PENDAHULUAN
Sistem informasi dan teknologi informasi merupakan hal yang menjadi suatu
meski harus mengeluarkan biaya yang besar. Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi telah diterapkan dalam berbagai bidang usaha. Baik perusahaan maupun
instansi yang berhasil melakukan integrasi antar teknologi dengan strategi bisnis
Sistem informasi rumah sakit saat ini menjadi lebih kompleks, dimana kebutuhan
informasi yang efektif dan efisien, pengolahan data yang terus meningkat, menuntut
setiap rumah sakit harus membuat setiap komputer mampu mengolah informasi untuk
dijadikan bahan dalam merencanakan, mengarahkan dan memantau setiap proses bisnis
mencapai tujuan dalam arti visi dan misinya tercapai. Oleh karena itu perlu digambarkan
tujuan pengelolaan informasi yang selaras dengan tujuan bisnis rumah sakit, terlebih saat
ini dengan adanya beberapa kebijakan pemerintah terkait pelayanan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, rumah
sakit dituntut harus mampu melakukan kendali mutu dan kendali biaya.
Berubahnya sistem pendapatan Rumah sakit dari fee for service menjadi paket
INA CBGS membuat setiap rumah sakit perlu menyesuaikan strategi pada komponen-
Untuk mengetahui seberapa baik SI/TI yang ada pada RSI. Assyifa, maka
dievaluasi menggunakan metode Ward and Peppard- Cassidy. Pemilihan metode Ward
and Peppard - Cassidy dikarenakan metode ini dimulai dari kondisi investasi SI/TI di
masa lalu yang kurang bermanfaat bagi tujuan bisnis organisasi dan menangkap peluang
1
2
disebabkan karena perencanaan strategis SI/TI yang lebih fokus ke teknologi, bukan
tersebut ialah analisis lingkungan bisnis internal, analisis lingkungan bisnis eksternal,
analisis lingkungan SI/TI internal dan analisis lingkungan SI/TI eksternal. Agar lebih
spesifikasi pada proses analisis dan adanya rencana peningkatan kelas pada Rumah
Sakit Islam Assyifa Sukabumi, maka penulis mencoba menggabungkan metode Ward
and Peppard dengan metode Anita Cassidy yang terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu
analisis ini penulis mengumpulkan data dan informasi mengenai RSI. Assyifa melalui
wawancara. Tahap selanjutnya dilakukan analisis dalam 4 aspek tersebut, setiap analisis
tersebut didukung oleh tool analisis. Analisis lingkungan bisnis internal dan analisis
lingkungan bisnis eksternal menggunakan tool analisis SWOT dan analisis Value Chain.
Adapun analisis lingkungan SI/TI internal dan eksternal menggunakan tool analisis
kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah melalui BPJS Kesehatan, maka dalam hal
ini penulis melakukan analisis dengan topik “ Perencanaan Strategis Sistem Informasi
dengan Metode Ward and Peppard - Cassidy Pada Rumah Sakit Islam Assyifa
Sukabumi”. Dengan tujuannya adalah membuat portofolio sistem informasi yang bisa di
3. Portofolio seperti apa yang sesuai serta dapat memberikan kontribusi untuk
menggunakan Metode Ward and Peppard - Cassidy untuk RSI. Assyifa Kota
dan Cassidy untuk mendukung kebutuhan bisnis saat ini dan pada masa yang
RSI. Assyifa Kota Sukabumi dengan Metode Ward and Peppard - Cassidy ini
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh pada tahun 2015 - 2016.
John Ward and Joe Peppard (2002, 3 Ed.) dan versi Cassidy (2006) dengan tahapan
Hal ini dilakukan agar penelitian mempunyai target yang jelas dan terdefinisi
Dalam tahap ini penulis mempelajari jurnal-jurnal penelitian dan buku-buku yang
diterbitkan dari Luar dan dalam negeri serta melakukan wawancara dengan orang
Penulis memulai dengan menganalisis lingkungan bisnis eksternal Rumah Sakit dan
Mempelajari visi, misi, tujuan dan strategi Sl organisasi Sistem informasi di RS Islam
Assyifa
Bab I Pendahuluan
Bab ini memuat dasar-dasar teori tentang konsep strategi organisasi dan
metodologinya.
John Ward & Peppard – Cassidy dan metode analisis PEST, 5‟s
Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil analisis perancangan
TINJAUAN PUSTAKA
Strategi?” membedakan dua hal yang sering disamakan dalam dunia manajemen, yaitu
didefinisikan sebagai “Melakukan kegiatan yang berbeda dari pesaing atau melakukan
kegiatan yang sama dengan pesaing dengan dengan menggunakan berbagai cara”.
sejenis yang lebih baik dari yang pesaing lakukan. Kegiatan ini termasuk tindakan
mengembangkan produk yang lebih baik dengan cepat”. Walau demikian Porter
kompetitif (Porter,1996)
Thompson Jr, Strickland III dan Gamble (2005) mendefinisikan strategi sebagai
“Gerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang mempekerjakan manajer untuk menarik
tujuan”. Secara garis besar definisi strategi ini selaras dengan gabungan definisi strategi
Definisi lebih umum diberikan oleh Wheelan dan Hunger, strategi didefinisikan
mencapai misi dan tujuannya dengan cara memaksimalkan keunggulan kompetitif dan
2004).
keunggulan kompetitif, yang akan membuat perusahaan lebih unggul dibanding dengan
7
8
istilah strategi TI. Definisi strategi SI menurut Pearlson dan Saunders (Pearlson,2004:30)
menempatkan strategi SI berada dalam satu kesatuan yang disebut segitiga strategi SI
(IS Strategi Triangle). Segitiga strategi sistem informasi dapat dilihat pada Gambar 2.1
Strategi Bisnis
Gambar 2.1
Segitiga strategi sistem informasi (Pearlson dan Saunders,2004:20).
Segitiga strategi SI ini terdiri dari strategi bisnis, strategi organisasi, dan strategi
penjabaran lebih lanjut, Pearlson dan Saunders mendifinisikan strategi informasi adalah
strategi SI. Sedangkan strategi SI ini sendiri memiliki komponen yang diuraikan dalam
bentuk matriks yang terdiri dari hardware, software, networking dan data serta
Berbeda dengan Pearlson dan Saunders, Ward dan peppard terlebih dahulu
membedakan antara sistem informasi (SI) dengan Teknologi Informasi (TI), (Ward,
Peppard 2002:3). Ward dan Peppard melakukan definisi tentang TI yaitu “khusus untuk
teknologi, pada dasarnya peragkat keras, perangkat lunak dan jaringan telekomunikasi”.
Definisi Ward dan Peppard tentang strategi SI sebagai berikut “bersangkutan dengan
tujuan bisnisnya.
untuk diberi nilai tambah sehingga dapat menghasilkan output yang diinginkan.
Sedangkan bisnis dalam organisasi dapat dipahami sebagai upaya untuk menghasilkan
nilai tertentu untuk memenuhi kebutuhan. Proses bisnis dapat dipahami sebagai aktivitas
aktivitas yang merespon bussines event dan “pekerjaan” yang dilakukan oleh sebuah
sistem untuk mentransformasi sebuah Input menjadi output yang bernilai tambah kepada
pelanggan. Proses bisnis adalah suatu kumpulan pekerjaan yang saling terkait untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu. Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi
beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi
untuk mencapai tujuan dari superprosesnya. Analisis proses bisnis umumnya melibatkan
pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau kegiatan.
Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis
adalah:
1. Definitif: suatu proses bisnis haruss memiliki batasan, masukan, serta keluaran yang
jelas.
2. Urutan: suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu dan
ruang.
4. Nilai tambah: transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai
5. Ketertarikan: suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam
6. Fungsi silang: suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa
fungsi.
Seringkali pemilik proses, yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap kinerja
organisasi bisnis yang diorganisir dengan baik dapat meningkatkan pengembangan dan
penerapan pengetahuan dan kemampuannya dengan lebih baik, lebih lanjut Raisinghani
mengemukakan:
There are four critical success factors for strategically using and managing IT.
First, enterprises must be able to quantity the value of IT. They must know how IT
contributes to the creation of the value and wealth of their organization. The
second factor involves the ability to collect and organize intelligence, both
internally and externally. This intelligence includes information about your market,
your customer, and your potential customers. Third, enterprises need to
understand the wide spectrum of capability and productivity of IT people within
the same skill set. The final success factor is to invest in IT people that can invent
and create new tools or services. The internal and external business information
problem has existed for centuries - the best hope for the future is the wise use of
business intelligence tools. (Raisinghani, Journal. 2009)
teknologi informasi dapat memberikan alat baru dalam pelayanan sehingga lebih mampu
layanan tersebut.
informasi dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi bisnis sesuai tabel 2.1
11
6. Kemampuan operasi logika secara paralel dan otomatisasi layanan secara paralel
yang tinggi.
perencanaan strategi bisnis dan perencanaan strategi manajemen dan organisasi harus
terlebih dahulu ditentukan. Berikutnya adalah uraian mengenai pemahaman atas konsep
Strategi dapat diartikan sebagai cara yang menyeluruh untuk mencapai tujuan
“Strategy is the direction and scope of an organisation over the long term: which
achieves advantage in a changing environment through its configuration of
resources and competences with the aim of fullilling stakeholder expectations."
(Johnson, 2005:9)
manajemen strategi dalam rangka penciptaan nilai (Value Creation) antara lain :
“Strategic management os conoered with the long term, and the norms of society
are under constant and continual pressure from the forces of change. What is
sacred to one generation may become profane to the next” (Hussey, 1998:140).
merupakan proses yang dilakukan dalam menggunakan strategi untuk pencapaian tujuan
memenangkannya.
“A plan design to archive a particular long-term aim, the art of planning, directing
military activa in a war or battle often oontrasted with tacticsan action or strategy
carefully planned to achive a specilic end. Tactic the art of disposing arm forces
in order of battle and of organizing operations, especially during contact with an
enemy often contrasted with strategy" (Oxford, concise dictionary, 2000).
13
realistis dan sasaran sesuai dengan pemyataan misi dan menentukan kerangka waktu
yang terkait dengan kapasitas pelaksanaan yang dimiliki oleh organisasi (dalam jangka
menengah). Rencana strategis berfokus pada masa depan dan perhatian utamanya
perubahan dalam organisasi semakin sering pula peninjauan ulang terhadap rencana
Rencana strategis adalah alat bantu yang kuat bagi insitusi untuk
sebaiknya keadaan dunia ini. Rencana strategis adalah suatu kesempatan untuk
menerangkan apa masalah utama dunia yang dirasakan oleh organisasi yang harus
mengangkat masalah-masalah di suatu komunitas lokal, daerah atau dunia secara umum
dengan mengumpulkan kekuatan dan atau mengembangkan keahlian baru. Terlebih dari
itu, rencana strategis merupakan janji dari organisasi untuk masyarakat tentang apa saja
kegiatan untuk pencapaian misinya dan memastikan bahwa semua stafnya bekerja untuk
harus diambil untuk menciptakan kondisi yang diinginkan. Definisi kondisi yang
diinginkan, demikian pula pemilihan arah serta tindakan-tindakan yang akan dicapai
“Strategic management is concerned with the iverall direction of the firm and with
those issues that require a substantial proportion of the organization's resources
to deal with and play themselves out over a long time. Strategic management is
also about ensuring the success and survival of the organization by adapting the
organization to change in its environment and making sure that the organization
is competitive. Therefore, we can say that strategy is the link between the
organization and its environment and that the task of strategic management is to
determine how the organization should dep/oy its resources in the environment
14
and adapt the organization to satisfy the long-term objectives of the firm” (drejer,
2002 :7).
perusahaan dan dengan isu-isu yang memerlukan proporsi yang besar dari sumber daya
lingkungan untuk waktu yang lama. Manajemen strategis juga tentang memastikan
terhadap perubahan lingkungan dan memastikan bahwa organisasi yang kompetiif. Oleh
karena itu penulis dapat mengatakan strategi yang merupakan penghubung antara
organisasi dan lingkungan dan bahwa tugas dari manajemen strategis adalah untuk
organisasi dan beradaptasi dengan lingkungan dalam rangka memenuhi tujuan jangka
panjang perusahaan.
Sistem informasi dan teknologi informasi memiliki komponen strategis dan taktis.
Komponen strategis adalah permasalahan jangka panjang yang perlu diketahui oleh
yang biasanya dibutuhkan oleh manajemen menengah dan spesialis strategi sistem
informasi maupun teknologi informasi yang berkaitan erat dengan perencanaan bisnis
berdasarkan prioritas dalam strategi sistem informasi dan tenologi infomasi yang
mengembangkan dan mengoperasikan aplikasi saat ini dan yang akan datang.
“It was found that, in some cases, information technology (IT) had been critical to
the implementation of an organisation 's strategy. The dominant sense in which
the term is used is that a strategic information system (SIS) is an information
system which supports an organisation in tum/ling its business goals” (Clark‟s,
Roger, Live journal, Erratum July 2005).
15
yaitu, interpretasi alternatif istilah adalah bahwa hal itu tidak perlu khusus sebuah IS,
melainkan kombinasi dari bagian-bagian dari cluster organisasi sistem informasi yang
memberikan informasi ke dalam proses perencanaan strategis (Higgins & Vincze 1992,
p.93, dalam Clark‟s, Roger, The path of development strategic information system theory.
Live Journal, erratum July 2005). Fungsi yang terlibat termasuk pengumpulan,
pemeliharaan dan analisis data mengenai sumber daya internal, dan intelijen tentang
pesaing, pemasok, pelanggan, pemerintah dan berbagai organisasi lainnya yang relevan
dari interpretasi strategi yang ada, sebagian besar yang memiliki banyak hubungannya
monopolistis melihat perusahaan sebagai heterogen, dan bersaing atas dasar perbedaan
aset, seperti pengetahuan teknis, reputasi, kemampuan untuk kerja sama tim, budaya
organisasi dan ketrampilan, dan aset tak terlihat lainnya (Chamberlin 1933, itami 1987
dalam Clark‟s, Roger. 7716 path of development strategic information system theory. Live
Journal, erratum July 2005). Persaingan karena itu berarti mengolah kekuatan dan
kemampuan yang unik. dan membela diri terhadap imitasi oleh perusahaan lain. Alternatif
lain melihat persaingan sebagai proses terkait dengan inovasi pada produk, pasar, atau
teknologi (schumpeter 1950, dalam Clark‟s, Roger, The path of development strategic
Gambar 2.2
Diagram strategi sistem informasi
Sumber: Hussey (1988:191)
sebagai berikut ; strategi bisnis merumuskan sasaran, arah, dan kebijakan bisnis
dari strategi-strategi TI yang ada, kuat dalam hal teknologi dan terminologi teknis namun
lemah pada pengidentifikasian kebutuhan aplikasi dan aspek bisnisnya. Cara yang tepat
untuk mencapai keuntungan strategis dari SI/TI adalah dengan mengkonsentrasikan atau
memikirkan ulang bisnis dengan menganalisis permasalahan bisnis yang ada sekarang
dan perubahan lingkungan dan menjadikan TI sebagai salah satu resep solusi. Secara
garis besar, hubungan antara strategi bisnis, strategi SI dan Strategi TI digambarkan
Strategi SI
- Berdasarkan bisnis
- Orientasi permintaan
- Fokus pada aplikasi
Infrastruktur
dan Kebutuhan
pelayanan dan prioritas
Strategi TI
- Berdasarkan Aktifitas Bagaimana
- Orientasi pemenuhan melaksanakannya
- Fokus pada teknologi
Gambar 2.3
Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI (Ward & Peppard 2002)
potensial, kemudian mengevaluasi informasi dan sistem apa yang dibutuhkan untuk
Dalam menentukan strategi SI/TI untuk mendukung tercapainya visi dan misi
dijalankan, kemana tujuan dan arah bisnis, kapan tujuan tersebut dicapai, bagaimana
cara mencapai tujuan dan adakah perubahan yang harus dilakukan. Jadi dalam
penggunaan metodologi. Metodologi merupakan kumpulan dari metode, teknik dan tools
yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu. Tujuan dari penggunaan metodologi dalam
18
terhadap individu, dan lebih menekannkan kepada proses dan sasaran yang ditentukan.
