Anda di halaman 1dari 10

1.

Pengertian Tromboflebitis

Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan


darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan
penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian
bawah disebabkan oleh tekanan kepala janin selama kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada
periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas
bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007).

2. Faktor Risiko

a. Riwayat tromboflebitis

b. Waktu persalinan yang Panjang

c. Obesitas

d. Merokok

3. Etiologi

a. Perluasan infeksi endometrium

b. Mempunyai varises pada vena

c. Obesitas

d. Pernah mengalami tramboflebitis

e. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi litotomi untuk waktu yang
lama

f. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.


(Adele Pillitteri, 2007)

4. Patofisiologi
Keadaan statis vena yang menyebabkan gangguan koabilitas darah atau kerusakan
pembuluh darah endotel menyebabkan pembentukan thrombus yang menjadi patofisiologis
terjadinya tromboflebitis Trombosit yang melekat pada permukaan endotel pembuluh darah awal
terjadinya thrombus. Lalu darah yang mengalir menyebabkan semakin banyaknya trombosit yang
tertimbun sehingga membentuk massa yang menonjol kedalam lumen.

5. Klasifikasi

Tomboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Pelvio tromboflebitis

Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena
ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang paling sering terkena ialah vena
overika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak di bagian atas uterus;
proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra, mengalami inflamasi
dan akan menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan peridiapendisitis. Perluasan infeksi dari
vena uterna ialah ke vena iliaka komunis. Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15
pasca partum.

b. Tromboflebitis femoralis

Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena vemarolis, vena
poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum.
(Abdul Bari SAifudin, dkk., 2002)

6. Tanda dan Gejala

a. Pelvio Tromboflebitis

1) Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul pada hari
ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.

2) Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:

a. Mengigil berulang kali, menggigil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan interval
hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu menggigil penderita
hampir tidak panas.
b. Suhu badan naik turun secara tajam (36 oC menjadi 40 oC) yang diikuti penurunan suhu
dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis)
c. Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan
d. Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana, terutama ke paru-paru

3) Abses pada pelvis

4) Gambaran darah

a. Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar ke sirkulasi, dapat segera


terjadi leukopenia)
b. Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum mulainya menggigil,
kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob.

5) Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena
adalah vena ovarika; yang sulit dicapai pada pemeriksaan dalam.
b. Tromboflebitis femoralis

1. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu
mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
2. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai
berikut:

a. Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas
dibandingkan dengan kaki lainnya.
b. Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha
bagian atas
c. Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
d. Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih,
nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.
e. Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat
pada paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki
kemudian melus dari bawah ke atas.
f. Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau dengan
meregangkan tendo akhiles (tanda homan positif)

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Masalah Keperawatan
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
b. Nyeri
Hipertermi

2. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan
d. Pola fungsi kesehatan menurut Gordon
e. Pemeriksaan (Umum, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Penunjang)
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
b. Leher
c. Dada
d. Payudara
e. Abdomen
f. Genetalia
g. Ekstremitas Atas
h. Ekstremitas bawah
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Ultrasonograf Droppler
b. Pemeriksaan Hematokrit
c. Pemeriksaan koagulasi
d. Biakan darah
e. Pemindaian ultrasound dupleks
f. Venografi
5. Penatalaksanaan
Penatalaksaan tromboflebitis berdasarkan dengan jenis tromboflebitis yang diderita.

a. Pelvio Tromboflebitis
- Gunakan teknik aseptic yang baik untuk pencegahan terjadinya endometritis
dan tromboflebitis
- Pantau gejala penyakit dan mencegah terjadinya emboli pulmonum dengan
cara menganjurkan penderita untuk tirah baring
b. Tromboflebitis Femoralis
- Meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan
kemungkinan pembentukan pembekuan darah dengan cara ambulasi dini
- Berikan alas pada penyokong kaki untuk mencegah tekanan yang kuat pada
betis dan pastikan pasien untuk tidak berada pada posisi litotomi maupun
manggantung kaki lebih dari 1 jam
- Pada pasien pasca partum yang memiliki varises vena sediakan stocking
untuk meningkatkan sirkulasi vena dan mencegah berada pada kondisi statis
6. NCP

Dx keperawatan Tujuan dan Intervensi Rasional


kriteria hasil
1. Ketidakefektifa Tujuan: 1. Lihat ekstremitas 1. Mengetahui adanya
n perfusi untuk warna kulit gangguan atau
Setelah dilakukan
jaringan adanya edema. kelainan pada
tindakan selama
perifer Cacat kesimetrisan ektremitas
3X24 jam
berhubungan betis, ukuran dan
diharapkan pasien
dengan cacat
menunjukkan
gangguan lingkar betis.
perbaikan perfusi
jaringan.
Aliran Kriteria hasil: 2. Kaji ektrimitas 2. Distensi vena dapat
darah vena untuk penonjolan terjadi karena aliran
1. Menunjukkan
(stasis perbaikan vena yang jelas. balik melalui vena
vena) perfusi
jaringan yang Palpasi perlahan percabangan
dibuktikan untuk regangan
oleh adanya
jaringan lokal,
nadi perifer,
warna kulit regangan kulit,
dan suhu ikatan atau
normal tidak,
penonjolan vena.
edema
2. Menunjukkan
peningkatan
3. Tingkatkan tirah 3. Pembatasan aktivitas
toleransi
aktivitas. baring selam fase menurunkan
akut. kebutuhan oksigen
dan nutrisi pada
ekstremitas trombus
atau pembentukan
emboli.
4. Anjurkan pasien 4. Menurunkan
untuk meninggikan pembengkakan
kaki bila tidur atau jaringan dan
duduk sesuai pengosongan cepat
indikasi. Secara vena superfisial dan
periodik tinggikan tibial, mencegah
kaki dan telapak distensi berlebihan
kaki lebih tinggi dari yang dapat
pada jantung. meningkatkan aliran
balik vena.

