Anda di halaman 1dari 13

ASKEP PADA IBU NIFAS

DENGAN TROMBOPLEBITIS
KELOMPOK 7 :
Evitasari
Fajar Mifta Fauzi
Fika Hati Aneska
Hanief Andika Thama
PENGERTIAN
TROMBOPLEBITIS
Tromboflebitis adalah peradangan dan pembekuan dalam
pembuluh darah. Tromboflebitis berarti bahwa gumpalan
darah telah terbentuk dalam vena dekat dengan kulit.
Mungkin juga ada infeksi pada pembuluh darah.
Tromboflebitis biasanya terdapat di vena kaki atau lengan.
Dengan hati-hati, masalah ini harus diselesaikan sampai
dalam waktu 2 sampai 3 minggu. Tromboflebitis paling
sering mempengaruhi vena superfisial di kaki, tetapi dapat
juga mempengaruhi vena superfisial di paha. Sering kali,
tromboflebitis terjadi pada orang dengan varises, namun
kebanyakan orang dengan varises tidak mengembangkan
tromboflebitis. 
ETIOLOGI TROMBOPLEBITIS
a. Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium.
b. Mempunyai varises pada vena.
c. Pernah mengalami tromboflebitis 
d. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada
pada posisi stirup untuk waktu yang lama 
e. Trauma
f. Obesitas
g. Adanya malignitas (karsinoma), yang terjadi pada salah
satu segmen vena.
h. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami
tromboflebitis dalam keluarga
KLASIFIKASI
TROMBOPLEBITIS
Dibedakan menjadi 2 yaitu :
Pelviotromboflebitis
Pelviotromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan
ligamentumlatum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena
hipograstika. Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15
pasca partum.
Tromboflebitis Femoralis
Tromboflebitisfemoralis mengenai vena-vena pada tungkai,
misalnya vena femarolis, vena poplitea dan vena safena.
Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum.
MANIFESTASI KLINIS
Penderita-penderita umumnya mengeluh spontan
terjadinya nyeri di daerah vena (nyeri yang
terlokalisasi), yang nyeri tekan, kulit di sekitarnya
kemerahan (timbul dengan cepat diatas vena) dan
terasa hangat sampai panas. Juga dinyatakan adanya
oedema atau pembengkakan agak luas, nyeri bila
terjadi atau menggerakkan lengan, juga pada gerakan-
gerakan otot tertentu. Pada perabaan, selain nyeri
tekan, diraba pula pengerasan dari jalur vena tersebut,
pada tempat-tempat dimana terdapat katup vena,
kadang-kadang diraba fluktuasi, sebagai tanda adanya
hambatan aliran vena dan menggembungnya vena di
daerah katup.
PENATALAKSANAAN
a. Pelviotromboflebitis
1. Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan
menggunakan teknik aseptik yang baik 
2. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan
mencegah terjadinya emboli pulmonum
3. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau
dugaan adanya emboli pulmonum 
4. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika
emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun
sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.
b. Tromboflebitisfemoralis
1. Terapi medik : Pemberian analgesik dan antibiotik.
2. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas
bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah.
Jauhkan tekanan dari daerah untuk mengurangi rasa sakit dan mengurangi
risiko kerusakan lebih lanjut.
3. Tinggikan daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan.
Pastikan Pasien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung
kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong
PENGKAJIAN
1. Riwayat Penyakit
Riwayat varises, hiperkoagulasi, penyakit neoplasma, penyakit kardiovaskuler, pembedahan mayor, resiko
tinggi cedera, obesitas. Riwayat duduk lama, baik karena berhubungan dengan pekerjaan atau akibat dari
pembatasan aktivitas. Imobilitas berkenaan dengan tirah baring dan anestesia.
2. Sirkulasi
a. Varises vena.
b. Sedikit peningkatan frekuansi nadi. 
c. Riwayat trombosis vena sebelumnya, masalah jantung, hemoragi, hipertensi karena kehamilan,
hiperkoagulasi pada puerperium dini.
d. Nadi perifer berkurang, tanda homan positif atau mungkin tidak terlihat.
e. Ekstremitas bawah mungkin hangat dan warna kemerahan atau tungkai sakit/ nyeri tungkai, dingin, pucat,
oedem.
Inspeksi tungkai mulai dari selangkangan kaki, perhatikan perbedaan antara keduanya. Palpasi, untuk
menentukan daerah nyeri tekan dan thrombosis menggunakan 3 atau 4 jari.
f. Sering cek dari denyut nadi, tekanan darah, suhu (juga kenaikan suhu pada tungkai), kulit kondisi, dan
sirkulasi mungkin diperlukan.
3. Makanan/cairan 
Penambahan berat badan berlebihan/kegemukan. 
4. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan dan pada area yang sakit misalnya betis atau paha. Trombosis dapat teraba, menojol/berkeluk.
5. Keamanan 
Adanya endometritispascapartum atau selulitis pelvis. Suhu agak meninggi, kemajuan pada peninggian yang
dapat dilihat dan menggigil.
