Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NY “S” G1 P0 A0 H0 DENGAN

ANEMIA RINGAN USIA KEHAMILAN 31-32 MINGGU DI PUSKESMAS AIR DINGIN


TANGGAL 09 APRIL 2019

Disusun oleh kelompok :


1. Sepri wahyu srisusanti
2. Nia jasmianda
3. Ema novera mozalesa
4. Fitri yani
5. Yulia afrita
6. Putri intan clarisa
7. Emil efraini
8. Nanda nadila
9. Wulan vanesha

DOSEN PEMBIMBING : DIAN EKA NURSYAM S.SIT,M.KEB

PROGRAM STUDI DIII JURUSAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
TP : 2019/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu
Hamil Ny. S G1P0A0 dengan Anemia Ringan di Puskesmas Air Dingin Tahun
2019”.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Namun penulis
yakin bahwa laporan ini sangatlah banyak kekurangannya. Oleh karena itu
penulis harapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan

Padang,19 April 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2008,


mengalami penurunan dari 307/100.000 menjadi 228/100.000 dari ibu
melahirkan. Penyebab kematian ibu yaitu perdarahan, infeksi, eklamsi
dan partus lama. Perdarahan menempati prosentase tertinggi
penyebab kematian ibu (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%),
kurang energi setelah melahirkan (11%), abortus (5%), partus lama
(5%) dan emboli (3%). Anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK)
pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan
infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu (Suwandi, 2010).
Diberbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh
kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara
10% sampai hampir 60%. Walaupun seorang perempuan bertahan
hidup setelah mengalami perdarahan pasca persalinan, namun akibat
perdarahan tersebut pasien akan menderita kekurangan darah yang
berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang
berkepanjangan (WHO, 2009).
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas Sumber Daya Manusia.
Anemia pada kehamilan disebut “potential danger to mother and
child” (potensial membahayakan ibu dan anak), akibat fungsi dari
hemoglobin untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh tidak berjalan
dengan baik, sebagai akibatnya oksigen untuk anak pun berkurang.
Hal ini tak hanya mengancam pertumbuhan janin, tapi juga merupakan
penyebab utama kematian ibu saat melahirkan, yang biasanya terjadi
akibat perdarahan (Manuaba, 2007).
Menurut WHO (2009), menerangkan bahwa kejadian anemia
pada ibu hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan
Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Pada umumnya, anemia disebabkan oleh
kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi
secara teratur dan peningkatan asupan gizi sehari-hari.
Menurut Soeprono (2003), prevalensi anemia pada wanita
hamil di Indonesia berkisar 20-80%. Walaupun pemerintah telah
melakukan tindakan pencegahan dengan memberikan tablet tambah
darah (tablet Fe) pada ibu hamil yang dibagikan pada waktu
memeriksakan kehamilannya, akan tetapi prevalensi anemia pada
kehamilan masih juga tinggi. Pemeriksaan kadar hemoglobin yang
dianjurkan dilakukan pada trimester pertama dan ketiga kehamilan
sering kali hanya dapat dilaksanakan pada trimester ketiga saja karena
kebanyakan ibu hamil baru memeriksakan kehamilannya pada
trimester kedua kehamilan.
Tingginya kejadian anemia erat kaitannya dengan faktor gizi
saat ibu hamil karena itu memperbaiki pola makan merupakan faktor
penting untuk mengatasi anemia. Anemia pada ibu hamil digolongkan
dalam beberapa kategori yaitu anemia ringan, anemia sedang dan
anemia berat (Manuaba, 2007).
Anemia ringan adalah suatu keadaan apabila kadar darah yang
dihasilkan oleh pemeriksaan Hb sahli sebesar 9 – 10 gr%. Gejala
anemia ringan antara lain cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang dan badan lemas. Penatalaksanaan anemia ringan yaitu dengan
meningkatkan konsumsi gizi penderita, terutama protein dan zat besi
dan memberi suplemen zat besi secara peroral (Anon, 2011).
Berdasarkan data di atas, angka kejadian anemia ringan pada
ibu hamil masih cukup tinggi dan mengingat jika tidak dikelola
dengan baik akan menjadi anemia sedang dan menuju ke anemia
berat, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus yang berjudul
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. S G1P0A0 dengan Anemia
Ringan di Puskesmas Air Dingin tahun 2019”.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam laporan kasus ini adalah, “Bagaimana


Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. S G1P0A0 dengan Anemia
Ringan di Puskesmas Air Dingin tahun 2019?”
C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. S G1P0A0
dengan anemia ringan menggunakan metode SOAP.
2. Tujuan husus
a. Mahasiswa mampu:
1) Melakukan pengumpulan dan pengkajian data subjektif pada
ibu hamil Ny. S G1P0A0 dengan anemia ringan.
2) Melakukan pengkajian dan mengumpulkan data objektif pada
ibu hamil Ny. S G1P0A0 dengan anemia ringan.
3) Membuat assesment pada ibu hamil Ny. S G1P0A0 dengan
anemia ringan.
4) Melakukan penatalaksanaan pada ibu hamil Ny. S G1P0A0
dengan anemia ringan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa timbulnya konsepsi, sampai
lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung mulai dari hari pertama
haid terakhir (Saifuddin, 2006).
2. Anemia Dalam Kehamilan

a. Pengertian

Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah


merah

< 11gr%, suatu keadaan dengan jumlah eritrosit yang beredar


atau konsentrasi hemoglobin menurun (Maimunah, 2005).
Anemia adalah suatu keadaan menurunnya kadar
hemoglobin, dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal
yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2004).
Anemia dapat didefenisikan sebagai suatu kondisi dengan
kadar hemoglobin dalam darah dibawah normal. Di Indonesia,
kasus anemia umumnya terjadi karena kekurangan zat besi
(Saifuddin, 2006).
b. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan

