II
TEORI BARANG PUBLIK
Yang diperlukan oleh masyarakat saat ini adalah penyediaan barang publik yang
berkualits. Oleh karena itu pemerintah atau swasta harus memerhatikan aspek manfaat
yang optimal (utilitas) dari apa yang mereka sediakan untuk kepentingan masyarakat.
2.1. Pendahuluan
Pembahasan barang publik menarik untuk dicermati, baik dari sisi karakteristik
maupun problematika penyediaannya. Dalam teori ekonomi mikro dijelaskan bahwa
pengadaan barang publik tidak dapat dilakukan melalui mekanisme pasar persaingan
sempurna. Namun demikian secara teoritis, penyediaan barang publik dapat efisien bila
kita mengetahui permintaan dan penawarannya.
Karakteristik barang publik yang unik yaitu dapat digunakan secara bersama-
sama tanpa menghilangkan manfaat (Non Rivalry) dan tidak diperlukan prasyarat
pengorbanan biaya (Non Exclusive) menjadikan komoditas ini mayoritas disediakan oleh
pemerintah atau negara. Sebagai contoh, jalan raya. Komoditas ini dapat dinikmati oleh
setiap orang yang melaluinya secara bersama-sama tanpa menghilangkan manfaat
(utility), dan tidak diperlukan pengorbanan biaya atau gratis.
Namun dalam perjalanan waktu dan perubahan zaman, penyediaan barang publik
dewasa ini mulai melibatkan unsur swasta/perusahaan sebagai wujud tanggungjawab
sosial mereka kepada masayarakat dan pemerintah, atau yang ini sering disebut dengan
Corporate social Responsibility (CSR). Bahkan, disebabakan oleh keterbatasan
pendanaan pemerintah akibat rendahnya penerimaan negara dari pajak (PNP), inisiatif
swadaya masyarakat dalam pendanaan penyediaan barang publik seperti pembangunan
infrastruktur jalan pemukiman di wilayah perkotaan atau pembangunan taman-taman
oleh masyarakat, merupakan fenomena tersendiri yang biasa dilakukan masyarakat
negara-negara maju.
Jadi, ada bidang yang harus dilakukan oleh pemerintah, karena masyarakat secara
individual tidak mau atau tidak mampu melaksanakannya. Oleh karena itu, sejak
berkumandangnya tuntutan liberalisasi ekonomi, ternyata dalam proses selanjutnya
menghendaki adanya peran pemerintah yang sesuai, bukannya semua harus diserahkan
pada pasar. Artinya, ekonomi harus dibagi dua, yaitu ekonomi publik dan ekonomi pasar.
Sektor ekonomi publik dapat memberikan keuntungan dalam ekonomi, misalnya
program kesejahteraan yang menyangkut jaminan sosial yang beragam macam seperti
yang telah dilakukan oleh negara maju, maka pelaksanaan langsung oleh pemerintah
justru haruslah secara ekonomi akan memberikan keuntungan lebih besar bagi
masyarakat secara keseluruhan. Penggunaan bersama dapat jauh lebih murah daripada
penggunaan sendiri-sendiri. Hal ini didukung oleh teori ekonomi publik dan teori kelab
(theory of public goods dan club theory). Inti masalah adalah berupa tidak ada atau sulit
mengadakan hak pemilikan pada barang atau pelayanan yang dihasilkan.