Anda di halaman 1dari 311

TUGAS UAS

TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN


(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

2
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

3
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

4
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

5
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-haridi

tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius untuk melaksanakannya.

Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat bersifat kritis terhadap sebuah
komunitas Pendikan sangat penting bagi setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai
dan kemampun TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

2
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

3
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

4
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

5
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


6
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

7
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

8
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

9
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang menuju ke arah

itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen adalah upaya

yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati

kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-Kristenan kepada

anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki standar

kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru PAK sebagai

pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam

Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru

harus mampu membimbing dan bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebagai wujud nyata

peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah

siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama

Kristen sangat berpengaruh terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan

bahwa Yesus memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan sempurna

(Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga kekudusan hidupnya

sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti

Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang

harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan

dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan
1
Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

TUGAS UAS
TEORI DAN ISU KONTEMPORER PENDIDIKAN KRISTEN
(Dosen Pengampu: Dr. Agusthina Siahaya, M.Si)

”PAK DAN KURANGNYA PERHATIAN GURU TERHADAP SISWA”

Oleh:
ELVIA LELAPARY

PROGRAM PASCA SARJANA – PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) AMBON
TAHUN 2022

2
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang optimal sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal. Motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan

semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. “Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap tujuan” Sardiman (2011:73)

Slameto (2010:2) mengatakan “Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Maka motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan

siswa untuk belajar.

Motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku siswa dalam belajar.

Motivasi belajar tercermin melalui keteguhan yang tidak goyah untuk mencapai

sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi belajar itu merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi

intrinsik (dari dalam diri) muncul karena individu senang melakukannya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik (luar diri) adalah dorongan terhadap perilaku

individu yang bersumber dari luar dirinya. Komponen utama dari motivasi

belajar adalah kebutuhan, dorongandan tujuan belajar. Kebutuhan belajar

terjadi apabila individu merasakan ketidakseimbangan antara yang dimiliki

dengan yang diharapkan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Tujuan

belajar inilah yang menjadi inti dari motivasi belajar. Tujuan adalah hal yang

ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan belajar mengarahkan perilaku

belajar individu.

Keberhasilan siswa di dalam meraih hasil belajar yang baik tidak terlepas dari

seorang guru. Guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi

4
motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih

menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,

meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Guru yang bertindak

membelajarkan siswa. Guru yang menyusun desain pembelajaran dan

melaksanakannya dalam proses belajar mengajar.Guru adalah pribadi yang

harus bertanggungjawab dalam kehidupan siswa.Yakobus dalam suratnya

mengatakan “Janganlah banyak diantara kamu mau menjadi guru” (Bnd. Yak

3:1). Ayat tersebut bukan menganjurkan bahwa pengikut Kristus tidak boleh

menjadi guru. Akan tetapi ayat tersebut memberi peringatan agar tidak

memandang ringan peran seorang guru dan sembarangan saja mengajar orang

lain. Karena jika guru mengajar hal yang salah kepada muridnya, maka yang

diajarinya akan ikut sesat. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban yang

lebih dari mereka yang menyebut dirinya sendiri guru (Bnd. Matius 18:6).

Ahmad Sabri (2010:65 ) mengatakan “Tugas guru dalam proses belajar meliputi

tugas paedagogis (tugas membantu, membimbing dan memimpin) dan tugas

administrator”. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-

hasil teknologi belum berkembang hebat seperti saat ini maka peran utama

guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan

kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehinnga dilestarikan. Guru

dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana

pun kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka

diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

5
Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru

maupun dengan staff yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-

mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik

disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak

dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan

siswanya. Calvin (Robert R Boehlke 1998:413) mengemukakan, “Pendidikan

Agama Kristen adalah pemupukan orang-orang percaya dan anak-anak mereka

dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah

pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka

dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang dijewantakan semakin

mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus

berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya”. Agama Kristen

merupakan salah satu wadah untuk memberitakan tentang iman Kristen kepada

peserta didik yang menuntut ilmu di sekolah- sekolah umum, baik di Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) agar para anak didik tidak hanya menerima pengajaran tentang iman

Kristen melalui persekutuan jemaat, katekisasi sidi dan juga sekolah minggu

yang dilaksanakan di Gereja, sehingga dapat memantapkan pembentukan

karakter yang positif yang berlandaskan kepada ajaran Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu ajaran dan didikan yang diberikan

kepada umat manusia berisikan pengetahuan Agama Kristen agar iman setiap

orang bertumbuh dan berkembang di dalam hidup seseorang. Maka

6
dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sekedar

menyampaikan tetapi juga agar tujuan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-haridi tengah-tengah masyarakat. Dibutuhkan upaya yang lebih serius

untuk melaksanakannya. Untuk itu peran guru sangat dibutuhkan guna

mencapai tujuan tersebut.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah alat transformasi yang dapat

bersifat kritis terhadap sebuah komunitas Pendikan sangat penting bagi

setiap orang karena pendidikan dapa menjelaskan nilai dan kemampun

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda


7
dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

8
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

9
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

10
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang

menuju ke arah itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman.

Pendidikan Agama Kristen adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan

berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar

dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah

di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-

Kristenan kepada anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki

standar kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

Guru PAK sebagai pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai

kebutuhan agar bertumbuh di dalam Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah

berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru harus mampu membimbing dan

bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu.