Berikut ini akan dibahas beberapa metodologi perencanaan strategis SI/TI versi ward dan
Pendekatan metodologi ini dimulai dari kondisi investasi SI/TI dimasa lalu yang
kurang sejalan dengan tujuan bisnis organisasi dan kurang cepat dalam menangkap
peluang bisnis, serta tidak memiliki keunggulan kompetitif. Ini terjadi karena suatu
investasi SI/TI bagi organisasi disebabkankarena perencanaan strategis SI/TI yang lebih
focus pada ke teknologi, bukan berdasarkan kebutuhan bisnis, Gambar 2.4 menunjukan
IS/IT
STRATEGY Current Application
PROCESS Portfolio
Future Application
PortFolio
Gambar 2.4
Model Perencanaan Strategis SI/TI (Ward & Peppard 2002)
19
Metodologi versi ini terdiri dari tahapan masukan dan tahapan keluaran (Ward
ini, sasaran, sumber daya, proses, serta budaya nilai-nilai bisnis organisasi.
3. Analisis lingkungan SI/TI internal, yang mencakup kondisi SI/TI organisasi dari
kontribusi terhadap bisnis, keterampilan sumber daya manusia, sumber daya dan
insfrastruktur teknologi, termasuk juga bagaimana portofolio dari SI/TI yang ada saat
ini.
4. Analisis lingkungan SI/TI eksternal, yang mencakup tren teknologi dan peluang
menghasilkan suatu dokumen perencanaan strategis SI/TI yang isinya terdiri dari :
2. Strategi TI, yang mencakup kebijakan dan strategi bagi pengelolaan teknologi dan
Opportunities, Threats (SWOT) (Ward dan Peppard, 2002), analisis Five forces
Competitive (Porter, 1998) analisis value chain (Porter and Millar, 1985), metode Critical
Success Factors (Ward dan Pappard, 2002), dan McFarlan’s Strategic Grid (McFarlan,
1984:93-103).
20
Anita Cassidy terdiri dari 4 fase yaitu fase visioning, analysis, direction, dan
Gambar 2.5
Metodologi Perancangan strategi sistem informasi
Sumber : Cassidy (2006:9)
1. Visioning Phase
Tahap pertama dalam perencanaan sistem dan teknologi informasi. Tujuan dari
visioning phase untuk menentukan visi dari kegiatan, serta menyusun rencana
proyek dengan berbagai proses yang ada. Pada tahap visioning harus dapat
dipahami seluruh tujuan, proses, dan cakupan setiap proses bisnis secara
menyeluruh. Visioning Phase lebih berfokus pada keadaan organisasi bukan pada
sistem dan teknologi informasi. Berbagai analisis internal dan ekternal dilakukan
untuk membantu fase ini dalam mengidentifikasi tujuan, proses, manajemen, dan
2. Analysis Phase
informasi yang sudah ada dan telah berjalan pada organisasi, perananan sistem
informasi selama ini, dan juga sebagai upaya memindai tujuan organisasi dan
21
keterkaitannya dengan sistem informasi yang ada, bagaimana sistem informasi akan
pengumpulan data dapat digunakan pada fase ini seperti dokumentasi, wawancara,
3. Direction Phase
Direction Phase merupakan tahapan akan dibentuknya sebuah tujuan strategis dan
sasaran sistem informasi yang terangkum dalam sebuah visi misi sistem informasi
berdasarkan analisis dan pemahaman mendalam segala kondisi organisasi. Fase ini
bisnis dalam mencapai tujuan. Direction Phase terdiri dari berbagai proses seperti:
lainnya.
4. Recommendation
ke depan yang mencakup ringkasan biaya, waktu pelaksanaan, dan serta sumber
membantu dalam menentukan pilihan, serta keuntungan dan kerugian dari masing-
22
masing pilihan. Fase ini juga menentukan rekomendasi yang tepat dengan return-
Dengan melihat evolusi SI/TI, tergambar implikasi manajemen baik dari lapisan
bisnis terbawah hingga ke lapisan tertinggi eksekutif, tempat dimana visi strategis
muncul
Business
Strategic
Management Executive
Management
IS/IT
Strategic
Management User
Management
Impact
Analysis Information
System
Management User
Operations
System
Design
Gambar 2.6
Hubungan antara bisnis, Sistem infomasi Strategis, Sistem Informasi Manajemen, dan
Pemrosesan Data
Sumber: McFarlan Grid
mempertimbangkan hubungan sistem yang satu dengan lainnya dan tugas yang sedang
dilakukan, dari pada dengan kesuksesan bisnis. Model portfolio yang dikembangkan oleh
23
Model McFarlan seperti pada gambar 2.6 mengusulkan kepada penulis agar
melakukan analisa terhadap semua yang ada. Aplikasi yang potensial dan direncanakan
dari aplikasi masa kini dan masa mendatang. Aplikasi didefinisikan sebagai strategis,
Potensial tinggi, kunci operasi dan dukungan, berdasarkan arus dan kontribusi yang
Gambar 2.7
Portfolio Aplikasi
Sumber: Ward & Peppard (2002)
Technology)
analisa PEST (Politics, Economics, Social, dan Technology). PEST digunakan untuk
menggambarkan situasi dan kondisi lingkungan yang relevan dengan proses bisnis yang
dilakukan suatu organisasi ditinjau dari 4 faktor yaitu faktor politik, ekonomi, sosial dan
teknologi. Dua faktor lain yang cukup dominan yaitu faktor hukum dan ekologi umumnya
digabungkan kedalam salah satu dari 4 faktor yang ada, yaitu faktor hukum digabungkan
24
dalam faktor politik dan faktor ekologi dimasukkan dalam faktor sosial. Hasil analisis
terutama hasil analisis yang terkait dengan teknologi yang ada sekarang dan
secara baik dapat dimanfaatkan dalam menggali peluang bisnis yang ada atau ancaman
dilakukan dengan tepat dan cepat. Analisa ini digunakan, mengingat objek penelitian
yang tidak lepas dari kebijakan pemerintahan yang berkaitan dengan BPJS Kesehatan.
Analisa Five Forces Competitive Factor merupakan sebuah kerangka kerja untuk
analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael E.
Porter dari Harvard Business School pada tahun 1979, seperti digambarkan oleh Ward
“An enterprise exists within an industry, and, to succeed, it must effectively deal
with the competitive forces that exist within the particular industry" (Ward &
Peppard, 2002:95).
Menunjukkan bahwa sangat penting bagi perusahaan dalam suatu industri untuk
secara efektif melakukan analisa kekuatan kompetitif dalam industri tersebut agar
mencapai kesuksesan.
bidang ekonomi, industrial organization, untuk mendapatkan lima kekuatan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan intensitas persaingan dan daya tarik pasar. Adapun lima
Gambar 2.8
Porters Five Forces Competitive Factor
Sumber : Ward & Peppard (2002)
kedalamnya dan hal tersebut dapat mempengaruhi keuntungan dari perusahaan yang
Bagi banyak pelaku industri, ini merupakan foktor utama persaingan dalam industri.
Persaingan dapat terjadi dengan begitu keras dan terkadang persaingan terjadi diluar
Keberadaan produk pengganti akan memberikan pelanggan lebih banyak pilihan atau
pertimbangan dalam membuat keputusan untuk membeli sebuah produk dan tentunya
Dapat digambarkan sebagai input dari pasar. Penyedia bahan mentah, komponen
komponen, pekerja, dan layanan bagi perusahaan dapat menjadi sumber kekuatar
interaksi ini, ada potensi pendatang baru ke dalam pasar yang kompetitif tertentu dan
produk dan jasa pengganti potensial. Untuk bertahan hidup dan berkembang dalam
lingkungan ini, hal ini jelas penting untuk memahami interaksi dan implikasi, dalam hal
Hasil analisis SWOT dapat menggambarkan secara jelas peluang (Opportunity) atau
kesempatan dan keuntungan dari faktor eksternal dan ancaman (Threat) eksternal yang
positif yang berasal dari internal organisasi dan kelemahan (Weakness) dan faktor-faktor
'iegatif dari internal. Hal ini seperti dijelaskan oleh Fred R David bahwa:
Penting untuk menggunakan analisis SWOT kedalam bagian dari perencanaan strategis
ancaman bisnis adalah penting karena aspek ini mungkin memiliki dampak pada sistem
informasi, dan peluang bagi sistem infomasi untuk terus ditingkatkan, sesuai penjelasan
Anita Casidy :
perusahaan.
untuk mengurangi kelemahan guna meminimalisir anwman yang ada. (Hubeis dan
Najib, 2014:97).
Cara membuat analisis SWOT dapat dilihat pada diagram yang terdiri dari :
peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif.
mempunyai kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
3. Kuadran 3. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain
Rangkuti, 2014:20).
Gambar 2.9
Analisa SWOT
Sumber : Rangkuti (2014)
menggambarkan keterkaitan antar satu kegiatan dengan kegiatan yang lain. Analisis
rantai nilai memberikan kerangka untuk identifikasi & inventarisasi fungsi bisnis,dengan
2. Operasi (Operations)
5. Layanan (Services)
29
1. Infrastruktur (Infrastructure)
4. Pengadaan (Procurement)
Analisis rantai nilai yang telah dijelaskan diatas digambarkan pada gambar 2.10:
Gambar 2.10
Value Chain Analysis
Sumber : Ward & Peppard (2002)
areas in which results, if they are satisfactmy, wil ensure successful competitive
oerfonnance for the organization. They are the few key areas where „things must go right‟
Critical success factors merupakan batasan area suatu hasil, jika memuaskan
akan menjamin suksesnya kompetitif kinerja bagi organisasi. Critical success factors
merupakan penentuan aktivitas utama yang segala sesuatunya harus baik bagi
informasi pada area area yang strategis dan memprioritaskan usulan sistem informasi
serta memberikan evaluasi strategis sistem informasi, seperti ditunjukan pada gambar
2.11.
Gambar 2.11
Proses dasar critical success factors
Sumber : Ward & Peppard (2002.21 1)
Pada sub bab ini peneliti akan membahas meengenai teori-teori yang
mendukung proses pembuatan framework model perencanaan strategis SI/TI. Bab ini
diperlukan agar peneliti dapat membuat kriteria ideal sebuah framework model
Sistem keamanan merupakan salah satu bagian penting dalam setiap proses
pengembangan suatu bisnis dan investasi, karena dengan sistem keamanan yang baik
resiko atas kehilangan sejumlah nilai yang diinvestasikan menjadi lebih kecil. Dengan
pesatnya perubahan teknologi dan usaha menerapkannya sebagai salah satu sarana
yang sedang berjalan. Melihat dari kondisi tersebut, membuat keamanan sistem
informasi menjadi salah satu perhatian yang harus direncanakan dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, keamanan sistem informasi harus terjamin dalam batas-batas yang
diterima.
1. Privacy / Confidentiality
Aspek ini menjaga informasi dari orang yang tidak berhak mengakses, yang dimana
lebih ke arah data-data yang bersifat privat, contohnya : Email seorang pemakai
dengan data yang diberikan ke pihak lain untuk keperluan tertentu dan hanya
sifatnya pribadi (seperti nama, tempat tanggal lahir, social security number,agama,
status perkawinan, penyakit yang pernah diderita, nomor kartu kredit dan
2. Integrity
Aspek ini memastikan informasi tidak boleh diubah tanpa seijin pemilik informasi.
kealamat yang dituju. Adapun bentuk serangan yang dilakukan adanya virus, trojan
horse atau pemakai lain yang mengubah informasi tanpa ijin, "Man in the middle
3. Authentication
Aspek ini merupakan metode untuk menyatakan bahwa informasi betul-betul asli
atau orang yang mengakses atau memberikan informasi adalah betul-betul orang
"Intellectual Property" yaitu dengan menandai dokumen atau hasil karya dengan
"tanda tangan" pembuat) dan digital signature. Acces Control, yaitu berkaitan
4. Avaibility
ancaman yang dapat terjadi meliputi : Denial Of Service Attack (DoS Attack) dimana
server dikirimi permintaan (biasanya palsu) yang bertubi-tubi atau permintaan yang
diluar perkiraan sehingga tidak dapat melayani permintaan lain atau bahkan sampai
sepadan dengan tingginya biaya yang perlu dialokasikan untuk membangun aplikasi
tersebut.
Membahas hal ini Ward dan Peppard (2002) menggambarkan hubungan antara
strategi bisnis, strategi SI dan Strategi TI (lihat Gambar 2.4), dalam gambar tersebut
dapat dilihat bahwa cara yang tepat untuk mencapai keuntungan strategis dari SI/TI
permasalahan bisnis maka selalu dikaitkan dengan keuntungan dalam bentuk financial,
Scorecard. Adapun tujuan dari pemetaan ini adalah untuk mendapatkan perspektif yang
lebih jelas dan perspektif finalsial organisasi, serta internal bisnis. Pemetaan ini akan
mengarahkan kebutuhan sistem informasi dan teknologi informasi akibat strategi bisnis
Club (JFCC), Andrew Hairs, Managing Director Monroe Consulting Group dan Menurut
Wakil Ketua Umum Bidang Penelitian dan Standarisasi Asosiasi E-commerce Indonesia
(idEA) Jonathan Sofian Lusa, memberikan gambaran Indonesia saat ini mengalami
khususnya pada sektor teknologi terlebih tenaga muda yang saat ini lebih memilih
Menurut Armein Z.R. Langi ada beberapa pokok pikiran sebagai terobosan untuk
pada dua jalur: tenaga kerja inovatif (yang padat pengetahuan) dan tenaga kerja
dibuat setara dengan keharusan melek baca - tulis. Materi pendidikan berkualitas
Ada berbagai macam pendapat yang dilontarkan oleh para peneliti dan
akademisi yang mendalami tata kelola TI mengenai definisi tata kelola TI. (Peterson,
2001) berpendapat bahwa “Tata kelola TI adalah kombinasi dari mekanisme struktural,
Weill & Ross, peneliti Tata Kelola Ti dari Massachussets Institute of Technology
(MIT), menyimpulkan bahwa “Keuntungan yang diperoleh oleh atau perusahaan yang
menerapkan tata kelola TI 20% lebih tinggi dari pada organisasi atau perusahaan sejenis
yang tidak menerapkannya”. Pendapat ini didukung oleh kajian mereka pada lebih dari
Menurut (Sambamurthy & Zmud, 1999) serta (Ribers, 2002) secara eksplisit
mengatakan “Bagaimana struktur, proses dan mekanisme relasional yang ideal dan
optimal untuk suatu organisasi dalam rangka mewujudkan tata kelola TI yang baik
Dari definisi diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa tata kelola TI adalah
kombinasi antara mekanisme struktural, proses dan mekanisme relasional yang ideal dan
Arti Hospital yaitu rumah sakit berasal dari kata Latin, hospes (tuan rumah), yang
juga menjadi akar kata hotel dan hospitality (keramahan). Rumah Sakit dinyatakan oleh
WHO :
dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka
panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-
orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan yang disebut dengan Rumah Sakit
Rumah Sakit.
