Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN MATERNITAS

ASKEP POST PARTUM DENGAN TROMBOPLEBITIS

Penyusun: Kelompok 4

1. Aji setya guuna D. P0 5120319 005


2. Devi ramalia P0 5120319 010
3. Gustina febriani P0 5120319 015
4. Inong reja fadilla P0 5120319 018
5. Junika rahma dini P0 5120319 021
6. Mella oktaviana P0 5120319 030
7. Monika jayanti P0 5120319 031
8. Selvia marlita P0 5120319 042
9. Serina inayah tria P0 5120319 043
10. Vira dwi risky P0 5120319 048
11. Novi Zahra P. P0 5120319 034

Dosen Pengajar : Dr.Nur Elly, S.Kep.,M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
ASKEP TROMBOPLEBITIS

A. Pengertian
Flebitis Superfisialis (Tromboflebitis) adalah kondisi dimana terbentuk
bekuan dalam darah vena akibat inflamasi atau trauma dinding vena atau
karena obstruksi vena sebagian. (Doengoes, 2000).
Tromboflebitis adalah peradangan dinding vena dan biasanya disertai
pembentukan bekuan darah (thrombus). Ketika pertama kali terjadi bekuan
pada vena akibat statis atau hiperkoagulabilitas, tanpa disertai peradangan
maka proses ini dinamakan flebotrombosis. (Smeltzer, 2001).
B. Klasifikasi
Tromboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Pelvio tromboflebitis
Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum
latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang
paling sering terkena ialah vena ovarika dekstra karena infeksi pada tempat
implantasi plasenta yang terletak dibagian atas uterus; proses biasanya
unilateral.
2. Tromboflebitis Femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya
vena femarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-
10 pasca partum.
C. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya infeksi post partum tromboplebitis antara lain :
a. Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium
b. Mempunyai varises pada vena
Pada vena yang sebelumnya terdapat venaektasia atau varises,
maka terdapatnya turbulensi darah pada kantong-kantong vena di
sekitar klep (katup) vena merangsang terjadinya thrombosis primer
tanpa disertai reaksi radang primer, yang kemudian karena faktor
lokal, daerah yang ada trombusnya tersebut mendapat radang.
Menipisnya dinding vena karena adanya varises sebelumnya,
mempercepat proses keradangan. Dalam keadaan ini, maka dua
factor utama : kelainan dinding vena dan melambatnya aliran darah,
menjadi sebab penting dari terjadinya tromboplebitis.
c. Obesitas
Bila keadaan dehidrasi berat, koagulasi intravascular yang
meluas ataupun infeksi sistemik dapat menimbulkan rangsangan
untuk pathogenesis ini.
d. Pernah mengalami tromboflebitis
e. Berusia 30tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir
up untuk waktu yang lama.
f. Trauma
Beberapa sebab khusus karena rangsangan langsung pada vena
dapat menimbulkan keadaan ini. Umumnya pemberian infus (di
lengan atau di tungkai) dalam jangka waktu lebih dari 2 hari pada
tempat yang sama atau pemberian obat yang iritan secara intra vena.
g. Adanya malignitas (karsinoma), yang terjadi pada salah satu segmen
vena. Tumor-tumor intra abdominal, umumnya yang memberikan
hambatan aliran vena dari ekstremitas bawah, hingga terjadi
rangsangan pada segmen vena tungkai.
h. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam
keluarga. Kelainan jantung yang secara hemodinamik menyebabkan
kelainan pula pada system aliran vena
D. Patofisiologi
Terjadinya Thrombus :
a. Abnormalitas dinding pembuluh darah Formasi trombus merupakan akibat
dari statis vena, gangguan koagubilitas darah atau kerusakan pembuluh
maupun endotelial. Stasis vena lazim dialami oleh orang-orang yang
imobilisasi maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan otot yang
tidak memadai untuk mendorong aliran darah. Stasis vena juga mudah terjadi
pada orang yang berdiri terlalu lama, duduk dengan lutut dan paha ditekuk,
berpakaian ketat, obesitas, tumor maupun wanita hamil.
b. Perubahan komposisi darah (hyperkoagulabilitas) Hyperkoagulabilitas
darah yang menyertai trauma, kelahiran dan IMA juga mempermudah
terjadinya trombosis. Infus intravena, banyak faktor telah dianggap terlibat
dalam patogenesis flebitis karena infus intravena, antara lain:
1. Faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan (flebitiskimia)
a. pH dan osmolaritas cairan infus yang ekstrem selalu diikuti risiko
flebitis tinggi. Obat suntik yang bisa menyebabkan peradangan vena
yang hebat, antara lain kalium klorida, vancomycin, amphotrecin B,
cephalosporins, diazepam, midazolam dan banyak obat khemoterapi.
b. Mikropartikel yang terbentuk bila partikel obat tidak larut sempurna
selama pencampuran.
c. Penempatan kanula pada vena proksimal (kubiti atau lengan bawah)
sangat dianjurkan untuk larutan infus dengan osmolaritas > 500
mOsm/L. Hindarkan vena pada punggung tangan jika mungkin,
terutama pada pasien usia lanjut
d. Kateter yang terbuat dari silikon dan poliuretan kurang bersifat
iritasi dibanding politetrafluoroetilen (teflon) karena permukaan lebih
halus, lebih thermoplastik dan lentur. Risiko tertinggi untuk flebitis
dimiliki kateter yang terbuat dari polivinil klorida atau polietilen.
2. Faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan lama
kanulasi. (Kanula yang dimasukkan ada daerah lekukan sering
menghasilkan flebitis mekanis. Ukuran kanula harus dipilih sesuai
dengan ukuran vena dan difiksasi dengan baik).

