Anda di halaman 1dari 21

MATERI MUATAN PELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA (SBDP)

KELAS V SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2021/2022


SDN ANTASAN BESAR 7

KD 3.2 dan 4.2


 Menjelaskan tangga nada slendro
 Mengenal tangga nada pentatonis
 Menyanyikan lagu daerah tangga nada pelog

Tangga Nada

Tangga nada adalah urutan nada yang disusun secara berurutan dari nada paling rendah
hingga nada paling tinggi. Nada-nada tersebut ditulis dengan simbol. Simbol inilah yang
dinamakan dengan notasi (not). Notasi adalah sistem penulisan nada yang dapat berupa angka,
huruf, atau lambang not balok yang menunjukkan urutan nada. Misalnya do, re, mi, fa, sol, la,
si, do. Ada banyok jenis tangga nada, di antaranya adalah tangga nada diatonis dan pentatonis.
Tangga nada diatonis adalah tangga nada yang mempunyai dua jarak nada, yaitu satu dan
Setengah. Beberapa alat musik seperti piano dan organ memiliki sistem tangga nada diatonis.
Pada sistem tangga nada diatonis, dalam Rangkaian nada terdapat 7 nada pokok. Nada
kedelapan merupakan pengulangan nada pertama.
Tangga nada pentatonis, merupakan jenis tangga nada yang hanya memakai lima nada
pokok. (penta: lima, tone: nada). Tangga nada pentatonis biasanya digunakan pada lagu-lagu
daerah. Ragam tangga nada pentatonis dibedakan oleh jarak antarnada serta pilihan nada yang
didengar. Berdasarkan nadanya, ada tangga nada pentatonis yang menggunakan tangga nada
jenis pelog dan tangga nada jenis slendro. Contoh alat musik yang menggunakan tangga nada
jenis pelog dan slendro adalah gamelan Jawa. Selain gamelan Jawa, ada juga gamelan Sunda,
Bali, Madura, dan Batak.
Tangga nada pelog biasanya menggunakan susunan nada yang berbunyi seperti nada-
nada do - mi - fa- sol - si. Salah satu lagu daerah yang menggunakan tangga nada ini adalah lagu
Gundhul Pacul dari Jawa Tengah, “Gambang Suling” dari Jawa Tengah, “Tari Bali” dari Bali, dan
“Jamuran” dari Jawa Tengah dan Timur. Sedangkan tangga nada slendro (laras slendro)
biasanya menggunakan susunan yang berbunyi seperti nada-nada do- re- mi- sol- la. Lagu yang
menggunakan tangga nada ini memberi kesan gagah, berani, gembira, lincah dan riang. Salah

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 1


satu contoh lagu dengan tangga nada slendro ini adalah lagu “Cublak-Cublak Suweng” dari
daerah Jawa Tengah, “Lir-Ilir” dari jawa tengah, “Cing Cangkeling” dari Jawa Barat, dan “Cening
Putri Ayu” dari Bali.
Beberapa lagu daerah yang menggunakan tangga nada pentatonis.
 Contoh lagu tangga nada pelog

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 2


 Contoh lagu tangga nada slendro

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 3


SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 4
SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 5
MATERI MUATAN PELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA (SBDP)
KELAS V SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2021/2022
SDN ANTASAN BESAR 7

KD 3.2 dan 4.2

A. Tangga Nada Diatonis Mayor dan Minor


Tangga nada diatonis adalah tangga nada yang mempunyai dua jarak nada, yaitu satu
dan Setengah. Beberapa alat musik seperti piano dan organ memiliki sistem tangga nada
diatonis. Pada sistem tangga nada diatonis, dalam Rangkaian nada terdapat 7 nada pokok. Nada
kedelapan merupakan pengulangan nada pertama.
Tangga nada diatonis terbagi menjadi dua, yaitu tangga nada Diatonis Mayor dan
tangga nada Diatonis Minor. Kedua nada tersebut dibedakan berdasarkan jarak nada atau
disebut interval.
1. Tangga nada Diatonis Mayor memiliki jarak 1 – 1 – ½ - 1 – 1 – 1 – ½.
Tangga nada Mayor Do = C
2. Tangga nada Diatonis Minor memiliki jarak 1 – ½ - 1 – 1 – ½ - 1 – 1.
Tangga nada Minor Do = A