1) Macam-macam anemia menurut Wiknjosastro (2008), ada 4


macam yaitu:
a) Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling


sering dijumpai dalam kehamilan, dimana angka
kejadiannya 62,3%, yang diakibatkan oleh kekurangan zat
besi dan asam folat, gangguan resorbsi, atau terlampau
banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada kasus
perdarahan. Keperluan akan zat besi bertambah selama
kehamilan, terutama dalam trimester akhir. Apabila
masuknya zat besi tidak ditambah dalam kehamilan, mudah
terjadi anemia defisiensi besi.
b) Anemia megaloblastik

Anemia jenis ini disebabkan oleh karena defisiensi asam


folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Biasanya
karena malnutrisi dan infeksi yang kronik, merupakan
urutan kedua terbanyak kejadiannya yaitu sekitar 29,0%.
c) Anemia hipoplasti

Anemia hipoplasti disebabkan oleh hipofungsi sumsum


tulang belakang, membentuk sel-sel darah merah baru,
dengan angka kejadian berkisar antara 8,0%.
d) Anemia hemolitik

Anemia jenis ini disebabkan oleh penghancuran/


pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari
pembuatannya, anemia jenis ini sangat jarang terjadi yaitu
berkisar 0,7%.
2) Klasifikasi Anemia menurut Manuaba (2005), antara lain:

a) Normal : Hb 11 gr%

b) Anemia ringan : Hb 9 – 10 gr%

c) Anemia sedang : Hb 7 – 8 gr%

d) Anemia berat : Hb kurang 7 gr%

c. Bahaya Anemia

Menurut Manuaba (2005), bahaya anemia adalah sebagai berikut:

1) Bahaya selama kehamilan

a) Tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai


manifestasi kliniknya.
b) Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis

c) Menimbulkan plasenta previa

d) Dapat menimbulkan solusio plasenta.

2) Bahaya terhadap persalinan

a) Persalinan berlangsung lama

b) Sering terjadi fetal distress

c) Persalinan dengan tindakan operasi

d) Terjadi emboli air ketuban.

3) Bahaya selama post partum

a) Terjadi perdarahan post partum


b) Mudah terjadi infeksi puerperium

c) Dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest

d) Subinfolusi uteri

e) Bayi lahir dengan anemia.

4) Bahaya terhadap janin

a) Abortus

b) Terjadi kematian intra uterin

c) Persalinan prematuritas tinggi

d) Berat badan lahir rendah

e) Kelahiran dengan anemia

f) Dapat terjadi cacat bawaan

g) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal

h) Intelegensia rendah.
g. Etiologi Anemia

Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang


memadainya asupan makanan sumber Fe, meningkatnya
kebutuhan Fe saat hamil dan menyusui (kebutuhan fisiologis),
dan kehilangan banyak darah saat menstruasi (Manuaba, 2007).
1) Asupan Fe yang tidak memadai

Kecukupan intake Fe tidak hanya dipenuhi oleh konsumsi


makanan sumber Fe (daging sapi, ayam, ikan, telur, dll), tetapi
dipengaruhi oleh variasi penyerapan Fe. Yang membentuk 90
% Fe dari makanan non daging (termasuk biji-bijian, sayuran,
buah, telur) tidak mudah diserap oleh tubuh.
2) Peningkatan kebutuhan fisiologi

Kebutuhan Fe meningkat selama hamil untuk memenuhi


kebutuhan Fe akibat peningkatan volume darah, untuk
menyediakan Fe bagi janin dan plasenta, dan untuk
menggantikan kehilangan darah saat persalinan.
3) Kehilangan banyak darah

Kehilangan darah terjadi melalui operasi, penyakit dan donor


darah. Pada wanita kehilangan darah terjadi melalui
menstruasi dan wanita hamil mengalami perdarahan saat dan
setelah melahirkan. Praktik ASI tidak eksklusif diperkirakan
menjadi salah satu prediktor kejadian anemia setelah
melahirkan. Perdarahan patologi akibat penyakit/infeksi
parasit seperti cacingan dan saluran pencernaan berhubungan
positif terhadap anemia. Perdarahan gastrointestinal oleh
adanya luka di saluran gastrointestinal (gastritis, tukak
lambung, kanker kolon dan polip pada kolon).
4) Sebagian besar anemia adalah anemia defesiensi Fe yang
dapat disebabkan oleh konsumsi Fe dan makanan yang kurang
atau terjadi perdarahan menahun akibat parasit. Berdasarkan
fakta tersebut dapat dikemukakan bahwa dasar utama anemia
pada ibu hamil adalah kemiskinan dan tidak mampu
memenuhi standar makanan 4 sehat 5 sempurna dan
lingkungan yang buruk sehingga masih terdapat penyakit
parasit, seperti ankilostomiasis.
h. Patofisiologi Anemia

Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena


keperluan akan zat-zat makanan makin bertambah dan terjadi
pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang.
Volume darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim
disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya
sel-sel darah kurang dibandingkan dengan plasma, sehingga
terjadi pengenceran darah (hemodilusi). Pertambahan tersebut
berbanding sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan
hemoglobin 19%. Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri
secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu yaitu
dapat meringankan beban kerja jantung yang harus bekerja lebih
berat dalam masa hamil, yang disebabkan oleh peningkatan
cardiac output akibat hipervolemia. Kerja jantung lebih ringan
apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang
pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada perdarahan
waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit
dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental.
Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak
kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam
kehamilan antara 32 dan 36 minggu. (Wiknjosastro, 2006).
i. Tanda dan Gejala
Anemia
Menurut Varney (2004), tanda dan gejala anemia adalah
sebagai berikut:
1) Merasa lelah dan sering mengantuk oleh karena rendahnya
Hb dan kurangnya oksigen, sehingga kurang transport untuk
metabolisme dalam tubuh
2) Merasa pusing dan lemah (dizness dan weaknes) oleh
kurangya oksigen dan energi menyebabkan ibu merasa lemah
dan capek
3) Mengeluh sakit kepala

4) Merasa tidak enak badan (malaise) dan nafas pendek karena


menurunnya suplay darah
5) Perubahan mood dan kebiasaan tidur

6) Mengeluh lidah mudah luka (lecet)

7) Pucat pada membrane mukosa dan konjungtiva

8) Kulit pucat

9) Pucat pada kuku jari

10) Muka ikterik

11) Takipnea, dispnea saat beraktivitas

12) Nafsu makan kurang perubahan dalam kesukaan makanan

13) Kebiasaan akan makanan yang aneh-aneh atau mengidam (pica).

j. Pencegahan dan Penanganan Anemia

1) Pencegahan Anemia
Untuk mencegah terjadinya anemia sebaiknya ibu
hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat
diketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam
pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium
termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui adanya infeksi
parasit.
Untuk daerah dengan frekuensi anemia kehamilan
yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfas
ferrosus atau glukonat ferrosus 1 tablet sehari. Selain itu,
wanita dinasihatkan pula untuk mengkonsumsi lebih banyak
protein, mineral dan vitamin. Makanan yang kaya zat besi
antara lain kuning telur, ikan segar dan kering, hati, dagiung,
kacang-kacangan dan sayuran hijau. Makanan yang kaya akan
asam folat yaitu daun singkon, bayam, sawi ijo, sedangkan
makanan yang mengandung vitamin C adalah jeruk, tomat,
mangga, pepaya dan lain-lain (Wiknjosastro, 2006).
2) Penanganan Anemia
a) Anemia Ringan
Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap
ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/
hari, zat besi dan 400 mg asam folat peroral sekali sehari
(Arisman, 2004).
b) Anemia Sedang
Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan
500 mg asam folat peroral sekali sehari (Arisman, 2004).
c) Anemia Berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero
dextrin sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 10 ml
intramuskuler. Transfuse darah kehamilan lanjut dapat
diberikan walaupun sangat jarang diberikan mengingat
resiko transfusi bagi ibu dan janin (Winkjosastro, 2005).
3. Anemia Ringan
a. Pengertian
Menurut Manuaba (2007), anemia ringan adalah dimana kadar
hemoglobin berkisar antara 9 – 10 gr%.
Anemia ringan adalah apabila kadar darah yang dihasilkan
oleh pemeriksaan Hb sahli sebesar 9 – 10 gr% (Anon, 2011).
b. Gejala Anemia Ringan
Menurut Manuaba (2007), pada anemia akan didapatkan
keluhan sebagai berikut:
1) Cepat lelah

2) Sering pusing

3) Mata berkunang-kunang

4) Badan lemas.

c. Komplikasi Anemia Ringan

Komplikasi anemia ringan pada ibu hamil dapat terjadi,


hal ini dikarenakan ibu sudah menderita anemia sejak masa
sebelum hamil. Pada kasus anemia ringan pada ibu hamil bila
tidak segera diatasi, dapat menyebabkan rahim tidak mampu
berkontraksi (atonia) atau kontraksi sangat lemah (hipotonia)
(Dimas, 2012).
d. Patofisiologi Anemia Ringan
Menurut Wirakusuma (2005), sebelum terjadi anemia,
biasanya terjadi kekurangan zat besi secara perlahan-lahan.
Tahap-tahap defisiensi besi sebagai berikut:
1. Berkurangnya cadangan zat besi
2. Turunnya zat besi untuk sistem pembentukan sel-sel darah
merah
3. Anemia gizi besi
Pada tahap awal, simpanan zat-zat besi yang berbentuk
ferritin dan hemosiderin menurun dan absorbsi besi meningkat.
Daya ikat besi dalam plasma, selanjutnya besi yang tersedia
untuk sistem eritropoisis di dalam sumsum tulang berkurang.
Terjadilah penurunan jumlah sel darah merah dalam jaringan,
pada tahap akhir hemoglobin menurun dan eritrosit mengecil,
maka terjadilah anemia.
e. Penatalaksanaan Anemia Ringan
Menurut Manuaba (2007), penatalaksanaan anemia ringan
antara

lain:

1) Meningkatkan gizi penderita

Faktor utama penyebab anemia adalah faktor gizi, terutama


protein dan zat besi, sehingga pemberian asupan zat besi
sangat diperlukan oleh ibu hamil yang mengalami anemia
ringan.
2) Memberi suplemen zat besi

a) Peroral

Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi sebanyak


600- 1000 mg sehari seperti sulfas ferrosus atau glukonas
ferosus. Hb dapat dinaikkan sampai 10 g/ 100 ml atau
lebih.
b) Parental

Diberikan apabila penderita tidak tahan akan obat besi


peroral, ada gangguan absorbsi, penyakit saluran
pencernaan. Besi parental diberikan dalam bentuk ferri
secara intramuskular/ intravena. Diberikan ferum
desktran 100 dosis total 1000-2000 mg intravena.
BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NY “S” G1 P0 A0 H0 DENGAN


KEHAMILAN 31-32 MINGGU DI PUSKESMAS AIR DINGIN
TANGGAL 09 APRIL 2019

PENGUMPULAN DATA
Pukul 09.00 Wib
A. IDENTITAS / BIODATA Nama Ibu : Ny’’S’’
Umur : 28 Tahun
Bangsa : Indonesia
Suku : Minang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat rumah : SL

Nama Suami : Tn”E’’


Umur : 29 Tahun
Bangsa : Indonesia
Suku : Minang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta
Alamat rumah. : SL

B. ANAMNESA (Data Subjektif )


Tanggal anamnesa : 09 APRIL 2019
1. Alasan datang berkunjung : ingin memeriksakan kehamilan
2. Keluhan utama : tidak ada
3. Riwayat menstruasi
1. Haid pertama : 14 tahun
2. Siklus : 28 hari
3. Banyaknya : 2-3 x ganti DUK
4. Warnanya : Merah kehitaman
5. Lamanya : 6 – 7 hari
6. Sifat darah : Encer
7. Teratur / tidak : Teratur
8. Dismenorhea : Tidak ada
4. Riwayat kehamilan , persalinan , nifas yang lalu : G1P0 A0 H0

Penolo Bayi Nifas


Tgl Usia Jenis Tempat
ng
No Lahir/ Keha Persalin Persalin J Laktas keada
persalin BB PB
Usia milan an an K i an
an
1 INI 31-32 - - - - - - - -

5. Riwayat kehamilan sekarang


1. HPHT : 03 – 09 -2018
2. Taksiran persalinan : 10 – 06 -2019
3. Keluhan pada
- Trimester I : Mual muntah,nafsu makan berkurang
- Trimester II : Tidak ada
- Trimester III : Sering BAK
4. Pergerakan anak pertama kali dirasakan ibu : sejak 4 bulan yang lalu
5. Berapa kali pergerakan janin dalam 24 jam terakhir yang lalu: > 20 x
6. Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan)
- Rasa 5 L (lemah, lesu, letih, lelah, lunglai) : Tidak ada
- Mual & muntah yang lama : Tidak ada
- Nyeri perut : Tidak ada
- Panas menggigil : Tidak ada
- Sakit kepala berat : Tidak ada
- Penglihatan kabur : Tidak ada
- Rasa nyeri, panas waktu BAK : Tidak ada
- Rasa gatal pada vulva, vagina & sekitarnya : Tidak ada
- Pengeluaran cairan pervaginan : Tidak ada
- Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
- Edem (di tungkai, tibia, muka & jari-jari) : Tidak ada
6. pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi.
- Makan sehari-hari
 Pagi : 1 piring lontong + Telur
 Siang : 1 piring nasi + 1 potong ikan , + ½ mangkok kecil
sayur + 1 potong buah
 Malam : Setengah porsi nasi + 1 potong ayam + ½ mangkok
kecil sayur
- Minum : + 8-9 gelas perhari
- Perubahan pola makan yang dialami pada kehamilan sekarang (termasuk
ngidam, nafsu makan dll) : ada pada waktu Trimester I nafsu makan
berkurang.
- Pola eliminasi
1. BAK
- Frekuensi : 5 – 6 x / 24 jam
- Warna : Kuning jernih
- Keluhan : Tidak ada keluhan
2. BAB
- Warna : Kuning kecoklatan
- Konsistensi : Agak lembek
- Keluhan : Tidak ada keluhan
- Aktivitas sehari-hari
 Senam hamil : tidak ada
 Pekerjaan : tidak mengangu kehamilan
 Seksualitas : tidak ada keluhan
- Pola istirahat & tidur
 Lama istirahat / tidur siang hari : 1-2 Jam
 Lama istirahat / tidur pada malam hari : 6-7 Jam

- hygiene
 Mandi : 2x sehari
 Ganti pakaian : 2x sehari
 Kebersihan ibu : bersih
- sosial budaya
 Ibu tidak menganut kepercayaan yang merugikan kesehatan : tidak ada

b. psikologis
 perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan : senang
 Hubungan ibu dg suami dan keluarga : baik
c. Keadaan ekonomi : mencukupi kebutuhan sehari-hari
Kegiatan spiritual : ibu menjalankan ibadah seperti biasa dan tidak
mengganggu kehamilan

7. Riwayat penyakit yang pernah diderita


a. Jantung : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. Ginjal : Tidak ada
d. DM : Tidak ada
e. Asma : Tidak ada
f. TBC : Tidak ada
g. Epilepsi : Tidak ada
h. Penyakit menular seksual (PMS) : Tidak ada

8. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Jantung : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. DM : Tidak ada
d. Gamelli / lebih dari satu : Tidak ada

9. prilaku kesehatan
a. Merokok : tidak ada
b. Minum alkohol : tidak ada
c. Minum obat-obatan tanpa pengawasan : tidak ada
d. Minum vitamin/suplement : ada,dari puskesmas

10. Keadaan Sosial


a. Perkawinan : kawin pertama
b. Status perkawinan : sah
c. Kawin : satu kali
d. Kehamilan ini : diterima
e. Perasaan ibu terhadap kehamilan : senang

C. DATA OBJEKTIF (Pemeriksaan Fisik)


1. Status emosional : Stabil
Tanda Vital :
a. Tekanan darah : 100/80 mmHg
b. Nadi : 80 x / i
c. Pernafasan : 20 x / i
d. Suhu : 36,50 C
e. Kesadaran : Composmentis
f. BB sebelum hamil : 57 kg
g. BB sekarang : 65 kg
h. TB : 160 cm
i. Lila : 25 m
2. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi
- Jalan : baik
- Bentuk badan : lordosis
- Rambut :hitam, lurus, tidak berketombe,tidak rontok, bersih
- Muka
 Cloasma gravidarum: tidak ada
 Oedeme : tidak ada
- Mata
 Conjungtiva : tidak anemis
 Skelera : tidak ikterik
- Mulut
 Caries : tidak ada
 Stomatitis : tidak ada
 Hygiene : bersih
- Leher
 Kelenjer tyroid : tidak ada pembesaran
 Kelenjer limfe : tidak ada pembesaran
- Exremitas atas
 Kuku pucat/tidak : tidak
 Oedeme : tidak
 Kelainan : tidak
- Mamae
 Pembesaran : simetris kiri dan kanan
 Areola : ada
 Putting susu : menonjol
 Colostrum : Belum ada
 Hiperpigmentasi : ada
- Abdomen
 Bekas operasi : tidak ada
 Membesar : sesuai dengan usia kehamilan
 Linia nigra/alba : ada
 Strie livide/albikan : ada
 Pergerakan anak : ada
- Vulva(dilakukan bila ada indikasi)
 Perineum : tidak dilakukan
 Tanda Chadwick : tidak dilakukan
 Odeme : tidak dilakukan
 Varises : tidak dilakukan
 Flour albur : tidak dilakukan
 Pengeluran pervaginam : tidak dilakukan
 Hygiene : tidak dilakukan
- Extremitas bawah
 Varises : tidak ada
 Oedeme : tidak ada
 Kelainan : tidak ada

2. Palpasi
a. Leopold
- Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, pada fundus terasa bulat
lunak tidak melenting kemungkinan bokong janin.
- Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba keras, memapan
kemungkinan punggung janin. Bagian kiri perut ibu
teraba benjolan kecil kemungkinan ekstermitas
janin
- Leopold III : Bagian terbawah perut ibu teraba keras, bulat
melenting kemungkinan kepala janin, kepala tidak
bisa digoyangkan, kepala sudah masuk PAP.
- Leopold IV : Tidak dilakukan
b.MC Donald : 23 cm
c.TBBJ : 1550 gr

3. Auskultasi
a.DJJ : 143 x/i
b.Irama : teratur
c.Puntum maximum: kuadran kanan bawah perut ibu
4. Perkusi
a.Reflek patela kanan: (+)
b.Reflek patella kiri : (+)
5. Pemeriksaan panggul luar
a.Distansia spinarum : Tidak dilakukan pemeriksaan
b.Distansia cristarum : Tidak dilakukan pemeriksaa
c.Conjunggata sterna : Tidak dilakukan pemeriksaan
d.Lingkar panggul : Tidak dilakukan pemeriksaan
D. UJI DIAGNOSTIK
1. Hb : 10,4 gr
2. Protein urin :-
3. Reduksi :-
4. Gol Darah :A
5. HIV :-
6. HbSAg :-
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NY “S” G1 P0 A0 H0 DENGAN
METODE SOAP KEHAMILAN 31-32 MINGGU DI PUSKESMAS AIR DINGIN
TANGGAL 09 APRIL 2019
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah keguguran
sebelumnya dan ibu merasa cemas dengan kehamilannya saat ini.
2. Ibu mengatakan berumur 28 tahun.
3. Ibu merasakan cemas dengan kehamilannya saat ini.
4. Ibu mengatakan HPHT tanggal 3 September 2018.
O : Obyektif