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. (Departemen
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
Perihal tentang rumah sakit dari beberapa pandangan diatas, rumah sakit
merupakan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam hal promosi kesehatan.
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit umum memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Rumah sakit juga merupakan sarana
1. Tugas sekaligus fungsi dari Rumah Sakit, menurut UU no. 44 tahun 2009 tentang
tambahan,
i. Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal
(observasi),
indonesia adalah
kesehatan yang pan'puma tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
:158-159) :
1) RS bukan BLU
Keuangan)
37
b. RS milik BUMN
a) RSU Kelas A;
e) RSU Kelas D.
Administrasi dan dapat ditambah dengan pelayanan Spesialistik Gigi Mulut, Sub
Spesialis Luas.
sejenis juga turut digunakan sebagai dasar pendukung penelitian yang dilakukan,
diantaranya :
Dari penelitian sejenis sebelumnya yang penulis sampaikan dalam Tabel 2.2,
1. Metode Ward and Peppard cukup efektif untuk digunakan dalam menganalisis
disiplin ilmu ada didalamnya, kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi penulis
untuk membuat perencanaan strategis sistem informasi yang bisa diterima oleh
semua profesi.
penelitian
5. Belum adanya penelitian perencanaan strategis sistem informasi pada era JKN,
rumah sakit untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Seiring
dengan bermunculannya rumah sakit baru, disamping laju pertambahan penduduk Kota
Sukabumi pun semakin meningkat, setiap rumah sakit yang ada memiliki kesempatan
untuk meraih potensi pengembangan. Manajemen Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi
menjalankan amanat yang diberikan oleh Yayasan Assyifa guna mewujudkan visi rumah
sakit “Menjadi rumah sakit unggul, profesional, dan terpercaya dalam pelayanan
program kerja yang dilakukan dalam berbagai tahapan, baik jangka panjang, jangka
menengah, maupun jangka pendek (tahunan). Sejalan dengan itu, Rumah Sakit telah
memuat rencana program, kebijakan beserta target dan sasaran yang akan dicapai.
Dalam rencana strategis rumah sakit tahun 2014 – 2018, telah ditetapkan bahwa
target rumah sakit adalah mewujudkan “Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi menjadi
Rumah Sakit Kelas B Yang Memberikan Pelayanan Paripurna Serta Menjadi Rumah
Selaras dengan visi Kota Sukabumi yakni “Terwujudnya Kota Sukabumi sebagai
Barat berlandaskan iman dan taqwa”, maka target yang telah ditetapkan oleh rumah sakit
pun sangat relevan karena menyatukan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan
yang menjadi icon Kota Sukabumi, sehingga dalam realisasinya dapat mendukung
program pemerintah.
41
42
Akhlakul Karimah serta menjadi rumah sakit pendidikan. Rumah Sakit Islam Assyifa
kesehatan, juga melaksanakan fungsi sosial sebagaimana dilihat dari bentuk badan
hukumnya sebagai Yayasan yang bersifat nirlaba. Fungsi sosial rumah sakit merupakan
agenda yayasan dan rumah sakit yang dilaksanakan secara terencana pada setiap
kepada masyarakat khususnya kaum dhuafa dalam bentuk bakti sosial pemeriksaan
kesehatan, penyuluhan kesehatan, khitanan massal, operasi bibir sumbing, operasi mata
katarak, pemberian bantuan bagi kegiatan sosial dan juga berbagai aktivitas sosial
lainnya.
dan rehabilitative, Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi di lingkup wilayah Sukabumi
memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi dituntut untuk lebih
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
Rumah Sakit Islam Assyifa didirikan oleh Yayasan Assyifa. Pada mulanya yakni
tahun 1967 Assyifa merupakan Balai Pengobatan (BP).Setelah kurang lebih sepuluh
Karena pada saat itu kebutuhan masyarakat Sukabumi akan adanya rumah sakit
umum semakin besar, maka berdasarkan Izin Pendirian Rumah Sakit dari Departemen
Kesehatan RI Nomor : 1179 / Yanmed / RSKS / SK / 1988, dari tahun 1988 Assyifa
43
sebagai Rumah Sakit Swasta Pratama atau disetarakan dengan Rumah Sakit Umum
Pemerintah dengan Rumah Sakit Umum Pemerintah Tipe C. Hingga saat ini Rumah
Sakit Islam Assyifa masih berdiri dan semakin menunjukkan eksistensinya dengan
Umum dengan nama "RUMAH SAKIT ISLAM ASSYIFA" tertanggal 6 Pebruari 2006.
2009 tentang Rumah Sakit. Rumah Sakit Islam Assyifa berdasarkan Surat Keputusan
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Swasta dengan Klasifikasi Rumah Sakit KELAS C.
Dengan adanya otonomi daerah, yang mana pemberian izin Rumah Sakit KELAS
Pemberian Izin Operasional Rumah sakit untuk Menyelenggarakan Rumah Sakit dengan
1. Visi
2. Misi
nilai islam ;
secara berkesinambungan ;
44
(SDM).
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
Rencana strategis tahun ini bahwa Rumah Sakit Islam Assyifa mempersiapkan
Rumah sakit pendidikan di Tahun 2018 dan menuju pelayanan Syariah dengan target
45
mendapatkan Sertifikasi Syariah melalui MUI (Majelis Ulama Indonesia) dan MUKISI
diseluruh sektor pelayanan Rumah Sakit yang telah terakreditasi KARS (Komite
menjalankan fungsi rumah sakit pada umumnya yaitu memberikan pelayanan kesehatan
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSI. Assyifa Sukabumi beroperasi 24 Jam dengan
dokter dan perawat terlatih dan bersertifikat. IGD RSI. Assyifa siap melayani
dalam hal :
b. Kedaruratan Bedah
c. Kedaruratan Anak
dengan ruang resusitasi dan peralatan medis penting lainnya, dengan pemilahan
Pada saat ini jumlah tempat tidur di rawat inap sebanyak 152 tempat tidur.
Adapun Daftar Kelas, Ruangan dan Tempat Tidur Rawat Inap di Rumah Sakit
NAMA
NO VVIP VIP I II III ICU ISO PERI JML
RUANGAN
1 MARWAH 15 15
2 ARAFAH I 1 3 2 2 3 1 2 14
3 ARAFAH II 4 4 4 10 1 3 26
4 ARAFAH III 2 4 3 17 1 27
5 MINA 7 14 6 2 29
6 ICU 6 6
7 SHAFA 12 12
8 MADINAH 2 2 4 8
9 RAUDHAH 2 2 3 8 15
JUMLAH
TEMPAT 30 18 28 22 38 6 5 5 152
TIDUR
a. Poliklinik Umum
d. Poliklinik Psikologi
r. Endoscopy
e. Fisioterapi
9. Pelayanan Umum
e. Kantin
Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi memiliki berbagai macam peralatan guna
1) Alat Rongent
2) Laparotomi Set
3) Laboratorium Set
5) EKG
6) USG
b. Peralatan ruang perawatan baik berupa alat kesehatan maupun non alkes
seperti laundry set dan generator set, Mobil Ambulance, Mobil Jenazah,
Rumah Sakit Islam Assyifa merupakan suatu organisasi yang besar dan
sesuai dengan ketetapan yang berlaku dari Yayasan Assyifa (Gambar 3.1)
Gambar 3.1
Struktur Organisasi RSI. Assyifa
50
51
dimana Rumah sakit dipimpin oleh Direktur yang dibantu oleh 2 (dua) Kepala Bidang
membawahi beberapa Sub. Bagian dan Unit. Direktur beserta jajarannya Bidang dan
Bagian memiliki Uraian Tugas sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan pelayanan di
umum, pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit, Direktur memiliki uraian tugas
sebagai berikut :
1. Menyusun Program Kerja atau Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja (RAPB) tahunan Rumah Sakit dengan para pembantu Direktur dan
Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi yang telah sesuai dengan peraturan
3. Mengkoordinir segala sumber daya yang tersedia, agar rumah sakit sebagai suatu
badan usaha nirlaba (non profit) dapat berjalan sesuai dengan maksud dan
tujuannya.
Yayasan.
sakit.
pelayanan instalasi gawat darurat, instalasi rawat jalan, Instalasi Kamar bedah dan
instalasi rawat sesuai pedoman, panduan dan standar prosedur operasional (SPO) yang
berlaku di Rumah Sakit Islam Assyifa serta standar yang telah ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku baik dalam hal sarana prasarana maupun
sumber daya manusia (SDM) yang ada di lingkup Bidang Pelayanan Medis Keperawatan,
1. Menyusun program kerja, Strategi Action Plan (SAP), Uraian Tugas dan Standar
2. Melaksanakan program kerja, Strategi Action Plan (SAP), Uraian Tugas dan
Plan (SAP), Uraian Tugas dan Standar Prosedur Operasional (SPO) bidang
pelayanan medis.
ditentukan.
8. Pada setiap bulan, triwulan dan tahun meminta laporan mengenai pelaksanaan
program kerja serta strategi dari Sub Bagian dan Unit Kerja di lingkup bidang
pelayanan medis.
Secara teknis Bidang Pelayanan Medis dibantu oleh Seksi dan beberapa Instalasi,
diantaranya :
a. Menyusun program kerja, Strategi Action Plan (SAP), Uraian Tugas dan
b. Melaksanakan program kerja, Strategi Action Plan (SAP), Uraian Tugas dan
Action Plan (SAP), Uraian Tugas dan Standar Prosedur Operasional (SPO)
Bagian keperawatan
baru, memelihara hubungan yang baik dengan unit kerja yang ada di rumah
sakit.
54
yang ingin di capai tetap terjamin hal ini di lakukan secara mandiri atau
keperawatan yang tepat, sehingga tercipta nya sitem informasi rumah sakit
yang akurat.
k. Pada setiap bulan, membuat laporan dan meminta laporan ke seluruh unit
ditentukan.
Darurat.
55
Gawat Darurat jika hasil evaluasi belum sesuai dengan standar/target yang
sudah ditentukan.
f. Membuat daftar inventarisasi alat medis dan rumah tangga serta obat –
g. Membuat rencana pengadaan alat medis, rumah tangga atau obat – obatan
ditentukan.
berlaku.
Instalasi Rawat Inap jika hasil evaluasi belum sesuai dengan standar/target
f. Membuat daftar inventarisasi alat medis dan rumah tangga serta obat –
g. Membuat rencana pengadaan alat medis, rumah tangga atau obat – obatan
ditentukan.
a. Menyusun program kerja, Strategi Action Plan (SAP), Uraian Tugas dan
b. Melaksanakan program kerja, Strategi Action Plan (SAP), Uraian Tugas dan
Action Plan (SAP), Uraian Tugas dan Standar Prosedur Operasional (SPO)
orientasi bagi tenaga perawat yang baru, memelihara hubungan yang baik
efisien, agar tujuan asuhan keperawatan peri operetif yang ingin di capai
tetap terjamin.
58
Instalasi Kamar bedah antara lain melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan
keperawatan Peri Operatif yang tepat, sehingga tercipta nya sitem informasi
ditentukan.
langsung dengan pelayanan medis rumah sakit yakni Instalasi Rekam Medis, Instalasi
Farmasi, Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi dan Instalasi gizi. Dengan uraian
tugas :
1. Menyusun program kerja, Strategi Action Plan (SAP), Uraian Tugas dan
2. Melaksanakan program kerja, Strategi Action Plan (SAP), Uraian Tugas dan
Action Plan (SAP), Uraian Tugas dan Standar Prosedur Operasional (SPO)
ditentukan.
pelaksanaan program kerja serta strategi dari Sub Bagian dan Unit Kerja di
ditentukan.
Farmasi.
Farmasi.
lain.
60
Instalasi Farmasi.
dari sumber yang resmi kepada orang yang berhak menurut peraturan
o. Menerima tugas lain yang diberikan oleh Ka. Bidang Penunjang Medis
dan direktur.
Farmasi.
61
a. Menyusun program kerja, Strategi Action Plan (SAP), Uraian Tugas dan
Instalasi Laboratorium.
laboratorium)
di Instalasi Laboratorium.
Instalasi Radiologi.
Radiologi)
di Instalasi Radiologi.
63
medis.
perangkat keras dan perangkat lunak serta melakukan pemeliharaan sarana rumah sakit
baik medis maupun non medis secara berkala serta melaksanakan kesehatan lingkungan
dan pengolahan limbah sesuai standar prosedur operasional (SPO) yang berlaku di
Rumah Sakit Islam Assyifa serta standar yang telah ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku baik dalam hal pelayanan penunjang non medis
maupun sumber daya manusia (SDM) yang ada di Bagian Administrasi Umum. Dengan
uraian tugas :
1. Menyusun program kerja, Strategi Action Plan (SAP), Uraian Tugas dan Standar
2. Melaksanakan program kerja, Strategi Action Plan (SAP), Uraian Tugas dan
Standar Prosedur Operasional (SPO) Bagian penunjang non medis yang berlaku.
Plan (SAP), Uraian Tugas dan Standar Prosedur Operasional (SPO) Bagian
Uraian Tugas dan Standar Prosedur Operasional (SPO) Bagian penunjang non
medis jika hasil evaluasi belum sesuai dengan standar/target yang sudah
ditentukan.
8. Pada setiap bulan, triwulan dan tahun meminta laporan mengenai pelaksanaan
program kerja serta strategi dari Sub Bagian dan Unit Kerja di lingkup Bagian
Secara teknis Bagian Penunjang Non Medis dibantu beberapa Sub. Bagian,
diantaranya :
a. Menyusun program kerja, Strategi Action Plan (SAP), Uraian Tugas dan
rumah sakit.
Bagian pemeliharaan sarana rumah sakit jika hasil evaluasi belum sesuai
rumah sakit.
ditentukan.
66
Tangga.
fungsinya.
langsung.
Informasi.
fungsinya.
langsung.
humas rumah sakit, serta bertanggung jawab langsung kepada Direktur, dengan uraian
tugas :
sakit
Administrasi Umum;
3. Melakukan usulan, revisi peraturan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi
Administrasi Umum;
5. Membuat surat-surat masuk dan keluar untuk lingkungan internal dan eksternal
Umum setiap tiga bulan terakhir pada setiap tahun melakukan evaluasi kegiatan
Umum setiap tiga bulan terakhir pada setiap tahun menyusun rencana program
10. Pada setiap awal bulan, awal triwulan dan akhir tahun meminta laporan
11. Kepala Bagian Administrasi Umum melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
setiap laporan pertanggung jawaban bulanan dan triwulan yang telah diberikan
12. Kepala Bagian Administrasi Umum pada setiap bulan, triwulan, akhir tahun
Administrasi Umum;
diantaranya :
69
Sukabumi
pegawai
j. Meneliti draf surat-surat atau naskah yang masuk pada Sub Bagian
kesalahan.
serta memprosesnya
penyusunan remunerasi
g. Memberikan advokasi
a. Pada akhir tahun berjalan menyusun rencana atau program kerja atau
strategic action plan Sub Bagian Pemasaran dan Humas untuk tahun
depan.