E. Manifestasi Klinis
Penderita-penderita umumnya mengeluh spontan terjadinya nyeri di daerah
vena (nyeri yang terlokalisasi), yang nyeri tekan, kulit di sekitarnya kemerahan
(timbul dengan cepat diatas vena) dan terasa hangat sampai panas. Juga dinyatakan
adanya oedema atau pembengkakan agak luas, nyeri bila terjadi atau
menggerakkan lengan, juga pada gerakan-gerakan otot tertentu.
F. Penatalaksanaan
1. Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan
menggunakan teknik aseptik yang baik
2. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan
mencegah terjadinya emboli pulmonum
3. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau dugaan
adanya em boli pulmonum
4. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli
septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun sedang dilakukan
hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.
ASUHAN KEPERAWATAN TROMBOFLEBITIS PASCA PARTUM

A. Pengkajian
- Riwayat penyakit : Riwayat varises, hiperkoagulasi, penyakit neoplasma,
penyakit kardiovaskuler, pembedahan mayor, resiko tinggi cedera, obesitas.
Riwayat duduk lama, baik karena berhubungan dengan pekerjaan atau akibat
dari pembatasan aktivitas. Imobilitas berkenaan dengan tirah baring dan
anestesia.
Aktivitas : Riwayat duduk lama, imobilitas dan ansietas.
- Sirkulasi : varises vena, peningkatan frekuensi nadi, riwayat trombosit vena,
hiper kongulabilitas pnerperium.

