeteksi,
dan merespons wabah penyakit,
1.2.3. Layanan Ketahanan Kesehatan pandemi global, dan kedaruratan
Belajar dari pengalaman penanganan nuklir, biologi, dan kimia;
pandemi Covid-19, penanganan 2. Meningkatkan koordinasi teknis
pandemi yang masih sporadis dengan pelaksanaan International Health
pendekatan pembuatan kebijakan Regulations (IHR) 2005 dengan
yang masih tradisional mengekspos pendekatan multisektor;
sistem ketahanan kesehatan Indonesia 3. Meningkatkan kapasitas
yang sangat rentan, dalam kondisi surveilans kesehatan yang
darurat kualitas mitigasi sangat mampu mengidentifikasi kejadian
tergantung pada efektivitas alokasi yang berpotensi menyebabkan
sumber daya pada sektor kritikal kedaruratan kesehatan masyarakat,
dan respon yang terkoordinasi termasuk situasi di pintu
pada lintas sektor dengan waktu keluar masuk negara, resistensi
sesingkat mungkin (Sasongkojati, antimikroba, dan keamanan pangan;
2020). Ketahanan kesehatan berperan
4. Meningkatkan cakupan dan kualitas
sangat penting bagi suatu negara.
pelaksanaan imunisasi;
Ketahanan kesehatan masyarakat
global atau global public health 5. Meningkatkan pencegahan
security didefinisikan sebagai kegiatan dan pengendalian zoonosis dan
yang diperlukan, baik praktis maupun resistensi antimikroba;
reaktif, untuk meminimalkan bahaya 6. Meningkatkan kapasitas dan
dan dampak peristiwa kesehatan memperkuat jejaring laboratorium
masyarakat yang membahayakan yang mendukung identifikasi
kesehatan masyarakat lintas wilayah permasalahan kesehatan
geografis dan batas internasional masyarakat.
(World Health Organization, 2021).
Membangun sistem ketahanan
Ketahanan kesehatan adalah
kesehatan yang responsif dan
tanggung jawab bersama antara
efektif membutuhkan pengambilan
pemerintah negara maupun daerah
keputusan berdasarkan data yang
serta publik dan mitra swasta, lembaga
robust dan real time. Sesuai dengan
swadaya masyarakat, akademisi,
Politeknik Kesehatan, Balai Besar yang dimaksud disini adalah data pre-
Pelatihan Kesehatan, Rumah Sakit klinik, klinik, genomic, dan cmc. Data
Nasional, dan Pusat Lab. Instansi lain genomic sendiri meliputi genomic
yang pertanggungjawabannya tidak tanaman, hewan, mikroorganisme,
langsung kepada Menteri Kesehatan dan manusia. Data-data ini masih
seperti Dinas Kesehatan Provinsi belum dapat dikumpulkan sehingga
dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ proses penanggulangan mitigasi
Kota yang bertanggungjawab secara perkembangan penyakit, mutasi, serta
berurutan kepada Pemerintah Provinsi perkembangan riset di dunia medis
dan Pemerintah Pusat, juga dapat tidak dapat melakukan lompatan
menggunakan sistem manajemen signifikan. Masing-masing sektor
internal kantor karena dibuat secara masih berjalan pada lajur masing-
modular. masing dengan belum adanya pusat
data yang dapat menjadi backbone
dalam melakukan inovasi berbasis
Adapun beberapa tujuan
bioteknologi.