B. Ciri Lagu Bertangga Nada Diatonis Mayor dan Minor


Apabila kita mendengarkan lagu bertangga nada diatonis mayor dan minor, keduanya
memiliki ciri yang berbeda pada suasana lagunya. Tangga nada diatonis mayor memiliki suasana
riang gembira dan bersemangat. Sementara itu, tangga nada diatonis minor memiliki suasanan
sedih dan kurang bersemangat.

C. Membedakan Tangga Nada Diatonis Mayor dan Minor pada Lagu Wajib
Ayo ingat kembali ciri-ciri tangga nada diatonis mayor dan minor. Secara umum kita
dapat membedakan tangga nada diatonis dan minor sebagai berikut.

Karakteristik Tangga nada diatonis mayor Tangga nada diatonis minor


Interval 1–1–½-1–1–1–½ 1–½-1–1–½-1–1
Nada Dasar Do = C Do = A
Sifat Lagu riang gembira dan bersemangat sedih dan kurang bersemangat

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 6


Contoh Lagu Hari Merdeka, Garuda Pancasila, Syukur, Tuhan, dan Gugur
dan Maju Tak Gentar Bunga

Perbedaan tersebut dapat kamu cermati dengan meneliti teks lagu dan menyanyikan
lagu tersebut.

D. Menjelaskan Tangga Nada Diatonis Mayor


Kali ini kita akan mempelajari tangga nada C mayor dan G mayor. Perhatikan susunan
tangga nada C mayor dan G mayor berikut.

 Tangga nada C mayor merupakan tangga nada natural. Tangga nada natural adalah tangga
nada yang tidak menaikkan atau menurunkan jarak antarnadanya. Tangga nada C mayor
atau C = Do, tersusun atas nada C-D-E-F-G-A-B-C.
 Tangga nada G mayor atau G = Do, tersusun atas nada G-A-B-C-D-E-Fis-G’. Nada F menjadi
Fis yang artinya dinaikkan ½ nada. Nada F perlu dinaikkan karena jarak nada E ke F hanya
berjarak ½ yang seharusnya dalam susunan tangga nada mayor berjarak 1.

E. Jenis-Jenis Tangga Nada Diatonis Minor


Tangga nada diatonis minor dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Tangga nada minor asli adalah tangga nada minor yang hanya memiliki nada-nada
pokok, belum mendapat nada sisipan.

2. Tangga nada minor harmonis adalah tangga nada minor yang nada ketujuhnya dinaikkan
setengah laras saat turun jaraknya tetap sama.

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 7


3. Tangga nada minor melodis adalah tangga nada ke-6 dan ke-7 dinaikkan setengah laras
dan saat turun nada ke-6 dan ke-7 diturunkan ½ laras.

F. Memainkan Alat musik melodis


Alat musik melodis adalah alat musik yang dapat membunyikan melodi atau nada (do,
re, mi, fa, sol, la, si, do’). Ada banyak jenis alat musik melodis, beberapa diantaranya adalah
rekorder dan pianika. Alat musik rekorder dimainkan dengan cara ditiup, sedangkan pianika
dimainkan dengan cara meniup selang peniup dan menekan tuts.

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 8


MATERI MUATAN PELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA (SBDP)
KELAS V SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2021/2022
SDN ANTASAN BESAR 7

KD 3.3 dan 4.3

G. Pola Lantai Dalam Tarian Daerah


Pola lantai merupakan garis yang membentuk formasi penari saat melakukan gerak tari.
Pola lantai dilakukan untuk memperindah pertunjukkan diri. Fungsi pola lantai adalah untuk
membuat posisi dalam ruang gerak ketika menari. Setiap gerakan tari memiliki pola lantai yang
berbeda. Ada dua pola dasar dalam pola lantai, yaitu pola lantai lurus dan lengkung. Pola lantai
lurus, seperti pola lantai horizontal, vertikal, diagonal, segitiga, dan zig-zag. Pola lantai
lengkung, seperti pola berbentuk lingkaran, angka 8, garis lengkung ke depan, dan garis
lengkung ke belakang.
Berikut merupakan contoh tarian daerah di Indonesia dengan pola lantainya.
Perhatikan gambar pola lantai pada tari-tarian berikut!

Tari Topeng dari Jawa Timur menggunakan Tari Pendet dari Bali menggunakan pola lantai
pola lantai vertikal saat menari. diagonal saat menari.

H. Mengembangkan Pola Lantai Tari Daerah


Ayo, ingat kembali pola lantai yang kamu pelajari pada pelajaran sebelumnya. Pola
lantai tari daerah memiliki dua pola utama, yaitu pola lantai lurus (pola horizontal, vertikal,
diagonal, dan zig-zag) dan pola lantai lengkung (garis lengkung ke depan, garis lengkung ke
belakang, pola lantai bentuk lingkaran dan angka 8).

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 9


Setiap pola lantai dapat dikembangkan menjadi beberapa pola lantai lainnya.
Contohnya, tari saman yang memiliki pola lurus ke samping dan zig-zag. Pola tersebut dapat
berubah menyesuaikan irama musik atau gerakan yang berbeda dari sebelumnya. Perhatikan
gambar pola lantai berikut!

Hitungan 1: Pola horizontal Hitungan 2: Membentuk Hitungan 3: Pola zig-zag


pola zig-zag sempurna

I. Pola Lantai pada Gerak Tari Kreasi Daerah


Pola lantai adalah perpindahan atau pergerakan posisi pada tarian yang dilakukan
secara berpola oleh penari. Para penari menggunakan pola lantai agar tarian terlihat lebih
menarik. Oleh karena itu, pola lantai sangatlah penting untuk dipelajari. Berikut merupakan
macam pola lantai pada tarian:

A B C D

A. Pola lantal vertikal, yaitu penari melakukan formasi bentuk garis lurus dari depan te
belakang atau sebaliknya. Contoh tari daerah yang menggunakan pola ini adalah Yosepan
dari Papua.
B. Pola lantai horizontal, yaitu penari melakukan formasi bentuk garis lurus ke samping Contoh
tari daerah yang menggunakan pola lantai ini adalah tari Saman dari Aceh.
C. Pola lantai garis melengkung, yaitu penari melakukan gerakan membentuk setenga
lingkaran. Pola lantai ini banyak digunakan pada tari tradisional Indonesia, salah satunya
adalah tari Rejang Dewa dari Bali.

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 10


D. Pola lantai diagonal, yaitu penari melakukan gerakan menyudut ke kanan atau ke kiri.
Contoh pola lantai diagonal adalah tari Bedhaya Ketawang yang menggunakan pola lantai
menyerupai pesawat terbang.

Pernahkah kamu melihat pertunjukan tari daerah? Para penari terlihat kompak
melakukan gerakan-gerakan ke kiri, ke kanan, bergerak maju, mundur, dan melingkar. Para
penari seolah sudah mengetahui ke arah mana harus bergerak mengikuti garis imajiner.
Garis imajiner membentuk pola lantai yang dilalui oleh para penari agar terlihat kompak
Pola lantai dapat berupa garis lurus atau garis melengkung.
Pola lantai berupa garis lurus dapat dikembangkan menjadi beberapa pola lain di
antaranya horizontal, diagonal, garis lurus ke depan, zig-zag, segitiga, segi empat, segi lima.
Pola lantai berupa garis lengkung dapat dikembangkan menjadi pola lantai lingkaran, angka
delapan, garis lengkung ke depan, dan ke belakang. Berikut beberapa contoh bentuk garis
pola lantai dalam gerak tari.