Makanan :

 penambahan berat badan berlebihan/kegemukan


 Suplai ASI kadang
 Kadang berkurang pada keadaan menyusui

Nyeri atau ketidaknyamanan : nyeri tekan pada area yang sakit


Keamanan : adanya endomatris postpartum
Seksualitas : Multipara
Persalinan lama berkenaan dengan tekanan kepala janin pada vena-vena pelvis,
penggunaan penjejak kaki atau posisi yang salah dari ektremitas selama fase
intrapartum atau kelahiran melalui operasi, termasuk kelahiran sesaria.
Wanita pemakai kotrasepsi oral.
B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

No Dx Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1. 1 Perubahan Pengisian kapiler  Anjurk  Meminima
perfusi adekuat penurunan an tirah lkan
jaringan edema dan eritema baring kemungki
berhubungan  Kaji nan
dengan pengisi perubahan
interupsi an posisi
jaringan vena kapiler trombosit
dan dengan
periksa menciptak
tanda an emboh
homern  Penurunan
 Anjurk kapiler
an dengan
untuk tanda
mening human
katkan positif
telapak menandak
kaki an TVD
dengan  Mengoson
kaki gkan vena-
bawah vena super
diatas final dan
ketingg tibial
ian dengan
jantung cepat dan
 Lakuka memperta
n hankan
ambula vena tetap
si, kolaps
progres  Menaikka
if n aliran
setelah bank vena
fase membantu
akut mencegah
 Berika statis
n  Menaikka
kompre n sirkulasi
s kearea,
hangat, dengan
lembab menaikkan
pada vasodilasi
ekstemi aliran
lasi bank vena
yang dengan
sakit resulasi
vena

2. Nyeri Menaikkan  Kaji  Untuk


berhubungan kenyamanan tingkat menurunk
dengan istirahat dengan nyeri an sensasi
adanya proses tepat nyeri hilang  Anjurk nyeri
implamasi, an tirah berkenaan
sparme baring dengfan
vaskuler dengan gerakan
tepat otot
 Pantau  Menurunk
TTV an
 Tinggi ketidaknya
kan man
area berkenaan
sakit kontraksi
dan otot
berikan  Penaikan
ayunan TTV dapat
 Kolabo menandak
rasi an
pember penaikan
ian nyeri
obat-  Mendoron
obatan g aliran
sesuai bahkan
indikas vena
i memudah
Beri kan
mkompres sirkulasi
hangat ayunan
kaki ini
jaga
tekanan
kaki
 Menghilan
gkan nyeri
dengan
menggera
kkan otot
 Menaikka
n
vasoditasi
dengan
menaikkan
sirkulasi,
merilekska
n otot,
merangsan
g
pelapasan
endorferi
3. Ansietas Mengungkapkan  Berika  Menurunk
berhubungan kesadaran tentang n HE an rasa
dengan perasaan ansietas,  Pantau takut, akan
perubahan ansietas berkurang TTV ketidaktah
pada status menurunkan tanda  Bantu uan dan
kesehatan perilaku seperti klien menaikkan
gelisah dengan dengan pembelaja
iritabilitas meraw ran klien
at diri dengan
sendiri keterbukaa
dengan n dengan
bayi tindakan
 Dapat
menunjuk
kan
perubahan
pada
tingkat
asisietas
 Asisietas
klien dapat
ber Q
bahwa ia
menemuka
n
kebutuhan
nya
terpencil
atau
bahwa ia
mampu
mengatasi
dengan
terlibat
tugas-
tugas
keperawat
an diri
sendiri.

4. Kurang  Mengungk  Kaji  Membantu


pengetahuan apkan pengeta dalam
berhubungan pemahama huan menentuka
dengan n tentang klien n
kurangnya kondisi, tentang kebutuhan
pemajanan/m tindakan proses dengan
engikat pembahasa penyak mengklasi
n it fikasikan
 Melakukan  Tinjau informasi
pembentuk ulang sebelumny
an perilaku keguna a
yang perlu an tirah  Kontriksi
baring kontinue
 Anjurk dapat
an merubah
tindaka atau
n yang menaikkan
aman perfusi
untuk permukaa
menghi n
ndari  Perubahan
trauma pada
proses
kogulasi
dapat
mengakiba
tkan
penaikan
kecenderu
ngan
pendaraha
n yang
dapat
menandak
an
kebutuhan
mengubah
terapi anti
koagulas.

Anda mungkin juga menyukai