dalam pengembangan sistem
manajemen internal ini yaitu, untuk
mengintegrasikan semua aplikasi Kapasitas surveilans genomic
yang ada menjadi satu kesatuan Indonesia untuk mendeteksi varian
sehingga dapat digunakan secara baru SARS-CoV-2 dinilai masih sangat
efisien dan efektif, selain itu juga kurang. Berdasarkan jumlah total
untuk memudahkan pengisian genom yang didaftarkan ke bank data
data sehingga tidak ada data yang GISAID, Indonesia hanya menempati
redundan. Data input personal dapat peringkat ke-7 dari 10 negara di Asia
dilakukan penginputan data profil satu Tenggara. Angka ini menunjukkan
kali dan data yang bersifat spesifik, bahwa kondisi performansi dari
unik, dan tentatif akan dilakukan pada Biobank di Indonesia masih sangat
setiap keperluan. rendah. Surveilans genomic ini
membutuhkan waktu lama, hanya
Dengan 19 modul utama yang bisa dilakukan di laboratorium spesifik
dimiliki oleh manajemen internal di dan biayanya juga mahal. Kondisi ini
Kementerian Kesehatan , sistem ini berpengaruh signifikan
akan mempermudah lima proses terhadap ketahanan kesehatan di
bisnis utama, yaitu operasional Indonesia.
internal, lelang, perencanaan dan
anggaran, implementasi, serta Perkembangan bioteknologi di
monitoring dan evaluasi. Indonesia telah berjalan sejak lama,
namun cenderung lambat karena
1.2.7. Layanan Bioteknologi beberapa faktor. Faktor pertama
adalah minimnya dana penelitian
Data kesehatan di Indonesia masih
di bidang bioteknologi. Penelitian
belum dapat dilakukan utilisasi
bioteknologi diperlukan untuk
dengan maksimal karena data masih
meningkatkan kuantitas dan kualitas
terpencar, kuantitas dan kualitas
produk serta pengetahuan tentang
rendah, serta adanya ego sektoral. Data
P
eraturan Menteri Kesehatan Bagian kedua adalah Integrasi
Republik Indonesia No 21 Tahun dan Pengembangan Aplikasi
2020 tentang Rencana Strategis Pelayanan Kesehatan. Kegiatan ini
Kementerian Kesehatan Tahun 2020- memiliki 3 program kegiatan, yakni
2024 telah mensyaratkan adanya upaya Mengembangkan Aplikasi Kesehatan
perubahan tata kelola pembangunan yang Terintegrasi, Peningkatan Sumber
kesehatan yang meliputi integrasi Daya Manusia (SDM) Kesehatan
sistem informasi, penelitian, dan dengan kemampuan informatika
pengembangan kesehatan. Proses kesehatan, dan Mendirikan Helpdesk
digitalisasi kesehatan di tingkat terpusat di Kemenkes. Keluaran ini
nasional hingga daerah tentu adalah efisiensi pelayanan kesehatan
tidaklah mudah dan memerlukan di Fasyankes di setiap lini (FKTP dan
perencanaan. Oleh karena itu, proses FKRTL).
digitalisasi kesehatan baik di tingkat
nasional hingga daerah perlu dimulai
Bagian ketiga adalah Pengembangan
direncanakan dengan seksama. Hal
Ekosistem Teknologi Kesehatan.
tersebut dirancang dalam peta jalan
Pada kegiatan ini, Kemenkes
transformasi teknologi kesehatan.
memiliki 3 program utama, yakni
Perluasan Teknologi Telemedicine,
Kegiatan Prioritas Transformasi Pengembangan Ekosistem Produk
Teknologi Kesehatan akan dibagi Inovasi Teknologi Kesehatan dan
menjadi 3 bagian kegiatan utama Integrasi Riset Bioteknologi Kesehatan.
seperti terlihat dalam (Gambar 3). Keluarannya adalah menciptakan
kolaborasi dan ekosistem inovasi
Bagian pertama Transformasi digital kesehatan antara pemerintah,
Teknologi Kesehatan adalah Integrasi universitas, industri, dan masyarakat
dan Pengembangan Data Kesehatan. umum.
Hal ini dibagi menjadi Integrasi Sistem
Data Kesehatan dan Pembangunan
Sistem Analisis Big Data Kesehatan.
Kegiatan ini memiliki luaran utama
yaitu meningkatkan mutu kebijakan
kesehatan berbasis data yang akurat,
mutakhir, dan lengkap.