a.Keadaan Umum : Lemah

b. Kesadaran : Composmentis

c.Vital Sign : Tekanan darah : 100/ 80


mmHg
Respirasi : 20 x/ menit

Nadi : 80 x/ menit

Suhu : 36,50 C

d.Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi : selain mata secara head to tue dalam batas normal
Mata : Tidak oedema, conjungtiva pucat dan sklera putih.
2. Palpasi uterus :
a. Leopold I : TFU pertengahan pusat dan procecus xypoideus.Bagian fundus
teraba bulat lunak melenting (bokong).
b. Leopold II : Letak janin memanjang, bagian sisi kanan perut ibu teraba keras
memanjang seperti papan (punggung).
c. Bagian sisi kiri perut ibu teraba bagian terkecil janin (ekstermitas). Leopold
III : Bagian terbawah janin teraba bulat, keras, melenting (kepala).
d. Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk panggul (convergen).
3. TFU MacDonald : 23 cm.
4. TBJ : (23-13) x 155 =1550 gr
5. BB sebelum hamil : 57 kg.
6. BB sekarang : 65 kg.
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Hb : 10,4 gr
b. Protein urin :-
c. Reduksi :-
d. Gol Darah :A
e. HIV :-
f. HbSAg :-

A: Assesment

a. Diagnosa : Ny. S G1P0A0 umur 28 tahun, umur kehamilan 31- 32 minggu, janin
tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kiri, presentasi kepala,
bagian terbawah janin belum masuk panggul, dengan anemia ringan.
b. Masalah

Ibu merasa cemas dengan kehamilannya, karena sering pusing dan badannya
sering lelah.
c. Kebutuhan
g. KIE gizi ibu hamil
h. KIE tablet Fe
i. Memberikan support mental pada ibu.

b. Diagnosa Potensial

Anemia sedang dan menjurus ke anemia berat.

c. Tindakan Segera

Pemberian tablet besi 2 tablet per hari dengan dosis 120 mg, pemeriksaan
kadar Hb 1 minggu sekali.
d. Rencana Tindakan
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaannya
2. Beri KIE tentang gizi ibu hamil
3. Anjurkan ibu untuk meningkatkan asupan nutrisi
4. Beri KIE tentang tablet Fe
5. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat
6. Beri terapi tablet Fe 2 x 60 mg, vitamin C 3 x 20 mg, kalk 1 x 150 mg
7. Beritahu ibu untuk kontrol 1 minggu lagi.

P : planning

a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya bahwa ibu dalam keadaan


anemia ringan
Evaluasi : Ibu sudah tahu ibu tentang hasil pemeriksaannya jika ibu
mengalami anemia ringan.

b. Memberi KIE tentang gizi ibu hamil


Evaluasi : Ibu sudah tahu tentang gizi ibu hamil.
c. Menganjurkan ibu untuk meningkatkan asupan nutrisi, yaitu dengan
penambahan makanan sayuran hijau seperti yang mengandung vitamin, zat
besi, protein dan mineral, contoh nasi, sayur-sayuran hijau, lauk-pauk, ikan,
daging dan minum air putih yang banyak.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk meningkatkan asupan nutrisi.
d. Memberi KIE tentang tablet Fe, yaitu tentang cara mengkonsumsi suplemen
zat besi pada malam hari diminum dengan air putih atau air jeruk dan jangan
diminum dengan susu, teh atau air soda.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti tentang tablet Fe.
e. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat, tidur siang + 2 jam dan tidur malam
+ 8 jam.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk banyak istirahat.
f. Memberi terapi tablet : Fe 2 x 60 mg sebanyak 14 tablet
Vitamin C 3 x 20 mg sebanyak 21 tablet
Kalk 1 x 150 mg sebanyak 7 tablet
Evaluasi : Ibu bersedia untuk mengkonsumsi : Tablet Fe 2 x 60 mg (14 tablet)
Vitamin C 3 x 20 mg (21 tablet)
Kalk 1 x 150 mg (7 tablet)
g. Memberitahu ibu untuk kontrol 1 bulan lagi atau bila ada keluhan.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk kontrol 1 minggu lagi.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini peneliti akan menjelaskan tantang


kesenjangan yang terjadi antara praktek dan teori yang dilakukan di
Puskesmas Air Dingin dengan teori yang ada. Di sini peneliti akan
menjelaskan kesenjangan tersebut menurut langkah-langkah dalam
manajemen kebidanan menurut metode SOAP. Pembahasan ini
dimaksudkan agar dapat diambil suatu kesempatan dan pemecahan
masalah dari kesenjangan-kesenjangan yang terjadi sehingga dapat
digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan
yang meliputi:
a. Pengkajian

