Anda di halaman 1dari 3

A.

Pelviotromboflebitis
Tromboflebitis pelvis adalah peradangan pada vena ovarika, terjadi karena
mengalirkan darah dan luka bekas plasenta di daerah fundus uteri. (Nurun, 2017)
(Ciri – ciri dari pelviotromboflebitis, antara lain :
1)   Nyeri terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping
2)   Timbul pada hari ke 2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
Nyeri perut bervariasi dalam presentasi dan mungkin juga melibatkan panggul
atau punggung. Sekitar setengah dari kasus juga hadir dengan massa perut. Setiap
pasien pascapersalinan atau pascaoperasi yang terus mengalami lonjakan demam
meskipun terapi antimikroba harus meningkatkan kecurigaan untuk kondisi ini. (Pop,
2014)
Biasanya terlihat pada minggu pertama setelah melahirkan. Faktor predisposisi
untuk trombosis panggul termasuk stasis vena (Aliran darah pada vena cendrung
lambat) setelah melahirkan, peningkatan sirkulasi faktor pembekuan selama
kehamilan, dan kerusakan vaskular. Bahkan tanpa pembedahan, pasien hamil
memiliki peningkatan risiko trombosis. Trombosis vena ovarium kanan lebih sering
terjadi. Hal ini diyakini sebagian disebabkan oleh dekstrotorsi rahim yang membesar
yang biasa terjadi selama kehamilan. Hal ini menyebabkan kompresi vena ovarium
kanan dan ureter kanan saat melewati tepi panggul. Vena ovarium kanan juga lebih
panjang dari vena ovarium kiri dan memiliki banyak katup dalam panjangnya. Katup
ini dapat bertindak sebagai nidus (tempat berkembang) untuk pembentukan trombosis.
(Pop, 2014)
Jika tidak diobati, tromboflebitis vena ovarium dapat meluas ke vena ginjal
atau vena cava inferior dan dapat menyebabkan emboli paru.Diagnosis paling sering
dibuat dengan CT kontras, tetapi CT dan pencitraan resonansi magnetik (MRI) sama-
sama sensitif untuk mendeteksi gangguan ini, dan keduanya lebih sensitif daripada
USG. Pengobatan dengan antibiotik saja dapat menyebabkan demam , yang sering
refrakter terhadap terapi antibiotik. Kegagalan untuk mengenali kondisi ini dapat
menyebabkan intervensi bedah dan, bahkan kemudian, kondisi ini mungkin tidak
dikenali. Diagnosis trombosis vena ovarium sering dibuat hanya dengan eksklusi.
(Pop, 2014)
Pengobatan untuk gangguan ini sekarang hampir secara eksklusif medis dan
terdiri dari heparin intravena dalam kombinasi dengan rejimen pengobatan antibiotik
yang memadai. Dosis heparin disesuaikan untuk mencapai antikoagulasi yang
memadai dengan waktu tromboplastin parsial 1,5 hingga 2 kali nilai kontrol. (Pop,
2014)
Terapi antibiotik dalam kombinasi dengan antikoagulan intravena biasanya
dilanjutkan sampai pasien tidak demam atau secara klinis baik selama 48 jam.
Antikoagulasi dengan heparin dipertahankan selama 5 sampai 7 hari apireksia.
Konversi ke antikoagulan oral biasanya tidak dianjurkan kecuali ada emboli paru atau
perluasan bekuan darah ke dalam vena iliaka atau vena cava inferior. Perawatan
bedah disediakan untuk pasien yang tidak menanggapi antikoagulasi intravena atau
yang kondisinya memburuk meskipun terapi heparin. (Pop, 2014)

B. Trombofebilitis femoralis
tromboflebitis femoralis dapat menjadi tromboflebitis vena safena magna atau
peradangan vena femoralis sendiri, penjalaran tromboflebitis vena uterin, dan akibat
parametritis. Tromboflebitis vena femoralis disebabkan aliran darah lambat pada lipat
paha karena tertekan ligamentum inguinale dan kadar fibrinogen meningkat pada
masa nifas. (Bari, 2020)
tanda dan gejala pada pasien dengan tromboflebitis femoralis antara lain:
1. Keadaan umum baik dengan suhu badan subfebris selama 7-10 hari kemudian
mendadak naik pada hari 10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri
2. Pada salah satu ekstremitas bawah yang terkena akan memberikan tanda-tanda
sebagai berikut
a. Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak,
dibandingkan dengan kaki lainnya terasa lebih panas
b. Pada bagian paha atas salah satu vena terasa tegang dab keras
c. Terasa nyeri hebat pada bagian paha dan lipatan paha
d. Reflektorik pada spasmus arteria menyebabkan kaki bengkak, tegang,
putih, nyeri, dingin, dan pulsasi yang menurun
e. Pada paha atas biasanya terjadi edema setelah atau sebelum nyeri, namun
lebih sering diawali dari jari kaki dan pergelangan kaki.
f. Tanda Homan Positif (Chiang, 2021)
Penatalaksanaan
- Meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan
pembentukan pembekuan darah dengan cara ambulasi dini
- Berikan alas pada penyokong kaki untuk mencegah tekanan yang kuat pada betis
dan pastikan pasien untuk tidak berada pada posisi litotomi maupun manggantung
kaki lebih dari 1 jam
- Pada pasien pasca partum yang memiliki varises vena sediakan stocking untuk
meningkatkan sirkulasi vena dan mencegah berada pada kondisi statis

Daftar pustaka
1. Pop, Dan Vasile, Marius Teodorescu, and Daniela Radu. "Post Surgery
Tromboflebitis, Major Risk of Pulmonary Embolism." Res. & Sci. Today 8 (2014):
246.
2. Nurun Aryati Khasanah, Wiwit Sulistyawati. “Buku Ajar Nifas dan Menyusui”. CV
Kekata Group (2017)
3. Bari, Saifuddin Abdul dkk. 2020. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatol. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirotarjo
4. Chiang, Tsai-Lien, Chuan-Yaw Chang, and Jiann Ruey Ong. "Postpartum ovarian
vein thrombophlebitis presenting as vaginal bleeding: A case report." Medicine 100.8
(2021).

Anda mungkin juga menyukai