Kegiatan Prioritas
Transformsi Teknologi Kesehatan
dukungan aplikasi yang efisien dan Era disrupsi digital di bidang kese-
terintegrasi. hatan tidak dapat dilakukan secepat
Pengintegrasian aplikasi kesehatan di bidang lain seperti e-commerce
akan berfokus pada integrasi dan dan perbankan, namun bertahap dan
digitalisasi layanan tanggap darurat terukur sektor kesehatan Indonesia
kesehatan, pelayanan primer, dapat mengadopsi teknologi keseha-
pelayanan farmakes, pelayanan tan dengan pesat. Salah satu teknologi
kesehatan rujukan, pembiayaan yang diadopsi dengan cepat adalah
kesehatan, manajemen SDM teknologi telemedicine yang banyak
kesehatan, vaksinasi covid-19, dikembangkan oleh inovator swas-
manajemen internal Kemenkes, dan ta dalam bentuk perusahaan start-
infrastruktur Kemenkes. Layanan up digital. Adanya pandemi Covid-19
yang sangat bervariasi tersebut membuat penggunaan telemedicine
membutuhkan suatu platform yang bertambah luas. Penggunaan tele-
mencakup kesembilan layanan medicine ini berkaitan dengan target
kesehatan. pemerintah dalam mencapai Univer-
sal Health Coverage (UHC) minimal
95% dari jumlah penduduk atau secara
2.4. Penguatan Ekosistem nasional sebanyak 257,5 juta jiwa pada
Teknologi Kesehatan tahun 2020. Teknologi telemedicine ini
juga dapat menjadi solusi keterbatasan
Dari tahun ke tahun, jumlah para infrastruktur dan sumber daya manu-
pengembang teknologi digital bidang sia kesehatan yang menjadi penyebab
Kesehatan ini semakin meningkat. terbatasannya akses pelayanan keseha-
Sebagian besar pengembang ini telah tan bagi masyarakat.
bekerja sama dengan pemerintah yang
tercatat secara resmi di Kementerian
Komunikasi dan Informatika sebagai Pengembangan Ekosistem Produk
Penyelenggara Sistem dan Transak- Inovasi Teknologi Kesehatan
si Elektronik. Namun sampai saat ini, Implementasi Regulatory Sandbox
belum ada satupun para pengem- dan inkubasi pengembangan inovasi
bang teknologi digital bidang Kese- Teknologi Kesehatan 4.0 merupakan
hatan, memperoleh naungan di Ke- tanggung jawab pemerintah untuk
menterian Kesehatan. Sejauh ini, para mengidentifikasi peluang atau pen-
pengembang hanya mendapatkan ingkatan regulasi baru karena publik
naungan melalui Perjanjian Kerjasa- dapat didorong untuk berpartisipasi
ma. Oleh karena itu, diperlukan sebuah dan ikut menciptakan atau bahkan
pendekatan baru dalam menyusun mendukung setiap inovasi tersebut.
regulasi yang mampu mengejar ce- Regulatory Sandbox menjadi penting
patnya agilitas teknologi digital bidang karena dapat mengakomodir beberapa
Kesehatan. fungsi, diantaranya: (1) menguji sebuah
peraturan berdasarkan kondisi riil yang
terjadi dengan lebih cepat dan tepat,
(2) menjembatani kebutuhan antara
Perluasan Teknologi Telemedicine pengembang industri kesehatan digital
dengan regulator kesehatan, (3) mem- yang terdiri dari Tim Operasional,
berikan jaminan kepada investor yang Tim Teknologi, Tim Pengembangan
ingin berinvestasi pada perusahaan Produk, dan Tim Pengelolaan Data.