Pola lantai diagonal Pola lantai segi lima Pola lantai Lingkaran

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 11


MATERI MUATAN PELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA (SBDP)
KELAS V SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2021/2022
SDN ANTASAN BESAR 7

KD 3.3 dan 4.3

D. Seni Tari Daerah di Indonesia


Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau. Hal itu membuat negara
Indonesia kaya akan seni dan budaya terutama seni tari. Seni tari daerah sangat beragam.
Setiap daerah memiliki tarian masing-masing sesuai dengan tradisi dan tata cara kehidupan
penduduknya. Tari-tarian daerah biasanya dipentaskan pada saat peristiwa penting atau saat
diadakan upacara adat. Perhatikan tabel beberapa tarian daerah yang ada di Indonesia berikut!

No. Nama Tarian Asal Daerah No. Nama Tarian Asal Daerah
1. Seudati, Saman Aceh 11. Zapin Tembung Kalimantan
Barat
2. Piring, Payung Sumatra 12. Baksa Kembang Kalimantan
Barat Selatan
3. Tabut, Madun Bengkulu 13. Gong, Ngerangkan Kalimantan
Timur
4. Jangget, Malinting Lampung 14. Kancet Ledo, Jepen Kalimantan
Utara
5. Sekapur Sirih, Kisan Jambi 15. Batu Tangga Oncer Nusa
Tenggara
Barat
6. Jaipong, Merak Jawa Barat 16. Gareng Lameng Nusa
Tenggara
Timur
7. Topeng, Yapong DKI Jakarta 17. Kipas, Bosara Sulawesi
Selatan
8. Serimpi, Jawa Tengah 18. Lenso, Cakalele Maluku
Blambangan Cakil

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 12


9. Jaranan Kepang, Jawa Timur 19. Suanggi, Perang Papua Barat
Reog Ponorogo
10. Legong, Kecak Bali 20. Yospan, Musyoh Papua

Biasanya tari tarian tersebut dibawakan dengan ringan musik Musik tersebut bisa
berupa tepukan tangan, suara suara atau nyanyian, entakan kaki, atau dengan menggunakan
alat musik tradisional. Setiap tarian daerah di Indonesia juga memiliki makna dan fungsi.
Contohnya tari Saman dari Aceh. Tarian ini mencerminkan kekompakan, keagamaan, dan sopan
santun. Tarian ini digunakan sebagai media untuk penyampaian pesan dakwah. Sebagai
generasi muda Indonesia kita patut melestarikan kesenian darah agar tidak punah.

E. Gerak Pola Lantai dalam Tari Tradisional dan Tari Kreasi Daerah
Kesenian adalah salah satu unsur kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Ada
beragam jenis kesenian. Salah satnya adalah seni tari yang menggunakan gerak tubuh sebagai
media utamanya. Pada pembelajaran sebelumnya, kamu sudah mengenal tentang pola lantai
dalam tari daerah. Amatilah gerak pada tari daerah berikut.

Tari Kancet dari Kalimantan Tari Cakalele dari Maluku

Tari-tari daerah di atas bermakna tentang kepahlawannan. Tahukah kamu pola lantai
apa yang digunakan dalam tari daerah di atas? Tari kancet menggunakan pola lantai lurus ke
samping. Tari Cakalele menggunakan pola lantai melingkar.
Pola lantai tari kreasi daerah merupakan tari yang dilakukan secara berkelompok. Salah
satu contoh tari daerah asal Aceh, yaitu Tari Seudati. Tari ini memiliki pola lantai laurus dan zig-

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 13


zag. Tarian ini memiliki makna membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk berjuang
melawan penjajah.