Umum.
atau yang belum bekerja sama sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Rumah Sakit Islam Assyifa mengenai SDM maupun fasilitas yang ada di
prosedur operasional (SPO) yang berlaku di Rumah Sakit Islam Assyifa serta standar
yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik dalam
hal sarana prasarana maupun sumber daya manusia ( SDM ) yang ada dibagian
kepada direktur.
73
Keuangan.
8. Melakukan perhitungan unit cos dan analisa keuangan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
rumah sakit.
pribadi
fungsinya.
Akuntansi
rumah sakit.
Penelitian ini dilakukan di Unit kerja Sub. Bagian Teknologi Informasi, Rumah
Sakit Islam Assyifa Kota Sukabumi, penelitian di mulai pada bulan Mei sampai dengan
1. Pengamatan Langsung
2. Studi Lapangan
instansi yang dijadikan objek penelitian. Metode pengumpulan data ini memiliki
tanya jawab secara langsung dengan pimpinan maupun staf organisasi untuk
Metodologi versi penelitian pada gambar 3.2 terdiri dari beberapa tahapan :
bisnis saat ini, sasaran, sumber daya, proses, serta budaya nilai-nilai bisnis
analisis proses bisnis, analisis SWOT dan analisis Critical Sucsess Factor.
kompetitor.
4. Melakukan metode analisis menggunakan versi Anita Cassidy, yang terdiri dari :
peluang yang ada, serta penggunaan SllTl oleh kompetitor, pelanggan dan
pemasok.
6. Portofolio Aplikasi
Tahapan ini untuk mendapatkan gambaran portofolio aplikasi bagi RSI. Assyifa
Analisis SWOT
Analisis CSF
ANALISIS ANALISIS
LINGKUNGAN SI/TI LINGKUNGAN SI/TI
EKSTERNAL INTERNAL
PROSES
PERENCANAAN
STRATEGI SI/TI Direction - Cassidy
Recommendation -
Cassidy
PORTOFOLIO APLIKASI
Cassidy
Gambar 3.2
Model Penelitian
BAB IV
Analisis Value Chain merupakan alat untuk memahami rantai nilai yang
membentuk suatu produk berupa barang atau jasa. Rantai nilai pelayanan kesehatan
berasal dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan, mulai dari penerimaan pasien sampai
pasien menerima hasil atau dampak dari pelayanan kesehatannya. Analisis ini juga
digunakan untuk memahami secara lebih baik dalam menentukan keunggulan kompetitif,
untuk mengidentifikasi dimana nilai pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan biaya.
Analisis value chain untuk memahami secara lebih baik hubungan Rumah sakit
dengan supplier obat dan alat kesehatan, hubungan dengan pelanggan, dan perusahaan
strategic yang kedepannya dapat dikembangkan supaya efektif dan efisien, dengan
dukungan SI/TI yang memadai dan terorganisir oleh Rumah Sakit Islam Assyifa
Sukabumi.
Untuk mencapai visi, misi serta tujuan, Rumah Sakit Islam Assyifa melakukan
targeting pada masyarakat umum dan masyarakat yang memiliki penjamin untuk
menjadi peserta program jaminan kesehatan, maka diperlukan suatu sistem informasi
berhubungan dengan pelayanan pada pasien yang didesain secara baik dan userfriendly.
Analisa value chain terhadap RSI. Assyifa dengan melihat misi utama Rumah
Sakit yang mempengaruhi aktivitas pelayanan kesehatan RSI. Assyifa, sifat dan relative
pentingnya aktivitas rantai nilai. Proses analisis Value Chain ini dilakukan penulis
dengan cara mengunjungi dan berdiskusi dengan pimpinan setiap unit kerja/instalasi
yang ada di RSI. Assyifa dengan mengacu pada Struktur Organisasi dan Tata Kerja yang
79
80
telah disampaikan sebelumnya, dengan membaca SOP yang ada di setiap unit kerja dan
memotret Aktivitas-aktivitas yang ada di RSI. Assyifa dapat digolongkan dalam primary
activity (Aktivitas Utama) dan support activity (Aktivitas Pendukung). Segala aktivitas
pelayanan medis 24 Jam di RSI. Assyifa harus saling mendukung dan berkaitan satu
sama lain untuk mencapai visi Rumah Sakit yaitu menjadi Rumah Sakit Unggul,
Kriteria
No Aktivitas Bagian Dokumen
Aktivitas
1 Informasi Pasien Humas a. Jadwal Praktek Aktivitas Utama
Dokter
b. Informasi
Pelayanan RSI.
Assyifa
c. Informasi
Pasien/Ruang
rawat inap
2 Registrasi Pasien Rekam Medis a. Prosedur tetap Aktivitas Utama
Rawat Inap, rawat registrasi
jalan dan gawat pasien rawat
darurat jalan, gawat
darurat dan
rawat inap
b. Daftar informasi
asuransi,
perusahaan
dan rekanan
3 Pemeriksaan pasien Pelayanan a. Standar Aktivitas Utama
rawat jalan Medis pelayanan
minimal RSI.
Assyifa
b. Daftar kode
diagnose INA
CBGs
4 Asuhan keperawatan Inst. Rawat Aturan pengisian Aktivitas
rawat jalan jalan askep pendukung
5 Perawatan pasien Inst. Rawat Prosedur Aktivitas Utama
rawat inap inap pelayanan
keperawatan
6 Pelayanan Penunjang Prosedur Aktivitas Utama
pemeriksaan pasien Medis pemeriksaan
Laboratorium pasien
7 Pelayanan Penunjang Prosedur Aktiitas Utama
pemeriksaan pasien Medis pemeriksaan
Radiologi pasien
8 Asuhan keperawatan Inst. Rawat Aturan pengisian Aktivitas
rawat inap inap askep pendukung
9 Pelayanan & tindakan Pelayanan Prosedur indakan Aktivitas Utama
81
Kriteria
No Aktivitas Bagian Dokumen
Aktivitas
operasi medis operasi
10 Pelayanan Keuangan Prosedur Aktivitas utama
pembayaran pembayaran
pelayanan dan
penunjang medis
11 Pelayanan Keuangan Prosedur Aktivitas utama
pembayaran rawat pembayaran
inap
12 Penyediaan obat dan Penunjang Prosedur Aktivitas utama
alat kesehatan habis medis persediaan obat
pakai dan Alkes
13 Pelayanan gizi Penunjang Jadwal pemberian Aktivitas
medis makan ruang rawat pendukung
inap
14 Pelayanan gudang Penunjang Prosedur distribusi Aktivitas utama
obat dan alkes medis obat
15 Reimbursement of Rekam medis a. Kerjasama Aktivitas utama
care asuransi
kesehatan
b. Kerjasama
bisnis
pelayanan
kesehatan
16 Manajemen & review Kesekretariatan Perjanjian Aktivitas
pelayanan & humas kerjasama pendukung
17 Pengelolaan SDM SDM Aturan Aktivitas
kepegawaian pendukung
18 Rincian rekening hasil Keuangan Prosedur tetap Aktivitas utama
pelayanan rekening
19 Pelaporan keuangan Keuangan Prosedur Aktivitas
pelaporan pendukung
20 Pelayanan laundry, Rumah tangga Prosedur laundry Aktivitas
linen pendukung
21 Pemeliharaan Sarana Inst. PSRS Prosedur Aktivitas
prasarana (PSRS) pelayanan PSRS pendukung
22 Pengelolaan sistem Sub. Bag. TI Prosedur layanan Aktivitas
informasi error pendukung
23 Pelayanan rumah Rumah tangga Prosedur Aktivitas
tangga permintaan rumah pendukung
tangga
24 Pelayanan PromKes Pemasaran Jadwal kunjungan Aktivitas
Promosi kesehatan pendukung
25 Pelayanan UKGS Pelayanan Jadwal kunjungan Aktivitas
(usaha Klinik Gigi medis UKGS pendukung
Sekolah)
26 Kegiatan Audit internal SPI Jika terjadi kasus Aktivitas
RS (AIRS) pendukung
Dari hasil identifikasi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh RSI. Assyifa
dikelompokan aktivitas utama dan aktivitas pendukung yang digambarkan dalam diagram
AKTIVITAS SEKUNDER
Gambar 4.1
Analisis Value Chain RSI. Assyifa
misi Sub. Bagian TI RSI. Assyifa yaitu memelihara sistem informasi komputerisasi
pelayanan pasien rawat jalan, rawat inap, penunjang medis, keuangan, back office
secara efektif dan efisien serta mendukung penyelenggaraan usaha dan operasional
rumah sakit, dengan merancang struktur data base, serta menyediakan perangkat keras
dan lunak.
SDM dan pemberian kompensasi bagi karyawan, agar dapat mendukung tujuan
dengan perencanaan anggaran dan administrasi keuangan dari setiap unit kerja di
83
Rumah Sakit yang meliputi Pengembangan Usaha Rumah Sakit (PURS), Akuntansi,
Tabel 4.2 Identifikasi Sistem dalam Mata Rantai Nilai Primary Activities RSI. Assyifa
Hasil Tabel 4.2 dapat diidentifikasikan dari setiap kegiatan rantai nilai apakah
sudah didukung oleh sistem informasi ataupun teknologi informasi. Dari penerimaan
pasien atau informasi pelayanan pasien sudah dilengkapi dengan sistem informasi jadwal
dokter. Namun demikian sistem komputer tidak mendukung fasilitas jaringan. Proses
transaksi pelayanan rawat jalan masih dilakukan manual, belum ada sistem yang
mendukung proses pengobatan pasien. Demikian pula dengan mata rantai nilai unit-unit
penunjang sistem yang ada pada unit penunjang belum terkoneksi dengan SIMRS
Tabel 4.3 Identifikasi Sistem dalam Mata Rantai Nilai Support Activity RSI. Assyifa
Identifikasi sistem informasi dalam mata rantai nilai support activity tabel 4.3
office dengan efektif dan efisien. Semua aktivitas sudah menggunakan komputer, namun
RSI. Assyifa. Awal pemetaan proses bisnis dalam kepemimpinan di RSI. Assyifa dengan
menentukan visi jangka panjang, tujuan organisasi, keterlibatan penyataan misi dan
kota Sukabumi dan sekitarnya, yang mengharuskan rumah sakit memiliki sistem
informasi dan inventory yang baik serta mulai memikirkan kearah universal coverage
Analisis Proses bisnis RSI. Assyifa dilakukan dengan cara melakukan pengkajian
sekumpulan aktifitas pelayanan kesehatan yang dimulai dari proses pemetaan dalam
rawat jalan, proses pelayanan 24 jam (IGD, Rawat Inap, Laboratorium), dan proses
pelayanan kamar bedah, serta proses pelayanan penunjang medis lainnya yang saling
terkait untuk menghasilkan output pelayanan yang berkualitas sehingga dapat mencapai
visi RSI. Assyifa , seperti yang tergambarkan pada gambar 4.1 hasil analisis value chain.
obatan dan alat kesehatan di Inst. Farmasi dan proses pembayaran hasil pelayanan yang
Proses bisnis yang akan dikaji pada RSI. Assyifa ini adalah bagian-bagian yang
memegang peranan penting untuk meningatkan cost containment proses bisnis yang
mempunyai kegiatan utama untuk menjalankan fungsi rumah sakit pada umumnya yaitu
85
rehabilitative.
bermanfaat untuk membantu RSI. Assyifa dalam memahami proses bisnis dengan baik
bisnis. Proses bisnis aktivitas utama dalam analisis value chain RSI. Assyifa dalam
Proses bisnis Pelayanan medis RSI. Assyifa terdiri dari Instalasi Rawat jalan, Instalasi
Proses bisnis rawat jalan di RSI. Assyifa terdiri dari pasien rawat jalan, bagian
bahwa pasien datang ke rawat jalan melalui perjanjian atau bisa juga langsung
registrasi terlebih dulu. Setiap pasien harus mendapat satu Rekam Medis (RM)
setiap kali datang ke klinik rawat jalan. Pasien baru diberi Rekam medis baru jika
medis pasien kepada Dokter (manual), sehingga dokter dapat memeriksa pasien.
Dokter melakukan anamnesis kepada pasien dan mencatat dalam rekam medis
Start
Pembuatan
Registrasi dengan Menerima Berkas Resep
Yes Tagihan pelayanan
perjanjian RM
Rawat Jalan
Dengan
Perjanjian?
Kwitansi
Pemberian Obat
Siapkan Berkas
Rekam Medis Pemberian resep
Rawat Jalan
Resep
Berkas RM Rajal
End
Resep diberikan oleh dokter kepada pasien sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Setelah diberi resep pasien membayar hasil pelayanan rawat jalan di kasir rawat
jalan dan resepnya kemudian ditukar dengan obat untuk dibawa pulang. Sementara
itu dokter mencatat segala pelayanan dalam Rekam Medis, kemudian memberikan
Proses bisnis rawat inap merupakan bagian strategis yang menentukan masuknya
pasien, perpindahan dan keluarnya pasien. Pada gambar 4.3 terlihat jelas bahwa
pasien datang dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk masuk ruang
rawat inap, petugas rekam medis menerima pasien dan melakukan registrasi, jika
pasien setuju maka pasien mempersiapkan diri untuk masuk rawat inap dengan
Surat Perintah
Rawat (SPR)
Melakukan Membuat Kwitansi
Ruangan Ada..?
Perawatan RI RI
No
Yes
Surat Rujukan
Siapkan berkas
Rekam Medis RI Kwitansi RI
End
Berkas RM RI
Pasien keluar RI
End
Setelah pasien mendapat pelayanan medis dari dokter, pasien mendapat resep dari
dokter, dan diberikan ke bagian kasir. Pasien dipanggil bagian kasir untuk
membayar hasil pelayanan dan menerima resep. Kuitansi dicetak petugas dan
masuknya pasien, tindakan bedah dan keluarnya pasien pasca pemulihan. Pada
gambar 4.4 terlihat jelas bahwa pasien datang diantar petugas rumah sakit
membawa surat pengantar dari dokter dan berkas rekam medis untuk masuk ruang
bedah sentral, pasien masuk ruang persiapan kamar operasi untuk kemudian
Bedah Sentral.
Start Rekapan
Penerimaan Pasien
Pemakaian
Rencana Operasi
Surat Perintah
Operasi
Pemeriksaan
Kelengkapan SIO
Tindakan
Pembedahan
Pemulihan Pasien
Rekapan
Pemakaian
End
Proses bisnis Instalasi Gawat darurat di RSI. Assyifa terdiri dari pasien Gawat
Darurat. Penjelasan gambar 4.5 bahwa pasien datang ke Gawat Darurat langsung
registrasi terlebih dulu atau langsung ke Gawat Darurat jika kasus Emergency.