Sebagai wujud nyata peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan

baik dan bertanggungjawab dalam mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah

satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah siswa memiliki karakter yang baik seperti

Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama Kristen sangat berpengaruh

terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan bahwa Yesus

memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan

sempurna (Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga

kekudusan hidupnya sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya

11
menjadi murid yang berkarakter seperti Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba

Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang harus dikerjakan dengan

sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan dirinya sebaik

mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan

Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya.

Jakarta: BPK Gunung Mulia

yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dunia yang senantiasa

mengalami perubahan (bnd. Mat 18:6- 11). Pendidikan Agama Kristen

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-

hari, terhadap sesama dan lingkungan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan perintah dari Tuhan

Yesus Kristus, yang lebih dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus

Kristus sebelum naik ke sorga dan inilah yang menjadi dasar Alkitabiah

Pendidikan Agama Kristen tersebut. Amanat agung itu berbunyi: ”Karena

itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

12
melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan kepada mu, dan

ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

(Matius 28:19-20). Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah pelajar muda

dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan, oleh dan dalam

Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di segala waktu dan tetap.

13
Kitab Amsal berkaitan erat dengan pendidikan, yakni menjadikan

orang yang bodoh dan yang tak berpengalaman menjadi pandai, cerdas,

berpengetahuan, berakal budi berhikmat dan bijaksana (Amsal 1:7).

Tujuan ini memperlihatkan bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu

yang ingin dicapai dan tingkah laku yang diharapkan untuk berubah.

Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan suatu proses pendidikan yang

berlangsung terus-menerus (long life education).

Peran Guru PAK

Guru berarti orang yang memberikan pengajaran tentang sesuatu hal kepada

seseorang yang lain. Guru bertindak sebagai orang yang menyampaikan ajaran

atau sesuatu hal kepada murudnya, sebagaimana Yesus Kristus

menyampaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya (bnd.Yoh 3:1-2).

Dalam hal ini yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Kristen adalah

yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,

maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapakandalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswanya, sesama guru maupun dengan staff yang

lain. Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus karena guru

merupakan jabatan atau profesi. Jadi pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau

pekerjaan sebagai seorang guru.

14
Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya dengan baik jika tenaga

penggerak pendidikan (termasuk guru) bertindak dan berpenampilan secara

profesional.Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar-

mengajar. Untuk dapat melakukan peran tersebut seorang guru harus

mempunyai keahlian khusus dalam menangani siswa. Guru bukan hanya

sebagai pengajar saja, tetapi guru juga sebagai pendidik dan pembimbing.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa dan dasar hubungna timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Paulus Lilik Kristiano (2006:26), mengatakan “Sekolah adalah subjek PAK”.

Undang-Undang di Indonesia mewajibkan pendidikan agama di sekolah. Dalam

pendidikan agama di sekolah, guru agama bertanggungjawab mengajar PAK di

sekolah melalui pelajaran agama, acara-acara perayaan hari besar Kristen dan

retreat sekolah. Guru agama harus dapat mengembangkan kurikulum yang

sudah ditetapkan oleh Bimas Kristen dengan isi pelajaran yang bersumber dari

Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus.

Jhon M. Nainggolan (2006:3), mengatakan “Guru Pendidikan Agama Kristen

haruslah mempunyai pengalaman rohani. Dalam arti bahwa ia sendiri perlu dan

harus percaya dan mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi sehingga ia

dapat mengaplikasikan peran Tuhan Yesus kepada anak didik”.

Menanamkan iman Kristen adalah adalah ajakan Allah untuk

bekerja sama. Guru Kristen sebagai penabur benih yang disuruh oleh

Yesus (Matius 28-

15
20). Seorang guru agama Kristen haruslah memiliki kedewasaan iman atau sedang

menuju ke arah itu, sehingga ia dapat membantu menuju kedewasaan iman.

Pendidikan Agama Kristen adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan

berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar

dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah

di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan. PAK merupakan sarana untuk menumbuhkan iman ke-

Kristenan kepada anak didik

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Guru Sebagai Pendidik, adalah guru harus memiliki

standar kualitas pribadi yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

Guru PAK sebagai pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai

kebutuhan agar bertumbuh di dalam Yesus Kristus. Guru Sebagai Pembimbing, adalah

berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya guru harus mampu membimbing dan

bertanggung jawab atas perjalanan dan perkembangan siswa.

KESIMPULAN

Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu.

Sebagai wujud nyata peranan guru PAK tersebut harus melaksanakan tugasnya dengan

baik dan bertanggungjawab dalam mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah

satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah siswa memiliki karakter yang baik seperti

Tuhan Yesus Kristus.Sebab peran Guru Pendidikan Agama Kristen sangat berpengaruh

terhadap pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan bahwa Yesus

memberikan wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan

para penginjil untuk mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa) menjadi dewasa dan

sempurna (Efesus 4:11-16). Sebab itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu: 1) menjaga

kekudusan hidupnya sebagai mitra Allah dalam membina, membimbing para muridnya
16
menjadi murid yang berkarakter seperti Dia; 2) menyadari bahwa dirinya adalah hamba

Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang harus dikerjakan dengan

sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen harus mempersiapkan dirinya sebaik

mungkin sebelum mengajar; 3) Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi

siswa serta bersahabat dengan siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.

Kepustakaan

Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana.

Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya.

Jakarta: BPK Gunung Mulia

17

Anda mungkin juga menyukai