rintisan yang berkaitan dengan bidang Kemudian terdapat juga delapan
kesehatan. Sub-Kelompok Kerja (Tribe) yaitu;
Tribe Layanan Primer, Tribe Layanan
Sekunder, Tribe Ketahanan Farmalkes,
Integrasi Riset Bioteknologi Keseha-
Tribe Ketahanan Kesehatan, Tribe
tan
Pembiayaan Kesehatan, Tribe SDM
Dalam Implementasi integrasi riset Kesehatan, Tribe Manajemen Internal,
bioteknologi, ekosistem regulasi yang dan Tribe Bioteknologi.
ada perlu menyoroti dilema dalam
mengelola inovasi tanpa menghen-
tikannya karena terlalu banyak keka- Peranan Digital Transformation Office
kuan dan kompleksitas. Pentingnya dalam Mewujudkan Transformasi
ruang diskusi antara Kementerian Digital
Kesehatan dan startup (Collaborative Tim Khusus Transformasi Digital
Sandbox) untuk memberikan inovasi Kesehatan (DTO) Kemenkes RI
dalam menyelesaikan permasalahan memiliki beberapa tanggung jawab
kesehatan dengan produk/jasa berba- besar dalam mewujudkan transformasi
sis bioteknologi. Adapun kebutuhan digital kesehatan, antara lain membuat
utama adalah perlunya kepastian hu- perencanaan dan pengelolaan proses
kum yang mengatur pengembangan pengembangan visi, mengumpulkan
riset terkait bioteknologi di Indonesia. berbagai informasi, menganalisis
dan menyusun visi Kesehatan Digital
Gambar 5. Alur Peta Lintas Fungsi dan Pengembangan Integrasi Data Kesehatan
P
endekatan in-house Kementerian Kesehatan harus memiliki
development, dimana Kemenkes sebuah terobosan dalam menciptakan
sepenuhnya mengambil transformasi teknologi dan digitalisasi
peran sebagai pengembang serta kesehatan guna mengatasi digital
memberikan dukungan implementasi gap fasilitas kesehatan yang belum
secara nasional, tidak merupakan terotomasi, sekaligus dilaksanakan
pilihan yang feasible karena secara berkolaborasi bersama seluruh
dibutuhkan sumber daya manusia pelaku industri kesehatan, yaitu
yang sangat besar. Sementara, saat mengadopsi pendekatan berbasis
ini pelaku industri kesehatan (startup platform (juga disebut sebagai PaaS,
teknologi kesehatan, penyelenggara “Platform-as-a-service”). Kemenkes
rumah sakit, klinik, apotek, dan RI harus mengembangkan sebuah
sebagainya) telah memiliki aplikasinya platform yang menghubungkan
masing-masing dengan platform yang seluruh ekosistem pelaku industri
beragam, dan struktur data yang juga kesehatan untuk menciptakan satu
bervariasi. Kondisi ini menjadikan data data kesehatan nasional yang dapat
kesehatan nasional tersebar pada diandalkan. Pendekatan platform akan
masing-masing penyedia layanan. menjadi penghubung antar platform
aplikasi yang beragam pada berbagai
pelaku industri kesehatan, tidak untuk
Transformasi Teknologi Kesehatan
dalam hal faster time to market dan 3.2.6. Prinsip 6: Manfaat Imbal Balik
memberikan pelayanan yang lebih melalui Kemudahan Layanan dan
baik untuk para pelaku industri. Informasi Terintegrasi
Seluruh pelaku industri kesehatan
3.2.5. Prinsip 5: Kepatuhan melalui diwajibkan untuk bergabung dalam
Keterpaduan platform, namun bersifat memberikan
imbal hasil manfaat bagi kedua
Pendekatan berbasis platform belah pihak. Platform tidak hanya
menjadi sarana bagi Kemenkes mewajibkan adanya integrasi proses
untuk melakukan pengendalian, bisnis, namun turut memberikan
pemantauan dan evaluasi terhadap manfaat baik berupa data yang
kinerja pelaku industri kesehatan. terintegrasi maupun sudah berupa
Dengan bergabungnya para pelaku data olahan yang sifatnya analytics,
industri kesehatan dalam platform, forecasting, dan sebagainya.