F. Gerak Tari Kreasi


Gerak tari kreasi, yaitu tarian yang diciptakan melalui kreativitas gerakan-gerakan ke
dalam satu komposisi tari. Kamu dapat menciptakan kreasi tari melalui pola lantai yang sudah
kamu pelajari. Seperti pola lantal vertikal, horizontal, diagonal, dan melengkung.
Gerakan tari kreasi di bawah ini menggunakan properti tari berupa panahan. Gerakan
dilakukan dengan membentuk pola sederhana yang dapat membentuk pola lantai. Perhatikan
contoh gerakan-gerakan tari kreasi tersebut!

Gerakan mengarahkan Gerakan memegang busur Gerakan memegang


busur ke arah kanan. dengan kedua tangan dan busur ke arah kiri dan
menggerakkan tubuh berlari kecil sambil
merendah, kemudian membentuk lingkaran.
kembali menegakkan
tubuh.

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 14


MATERI MUATAN PELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA (SBDP)
KELAS V SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2021/2022
SDN ANTASAN BESAR 7

KD 3.1 dan 4.1

A. Gambar Cerita
Gambar cerita adalah ilustrasi gambar yang dibuat untuk memperjelas pesan teks yang
ingin disampaikan. Contohnya, yaitu buku-buku cerita bergambar, komik, novel, majalah
anak, poster, brosur, buku pelajaran sekolah dan lain sebagainya.

B. Membuat sketsa Gambar Cerita


Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Persiapkan alat dan bahan.
Gunakan kuas dan cat air untuk menggambar pada teknik basah. Sedangkan pensil
warna, krayon, dan spidol untuk menggambar teknik kering.
2. Tentukan tema gambar yang akan dibuat.
Menentukan tema dapat dilakukan dengan mengingat hal kesukaan, atau pengalaman
kita dengan orang lainyang menurut kita menarik untuk dibuat cerita.
3. Membuat sketsa gambar.
Buat sketsa menggunakan penail agar dapat dihapus apabila salah.
4. Memberi warna pada sketsa yang sudah dibuat.
Warnailah sketsa gambar dengan menarik.

C. Menjelaskan Teknik Pewarnaan dalam Pembuatan Gambar Cerita


Cerita pada sebuah gambar harus dibuat seindah mungkin agar terlihat indah. Salah satu
unsur untuk memperindah gambar adalah pewarnaan. Dalam mewarnai gambar cerita, ada
beberapa teknik yang dapat kita gunakan di antaranya sebagai berikut.
1. Teknik Basah
Sebelum diberi pewarna, kita sebaiknya menggambar sebuah sketsa cerita, Setelah itu,
barulah kita mewarnai, Contoh pewarna yang menggunakan teknik basah adalah cat air.
Selain cat air, kita juga membutuhkan kuas, gelas, air, palet, dan kapas.
Cat air merupakan salah satu teknik basah dalam pewarnaan. Penggunaan teknik ini
harus menggunakan kertas khusus cat air.

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 15


2. Teknik Kering
Pada teknik kering, kita dapat langsung menggambar sekaligus mewarnai cerita pada
kertas. Contohnya, krayon, pensil warna, dan spidol warna.

D. Menjelaskan Ciri-Ciri Gambar Cerita pada Sampul Depan Buku


Di dalam buku atau majalah biasanya terdapat gambar cerita. Gambar cerita adalah
gambar yang digunakan untuk menjelaskan maksud suatu cerita. Selain ada di dalam buku,
gambar juga terdapat pada sampul depan buku Gambar yang terdapat pada sampul depan
buku berfungsi untuk menjelaskan keseluruhan isi buku yang dapat membuat pembaca
tertarik untuk membaca buku tersebut.
Gambar sampul depan buku juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Gambar berisi tentang isi buku.
2. Gambar yang disajikan harus menarik.
3. Terdapat judul buku yang ditulis dengan ukuran huruf lebih besar dari tulisan lainnya,
nama penulis, dan nama penerbit buku.
4. Warna yang digunakan dapat menarik perhatian pembaca.
Perhatikan gambar cerita di bawah ini!