Pengkajian dan pengumpulan data dasar yang merupakan


tahap awal dari manajemen kebidanan dilaksanakan dengan cara
pengkajian data subyektif, data obyektif dan data penunjang.
Berdasarkan data subyektif dan data obyektif yang penulis
peroleh pada kasus Ny. S didapatkan data ibu mengatakan
badannya terasa lemas, pusing dan cepat lelah keadaan umum
lemah, conjungtiva pucat, TD = 100/80 mmHg, N = 80 x/menit, S =
36,50 C, R = 20 x/menit, Hb 10.4 gr%.
Menurut Varney (2004), tanda dan gejala anemia adalah cepat
lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, nafsu makan
menurun dan mual- mual. Dikatakan anemia ringan jika Hb 9 – 10
gr%. Menurut Nursalam (2007), pada wanita hamil dengan anemia
ringan konjungtiva terlihat pucat.
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami Ny. S
menunjukkan antara teori dan praktek tidak ada kesenjangan.
b. Assesment
Assesment data terdiri dari diagnosa kebidanan menentukan
masalah dan kebutuhan ibu hamil dengan anemia ringan.
Pada kasus ini diagnosa kebidanannya adalah Ny. S G1P0A0
umur 28 tahun, umur kehamilan 31-32 minggu, janin tunggal,
hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi
kepala, bagian terbawah janin belum masuk panggul, dengan
anemia ringan. Masalah yang dialami Ny. S adalah merasa cemas
dan gelisah menghadapi kehamilan, dikarenakan badan terasa
lemas, pusing dan cepat lelah. Kebutuhan yang diberikan pada Ny.
S adalah KIE tentang makanan bergizi, KIE tentang suplemen zat
besi dan beri dukungan moril.
Menurut Kusmiyati (2009), masalah yang timbul adalah
merasa cemas dan gelisah menghadapi kehamilan, maka
dibutuhkan kebutuhan ibu hamil dengan anemia ringan, yaitu
informasi tentang keadaan ibu, informasi tentang makanan bergizi
dan cukup kalori, serta support mental dari keluarga dan tenaga
kesehatan.
Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek, baik dalam penegakan diagnosa kebidanan, masalah
maupun kebutuhan.
c. Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah suatu pernyataan yang timbul


berdasarkan masalah yang sudah identifikasi. Langkah ini
dibutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Dengan mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial yang akan terjadi berdasarkan diagnosa/ masalah
yang sudah ada dan merumuskan tindakan apa yang perlu diberikan
untuk mencegah atau menghindari masalah/ diagnosa potensial
yang akan terjadi. Diagnosa potensial pada ibu hamil dengan
anemia ringan adalah anemia sedang dan menjurus ke anemia berat
(Manuaba, 2007).
Diagnosa potensial pada kasus ini adalah anemia sedang tidak
terjadi, karena diagnosis sudah ditegakkan dan telah dilakukan
penanganan yang tepat dan cepat. Dalam langkah ini tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek dalam
mengidentifikasikan diagnosa atau masalah potensial.
Dalam kasus ini, dilakukan tindakan segera berupa pemberian
tablet besi 2 tablet per hari dengan dosis 120 mg dan pemeriksaan
kadar Hemoglobin seminggu sekali.
Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek dalam menetapkan antisipasi terhadap tindakan segera.
d. Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan diagnosa kebidanan,
merencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan dengan
langkah- langkah sebelumnya. Keputusan yang dikembangkan
dalam asuhan menyeluruh harus rasional dan benar-benar tepat
berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date dan setiap
rencana harus disetujui oleh pihak bidan dan pasien.
Menurut Manuaba (2007), rencana tindakan yang dapat
dilakukan pada ibu hamil dengan anemia ringan adalah sebagai
berikut:
i. Meningkatkan gizi penderita, yaitu dengan penambahan
makanan sayuran hijau.
ii. Memberi tambahan suplemen zat besi 2 x 60 mg.

Pada kasus Ny. S hamil dengan anemia ringan, tindakan yang


dilakukan yaitu beri tahu ibu tentang hasil pemeriksaannya, beri
KIE tentang gizi ibu hamil, anjurkan ibu untuk meningkatkan
asupan nutrisi, beri KIE tentang tablet Fe, anjurkan ibu untuk
banyak istirahat, beri terapi tablet Fe 2 x 60 mg, vitamin C 3 x 20
mg, kalk 1 x 150 mg dan beritahu ibu untuk kontrol 1 minggu lagi.
Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek dalam menetapkan perencanaan asuhan, yaitu dalam
pemberian terapi vitamin C 3 x 20 mg, kalk 1 x 150 mg.
e. Pelaksanaan

Pada langkah pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil


dengan anemia ringan merupakan pelaksanaan dari rencana
tindakan asuhan menyeluruh (Varney, 2004). Pada langkah
pelaksanaan ini telah dilakukan dan dikerjakan sesuai dengan
rencana asuhan yang telah dibuat.
Pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek dalam menetapkan pelaksanaan secara menyeluruh.
f. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir untuk menilai


keefektifan dari rencana asuhan yang diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2004).
Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan
anemia ringan diharapkan KU dan tanda-tanda vital ibu baik, ibu
bersedia minum tablet Fe, dan tata caranya, ibu bersedia makan
makanan yang banyak mengandung sayur, hemoglobin naik, tidak
terjadi anemia sedang (Manuaba, 2007).
Evaluasi dari kasus ini setelah dilakukan dengan hasil keadaan
umum ibu baik, kesadaran composmentis, TD = 100/ 80 mmHg, N
= 80 x/ menit, S = 36.50 C, R = 20 x/ menit, Hb 10,4 gr%, ibu
bersedia minum suplemen zat besi, ibu bersedia makan makanan
yang bergizi, conjungtiva pucat, sklera putih dan tidak terjadi
anemia sedang.
Dalam kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek di lapangan dalam evaluasi kasus tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah dilakukan dan