Kemenkes dapat memantau
kepatuhan atas persyaratan data
maupun pemenuhan standar
pelayanan melalui aktivitas transaksi
yang mengalir di dalam platform.
para ahli dari masing-masing layanan yang berlaku. Salah satu contoh
Kemenkes. Fungsi metode ini untuk yakni, Peraturan Menteri Kesehatan
membuat sebuah rumusan baru Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
mengenai masalah-masalah yang Teknis Pemenuhan Kebutuhan
terjadi di setiap layanan Kemenkes. Mutu Pelayanan Dasar pada Standar
Berdasarkan masalah tersebut, akan Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
dirumuskan potensi-potensi yang Peraturan tersebut tentang proses
dapat dilakukan untuk efisiensi, salah layanan primer dapat berfungsi
satunya mengenai simplifikasi atas untuk memberikan pelayanan ibu
pelayanan basis. Selain itu, metode ini hamil, lansia, dan juga pelayanan
juga menghasilkan harapan-harapan balita. Hal tersebut menjadi dasar
dari para ahli terhadap pelayanan untuk merumuskan proses bisnis
yang tersedia agar menjadi sebuah dari pelayanan ibu hamil dari datang
terobosan atau sebuah inovasi baru. sampai selesai. Oleh karena itu,
landasan-landasan dari pendekatan
legal inilah yang menjadi acuan untuk
Pendekatan metode yang terakhir
membuat proses bisnis setiap layanan.
adalah pendekatan secara legal.
Arsitektur bisnis dibuat dengan
melihat peraturan undang-undang
maupun Peraturan Menteri Kesehatan
pasien dan masuk kedalam platform memerlukan biaya & usaha adaptasi
Indonesia Health Services (IHS). yang besar. Guna menstimulasi
adopsi open API, diperlukan insentif
3.5.2. Layanan Farmalkes bagi third party berupa open access
Guna mewujudkan ketahanan layanan data.
farmasi & alat kesehatan di Indonesia,
diperlukan sistem integrated end- 3. Transformasi sistem pencatatan
to-end supply chain management. manual menjadi secara digital
Berikut solusi yang harus menjadi dengan sistem yang telah
prioritas: terkoneksi sehingga lebih akurat
dalam memonitor peredaran
1. Standardisasi kode obat dengan obat dan menurunkan risiko
standar BPOM, kode alat kesehatan peredaran obat ilegal di masyarakat.
& PKRT dengan standar dari Membangun ekosistem yang
Kemenkes, dan kode perusahaan memungkinkan third party
dengan standar NIB dari OSS developer penyedia sistem
(Online Single Submission). logistik bagi industri farmasi & alat
2. Integrasi data yang tersedia melalui kesehatan untuk menyediakan
Open API dengan standard FHIR data-data yang dibutuhkan dengan
yang terkoneksi dengan ERP mematuhi standar data yang telah
(Enterprise Resource Planning) & diatur.
inventory management system
yang dimiliki oleh produsen, 4. Konektivitas data dari berbagai
distributor, dan Fasyankes. Open sumber ke dalam satu database
API akan mereduksi resistensi industri farmasi & alat kesehatan
dari instansi lain karena tidak
Gambar 23. Alur Layanan dan Data Suplai Obat dari Produsen ke Fasyankes Primer
Gambar 26. Ilustrasi Alur Layanan dan Data Pengecekan Hasil Sertifikat Vaksin dan Hasil Tes Swab PCR Cov-19
bisa dipakai oleh seluruh pegawai database yang harmoni dan selaras ke
Kemenkes, Poltekkes, Balai Besar instansi kesehatan terkait pada tingkat
Pelatihan Kesehatan (BBPK), Rumah pemerintah provinsi (pemprov) dan
Sakit Nasional dan Pusat Laboratorium. pemerintah daerah (pemda).