 Gambar tersebut termasuk gambar cerita yang ada pada sampul depan buku.
 Gambar tersebut berisi ilustrasi dua orang anak sedang mendengarkan musik dari
telepon genggam dan alat pemutar musik.

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 16


 Gambar tersebut menunjukkan kemajuan zaman dalam menggunakan alat
komunikasi digital.

MATERI MUATAN PELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA (SBDP)


KELAS V SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2021/2022
SDN ANTASAN BESAR 7

KD 3.4 dan 4.4

A. Karya Seni Rupa Daerah


Setiap daerah di Indonesia memiliki karya seni rupa. Seni rupa daerah adalah cabang
seni rupa. Seni rupa daerah memiliki suatu ciri khas dari latar belakang sejarah suatu wilayah.
Oleh karena itu, seni rupa daerah memiliki perbedaan dengan karya seni daerah lain. Karya seni
rupa daerah dipengaruhi oleh corak seni tradisional. Corak seni tradisional terdiri atas karya
seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi berupa
karya tekstil, misalnya kain batik, kain tenun, dan kain songket. Karya seni rupa tiga dimensi,
contohnya ukiran kayu, keramik, dan patung.
Uniknya seni rupa di tiap daerah memiliki ciri khas masing masing. Ciri khas seni rupa
daerah ditandai dengan latar belakang sejarah suatu wilayah yang kemudian memengaruhi
corak tradisional pada karya seninya. Hal tersebut menjadikan Indonesia terkenal dengan karya
kerajinan seni rupa daerahnya Selain terkenal kerajinan seni rupa daerah juga mampu
mengangkat potensi wisata dan ekonomi daerah.

Karya seni lukisan kamasan dari Bali kerajinan wayang kulit dari Jawa

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 17


kerajinan ukiran kayu dari Jepara kerajinan kain songket dari Palembang

Motif karya seni rupa daerah bersifat turun-temurun dan menyesuaikan dengan letak
geografis daerah masing-masing. Contohnya pada masyarakat yang tinggal dekat dengan
perairan/pesisir pantai motif yang banyak digunakan, yaitu motif air, hewan laut, ikan,
gelombang laut, karang, kapal dan sebagainya. Sedangkan masyarakat yang tinggal di
dataran tinggi seperti pegunungan identik dengan motif-motif hewan, buah, bunga, dan
pepohonan.
Beberapa contoh karya seni rupa daerah yang lain adalah batik dan gerabah sepeti di
bawah ini.

Batik motif awan Mega Mendung Gerabah dari Kasongan


dari cirebon
Secara umum, karya seni rupa daerah memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Bersifat kedaerahan.
2. Dipengaruhi oleh budaya dan latar belakang sejarah suatu wilayah
a. Mengandung simbol-simbol dan bermakna.
b. Seringkali digunakan untuk upacara adat, agama, atau kebutuhan sehari-hari,
c. Dibuat dari bahan alam yang berasal dari lingkungan.

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 18


3. Corak dan motifnya dipengaruhi oleh kondisi fisik atau geografi suatu daerah,
dipengaruhi juga oleh corak seni tradisional masyarakat setempat.
Fungsi karya seni rupa doerah dibedakan menjadi fungsi individual dan fungsi sosial:
1. Fungsi individual
Sebagai media untuk mengekspresikan jiwa, emosi dan mencerminkan segala sesuatu,
baik suka duka, dan marah. Selain itu, karya seni juga sebagai media mengekspresikan
cita-cita, pandangan hidup, watak. Bentuk, corak bahan, dan juga teknik.
2. Fungsi sosial
• Sebagai media pendidikan
 Sebagai media hiburan (refreshing)
 Sebagai media komunikasi
 Sebagai media keagamaan