pembahasan “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Primigravida pada
Ny. S G1P0A0 dengan Anemia Ringan di Puskesmas Air Dingin Tahun
2009” yang menggunakan metode SOAP mulai dari pengumpulan data
sampai dengan evaluasi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan.
1. Pengkajian telah dilaksanakan dengan mengumpulkan semua data
menurut lembar format yang tersedia melalui teknik wawancara
dan observasi sistemik. Data subjektif khususnya pada keluhan
utama yaitu ibu mengatakan badannya terasa lemas, pusing dan
cepat lelah. Data obyektif yaitu keadaan umum lemah, kesadaran
composmentis, tekanan darah 100/ 80 mmHg, nadi 80 x/ menit,
respirasi 20 x/ menit, suhu 36,50 C, Hb 10.4gr%, mata tidak
oedema, conjungtiva pucat dan sklera putih.
2. Assesment dari hasil pengkajian diperoleh diagnosa kebidanan:
Ny. S G1P0A0 umur kehamilan 31-32 minggu , janin tunggal,
hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi
kepala, bagian terbawah janin belum masuk panggul, dengan
anemia ringan, masalah yang terjadi adalah ibu merasa cemas
dengan kehamilannya, karena sering pusing dan badannya sering
lelah dan kebutuhan yang dilakukan adalah memberi support
mental dan konseling tentang anemia ringan.
3. Diagnosa potensial pada kasus ini adalah anemia sedang tetapi
tidak terjadi karena telah dilakukan penanganan dengan baik.
4. Antisipasi dengan pemberian tablet besi 2 tablet per hari dengan
dosis 120 mg, pemeriksaan kadar Hb 1 minggu sekali.
5. Perencanaan yang diberikan pada Ny. S G1P0A0 dengan anemia
ringan antara lain meningkatkan gizi penderita, yaitu beri tahu ibu
tentang hasil pemeriksaannya, beri KIE tentang gizi ibu hamil,
anjurkan ibu untuk meningkatkan asupan nutrisi, beri KIE tentang
tablet Fe, anjurkan ibu untuk banyak istirahat, beri terapi tablet Fe
2 x 60 mg, vitamin C 3 x 20 mg, kalk 1 x 150 mg dan beritahu ibu
untuk kontrol 1 minggu lagi.
6. Pelaksanaan yang diberikan pada Ny. S G1P0A0 dengan anemia
ringan antara lain menganjurkan ibu untuk meningkatkan makan
makanan yang bergizi seperti yang mengandung vitamin, zat besi,
protein dan mineral, contoh nasi, sayur-sayuran hijau, lauk-pauk,
ikan, daging dan minum air putih yang banyak, menganjurkan ibu
untuk suplemen zat besi pada malam hari, diminum dengan air
jeruk/ putih dan jangan diminum dengan susu, teh, dan air soda
dan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tambahan suplemen
zat besi 2 x 60 mg.
7. Evaluasi adalah tahapan penilain terhadap keberhasilan asuhan
yang telah diberikan dalam mengatasi masalah pasien, ibu bersedia
minum suplemen zat besi, ibu bersedia makan makanan yang
banyak mengandung sayur, hemoglobin naik, tidak terjadi anemia
sedang.
8. Pada kasus Ny. S G1P0A0 dengan anemia ringan tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus.

B. Saran
1. Bagi Bidan
Bidan dapat lebih mengidentifikasi tanda-tanda anemia ringan,
sehingga dapat melakukan antisipasi atau tindakan segera,
merencanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia
ringan.
2. Puskesmas
Meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan secara optimal
melalui penanganan segera pada kasus ibu hamil.
3. Pendidikan
Menambah referensi buku tentang anemia ringan supaya dapat
menambah atau meningkatkan kualitas pengetahuan mahasiswa.
4. Bagi Pasien
Pasien diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan tentang tanda-
tanda bahaya dalam kehamilan khususnya anemia ringan dengan
cara mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh tenaga kesehatan
dan mencari informasi yang terkait dengan anemia ringan di
media massa atau internet.
DAFTAR PUSTAKA

Arisman, M. B. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran,


EGC: Jakarta.

Bickley. 2008. Bates Guide to Physical Examination and History Taking. USA:
Lippincott Williams & Wilkins.

Estiwidani, D., 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitriyama.


Farrer, H. 2003. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Hecker. 2003. An Introduction To Marriage and Family Therapy. New York: The
Haworth Clinical Practice Press.

Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Alih Bahasa Maria A.


Wijayarini, Peter I. Anugrah Edisi 4. Jakarta: EGC.

Kusmiyati, Y. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.. 2009. Perawatan


Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya. Maimunah, S. 2005. Kamus Istilah Kebidanan.
Jakarta: Penerbit Buku EGC.
Mansjoer, A. dkk. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Manuaba. 2007. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi


Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.


Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2007. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.
Surabaya: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Media
Aesculapius.

Anda mungkin juga menyukai