Nantinya sistem yang bersifat modular
ini bisa digunakan untuk menyatukan
3.5.7. Layanan Bioteknologi
I
ntegrasi delapan layanan kesehatan melahirkan tantangan besar
dalam upaya melakukan strategi transformasi digital kesehatan
yang direncanakan untuk tahun 2024. Salah satu tantangan
terbesar yang muncul adalah hadirnya banyak aplikasi layanan
kesehatan yang menyebabkan data kesehatan tersebar dan
tidak memiliki format yang terstandar. Situasi ini menyebabkan
terancamnya ketahanan kesehatan nasional akibat minimnya
kesiapan informasi dan aktualisasi tindak lanjut. Sebagai contoh,
informasi kesiapan tempat tidur rumah sakit, obat-obatan dan
alat kesehatan, serta tenaga kesehatan seluruh Indonesia tidak
berdasarkan data real time dan tidak terjamin kebenarannya sehingga
membuat keputusan dan kebijakan yang tidak tepat sasaran.
AIPHSS. (2016). Pengayaan Model Sistem Informasi SDM Kesehatan. Tersedia pada:
http://aiphss.org/id/id-pengayaan-model-sistem-informasisdm-kesehatan/
Australian Digital Health Agency. (2017). Australia's National Digital Health Strategy
Asian Development Bank. (2021). Digital Health Implementation Guide For The Pacific.
Beswick S & Hill PD AM. (2010). Comparison of Nurse Workload Approaches. J Ners
Manag 2010 Jul;18(5)592-8. https://doi.org/10.1111/j.1365-2834.2010.01124.x
De Graft-Johnson, J., Kerber, K., Tinker, A., Otchere, S., Narayanan, I., & Shoo, R. (2006).
The continuum of care – reaching mothers and babies at the crucial time and place.
Opportunities for Africa’s Newborns, 23–36.
Faridah, L., Rinawan, F. R., Fauziah, N., Mayasari, W., Dwiartama, A., & Watanabe, K.
(2020). Evaluation of Health Information System (HIS) in The Surveillance of Dengue
in Indonesia: Lessons from Case in Bandung, West Java. International journal of
environmental research and public health, 17(5), 1795. https://doi.org/10.3390/
ijerph17051795
Hou, J., Tian, L., Zhang, Y., Liu, Y., Li, J., & Wang, Y. (2020). Study of influential factors
of provincial health expenditure -analysis of panel data after the 2009 healthcare
reform in China. BMC Health Service Research, 20(606), 1-8. 10.1186
Iyengar, K. P., Vaishya, R., Bahl, S., & Vaish, A. (2020). Impact of the coronavirus pandemic
on the supply chain in healthcare. British Journal of Healthcare Management, 26(6),
1-4. doi:10.12968/bjhc.2020.0047.
Kementerian Kesehatan, Badan Litbangkes. (2017). Laporan Riset Ketenagaan
Kesehatan tahun 2017. Jakarta.
Norlin, Loreana & Fransson, Martin & Eriksson, Mikael & Merino, Roxana & Hortlund,
Maria & Kurtovic, Sanela & Litton, Jan-Eric. (2012). A Minimum data set for sharing
biobank samples, information, and data: MIABIS. Biopreservation and biobanking.
10. 343-8. 10.1089/bio.2012.0003.
Onofrei, M., Vatamanu, A.-F., Vintilă, G., & Cigu, E. (2021, October 13). Government
Health Expenditure and Public Health Outcomes: A Comparative Study among
EU Developing Countries. Environmental Research and Public Health, 18(20), 1-13.
10.3390
Republik Indonesia. (2012). Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasiona.
US National Health Security Strategy. (2021). National Health Security Strategy (NHSS).
https://www.phe.gov/Preparedness/planning/authority/nhss/Pages/default.aspx
World Health Organization (2021). Health Security. Diakses 7 Desember 2021, dari
https://www.who.int/health-topics/health-security#tab=tab_1