Berdasarkan jenisnya, seni rupa daerah terbagi menjadi dua, yaitu seni murni dan seni
terapan.
1. Seni rupa murni
Seni rupa murni adalah karya seni rupa yang mengutamakan segi keindahan tanpa
memperhatikan fungsi. Contoh lukisan dan patung.
2. Seni rupa terapan
Seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang mengutamakan fungsi, namun tetap
memperhatikan segi keindahan. Contoh batik, ukiran kayu, gerabah, dan lain-lain.

B. Membuat Karya Seni Rupa

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 19


Karya seni tersebut merupakan karya seni batik yang dinamakan batik jumputan. Batik
jumputan sering disebut dengan batik ikat celup. Karena dikerjakan dengan cara diikat dan
dicelup dengan warna. Tidak seperti batik tulis, batik ini tidak menggunakan malam tetapi
kainnya diikat atau dijahit dan dikerut menggunakan tali. Tali berfungsi sama halnya dengan
malam, yaitu untuk menutup bagian yang tidak terkena warna. Perendaman di dalam larutan
pewarna adalah salah satu tahapan membuat batik jumputan.
Saat membuat pewarna untuk pembuatan batik jumputan, kita dapat menggunakan
pewarna alami maupun pewarna sintetis. Pewarna alami adalah pewarna yang menggunakan
bahan-bahan alam, seperti kunyit untuk warna kuning, daun suji untuk warna hijau, atau daging
buah naga untuk warna ungu. Selain pewarna alami, kita juga dapat menggunakan pewarna
sintetis. Pewarna sintetis adalah pewarna yang menggunakan bahan-bahan kimia. Oleh karena
itu, kita harus berhati-hati saat menggunakan pewarna dari bahan sintetis.
Batik jumputan sering disebut juga dengan batik ikat celup adalah kain batik yang
menggunakan motif hias jumputan. Motif hias jumputan banyak dijumpai pada motif hias kain
pelangi. Motif hias kain pelangi adalah kain yang dihiasi dengan motif hias jumputan. Motif hias
jumputan banyak digunakan pada benda pakai seperti selendang atau sampur, kain, taplak
meja, dan lain-lain. Kain dengan motif hias jumputan tidak hanya terdapat di Yogyakarta saja,
tetapi juga banyak terdapat di daerah Palembang, Bali, dan Gresik.
Beberapa alat yang dibutuhkan untuk membuat batik jumputan berikut beserta fungsinya.
 Kain, berfungsi untuk media tempat motif batik akan dibuat.
 Kelereng/batu/uang koin, berfungsi untuk bahan pengisi untuk membantu terciptanya
suatu motif.
 Karet gelang/tali kasur, berfungsi untuk mengikat bagian-bagian kain yang tidak ingin diberi
warna.
 Pewarna, berfungsi untuk memberi warna pada kain batik sehingga menghasilkan suatu
gabungan warna yang baik.
 Panci, berfungsi untuk wadah saat proses pencelupan kain.
 Ember berfungsi untuk wadah membilas kain setelah diberi warna.
 Garam dan cuka, berfungsi untuk memperkuat warna, agar warna kain jumputan kuat dan
tidak mudah luntur.

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 20


 Pensil, berfungsi untuk membuat desain hiasan ke kain/bahan yang akan dicelup ke dalam
zat pewarna.
 Jarum, berfungsi untuk menjelujur motif yang akan dibuat.
 Gunting, berfungsi untuk menggunting karet atau tali pada saat ikatan akan dibuka, setelah
proses pencelupan.
 Sendok kayu atau tongkat pengaduk, berfungsi untuk mengaduk kain yang sudah di ikat
pada saat proses pencelupan.

SDN Antasan Besar 7 | Kelas V 21

Anda mungkin juga menyukai