6. Seksualitas
- Multipara. 
- Persalinan lama berkenaan dengan tekanan kepala janin pada vena – vena pelvis, penggunaan penjejak
kaki atau posisi yang salah dari ekstremitas selama fase intrapartum atau kelahiran melalui operasi, termasuk
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Marilynn E. Doenges dalam Rencana Asuhan Keperawatan
mengemukakan beberapa Diagnosa keperawatan sebagai berikut :
1. Kerusakan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan aliran darah/ stasis vena (obstruksi vena sebagian/
penuh).
2. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
3. Ketidaknyamanan berhubungan dengan penurunan sirkulasi
arteri dan oksigenasi jaringan dengan produksi/ akumulasi asam
laktat pada jaringan.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan program
pengobatan berhubungan dengan kesalahan interpretasi
informasi
INTERVENSI
Kerusakan perfusi jaringan perifer b.d penurunan aliran darah/ stasis vena (obstruksi
vena sebagian/ penuh).
- Menunjukkan perbaikan perfusi yang ditandai oleh : nadi perifer sama dengan nadi
jantung. Suhu (36,5-37,50C), tak ada edema
- Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas. Mandiri
a. Lihat ekstremitas untuk warna kulit dan perubahan suhu, juga edema, catat
simestrisitas betis, laporkan proses inflamasi dan penyebaran nyeri.
b. Kaji ekstremitas untuk penonjolan vena yang jelas. Palpasi untuk tegangan jaringan
lokal, regangan kulit, tonjolan vena.
c. Kaji pengisian kapiler dan periksa tanda Homan.
d. Tingkatkan tirah baring selama fase akut.
e. Tinggikan kaki bila di tempat tidur atau duduk, sesuai indikasi. Secara periodic
tinggikan kaki dan telapak kaki di atas tinggi jantung.
f. Lakukan latihan aktif atau pasif sementara di tempat tidur.
g. Peringatkan pasien untuk menghindari menyilang kaki atau hiperfleksi lutut (kaki
menggantung atau menyilang).
h. Anjurkan pasien untuk menghindari pijatan/urut pada ekstremitas yang sakit.
Nyeri b.d proses inflamasi.
- Pasien mengatakan keluhan nyeri berkurang atau
hilang.
- Pasien rileks, mampu istirahat dengan tenang. Mandiri
a. Kaji derajat nyeri. Catat perilaku melindungi
ekstremitas. Palpasi kaki dengan hati-hati.
b. Tinggikan ekstremitas yang sakit.
c. Dorong pasien untuk sering mengubah posisi.
d. Pantau tanda vital dan catat peninggian suhu.
e. Selidiki laporan nyeri dada tiba-tiba/ tajam, disertai
dengan dyspnea, takikardi dan ketakutan.
Ketidaknyamanan b.d penurunan sirkulasi arteri dan
oksigenasi jaringan dengan produksi/ akumulasi asam laktat
pada jaringan.
Pasien mampu meningkatkan aktivitas yang diinginkan Mandiri
a. Pertahankan tirah baring selama fase akut.
b. Berikan ayunan kaki.
c. Pantau tanda vital dan catat peninggian suhu. 
a. Menurunkan ketidaknyamanan b.d. kontraksi otot dan gerakan.
b. Ayunan mempertahankan tekanan baju tidur pada kaki yang
sakit sehingga menurunkan ketidaknyamanan tekanan.
c. Peninggian frekuensi jantung dapat menunjukkan peningkatan
nyeri.
Kurang pengetahuan tentang kondisi dan program pengobatan b.d
kesalahan interpretasi informasi.
Pasien menyatakan pemahaman terhadap proses penyakit, program pengobatan dan
pembatasan. Dapat mengidentifikasikan tanda/ gejala yang memerlukan evaluasi
medis. Mandiri
a. Kaji ulang patofisiologi kondisi dan tanda/gejala kemungkinan komplikasi,
contoh emboli paru, kegagalan vena, luka statis vena.
b. Jelaskan tujuan pembatasan aktifitas dan kebutuhan istirahat.
c. Adakan program latihan yang tepat.
d. Selesaikan masalaah/ factor pencetus yang mungkin ada. Contoh tindakan yang
memerlukan berdiri/duduk lama, menggunakan baju ketat, kontrasepsi oral,
kegemukan, imobilisasi lama, dehidrasi.
e. Diskusikan tujuan, dosis antikoagulan. Tekankan pentingnya menggunakan obat
sesuai resep.
f. Identifikasi pencegahan keamanan, contoh : penggunaan sikat gigi, menghindari
objek tajam, jalan dengan sandal, meningkatkan latihan.
g. Kaji ulang kemungkinan interaksi obat dan tekankan perlunya membaca label
kandungan obat yang dijual bebas.
h. Identifikasi efek antikoagulan selama memerlukan perhatian medis.
i. Tekankan pentingnya evaluasi medis/ tes laboratorium
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai