Disusun oleh :
MUHAMAD SULAEMAN
PENDAHULUAN
Wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait dalam hubungan formal dalam
rangkaian hirarki untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan sebagai sebuah organisasi.
Dalam pencapaian tujuan itu sendiri ditentukan dalam proses manajemen organisasi yang
merupakan struktur sistem kerja yang telah disepakati bersama. Sistem kerja yang tertuang dalam
struktur dan mekanisme kerja organisasi menjadi landasan dan formulasi dalam pengambilan
kebijakan internal ataupun eksternal, dan distribusi kewenangan serta tanggung jawab yang jelas
pada kepengurusan organisasi.
Dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya guna mencapai tujuan, senantiasa bertitik tolak pada
peraturan-peraturan (hasil musyawarah) yang telah diputuskan oleh organisasi. Dan biasanya
keputusan yang menjadi konsep kinerja organisasi yang berbuah keputusan ini ditetapkan dalam
sebuah forum musyawarah organisasi atau yang biasa dikenal dengan sidang organisasi.
Sidang atau persidangan merupakan salah satu kelengkapan organisasi yang mutlak harus dimiliki
oleh setiap organisasi dimanapun dan organisasi apapun, hal tersebut dikarenakan ditangan
persidangan inilah arah dan tujuan organisasi tersebut ditentukan. Melalui persidangan pulalah
baik bruknya sebuah laju organisasi dapat di evaluasi, sehingga lazimnya bagi sebuah organisasi,
sidang memiliki kekuatan hukum tertinggi dibandingkan dengan kelangkapan organisasi lainnya.
MACAM-MACAM SIDANG
Ditinjau dari segi pesertanya (instansi pengambil keputusan) sidang terbagi menjadi beberapa
macam, diantaranya :
1. Sidang Komisi
a. Sidang ini hanya diikuti oleh anggota sidang komisi untuk memudahkan perumusan dan
pengambilan kebijakan sementara sehingga pembahasan bidang yang telah ditentukan
lebih terfokus serta untuk pematangan materi sebelum di sidang plenokan (membahas
lebih spesifik, rinci, detail pada pokok permasalahan masing-masing komisi yang telah
ditentukan pada sidang pleno).
b. Dipimpin oleh ketua komisi serta dibantu sekretaris.
c. Ketua komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dalam komisi yang bersangkutan.
d. Sidang komisi beranggotakan peserta dan peninjau yang ditentukan oleh sidang pleno.
e. Keputusan pada sidang komisi bersifat non permanen (dapat berubah) kemudian dibawa
kedalam sidang pleno untuk mendapat keputusan terakhir.
2. Sidang Sub Komisi
Sidang ini lebih terbatas dalam sidang komisi guna mematangkan materi lebih lanjutan.
3. Sidang Pleno
a. Biasa disebut sebagai sidang besar yang diikuti oleh seluruh peserta sidang tanpa kecuali
(peserta dan peninjau).
b. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang.
c. Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Committee.
d. Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan
permusyawaratan.
e. Sidang Pleno dilakukan untuk memberi keputusan final agenda sidang yang telah
dirumuskan sebelumnya pada sidang komisi.
f. Termasuk kedalam kategori sidang ini adalah sidang pendahuluan yang biasanya untuk
menetapkan jadwal, tata tertib, pembahasan agenda dan pemilihan presidium sidang.
- Pengesahan Keputusan
“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirrabilalaamiin, hasil sidang/rapat dinyatakan sah.”
(tok tok tok)
- Menschorsing
“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim sidang kita schorsing/tunda selama 1 x 15
menit.” (tok)
“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim sidang kita schorsing/tunda selama 2 x 45
menit.” (tok tok)
- Mencabut Schorsing
“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbilalaamiin schorsing selama 1 x 15 menit saya
cabut.” (tok)
“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbilalaamiin schorsing selama 2 x 45 menit saya
cabut.” (tok tok)
PENUTUP
Demikianlah tulisan singkat tentang Teknik dan Etika Persidangan ini, semoga bermanfaat. Gali
terus ilmu pengetahuan dan banyak mebaca guna menambah wawasan. Harapan kesempurnaan
selalu muncul namun kekhilafan tak dapat dihindari, semoga ada koreksi dilain sisi. Semoga Allah
SWT., mengampuni dari segala bentuk kekukarangan ilmu saya. Terimakasih.