Setiap pasien harus mendapat satu Rekam Medis (RM) setiap kali datang ke Gawat
Darurat. Pasien baru diberi Rekam medis baru jika pasien lama petugas harus
89
kepada pasien dan mencatat dalam rekam medis (menulis hasilnya dalam lembaran
RM konvensional).
Start
Pembuatan
Registrasi Pasien Menerima Berkas Resep
Tagihan pelayanan
GD IGD
IGD
Kasus Gawat
Darurat
Kwitansi
Pemberian Obat
Rawat
Inap?
Yes
Surat Perintah
Rawat Inap No
Berkas IGD
Resep
End
Jika hasil pemeriksaan Dokter pasien memerlukan perawatan lanjutan, maka dokter
sesuai dengan keinginan pasien jika tidak diperlukan perawatan Resep diberikan
oleh dokter kepada pasien sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setelah diberi
resep pasien membayar hasil pelayanan gawat darurat dibagian kasir dan resepnya
kemudian ditukar dengan obat untuk dibawa pulang. Sementara itu dokter mencatat
Proses bisnis Penunjang medis RSI. Assyifa terdiri dari Instalasi Farmasi, Instalasi
Instalasi Farmasi dengan membawa resep dari dokter, petugas menerima resep
akan memanggil pasien untuk menginformasikan total biaya resep, jika pasien
obat siap petugas memberikan obat sambil menjelaskan cara pemakaian obat
Resep
Menghitung Biaya Kwitansi
Resep
End No Setuju ?
Yes
Bukti persetujuan
pembelian obat
Mempersiapkan
obat sesuai resep
End
Proses bisnis yang tampak pada gambar 4.7 merupakan proses bisnis
yang dibawa pasien berupa perintah pemeriksaan dari dokter sesuai dengan
dengan surat permintaan apa saja yang akan diperiksa. Sampel yang berhasil
diambil akan diproses untuk pemeriksaan baik secara manual atau dengan
bantuan alat canggih Laboratorium. Karena hasil dari alat canggih belum
terhubung dengan sistem informasi yang ada maka hasilnya dicatat pada lembar
Form Rujukan
Pemeriksaan Lab Pengambilan
Kwitansi
Sample darah/
urine
Analisis
Pemeriksaan Lab
Hasil Pemeriksaan
Lab
End
Proses bisnis yang tergambar pada gambar 4.8 dapat dijelaskan sebagai berikut
surat rujukan Radiologi dengan lengkap, hal ini supaya tidak ada kesalahan
manusia. Setelah surat diteliti, pasien akan diperiksa oleh operator Radiologi
Form Rujukan
Pemeriksaan Rad
Pengambilan Foto Kwitansi
Rotgen/USG
Pembacaan Hasil
Rotgen/USG
Hasil Pemeriksaan
Expertise
End
maupun pasien pribadi baik yang datang dari kota sukabumi dan sekitarnya maupun dari
luar kota. Layanan medis yang ditawarkan untuk seluruh golongan masyarakat terlebih
dengan adanya program pemerintah melalui BPJS (Badan Pengelola Jaminan Sosial)
RSI. Assyifa memiliki Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS) dalam mendukung
proses layanan medis yang mampu untuk mendata pasien dan memberikan informasi
pelayanan medis, ruang perawatan pasien atau informasi kapasitas tempat tidur yang
tersedia. Dalam proses pelayanan medis di klinik maupun ruang perawatan RSI. Assyifa
masih dilakukan secara manual, demikian pula dengan proses layanan penunjang medis.
Namun demikian proses layanan penunjang medis sudah memiliki Sistem Informasi yang
Proses bisnis RSI. Assyifa sesuai prosedur tetap yang dibuat oleh masing-
masing bagian, dan semua sistem dan prosedur belum tertuang dalam buku pedoman
penyelenggaraan kegiatan RSI. Assyifa yang bisa menjadi pedoman tunggal dalam
melakukan kegiatan di RSI. Assyifa. Namun demikian RSI. Assyifa sudah memiliki
kumpulan uraian tugas sesuai dengan struktur organisasi yang sudah disahkan dan
menjadi pedoman bagia setiap bagian untuk melakukan aktivitas pekerjaan masing-
masing. Sehingga dalam hal ini hasil analisis proses bisnis RSI. Assyifa dapat
RSI. Assyifa telah berupaya untuk memenangkan pasar, sebagai salah satu
Rumah sakit islam terbesar di kota Sukabumi, RSI. Assyifa menawarkan pelayanan
medis dan rawat inap bernuansa islami. Kualitas pelayanan dengan standar rumah sakit
Proses bisnis RSI. Assyifa bersifat kompleks karena melibatkan beberapa bagian
dan saling tergantung satu sama lainnya. Jika bagian satu bermasalah maka akan
mempengaruhi proses bisnis bagian lainnya. Dan hal ini akan menjadi suatu
pasien.
94
kegiatan semua bagian maupun unit, untuk menentukan kegiatan tahun yang akan
datang. Laporan kegiatan tahunan dibuat oleh seluruh bagian maupun unit, khususnya
laporan keuangan secara periodik diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Dari hasil analisis
laporan tahunan sebagai dasar proses pengendalian dan perencanaan dengan membuat
RKA (Rencana Kerja dan Anggaran) yang telah ditetapkan Manajemen RSI. Assyifa.
Namun perencanaan dan realisasi RKA sering terjadi perbedaan dengan anggaran yang
ditetapkan. Perencanaan dan pengendalian dalam proses bisnis RSI. Assyifa tidak pasti
Setiap kesalahan maupun kelalaian yang bisa timbul dalam proses bisnis RSI.
Assyifa bisa dikendalikan dengan meninjau ulang standar operating procedure (SPO)
yang berisi kebijakan dan prosedur aktivitas setiap bagian atau unit yang ada di RSI.
Assyifa. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kualitas dan kepuasan pelanggan.
Medis, Bidang Penunjang Medis, Bidang Penunjang Non Medis, Sub. Bagian Pemasaran
dan Instalasi Farmasi, dimana dari hasil SOP yang dipelajari ke lima unit tersebut sangat
berkaitan dengan materi-materi dalam melakukan analisis ini, dan dapat memberikan
gambaran penuh tentang bagaimana posisi bsinis RSI. Assyifa didalam industry
perumahsakitan, baik dari sisi supplier dan pelanggan serta pasar (pemain baru dan
substitusi). Keempat dari dorongan (forces) ini akan memberikan konstribusi terhadap
perumahsakitan. Analisis kekuatan kompetitor untuk RSI. Assyifa terlihat pada Gambar
4.9 analisis ini juga berguna untuk melihat tingkat persaingan bisnis rumah sakit secara
Ancaman Pendatang :
RS Betha Medika, RS Kartika
Kasih, RS Hermina, Prakter
Kedokteran
Ancaman Pengganti
(Substitusi) :
- Pelayanan medis
yang kurang
berkualiatas
Saat ini konsumen dapat memperoleh pelayanan medis dengan mudah, akan tetapi
semakin banyak pelayanan medis lain yang ditawarkan di luar RSI. Assyifa. Adanya
Klinik Fasilitas Kesehatan tingkat I yang menawarkan jasa (home visite), jasa klinik
fisioterapi yang menawarkan terapi fisik lanjutan di rumah pasien. Hal-hal tersebut
ada beberapa yang sudah dilakukan oleh RSI. Assyifa tetapi terbatasnya tenaga
dan ide-ide baru, terus berinovasi menciptakan pelayanan medis yang handal,
berguna dan hebat dan terus mengikuti perkembangan kemajuan teknologi dengan
Tingkat kemudahan maupun kesulitan bagi pesaing baru untuk masuk kedalam
hambatan yang mask kedalam industri, yaitu dipengaruhi oleh besarnya biaya
investasi yang dibutuhkan, proses perizinan, akses terhadap bahan baku. Akses
terhadap saluran distribusi, ekuitas merk, skill, lingkup ekonomi dan semakin tinggi
hambatan masuk, maka semakin rendah ancaman yang masuk dari pendatang
baru.
Hermina Sukabumi serta Klinik Jalur farma yang berjarak sekitar 5 kilometer, yang
sebenarnya RSI Assyifa tidak perlu takut dengan hadirnya ancaman kompetitor
baru. kompetitor baru sedikit mengalami kesulitan pada saat masuk kedalam bisnis
perumahsakitan ini dikarenakan juga modal yang cukup besar dan pelanggan yang
sudah nyaman dengan pelayanan medis di RSI. Assyifa, oleh karena itu RSI.
tetap menjadikan pelayanan medis yang berkualitas dan tahan lama dan berdaya
Semakin besar pembelian, semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pelanggan
pasien rawat jalan rata-rata berjumlah 150 (seratus lima puluh) per hari dan pasien
masuk rawat inap rata-rata 30 (tiga puluh) pasien perhari. Rata-rata pemakaian
Saat ini konsentrasi pelanggan yang berkunjung berada di Klinik Spesialis mata dan
Klinik Spesialis bedah. Ketersediaan ruang rawat inap bedah cukup terbatas
sehingga ada beberapa pasien yang sempat ditolak karena ruangan rawat inap
97
sudah penuh. Tarif pelayanan rawat jalan dan rawat inap cukup bersaing dengan
rumah sakit yang setara dengan RSI. Assyifa sehingga terjangkau oleh pelanggan
RSI. Assyifa. RSI. Assyifa mempunyai pelanggan tetap yaitu pasien kontraktor
antaralain Asuransi Kesehatan, BPJS Kesehatan dan Instalsi Swasta yang menjalin
kerjasama dalam mendapatkan layanan medis di RSI. Assyifa. Pasien umum adalah
pasien yang tidak mempunyai ikatan kerjasama dengan RSI. Assyifa yang datang
unuk mendapatkan layanan kesehatan sesuai dengan keinginan pelanggan. Saat ini
%.
Operasi Katarak Gratis bekerjasama dengan Yayasan Jalinan Kasih, operasi bibir
dengan Toko mas family. Strategi lainya adalah tetap meningkatkan pelayanan
seminar kesehatan maupun senam hamil khusus usia kehamilan lebih besar dari 4
Bulan.
Biasanya sedikit jumlah pemasok, semakin penting produk yang dipasok, dan
semakin kuat posisi tawarnya. Posisi kekuatan tawar menawar yang dimiliki RSI.
Assyifa terhadap Supplier pada dasarnya sama dengan rumah sakit lainya. RSI.
Assyifa memiliki posisi yang cukup kuat karena memiliki jumlah supplier yang
memiliki skala bisnis yang besar, maka kekuatan tawar menawar RSI. Assyifa pun
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini RSI. Assyifa punya langganan
maka RSI. Assyifa harus menjaga hubungan yang sangat baik. Segala kewajiban
dalam pelunasan pembayaran kepada Supplier tidak lamban (sesuai dengan aturan
kesepakatan kerjasama), hal ini supaya RSI. Assyifa tidak kekurangan pasokan
beberapa rumah sakit di daerah Sukabumi yang merupakan pesaing baru telah
Pelayanan kesehatan dari rumah sakit pesaingnya juga cukup berkualitas dan
perbedaan harga yang bersaing. Namun demikian loyalitas pelanggan terhadap RSI.
Assyifa yang cukup baik. Karena keunggulan dalam hal pelayanan kesehatan dengan
tenaga-tenaga keperawatan yang senior, terampil dan cekatan sehingga membuat RSI.
karyawannya. Hal ini dapat mendukung rancangan strategi yang tepat untuk
Rumah Sakit Islam Assyifa perlu melihat Supersystem RSI. Assyifa dengan
melakukan analisis PEST yang bertujuan untuk menyikapi pengaruh faktor eksternal bagi
rumah sakit sehingga dengan tepat dan cepat dapat mengantisipasi menjadi sesuatu
Direktur RSI. Assyifa dengan pertimbangan saat ini Direktur RSI. Assyifa merupakan
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Cabang Cianjur – Sukabumi
pelayanan yang ada di Rumah sakit. Analisis PEST merupakan suatu cara atau alat yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh lingkungan luar terhadap RSI. Assyifa di daerah
Sukabumi dan sekitarnya juga suatu cara untuk mengevaluasi kecenderungan dan
1. Faktor Politik
Kondisi politik biasanya dikaitkan juga dengan hukum, karena arah dan stabilitas
dari faktor politik dan hukum merupakan pertimbangan utama untuk menentukan strategi
rumah sakit. Faktor politik dan hukum menentukan parameter hukum dan bagaimana
Kondisi politik dan kebijakan pemerintah berpengaruh pada aktifitas bisnis rumah
sakit setiap harinya, baik didalam melakukan pelayanan terhadap pasien maupun
kesehatan RS sudah diatur sedemikian rupa supaya kualiatas elayanan kesehatan dapat
memenuhi standar dan mutu kualitas terjaga. Peraturan yang harus dipatuhi oleh
penyelenggara Rumah sakit antara lain Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan, bahwa setiap pelayanan kesehatan yang dilakukan tidak boleh menentang
kesehatan di Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang
mana berisi tentang peraturan penyelenggaraan rumah sakit berdasarkan jenis dan
100
Nasional tahun 2009, tentang bentuk dan tata cara penyelenggaraan Pembangunan
pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) No. 71 tahun 2003, dimana setiap rumah sakit
yang bekerjasama dengan pemerintah dalam hal pelayanan kesehatan (JKN), yang
penyelenggaraan pelayanan kesehatan terhadap pasien peserta JKN RSI. Assyifa harus
mematuhi standar tarif yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Isu strategis tentang standar Akreditasi Rumah Sakit dari Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes) No. 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi. Payung-payung hukum lainnya yang
berpengaruh pada operasional rumah sakit lainya adalah Undang-Undang No. 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran, Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang
pemda Kota/Kabupaten, Permenkes No. 147 tahun 2010 tentang perizinan RS dan
Permenkes No. 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi RS, Permenkes No. 52 tahun 2016
dan Permenkes No. 4 tahun 2017 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan.
atau aktivitas bisnisnya, dan adanya pengurangan pendapatan RSI. Assyifa, tetapi
beberapa tindakan politik juga dibuat untuk memberikan manfaat dan melindungi rumah
sakit antara lain dalam hak paten, subsidi pemerintah dan sebagainya. Peraturan global
pun turut berpengaruh antara lain Indikator Library Measurement yaitu indikator rumah
sakit yang mewajibkan untuk memberi laporan kejadian luar biasa tentang kesehatan.