5. Anjurkan pasien 5. Tindakan ini


untuk melakukan dilakukan untuk
latihan aktif atau meningkatkan aliran
pasif sementara balik vena dari
ditempat tidur misal ekstremits yang
seperti fleksi ektensi. lebih rendah dan
menurunkan stasis
vena, dan juga
memperbaiki tonus
otot umum
regangang

6. Ingatkan pasien 6. Pembatasan fisik


untuk tidak terhadap sirkulais
menyilangkan kaki mengganggu aliran
atau hiperfleksi lutut darah dan
(posisi duduk meningkatkan
dengan kaki stasis vena dan
menggantung atau pelvis popliteal, dan
berbaring dengan pembuluh kaki, jadi
posisi menyilang). meningkatkan
pembengakkan
dan
ketidaknyamanan.

7. Anjurkan pasien 7. Aktivitas ini


untuk menghindari berpotensi
pijatan atau memecahkan atau
mengurut menyebarkan
ekstremitas yang trombus,
sakit. meningkatkan
embolisasi dan
meningkatkan resiko
komplikasi

8. Anjurkan untuk 8. Dapat diberikan


melakukan kompres untuk meningkatkan
hangat pasa vasodilatasi dan
ektremitas yang aliran balik vena dan
sakit bila dianjurkan. perbaikan edema
lokal

9. Kolaborasi dengan 9. Membantu


tim medis untuk mengatasi
pemberian masalah dengan
antikoagulan medikasi
contohnya
heparin.

2. Nyeri Tujuan: 1. Kaji tingkat nyeri 1. Derajat nyeri secara


Setelah yang dialami langsung dapat
berhubungan
dilakukan pasien. berhubungan dengan
tindakan selama
dengan 3x24 jam luasnya kekurangan
proses diharapkan nyeri sirkualsi, proses
inflamasi yang dialami inflamsi, derajat
pasien hipoksia, dan
berkurang. edema luas
Kriteria hasil: sehubungan dengan
1. Pasien terbentuknya
mengataan trombus.
sudah
tidak nyeri
2. Pasien
menunjukkan 2. Atur posisi yang 2. Posisi yang nyaman
tindakan nyaman bagi akan membantu
rileks pasien. memberikan
maupun kesempatan pada
istirahat dan otot untuk relaksasi
dapat seoptimal mungkin.
berakitivitas
seperti yang
diinginkan

3. Pertahankan tirah 3. Menurunkan


baring selama kenyamanan
fase akut. sehubungan
dengan kontraksi
otot dan gerak.

4. Anjurkan tirah baring 4. Mengurangi nyeri yang


selama fase akut. dialami pasien

5. Berikan health 5. Pemahaman pasien


education tentang tentang penyebab
penyebab nyeri yang terjadi akan
yang dialami pasien. mengurangi
ketegangan pasien dan
memudahkan pasien
untuk diajak
bekerjasama dalam
melakukan tindakan.
6. Kolaborasi dengan 6. Obat-obatan analgesik
dokter untuk dapat membantu
pemberian mengurangi nyeri
analgesik. pasien.

3. Hipertermi Tujuan: 1. Pantau suhu tubuh 1. Peningkatan suhu


berhubungan Selama dilakukan pasien(derajat dan menunjukkan
dengan proses tindakan 3x24 jam pola) perhatikan proses penyakit
inflamasi diharapkan suhu menggigil atau infeksius akut.
tubuh pasien diaforesis.
normal
Kriteria hasil: 2. Ukur TTV secara 2. Mengetahui
Suhu tubuh rutin. adanya perubahan
pasien normal suhu.
370C

3. Pantau suhu 3. Suhu ruangan atau


lingkungan jumlah selimut
batasi/tambahkan line harus diubah
tempat tidur sesuai untuk
indikasi mempertahankan
suhu mendekati
normal

4. Berikan kompres 4. Kompres hangat


hangat dapat membantu
mengurangi
demam

5. Kolaborasi dengan 5. Membantu


tim medis untuk
pemberian obar
penurun demam
mengatasi
masalah
dengan
medikasi

DAFTAR PUSTAKA

Pillitteri, Adele. 2007. Perawatan Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Bari, Saifuddin Abdul dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatol. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirotarjo

, 2002. Ilmu Kebidanan . Jakarta : Yayasan Bina Puataka Sarwono Prawiroharjo.

Anda mungkin juga menyukai