2. Faktor Ekonomi
aspek salah satunya aspek kesehatan. Pada penyampaian paparan realisasi ekonomi
Indonesia tahun 2016 di gedung DPR tanggal 18 Januari 2017, menteri Keuangan Sri
101
Mulyani memperkirakan ekonomi Indonesia selama kurun waktu tahun 2016 tumbuh
minimal 5%. Apabila diperhatikan, realisasi pertumbuhan ekonomi saat ini bertolak
bahwa sampai tahun 2018 perekonomian di Indonesia akan lebih baik sehingga
tentang penyesuaian BBM dan tarif dasar listrik saat ini, yang berpengaruh kepada
yang kurang pasti bagi masyarakat kurang mampu. Keadaan ini yang mendorong
Padahal dalam pergulatan ekonomi global dunia sangat dibutuhkan sumber daya
manusia yang tangguh dan sehat untuk dapat menjawab dan bersaing dalam memajukan
ekonomi bangsa, sehingga tidak terjadi bangsa yang secara administrasi telah merdeka,
Oleh sebab itu rumah sakit mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat dengan membangun manusia yang sehat dan kuat dengan
membantu masyarakat yang kurang mampu untuk bisa menikmati pelayanan kesehatan
Nasional
mencakup ;keyakinan, nilai-nilai, sikap dan opini yang berkembang dan gaya hidup di
Perkembangan sosial masyarakat Indonesia sudah taraf waspada, hal ini terasa
jelas mulainya penurunan nilai-nilai sosial dan norma-norma adat istiadat; sopan santun,
102
kegotong royongan, keramah tamahan dan yang lainnya, telah mengalami krisis. Angka
kejahatan oleh pada pemuda diwilayah kota Sukabumi dan sekitarnya, membawa
dampak terhadap sosial kaum muda yang cenderung melakukan hal-hal yang melanggar
norma-norma dan kaidah sosial. Bahkan cenderung untuk berprilaku primitive, merasa
bangga dan hebat ketika mampu melanggar aturan atau tidak mematuhi sesuatu yang
seharusnya dipatuhi. Masih terjadinya poligami dan poliandri, pernikahan dini, pergaulan
kesehatan yang baik dapat terjangkau dengan mudah. Jika faktor-faktor sosial budaya
mengalami perubahan, maka permintaan berbagai pelayanan medis dan aktivitas juga
Faktor demografi, yang harus diperhatikan oleh RSI. Assyifa adalah ukuran
menganalisis perubahan tersebut dalam konteks yang sangat umum, bukan hanya
4. Faktor Teknologi
ancaman bagi rumah sakit. Kemajuan teknologi secara signifikan telah merubah produk,
merubah relative competitive cost serta menjadikan barang ataupun jasa menjadi cepat
usang.
efisiensi dan efektivitas kerja pelayanan kesehatan. Teknologi telah menambah nilai
pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit. Isu strategis tentang smart hospital
teknologi informasi dalam sistem pelayanan kesehatannya. Selain itu teknologi informasi
konsumen/pasien maupun untuk melakukan promotif dimana saat ini dunia internet
menjadi sangat mudah diadopsi sebagai sarana komunikasi. Kemajuan teknologi infrmasi
dan penerapannya juga semakin berkembang, RSI. Assyifa sudah menyediakan fasilitas
internet dan wifi bagi karyawan dan pengunjung rumah sakit sehingga hal ini menjadi
Dari segi fungsional rumah sakit, faktor teknologi dapat dimanfaatkan untuk
membantu proses kegiatan para praktisi medis maupun non medis. Proses pelayanan
sesuai untuk bidang kesehatan. Seperti konsep e-health yang sering didengungkan
penyembuhan pasien. RSI. Assyifa yang dilengkapi jaringan internet 24 jam, dapat
kesehatan dalam proses pelayanan pasien peserta BPJS melalui program pemerintah
proses pengolahan data pelayanan penagihan pasien peserta BPJS. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri bagi RSI. Assyifa untuk segera menyelaraskan strategi bisnisnya
dengan strategi sistem informasi yang ada di RSI. Assyifa untuk mendukung seluruh
pelayanan kesehatannya.
secara keseluruhan maupun penyelarasan dengan keperluan rumah sakit yang selalu
berkembang. Adapun rincian faktor internal RSI. Assyifa adalah sebagai berikut :
RSI. Assyifa merupakan rumah sakit umum milik Yayasan Assyifa, yang sudah
berdiri sejak 50 Tahun yang lalu, sebagai salah satu Rumah Sakit Islam di kota
Sukabumi, RSI. Assyifa menerima pelayanan medis untuk seluruh golongan masyarakat.
Sejak pertengahan tahun 2015 RSI. Assyifa sudah bekerjasama dengan Pemerintah
dalam hal penerimaan pasien BPJS (Program Asuransi Pemerintah) dengan berbagai
resiko yang sudah dipikirkan baik-baik. Struktur organisasi yang terbangun dengan baik
dan konsisten,adanya visi dan misi yang jelas yang menjadi kekuatan bagi rumah sakit
RSI. Assyifa merupakan rumah sakit type C, dalam standarnya harus membuka
Klinik Umum, Gigi dan Klinik Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), RSI. Assyifa sudah
Spesialis Bedah Umum, spesialis Mata, spesialis THT, Sub Spesialis Urologi, sub
spesialis Bedah Mulut, dukungan dokter-dokter Umum, dokter Anestesi dan dokter gigi.
dengan profesi Ners yang terampil, didukung dengan ketenagaan lainya sesuai
bidangnya antara lain Apoteker, Ahli Gizi, Analis Kesehatan (Laboratorium), Radiograper,
Daya kemampuan dan kompetensi yang tinggi merupakan kekuatan rumah sakit
belum ada, dan kemampuan kepemimpinan rumah sakit masih dirasa kurang, dengan
dukungan bahasa asing yang minimal, hal ini menjadi kelemahan faktor SDM.
3. Lingkungan Keuangan
Sejak tahun 2011 sampai tahun 2016 menurut informasi manajemen pendapatan
rumah sakit selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan seiring dengan semakin
105
meningkatnya pelayanan tampak adanya pertumbuhan yang positif untuk RSI. Assyifa
Hal ini dikarenakan adanya dukungan kemitraan yang baik dengan perusahaan dan
asuransi sehingga meminimalkan piutang yang tak tertagih (bad debt) menjadi terjamin.
keuangan.
Pelayanan yang ditawarkan RSI. Assyifa harus yang berkualitas dengan adanya
indikator mutu pelayanan untuk mengukur kinerjanya. Sistem penjamin mutu RSI. Assyifa
sudah berjalan sesuai dengan akreditasi versi 2012. Hal ini menjadi faktor kekuatan yang
Meskipun saat ini seluruh karyawan harus bekerjakeras dan berkomitmen tinggi akan
kualitas pelayanan untuk mengurangi resiko dampak patient safety. Namun demikian
sistem informasi yang saat ini berjalan belum menjadi andalan untuk mendukung patient
mempunyai resiko tertukarnya data sehingga menjadi hal yang sangat fatal jika ada
human error. Hal ini perlu diupayakan perencanaan strategis SI/TI yang terintegrasi.
5. Lingkungan Pemasaran
Rumah sakit kadang terbentur etika rumah sakit dan etika kedokteran dengan
adanya kegiatan pemasaran atau proporsi. Rumah sakit tidak boleh memamerkan atau
antara lain mengadakan seminar, sunatan, operasi katarak, operasi bibir sumbing secara
gratis. RSI. Assyifa bekerjasama dengan beberapa rekanan seperti Jalinan Kasih
Indosiar, SmileTrain dan Toko Mas Family untuk kegiatan-kegiatan tersebut, hal ini
terjadi dalam mencapai suatu tujuan rumah sakit dalam skala yang lebih luas.
Analisis SWOT akan dipetakan dari hasil analisis keadaan lingkungan rumah
sakit sebagai proses awal dari suatu kegiatan perencanaan maupun pembuatan strategi
bisnis. Lingkungan rumah sakit disini mencakup semua faktor baik yang berada didalam
maupun diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan rumah sakit.
Analisis lingkungan rumah sakit ini mencakup tentang lingkungan eksternal dan internal.
menjadi lebih baik. Kelemahan yang tidak teridentifikasi atau yang belum teridentifikasi
akan merugikan RSI. Assyifa sendiri. Oleh karenanya dengan semakin cepat mengetahui
kelemahan RSI. Assyifa segera mungkin mencari solusi untuk mengatasi kelemahannya.
Mengetahui peluang yang ada baik saat ini maupun peluang dimasa yang akan datang,
maka RSI. Assyifa mampu menyusun strategi mencapai peluang tersebut,. Strategi dapat
disiapkan sedini mungkin dan terrencana sangat baik sehingga peluang yang teridentifasi
ancaman. Ancaman teridentifikasi dengan baik, dapat dicarikan jalan keluarnya sehingga
dan Ancaman (OT) bagi rumah sakit yang meliputi lingkungan umum seperti pengaruh
faktor : ekonomi, social/budaya, politik dan hokum teknologi, demografi dan sebagainya.
107
Sedangkan lingkungan internal rumah sakit akan memberikan gambaran Kekuatan dan
Kelemahan (SW) yang ada didalam perusahaan, mencakup analisis mengenai keadaan
internal perusahaan seperti faktor : sumber daya, kapabilitas serta kompetensi yang
dimiliki RSI. Assyifa. Hasil analisis lingkungan ini akan memberikan potret keadaan actual
manager yang ada dibawah Direktur langsung, brainstorming ini dilaksanakan di waktu
khusus tepatnya pada hari Rabu tanggal 8 Nopember 2017, dimana penulis meminta
faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman menurut masing-masing bidang dan
bagian, kelima manager tersebut adalah Kepala Bidang Pelayanan Medis, Kepala Bidang
Penunjang Medis, Kepala Bagian Penunjang Non Medis, Kepala Bagian Administrasi
eksternal RSI. Assyifa yang bisa dilihat dalam tabel 4.4, 4.5, 4.6, 4.7 sebagai
rangkumannya.
NO KEKUATAN (Strengths)
1 Salah satu RS Swasta Terbesar di kota Sukabumi
2 Standar Pelayanan sudah terakreditasi KARS Versi 2012
3 Sudah memiliki SIMRS
4 Fasilitas peralatan medis yang memadai
5 Memiliki SDM berpengalaman dan terampil
6 Tersedianya pola tarif sistem paket
7 Adanya pengawasan Standar Mutu pelayanan medis (PMKP)
8 Tarif pelayanan yang kompetitif dengan RS Tipe C
NO KELEMAHAN (Weakness)
1 Belum semua pelayanan kesehatan di RSI. Assyifa didukung dengan SI/TI
2 Banyaknya karyawan senior yang belum familier dengan perkembangan teknologi
informasi
3 Proses pelayanan pelanggan belum berjalan secara optimal
4 Realisasi anggaran belum sepenuhnya mengacu pada alokasi anggaran
5 Komunikasi dengan bahasa inggris belum dikuasai oleh sebagian banyak
karyawan
108
Hasil identifikasi dari faktor eksternal dan peluang sebagai dasar untuk
NO PELUANG (Opportunities)
1 Fasilitas RSI. Assyifa terus meningkat dan cenderung bertambah
2 Adanya fasilitas Internet untuk karyawan maupun pelanggan
3 Kerjasama yang baik dengan para Supplier
4 Adanya kerjasama dengan pihak-pihak untuk melaksanakan CSR
5 Pemukiman penduduk yang cukup padat & perusahaan di sekitar rumah sakit
NO ANCAMAN (Threaths)
1 Jarak yang begitu dekat antara RS competitor dengan RSI. Assyifa
2 Regulasi pemerintah yang semakin ketat
3 Adanya ketidakpuasan pasien pada dokter spesialis terutama dalam hal jadwal
praktek dan jadwal visite
4 Masih belum solidnya komitmen SDM yang berada di dalam rumah sakit
5 Adanya pasien yang kurang mampu yang berkunjung belum mengikuti peserta
program JKN
6 Adanya RS lain yang sudah terakreditasi KARS
Analisis faktor internal dilakukan dengan membuat tabel IFA/EFA (Internal factor
dalam/intermal RSI. Assyifa berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang penting.
Dalam perumusan strategi ini untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan utama dibidang fungsional dari aktivitas usaha. Matrik EFA/EFE (Eksternal
indentifikasi faktor strategis yang penting dari faktor eksternal yang berkaitan dengan
peluang dan ancaman. Matriks EFA/EFE memberikan dasar untuk mengenali dan
Pada prinsipnya tahapan kerja dalam acuan matriks IFA/EFI dan EFA/EFE
tahapannya sama. Acuannya terdiri banyak faktor, yang jumlah bobot harus selalu 1,0
109
(satu koma nol). Nilai seluruh (skor total) organisasi dengan rata-rata 2,5 (dua koma
lima). Nilai dibawah menandakan organisasi internal lemah, bila nilai diatas menandakan
dan ancaman pada proses pembuatan matriks IFA/EFA ini hasil dari analisis SWOT
2. Berikan bobot dengan kisaran dari 0,0 (nol koma nol : tidak penting) sampai 1,0
(satu koma nol : amat sangat penting). Bobot menunjukan kepentingan relatif dan
faktor suksesnya jasa pelayanan RS. Tanpa mempedulikan apakah kunci adalah
pengaruh terbesar pada prestasi rumah sakit diberi bobot tertinggi. Jumlah bobot
harus sama dengan 1,0 (satu koma nol). Dalam proses brainstorming yang
dilakukan kepada 5 (lima) manager yang berada dibawah Direktur langsung, penulis
5. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobot
6. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan total nilai yang
Pembobotan dan pemberian rating pada faktor internal dilakukan melalui cara
berdiskusi dengan membandingkan RSI. Assyifa dengan pesaing utamanya atau rata-
Tabel 4.8 Acuan (matriks) Internal Factor Analysis (IFA)/Evaluasi Faktor Internal (EFI)
KEKUATAN (Strengths)
1 Salah satu RS Swasta Terbesar
0,08 4 0,32
di kotas Sukabumi
2 Standar Pelayanan sudah
0,09 4 0,36
terakreditasi KARS Versi 2012
3 Sudah memiliki SIMRS 0,08 3 0,24
4 Fasilitas peralatan medis yang
0,08 3 0,24
memadai
5 Memiliki SDM berpengalaman
0,09 4 0,36
dan terampil
6 Tersedianya pola tarif sistem
0,07 4 0,28
paket
7 Adanya pengawasan Standar
0,08 3 0,24
Mutu pelayanan medis
8 Tarif pelayanan yang kompetitif
0,06 3 0,18
dengan RS Tipe C
TOTAL NILAI KEKUATAN 0,63 2,22
KELEMAHAN (Weakness)
1 Belum semua pelayanan
kesehatan di RSI. Assyifa 0,09 1 0,09
didukung dengan SI/TI
2 Banyaknya karyawan senior yang
belum familier dengan
0,08 2 0,16
perkembangan teknologi
informasi
3 Proses pelayanan pelanggan
0,07 2 0,14
belum berjalan secara optimal
4 Realisasi anggaran belum
sepenuhnya mengacu pada 0,08 2 0,16
alokasi anggaran
5 Komunikasi dengan bahasa
inggris belum dikuasai oleh 0,05 2 0,1
sebagian banyak karyawan
TOTAL NILAI KELEMAHAN 0,37 0,65
Hasil dari Internal Factor Analysis (IFA)/Evaluasi Faktor Internal (EFI) yang ditunjukan
Hasil dari matriks evaluasi faktor internal diperoleh skor 2,87, artinya penjumlahan pada
tabel IFA/EFI lebih besar dari nilai 2,50. Hal ini menunjukan bahwa RSI. Assyifa adalah
organisasi memiliki kekuatan internal lebih kuat sehingga mempunyai kemampuan untuk
Dari analisis kekuatan, nilai tertinggi adalah 0,36 yaitu RSI. Assyifa sudah terakreditasi
KARS 2012 dan memiliki SDM yang berpengalaman dan terampil dan nilai terendah
Analisis Kelemahan, nilai tertinggi adalah 0,16 yaitu karyawan senior yang belum familier
mengacu pada alokasi anggaran dan nilai terendah adalah 0.09 yaitu belum semua
Eksternal)
PELUANG (Opportunities)
1 Fasilitas RSI. Assyifa terus
meningkat dan cenderung 0,09 4 0,36
bertambah
2 Adanya fasilitas Internet untuk
0,09 4 0,36
karyawan maupun pelanggan
3 Kerjasama yang baik dengan para
0,09 3 0,27
Supplier
4 Adanya kerjasama dengan pihak-
0,1 4 0,4
pihak untuk melaksanakan CSR
5 Pemukiman penduduk yang cukup
padat & perusahaan di sekitar 0,09 4 0,36
rumah sakit
TOTAL NILAI PELUANG 0,46 1,75
ANCAMAN (Threaths)
1 Jarak yang begitu dekat antara RS
0,09 2 0,18
competitor dengan RSI. Assyifa
2 Regulasi pemerintah yang semakin
0,1 1 0,1
ketat
3 Adanya ketidakpuasan pasien
pada dokter spesialis terutama
0,09 2 0,18
dalam hal jadwal praktek dan
jadwal visite
112
Hasil dari EFA/EFE (Eksternal factor Analysis/Evaluasi Faktor Eksternal) yang ditunjukan
Hasil dari matriks evaluasi faktor eksternal diperoleh skor total 2,72. Hal ini menunjukan
bahwa RSI. Assyifa dapat menanggapi secara baik peluang yang ada dan mampu
Dan analisis peluang (Opportunities), nilai tertinggi adalah 0,36 yaitu fasilitas rumah sakit
yang cenderung berkembang dan bertambah, adanya fasilitas internet dan pemukiman
penduduk disekitar rumah sakit yang cukup padat dan nilai terrendah adalah 0,27 yaitu
kerjasama yang baik dengan pihak supplier obat dan alat kesehatan.
Analisis ancaman (Threaths), nilai tertinggi adalah 0,27, yaitu masih belum solidnya SDM
yang berada di rumah sakit. Dan nilai terrendah adalah 0,1 yaitu regulasi pemerintah
yang semakin ketat dan adanya RS lain yang sudah terakreditasi KARS (Komisi
1. Matriks SWOT
Berdasarkan hasil IFA /EFI sama dengan 2,87 dan EFA/EFE sama dengan 2,72
pada Internal Eksternal matriks (IE Matriks) keduanya pada posisi medium atau
menengah yang tepatnya pada set V dengan strategi “Hold & Maintain” pada
gambar 4.10.
113
Hasil acuan matrik internal dan eksternal diatas, dapat diketahui skor untuk faktor
internal yang terdiri dari nilai kekuatan sama dengan 2,22 dan nilai kelemahan sama
dengan 0,65 sehingga didapat Nilai kekuatan dikurangi nilai kelemahan sama
dengan 2,22 – 0,65 = 1,57 jadi selisih nilai kekuatan dengan nilai kelemahan didapat
1,57.
Untuk faktor eksternal, nilai peluang sama dengan 1,75 dan skor ancaman sama
dengan 0,97 sehingga didapat nilai peluang dikurangi nilai ancaman sama dengan
1,75 – 0,97 = 0,78 yang berarti selisih skor peluang dengan skor ancaman memiliki
nilai 0,78.
Titik temu selisih nilai Kekuatan – Kelemahan (sumbu X) dengan selisih nilai
Peluang – Ancaman (Sumbu Y) yang berada pada sumbu (X,Y) yaitu (1,57 . 0,78)
dan berada pada area Strategi Agresif, yaitu berarti bahwa RSI. Assyifa dapat
STRATEGI STRATEGI
TURN-AROUND AGRESIF
0.78
O 1,57 S
STRATEGI STRATEGI
DEFENSIF DIVERSIFIKASI
Sehingga RSI. Assyifa dapat memilih alternative strategi, yang dapat dilakukan pada
a. Penetrasi Pasar
b. Pengembangan Pasar
RSI. Assyifa perlu berinovasi yaitu membentuk pasar yang baru dan sebelumnya
RSI. Assyifa harus mengupayakan penambahan produk baru yang spesialisasi dan
Matrik ini berguna untuk menentukan posisi RSI. Assyifa berdasarkan kekuatan
bisnis dan daya tarik industri. Parameter yang digunakan adalah parameter kekuatan
internal dan pengaruh eksternal yang dihadapi RSI. Assyifa, hal ini dilakukan untuk
Berdasarkan hasil IFA/EFI sama dengan 2,87 dan EFA/EFE sama dengan 2,72 pada
Internal Eksternal matriks (IE Matriks) keduanya pada posisi medium atau menengah
yang tepatnya pada sel V dengan strategi “Hold & Maintain” pada gambar 4.11
pertumbuhan dan strategi yang sesuai bagi RSI. Assyifa pada strategi pertumbuhan
dengan konsentrasi integrasi horizontal atau strategi stabilitas keuntungan dengan tujuan
eksternal melalui akusisi atau joint venture dengan instansi lebih baik dalam industry
yang sama (rumah sakit) maupun dengan industry yang mendukung kelancaran
4.6.3 MatriksTOWS/SWOT
sebagai alat analisis untuk mencocokan yang penting dan membantu para manajer
(Weakness – Threats). Strategi TOWS ini merupakan bagian terbesar dan tersulit dalam
SWOT/TOWS memerlukan penilaian yang baik, dan tidak ada satupun kecocokan
1. Strategi Kekuatan dan Peluang (S-O) dipakai untuk memanfaatkan peluang dengan
3. Strategi Kekuatan dan Ancaman (S-T), strategi untuk menghadapi dan mengatasi
ancaman dengan jalan mendayagunakan kekuatan yang dimiliki oleh RSI. Assyifa.
4. Strategi Kelemahan dan Ancaman (W-T), strategi itu untuk menghindari ancaman
Peluang dan ancaman, kekuatan dan kelemahan merupakan faktor yang spesifik yaitu
bersifat umum namun sangat tergantung pada tujuan rumah sakit. dengan
117
konsekuensinya, peluang yang relevan dengan tujuan belum tentu relevan bagi tujuan
lain. Hasil identifikasi sebelumnya ada beberapa komponen yang menyangkut teknologi
informasi, maka dibuat matriks analisis TOWS dan alternative strateginya pada tabel 4.10
proses perencanaan strategi sistem informasi pada area yang strategis dan
Hasil analisis proses bisnis dan Matriks TOWS yang penulis sampaikan
sebelumnya pada RSI. Assyifa, juga membantu dalam membuat analisis critical success
1. Market Share
RSI. Assyifa memiliki visi untuk menjadi rumah sakit yang unggul, professional
dan terpercaya dalam pelayanan yang islami, dengan demikian rumah sakit ini harus
berusaha memperoleh pangsa pasar yang besar dalam mencapai visinya tersebut.
Menjadi RS yang unggul mengandung arti bahwa RSI. Assyifa menjadi pimpinan pasar di
kota Sukabumi dan sekitarnya yang dicerminkan dari unggul dan besarnya market share
kepuasan pelanggan. Tingkat kepuasan dan loyalitas pelanggan inilah yang akan
119
membawa profit dan growth bagi keberadaan usaha RSI. Assyifa. Tanpa dibangunnya
kepuasan dan kesetiaan pelanggan, maka RSI. Assyifa mustahil mampu bertahan
menghadapi persaingan ketat. Salah satu hal yang dapat menjadi indikator bagi point ini
3. Relasi yang baik dan berkelanjutan dengan supplier dan pihak ketiga lainnya
maka perlu menempatkan kedudukan Supplier dan pihak ketiga lainnya agar memegang
peranan cukup penting. Hubungan kerjasama yang baik dengan supplier dan pihak
kerjasama dalam promosi kesehatan dan CSR yang dapat menjadikan RSI. Assyifa
unggul dari pesaingnya dimata konsumen. Hubungan yang baik dengan supplier obat
dan alat kesehatan juga dapat memastikan bahwa produk-produk yang masuk ke dalam
pelanggan atau justru malah sebaliknya. Oleh sebab itu, perlakukan yang baik dan
sesuai terhadap karyawan harus diberikan, agar para karyawan pun dapat
Kunci lainnya untuk mampu bertahan dan menjadi rumah sakit terkemuka adalah
dengan memiliki sumber daya manusia yang memiliki kemampuan sesuai dengan posisi
yang diberikan kepadanya. Tak hanya sampai disitu, sebaiknya karyawan pun masih
memiliki potensi untuk terus dikembangkan menjadi lebih baik, dengan cara memberikan
kesempatan waktu (dispensasi) jika ada karyawan yang mengajukan untuk melakukan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dengan perjanjian yang telah diatur sebelumnya.
120
pada Akreditasi versi KARS 2012, sebagai satu satunya rumah sakit berlabelkan Islam di
Sukabumi, maka dipandang perlu dilegalisasikan melalui Sertifikasi Syariah dari MUKISI
resmi dari pemerintah dan mempunyai pandangan yang positif dari pelanggan, jika hal ini
identifikasi Critical Success Factor berdasarkan hasil strategi TOWS terlihat pada tabel
4.11
didukung aplikasi pengelola data pelanggan untuk mengidentifikasi kearah mana akan
perlu dilakukan, sehingga harus didukung oleh suatu sistem yang mampu memberikan
Pada tabel 4.12 dapat diidentifikasikan faktor kritikal dari hasil analisis SWOT
dalam strategi W-O yaitu mengetahui kelemahan yang ada untuk mencari solusi dari
peluang bisnisnya.
Pada tabel 4.13 didapat faktor krisis untuk keberhasilan dalam membuat solusi
dari permasalahan yang ditemui pada analisis kekuatan dan ancaman yang ada sebagai
berikut :
122
Pada perkembangan teknologi yang sanggat pesat dan tren teknologi informasi
perkembangan tren teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh RSI. Assyifa
antara lain adalah teknnologi web dan mobile applications, CCTV yang terintegrasi dan
VPN.
1. Teknologi web
Kebutuhan akan penggunaan teknologi web dapat membantu kinerja RSI. Assyifa
perkembangan saat ini konsumen lebih mengharapkan yang bersifat instan serta
bersifat mobile dimana dapat melihat tanpa harus datang langsung, RSI. Assyifa
dapat memanfaatkan teknologi ini untuk membagi informasi mengenai RSI. Assyifa,
dengan adanya aplikasi berbasis web diharapkan dapat menarik lebih banyak
pelanggan.
2. Mobile Applications
Pada jaman yang serba modern saat ini, pemanfaatan akan kebutuhan aplikasi
mobile sanggat meningkat pesat hal ini dapat dijadi sebuah peluang bagi RSI. Assyifa
nilai brand rumah sakit dengan adanya pemanfaatan teknologi juga dapat membatu
Pemanfaatan tren teknologi CCTV dalam peningkatan keamanan pada saat ini sudah
menjadi sebuah kebutuhan yang sanggat penting bagi perusahaan, dengan tingkat
keamanan yang baik maka dapat meningkatkan kepuasan terhadap pelanggan, hal ini
dapat dijadikan sebuah peluang pada RSI. Assyifa dalam meningkatkan keamanan
di RSI. Assyifa.
124
VPN adalah singkatan dari Virtual Private Network, merupakan sebuah jaringan
VPN dapat menghemat biaya Setup Jaringan serta dapat meningkatakan keamanan
data yang dikirim menggunakan media internet tanpa diketahui oleh orang yang tidak
berkepentingan, hal ini sanggat bermanfaat bagi RSI. Assyifa dalam meningkatakan
Hasil identifikasi terhadap RSI. Assyifa meliputi evaluasi portopolio aplikasi yang
ada, value dan evaluasi manajemen teknologi informasi serta kebijakan penggunaan TI.
Aplikasi Sistem Informasi di RSI. Assyifa yang saat ini belum terintegrasi seluruhnya,
namun sudah digunakan di beberapa unit kerja khususnya administrasi pelayanan untuk
Pendaftaran /
SYSTEM Laboratorium Radiologi Farmasi Keuangan Logistik SDM
Rekam Medis
Data ICD, Data Golongan Data Data Jenis Transaksi Data Kelompok Data Unit Kerja
Tindakan, Pemeriksaan Kelompok Obat Kasir Rawat Barang Data Jam
Diagnosa Data Tarif Pemeriksaan Data Supplier Jalan Data Inventory Dinas Kerja
Data Dokter Transaksi Data Tarif Data Obat Transaksi Barang Data Karyawan
Data Poli, Pemeriksaan Data Nilai Transaksi Kasir Rawat Data Anggaran Transaksi
Ruangan, Laboratorium Normal Penjualan Inap Transaksi Absensi
MASUKAN Kelas Transaksi Transaksi Transaski Transaksi Jasa Rencana Transaksi Cuti,
Data Pasien Pemeriksaan Pemeriksaan Retur Medis Belanja Sakit
Transaksi Darah Tepi Tadiologi Transaksi Transaksi Transaksi
Registrasi Transaksi Transaksi Faktur Distribusi Kenaikan
Pasien Pemeriksaan Input Expertise Barang Berkala /
Transaksi Sumsum Transaksi Golongan /
Index Pasien Tulang Pengeluaran Ruang
Kartu Berobat Laporan Laporan Laporan Obat Laporan Laporan Laporan
Bukti Pemeriksaan Pemeriksaan Laporan Pendapatan Distribusi Absensi
Transaski Poli Laboratorium Radiologi Penjualan Rawat Jalan Barang Laporan
Label Pasien Laporan Pajak Laporan Laporan Karyawan
Gelang Pasien Pendapatan Realisasi
KELUARAN
Laporan Rawat Inap Belanja
Kunjungan Laporan Laporan Stok
Pasien Pembagian Barang
Laporan Jasa Medis Laporan
Sensus Pasien Anggaran
Sumber data : Sub.Bag. TI RSI. Assyifa, 2016
Berdasarkan tabel 4.15 diatas, penulis menyimpulkan bahwa RSI. Assyifa belum
merumuskan aplikasi strategi masa yang akan datang yang merupakan aplikasi kritis
terhadap bisnis kedepan. Aplikasi operasional utama yang saat ini digunakan yang
menurut RSI. Assyifa dapat menentukan keberhasilannya terdapat tujuh (7) aplikasi
seperti tampak pada tabel 4.30 yaitu Aplikasi Pendaftaran, aplikasi laboratorium, aplikasi
radiologi, aplikasi farmasi, aplikasi keuangan, aplikasi logistik dan aplikasi SDM. Aplikasi
potensial tinggi yang merupakan aplikasi inovatif yang mungkin dapat menciptakan
peluang untuk meraih keuntungan di masa yang akan datang, belum terpikirkan.
Sedangkan aplikasi pendukung yang merupakan aplikasi bermanfaat tetapi tidak kritis
terhadap keberhasilan bisnis, juga belum dipikirkan, karena kebijakan manajemen masih
memandang bahwa aplikasi saat ini sudah cukup, dan lebih berkonsentrasi pada
Portopolio aplikasi Sistem Informasi di RSI. Assyifa saat ini seperti pada tabel
4.16
Aplikasi Pendaftaran
Aplikasi Laboratorium
Aplikasi Radiologi
Aplikasi Farmasi Belum Ada
Aplikasi Keuangan
Aplikasi Logistik
Aplikasi SDM
1. Aplikasi Strategic
126
127
4. Aplikasi Support
1. Aplikasi Pendaftaram
Aplikasi untuk menginput data pasien baru dan registrasi ulang pasien lama, dan
input penanggung biaya, aplikasi ini sudah digunakan setiap hari selama 24 jam
2. Aplikasi Laboratorium
3. Aplikasi Radiologi
4. Aplikasi Farmasi
5. Aplikasi Keuangan
6. Aplikasi Logistik
7. Aplikasi SDM
Sistem aplikasi yang ada di RSI. Assyifa saat ini berdasarkan informasi kepala
sub. Bagian TI RSI. Assyifa dirasakan belum optimal. Karyawan masih melakukan
duplikasi pekerjaan, pelaporan medis yang kompleks tidak mudah dibuat oleh bagian
Rekam medis, bahkan sebagian besar laporan hasil pelayanan masih dibuat secara
manual oleh bagian rawat jalan, radiologi, laboratorium maupun bagian perawatan.
ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Yayasan Assyifa untuk lima tahun
kedepan yang disampaikan dalam rencana kerja dan rencana strategis RSI. Assyifa :
penyusunannya juga tidak boleh mengabaikan ketentuan dan kebijakan yang ada dan
telah ditetapkan.
ditentukan oleh kualitas Sumber daya manusia pada personil SI/TI yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut. Berikut rekomendasi kualifikasi staff pada divisi SI/TI adalah :
1. IS/IT manager
a. Pria/wanita
c. Memiliki kemampuan dalam menganalisis sistem informasi dan bisnis yang baik
h. Jumlah 1 orang
a. Pria/Wanita
j. Jumlah 2 orang.
3. Database Administrator
a. Pria/wanita
g. Jumlah 1 orang.
130
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis seusai dengan model
informasi di RSI. Assyifa, berupa portofolio aplikasi pada tabel 4.17, yang dikategorikan
berdasarkan kontribusinya terhadap strategi bisnis dan perannya dalam proses bisnis
RSI. Assyifa.
1. Kategori pertama aplikasi strategis, yaitu aplikasi yang bersifat kritis terhadap
2. Kategori kedua aplikasi operasional kunci yaitu aplikasi yang digunakan RSI. Assyifa
3. Kategori ketiga aplikasi pendukung, yaitu aplikasi yang tidak kritis terhadap
4. Kategori keempat aplikasi potensi tinggi, yaitu aplikasi yang mungkin berguna untuk
keberhasilan bisnis RSI. Assyifa dimasa yang akan datang, ada sembilan aplikasi.
5.1 Kesimpulan
Hasil analisis atas kondisi RSI. Assyifa serta rumusan strategis system informasi
menuju universal coverage dan SIMRS yang terintegrasi, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Proses bisnis di RSI. Assyifa yang menyediakan layanan jasa kesehatan yang
Ward and peppard – Cassidy cukup efektif untuk membuat suatu perencanaan
strategis system informasi dan cukup sesuai dengan kondisi yang ada di RSI.
SIMRS yang terintegrasi, karena memerlukan biaya yang cukup besar, terlebih
membuat setiap rumah sakit harus melakukan cost containment. Pada perencanaan
memberikan pelayanan secara tepat dan cepat, mulai dari unsur revenue centre
sampai dengan cost centre sehingga cost containment bisa tercapai di era Universal
Coverage.
Bisnis dan perannya dalam proses bisnis RSI. Assyifa. Kategori pertama aplikasi
strategis, yaitu aplikasi yang bersifat kritis terhadap kelangsungan Strategi bisnis
RSI. Assyifa ada 9 (sembilan) aplikasi. Kedua aplikasi operasional, yaitu aplikasi
131
132
yang digunakan RSI. Assyifa saat ini untuk mendukung keberhasilan bisnis ada 9
(Sembilan) aplikasi. Ketiga aplikasi pendukung, yaitu ada 10 (sepuluh) aplikasi yang
kritis terhadap keberhasilan bisnis RSI. Assyifa tetapi bermanfaat. Keempat aplikasi
potensi tinggi, yaitu ada 9 (Sembilan) aplikasi yang mungkin berguna untuk
5.2 Saran
coverage, maka :
1. RSI. Assyifa perlu melakukan penambahan SDM di Sub. Bagian TI, penambahan
diperlukan mengingat saat ini hanya ada 2 (dua) SDM di unit kerja tersebut,
2. RSI. Assyifa perlu meningkatkan kerjasama dengan rumah sakit lain yang ada di
Kota Sukabumi untuk pelayanan penunjang medis yang belum ada di RSI. Assyifa
kesehatan BPJS, RSI. Assyifa perlu menambah fasilitas rawat inap VIP dengan
tahun 2017. Dan untuk menarik custumer dari kalangan Ulama di kota Sukabumi
DAFTAR PUSTAKA
Alter, S., Information Systems – The Foundation of e-Business, Prentice Hall, New
Jersey, 2002.
Hunger. J. David & Thomas L. Wheelen, Strategic Management and Business Policy, 9th
Edition, Pearson Prentice Hall, 2004.
John Ward, Joe Preppard, Strategic Planning For Information System, Third Edition,
March 2002.
Keputusan Menteri Kesehatan, Nomor 340, tentang Klasifikasi Rumah Sakit, 2010.
Langi Armein Z. R., Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk Industri Teknologi
Informasi dan Software di BHTV
Martin. J., Information Engineering (Book II,Planning and Analysis). Prentice-Hall, 1990.
Meutia Anna, Darwiyanto Eko dan Jatmiko Dwi Dawam. Perencanaan Strategis Sistem
Informasi Rumah Sakit Dengan Metode Ward and Peppard Serta Implementasi
Prototype Modul Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA),
Bandung-Indonesia
Muljo Harjono Hery and Pardamean Bens, Information Systems Strategic Planning for a
Naval Hospital
Putra Parama S, Rahmat Kemas SW, M Eng, Perdana Guslinar Erda, Perencanaan
Strategis Sistem Informasi Menggunakan Metode Ward and Peppard Pada PT.
Medika Antapani
Permenkes, Nomor 04, Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 52 Tahun 2016 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan, Tahun 2017.
Pearlson, K.E., C.S. Saunders., Managing And Using Information System : A Strategic
Approach 2nd Edition, Jhon Wiley & Sons, Inc, 2004.
P. Weill and J. W. Ross, “IT Governance: How Top Peformers Manage IT Decision Rights
for Superior Results,” Int. J. Electron. Gov. Res., vol. 1, 2004.
Rachman Yuline Irin Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pada RSUD Palembang
BARI
Simson Garfinkel, “PGP: Pretty Good Privacy,” O‟Reilly & Associates, Inc., 1995.
Thompson, Arthur A., Strickland III, A.J, ,and Gamble, E.J, Strategic Management
Concept and Cases, McGraw Hill, Singapore, 2005.
Turban, E., Mclean, E., & Wetherbe, J., Information technology for management:
improving quality and productivity, New York: John Wiley and Sons, 1996.
Weningsih, R.I, Perencanaan Strategis Sistem Informasi Rumah Sakit dengan metode
Ward Peppard & Cassidy (Studi Kasus : RS Cahya Kawaluyan), 2015.
https://id.techinasia.com/talk/indonesia-mengalami-krisis-tenaga-kerja-di-sektor-teknologi
(14-06-2017 Jam 15:44)
http://economy.okezone.com/read/2016/01/26/320/1297314/maraknya-start-upindonesia-
kekurangan-tenaga-kerja-sektor-it (14-06-2017 Jam 15:55)
135
DAFTAR ISTILAH
Data adalah fakta yang melekat dalam suatu obyek dan merupakan atribut dari obyek
tersebut.
Informasi adalah data yang telah diproses melalui tahapan deskripsi, analisis, dan
penyimpanan
Sistem informasi adalah cara manusia atau organisasi untuk memanfaatkan teknologi,
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menggunakan, dan menyebarkan informasi
Proses bisnis adalah sekelompok langkah atau kegiatan yang saling berhubungan
dimana orang menggunakan informasi dan sumber daya lainnya untuk menciptakan nilai
bagi pelanggan internal maupun eksternal
Aplikasi adalah perangkat lunak yang digunakan berkaitan dengan aktivitas atau proses
bisnis suatu organisasi
Aplikasi strategis adalah aplikasi yang kritis terhadap kelangsungan strategi bisnis di
masa depan
Aplikasi pendukung adalah aplikasi yang berguna bagi organisasi tetapi tidak kritis
terhadap keberhasilan strategi bisnis
Aplikasi potensi tinggi adalah aplikasi yang mungkin bermanfaat untuk keberhasilan
bisnis di masa depan
Strategi adalah sekumpulan aksi terintegrasi yang bertujuan meningkatkan daya saing
organisasi relatif terhadap pesaing sehingga mampu bertahan hidup dalam jangka
panjang
Perencanaan strategi adalah proses penetapan cara untuk mencapai strategi tersebut
dilakukan dengan merencanakan sejumlah aksi yang diperlukan dan mengembangkan
sumber daya secara efektif
Critical Success Factor (CSF) adalah tindakan yang harus dilakukan agar sasaran
organisasi tercapai
Lampiran 1
Rata2
NO KEKUATAN (Strengths)
Rating
1 Salah satu RS Swasta Terbesar
4 4 4 4 3 4
di kotas Sukabumi
2 Standar Pelayanan sudah
4 4 4 4 4 4
terakreditasi KARS Versi 2012
3 Sudah memiliki SIMRS 3 3 3 3 4 3
4 Fasilitas peralatan medis yang
3 4 3 4 3 3
memadai
5 Memiliki SDM berpengalaman
4 4 3 4 4 4
dan terampil
6 Tersedianya pola tarif system
4 4 3 4 3 4
paket
7 Adanya pengawasan Standar
4 2 3 4 3 3
Mutu pelayanan medis
8 Tarif pelayanan yang kompetitif
3 3 4 3 4 3
dengan RS Tipe C
KELEMAHAN (Weakness)
1 Belum semua pelayanan
kesehatan di RSI. Assyifa 2 2 1 1 1 1
didukung dengan SI/TI
2 Banyaknya karyawan senior yang
belum familier dengan
2 2 2 2 2 2
perkembangan teknologi
informasi
3 Proses pelayanan pelanggan
2 2 2 2 1 2
belum berjalan secara optimal
4 Realisasi anggaran belum
sepenuhnya mengacu pada 2 2 2 2 2 2
alokasi anggaran
5 Komunikasi dengan bahasa
inggris belum dikuasai oleh 2 2 1 2 2 2
sebagian banyak karyawan
137
Rata2
NO PELUANG (Opportunities)
rating
1 Fasilitas RSI. Assyifa terus
meningkat dan cenderung 4 3 4 4 4 4
bertambah
2 Adanya fasilitas Internet untuk
4 4 4 3 4 4
karyawan maupun pelanggan
3 Kerjasama yang baik dengan
3 4 3 3 3 3
para Supplier
4 Adanya kerjasama dengan pihak-
4 4 4 4 4 4
pihak untuk melaksanakan CSR
5 Pemukiman penduduk yang
cukup padat & perusahaan di 4 4 3 4 4 4
sekitar rumah sakit
ANCAMAN (Threaths)
1 Jarak yang begitu dekat antara
RS competitor dengan RSI. 1 1 2 2 2 2
Assyifa
2 Regulasi pemerintah yang
1 1 1 1 1 1
semakin ketat
3 Adanya ketidakpuasan pasien
pada dokter spesialis terutama
1 2 2 2 1 2
dalam hal jadwal praktek dan
jadwal visite
4 Masih belum solidnya komitmen
SDM yang berada di dalam 2 2 3 3 4 3
rumah sakit
5 Adanya pasien yang kurang
mampu yang berkunjung belum 2 1 1 2 2 2
mengikuti peserta program JKN
6 Adanya RS lain yang sudah
1 2 1 1 1 1
terakreditasi KARS
138
Lampiran 2
Rata2
NO KEKUATAN (Strengths)
Bobot
1 Salah satu RS Swasta Terbesar
0,08 0,08 0,07 0,08 0,08 0,08
di kotas Sukabumi
2 Standar Pelayanan sudah
0,09 0,09 0,04 0,09 0,08 0,09
terakreditasi KARS Versi 2012
3 Sudah memiliki SIMRS 0,08 0,08 0,07 0,08 0,08 0,08
4 Fasilitas peralatan medis yang
0,08 0,08 0,08 0,08 0,09 0,08
memadai
5 Memiliki SDM berpengalaman
0,15 0,07 0,09 0,09 0,09 0,09
dan terampil
6 Tersedianya pola tarif system
0,07 0,07 0,08 0,07 0,08 0,07
paket
7 Adanya pengawasan Standar
0,09 0,08 0,08 0,09 0,08 0,08
Mutu pelayanan medis
8 Tarif pelayanan yang kompetitif
0,05 0,06 0,08 0,06 0,06 0,06
dengan RS Tipe C
KELEMAHAN (Weakness) 0 0 0 0 0 0
1 Belum semua pelayanan
kesehatan di RSI. Assyifa 0,07 0,13 0,09 0,09 0,09 0,09
didukung dengan SI/TI
2 Banyaknya karyawan senior yang
belum familier dengan
0,07 0,06 0,08 0,08 0,08 0,08
perkembangan teknologi
informasi
3 Proses pelayanan pelanggan
0,06 0,08 0,05 0,07 0,07 0,07
belum berjalan secara optimal
4 Realisasi anggaran belum
sepenuhnya mengacu pada 0,04 0,07 0,15 0,07 0,07 0,08
alokasi anggaran
5 Komunikasi dengan bahasa
inggris belum dikuasai oleh 0,07 0,05 0,04 0,05 0,05 0,05
sebagian banyak karyawan
Rata2
NO PELUANG (Opportunities)
Bobot
1 Fasilitas RSI. Assyifa terus
meningkat dan cenderung 0,09 0,08 0,10 0,09 0,09 0,09
bertambah
2 Adanya fasilitas Internet untuk
0,09 0,08 0,09 0,08 0,09 0,09
karyawan maupun pelanggan
3 Kerjasama yang baik dengan
0,09 0,12 0,06 0,09 0,09 0,09
para Supplier
4 Adanya kerjasama dengan pihak-
0,10 0,09 0,10 0,08 0,15 0,10
pihak untuk melaksanakan CSR
5 Pemukiman penduduk yang
cukup padat & perusahaan di 0,10 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
sekitar rumah sakit
ANCAMAN (Threaths) 0 0 0 0 0 0
1 Jarak yang begitu dekat antara
RS competitor dengan RSI. 0,10 0,08 0,09 0,08 0,09 0,09
Assyifa
2 Regulasi pemerintah yang
0,10 0,10 0,10 0,11 0,08 0,10
semakin ketat
3 Adanya ketidakpuasan pasien
pada dokter spesialis terutama
0,10 0,08 0,09 0,09 0,08 0,09
dalam hal jadwal praktek dan
jadwal visite
4 Masih belum solidnya komitmen
SDM yang berada di dalam 0,09 0,08 0,08 0,12 0,09 0,09
rumah sakit
5 Adanya pasien yang kurang
mampu yang berkunjung belum 0,04 0,08 0,10 0,07 0,07 0,07
mengikuti peserta program JKN
6 Adanya RS lain yang sudah
0,10 0,12 0,10 0,10 0,08 0,10
terakreditasi KARS
TOTAL NILAI BOBOT 1 1 1 1 1 1
140
Lampiran 3
Lampiran 4